OLEH :
FIRMAN NOOR
NIM. 20231420105131
TAHUN 2023
A. Perawat
1. Pengertian Perawat
Perawat memang memiliki fungsi serta perannya masing-masing. Hal tersebut
menjadi acuan para perawat saat melakukan tugas dan perannya dengan baik. Perawat adalah
tenaga yang bekerja secara professional memiliki kemampuan, kewenangan dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Peran perawat dapat diartikan sebagai
tingkah laku dan gerak gerik seseorang yang diharap oleh orang lain sesuai dengan
kedudukan dalam system, tingkah laku dan gerak gerik tersebut dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial di dalam maupun di luar profesi perawat yang bersifat konstan.
2. Fungsi Perawat
Fungsi utama dari seorang perawat adalah untuk membantu pasien dalam kondisi sakit
ataupun sehat. Hal tersebut untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan peran yang akan di jalankan seorang perawat
menurut Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani memiliki tiga fungsi dasar, sebagai berikut :
a. Pertama adalah fungsi independent merupakan fungsi mandiri dan tidak bergantung pada
tugas yang dilakukan orang lain. Hal tersebut dimana para perawat menjalankan tugasnya
dilakukan oleh diri sendiri dan keputusan sendiri dalam melakukan sebuah tindakan untuk
memenuhui kebutuhan dasar manusia.
b. Kemudia yang kedua adalah funsgi dependen perawat, yaitu fungsi perawat dalam
melaksanakan kegiatannya atas instruksi dari perawat lainnya.
c. Fungsi yang terakhir adalah interdependen artinya fungsi tersebut di lakukan dalam team
atau kelompok yang bersifat saling berketergantungan satu sama lain.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Perawat
a. Tugas perawat berdasarkan lokakarya tahun 1983 adalah sebagai berikut :
1. Since interset, yaitu perawat menyampaikan rasa hormat dan perhatian pada klien.
2. Explanation about the delay, yaitu perawat bersedia memberikan penjelasan dengan
ramah kepada kliennya apabila perawat terpaksa menunda pelayanan.
3. Perawat memperlihatkan kepada klien sikap menghargai (respect) yang tercermin
melalui perilaku perawat. Misalnya tersenyum, mengucapkan salam, bersalaman,
membungkuk, dan sebagainya.
4. Subject the patients desires, perawat saat melakukan komunikasi kepada klien, harus
berorientasi pada perasaan klien bukan pada keinginan atau kepentingan perawat.
5. Derogatory, perawat tidak membicarakan klien lain dihadapan pasien dengan maksud
menghina.
6. See the patient point of view, perawat mencoba memahami klien dari sudut pandang
klien serta menerima sikap kritis klien.
b. Tanggung jawab perawat bersumber dari kebutuhan individu terhadap perawatan (Nila,
2001). Sedangkan menurut Kusnanto (2004), tanggung jawab perawat kepada klien
mencakup aspek biologi, psikologi, sosial, kultural, dan spiritual dalam memenuhi
kebutuhan dasar klien, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu:
Itulah tujuan etika keperawatan yang wajib digaris bawahi. Terutama buat kamu yang
ngaku dan memiliki mimpi menjadi seorang perawat.
5. Fungsi Kode Etik Keperawatan
Etika keperawatan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1) Memberikan bimbingan kepada perawat secara sistematis dan ilmiah dalam memecahkan
permasalahan klien melalui asuhan keperawatan
2) Memberikan pedoman bahwa seorang perawat yang berkualitas adalah perawat yang
profesional, dapat melakukan pemecahan masalah dengan pendekatan komunikasi yang
efisien dan efektif.
3) Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan sebaik mungkin
sesuai dengan kebutuhan dan kemandirian di bidang kesehatan
4) Mendidik perawat untuk bersikap secara tepat, sistematis dan sesuai kode etik perawat,
agar pasien merasa senang, puas dan nyaman.
5) Membangun sikap kepemimpinan sekaligus sikap bertanggungjawab
6) Memotivasi perawat untuk terus melakukan penelitian sebagai wujud mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan
7) Dapat meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan
8) Memotivasi perawat menjalankan tugas, yaitu mengedukasi pasien agar hidup sehat
selepas pulang dari rumah sakit.
9) Mendorong perawat memiliki sikap loyalitas dan integritas bagi masyarakat
10) Mendorong perawat menjadi pribadi yang responsive, produktif dan berorientasi pada
masa depan.
C. Praktik Keperawatan
1. Pengertian Praktik Keperawatan
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan system
klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktik
keperawatan individual dan berkelompok. Pengaturan penyelenggaraan praktik keperawatan
bertujuan untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada penerima dan pemberi
jasa pelayanan keperawatan. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh perawat
2. Pentingnya Undang-undang Praktik Keperawatan
1) Alasan Filosofi. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat
kesehatan. Perawat berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan mulai dari pelayanan
pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa terpencil dan perbatasan. Tetapi
pengabdian tersebut pada kenyataannya belum diimbangi dengan pemberian perlindungan
hukum, bahkan cenderung menjadi objek hukum. Perawat juga memiliki kompetensi
keilmuan, sikap rasional, etis dan profesional, semangat pengabdian yang tinggi,
berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.
Disamping itu, Undang-Undang ini memiliki tujuan, lingkup profesi yang jelas, kemutlakan
profesi, kepentingan bersama berbagai pihak (masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak
terkait lainnya), keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi, fleksibilitas, efisiensi
dan keselarasan, universal, keadilan, serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesional.
2) Alasan yuridis. UU Nomor 36 tahun 2009, Pasal 63 ayat (4), secara eksplisit menyebutkan
bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau
ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu. Sedang pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa tenaga
kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya. Ditambah lagi, pasal 24 bahwa Tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. Disisi
lain secara teknis telah berlaku Keputusan Menteri Kesehatan
No.1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
3) Alasan sosiologis. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan semakin meningkat. Hal ini karena adanya pergeseran paradigma dalam
pemberian pelayanan kesehatan, dari model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada
diagnosis penyakit dan pengobatan, ke paradigmasehat yang lebih holistik yang melihat
penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan. Disamping itu,
masyarakat membutuhkan pelayanan keperawatan yang mudah dijangkau, pelayanan
keperawatan yang bermutu sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dan
memperoleh kepastian hukum kepada pemberian dan penyelenggaraan pelayanan
keperawatan.
D. Pelayanan Keperawatan
1. Pengertian Pelayanan Keperawatan
Menurut Pramono 2008 dalam Triwibowo 2013 mengatakan bahwa pelayanan
keperawatan adalah sikap profesional perawat selaku pemberi pelayanan kepada pasien yang
sedang menjalani proses penyembuhan untuk memberikan rasa nyaman pada diri setiap
pasien melalui lima dimensi mutu yaitu reliability keandalan, responsiveness Daya Tangkap,
tangibility Bukti Fisik, assurance jaminan, dan empathy empati yang diharapkan
menimbulkan perasaan puas pada diri pasien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk pelayanan professional yang berfokus
kepada pasien dengan mengutamakan pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual serta memberikan
rasa.
2. Filsofi Pelayanan Keperawatan
Filosofi keperawatan merupakan keyakinan dan nilai-nilai yang dimiliki oleh perawat
yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan berkualitas. Filosofi keperawatan
dapat dirumuskan atas dasar bahwa pasien merupakan makhluk holistik bio-psiko-sosio-
spiritual, seorang manusia yang senantiasa berada dalam rentang sehat-sakit , individu unik,
memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, memiliki kemampuan merespon,
makhluk yang bermartabat dan adaptif serta memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan secara professional.
3. Tujuan Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu organisasi yang harus memiliki tujuan
yang jelas dan dapat dipahami oleh semua pihak yang ada di organisasi tersebut. Tujuan yang
dibuat haruslah jelas arahnya, memiliki batasan target waktu untuk mencapainya, memiliki
kriteria untuk melihat seberapa besar tujuan tersebut tercapai serta bisa terukur. Tujuan
pelayanan keperawatan pada umumnya ditetapkan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kualitas pelayanan rumah sakit serta meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap profesi
keperawatan.
E. Asuhan Keperawatan
1. Pengertian Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah proses kegiatan pada praktik keperawatan yang secara
langsung ditujukkan kepada klien atau pasien di berbagai pelayanan kesehatan. Setelah itu,
keperawatan akan melaksanakan profesinya namun berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan dan
ilmu serta kiat keperawatan yang bersifat humanistic dan juga berdasarkan pada kebutuhan
objektif klien untuk menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi klien. Proses keperawatan
adalah salah satu metode yang efektif untuk menyelesaikan masalah yang dilakukan perawat
terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Dengan asuhan keperawatan maka dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmiah yaitu: logis, sistimatis, dinamis, dan terstruktur.
Jadi dapat artikan proses keperawatan adalah sebagai alat bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kepada pasien yang mana memiliki arti penting bagi kedua belah pihak
yaitu perawat dan klien.
2. Tujuan Asuhan Keperawatan
1) Membantu individu (klien) untuk mandiri.
3) Membantu klien ketika mengembangkan potensi dalam memelihara derajat kesehatan secara
optimal sehingga yang diharapkan tidak ketergantungan pada seseorang yang lain dalam
menjaga kesehatannya.
3) Memperoleh metode yang baku, sesuai, rational dan sistematis dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
Perlu diketahui bahwa perawat holistik dalam prosedurnya akan menggunakan berbagai
terapi penyembuhan yang terintegrasi. Selain mengikuti kaidah praktik medis tradisional,
perawat holistik juga bisa menggabungkan pengobatan komplementer dan alternatif. Beberapa
di antaranya dapat mencakup akupuntur, pijat terapeutik, dan saran diet. Perawat holistik juga
menggunakan citra, visualisasi, relaksasi, dan manajemen stres. Mereka juga memanfaatkan
teknik pernapasan dalam, termasuk terapi energi pada praktiknya, baik di tempat klinik, rumah
sakit, maupun praktik pribadi.
Terapi yang Digunakan oleh Perawat Holistik (Sumber: Survey AHNA , 2017)
Perawat holistik juga dapat memberikan suplementasi dengan herbal alami dengan
memahami bahwa obat-obatan alami tersebut tidak mengganggu pengobatan pasien yang
sedang berjalan saat ini. Perawat holistik akan memahami batas-batas praktik sebagai
penyedia perawatan kesehatan dan obat-obatan konvensional maupun non-konvensional.
Selain itu, perawatan holistik juga akan memberikan informasi, konseling, maupun bimbingan
untuk membantu seseorang dalam mengkoordinasikan perawatan mereka juga untuk
memahami kompleksitas (integrasi) antara berbagai profesi yang berkaitan dengan perawatan
kesehatan dan penyembuhan (tenaga kesehatan). Dikarenakan perawatan yang dilakukan
bersifat kompleks, maka kebutuhan dalam mengkoordinasikan perawatan diantara tenaga
kesehatan menjadi sangat penting. Perlu diketahui bahwa tenaga kesehatan dapat menjadi :
Tentu saja, perawat holistik akan melakukan peran utama dalam mengkoordinasikan
layanan yang terkait dengan perawatan dan penyembuhan.