Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang ikut berperan dalam upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan pada berbagai sarana pelayanan
kesehatan, baik di rumah sakit maupun di komunitas. Keperawatan
merupakan salah satu komponen profesi yang dianggap sebagai kunci
keberhasilan asuhan kesehatan di rumah sakit, karena selain jumlahnya yang
paling besar jika dibandingkan dengan profesi lain, juga karena selama
duapuluh empat jam perawat harus selalu berada di smaping klien. Sebagai
seorang profesional, perawat bertanggung jawab dan mengemban tanggung
gugat untuk membuat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang
asuhan keperawatan yang diberikan.

Agar perawat dapat melakukan tugasnya dengan baik, setiap perawat


harus memahami dan mampu menerapakan pelayanan keperawatan sesuai
dengan filosofi yang dianut. Pada dasarnya dalam pelayanan keperawatan
yang berkualitas ada tiga pokok penting, antara lain: pendekatan sikap
berkaitan dengan kepedulian pada klien, upaya untuk melayani dengan
tindakan terbaik, serta tujuan untuk memuaskan klien yang berorientasi pada
standar pelayanan. Pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila dapat
memnuhi hak-hak klien yang telah disepakati oleh komunitas profesi itu
sendiri, dan pemenuhan hakhak klien sangat bergantung pada kompetensi
profesional tenaga keperawatannya. Perawat dapat dikatakan profesioanl
apabila telah memiliki kompetensi yang diharapkan, yaitu kompetensi
intelektual, interpersonal, dan tehnikal, serta berlandaskan pada etika profesi.
Oleh karena itu seorang profesional harus memiliki orientasi pelayanan,
standar praktik, dan kode etik untuk melindungi masyarakat, serta memajukan
profesinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori etika keperawatan?


2. Bagaimana kode etik keperawatan?
3. Apa saja issu etika keperawatan?
4. Bagaimana pengambilan keputusan etis?

1
1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami teori etika keperawatan.


2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kode etik keperawatan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami issu etika keperawatan
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengambilan kepeutusan
etis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Etika Keperawatan

Dalam lietratur keperawatan dikatakan bahwa etika dimunculkan sebagai


moralitas, pengakuan kewenangan, kepatuhan dan peraturan, etika sosial, loyal
pada rekan kerja, serta bertanggung jawab dan mempunyai sifat kemanusiaan.
Untuk menja di seorang profesional yang mampu berpartisipasi secara aktif dalam
dimensi etik praktik keperawatan, perawat harus secara terus-menerus
mengembangkan suatu perasaan yang kuat tentang identitas moral mereka,
mencari dukungan dari sumber profesional yang ada, serta mengembangkan
kemampuan dalam bidang etik.

Etika keperawatan sebagai tuntutan bagi profesi perawat bersumber dari


pernyataan Florence Nightingale dalam ikrarnya (Nightingale Pledge), yang
berbunyi sebagai berikut. “Saya sungguh-sungguh berjanji pada Tuhan dan demi
keberadaan majelis ini, untuk menjalani hidup saya dalam kesucian dan
melaksanakan profesi saya dengan setia”

“Saya akan pantang melakukan apapun yang merugikan atau


mencelakakan, dan tidak akan mengambil atau dengan sengaja memberikan obat
yang berbahaya”

“Dengan segala upaya, saya akan mengangkat standar profesi saya dan akan
menjaga kepercayaan semua hal yang bersifat pribadi, yang diberikan untuk saya
jaga, dan semua affair keluarga yang saya ketahui dalam praktik panggilan saya”

Selanjutnya pernyataan tersebut dianggap sebagai ikrar profesi


keperawatan pada masyarakat. Perawat mengemban identitas profesional dengan
berikrar untuk mengerti, menerjemahkan dan memperluas pohon pengetahuan,
mengkritik dan mengatur diri dengan disiplin yang sama, serta membudayakan
sikap dan tingkah laku terpuji-yang kemudian dijadikan sebagai acuan.

Teori etika mencakup bentuk pengetahuan yang kompleks, secara umum ada
dua teori penting yang harus dipahami tentang etika, yaitu Utilitarianism dan
Deontologi.

3
1. Teori Utilitarianism Sumijatun (2009), utilitarianism merupakan salah
satu teori spesifik dari teleologi yang lebih mencerminkan pada pengambilan
keputusan yang terbaik dari sejumlah pilihan atau tindakan yang dianggap oleh
sebagian besar orang baik. Selain itu juga dilihat ketepatan dan kuatnya alasan
mengapa pilihan atau tindakan tersebut dilakukan. Sedangkan Teleologi sendiri
pada umumnya lebih banyak melihat pada konsekuensi kegiatan yang dapat
dinyatakan benar dan salah. Dalam Huda M., 2008, dikatakan bahwa etika
teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan itu, atau berdasarkan tujuan
yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkannya baik dan berguna. Oleh karena itu etika teleologi juga
diidentikkan dengan teori utillitarian, yakni baik buruknya sesuatu berdasarkan
sifat berguna atau tidaknya.

Utulitarianism adalah posisi orientasi komunitas yang berfokus pada


konsekuensi dan lebih mempunyai hal-hal yang baik dalam jumlah besar dan
mendatangkan kebahagiaan untuk banyak orang serta mempunyai konsekuensi
kerugian yang sedikit atau minimal. Kesenangan seseorang sangat diperhatikan,
mempertimbangkan tindakan yang alami, dan dihubungkan dengan prinsip-prinsip
tanpa memikirkan posisi seseorang atau konsekuensi dari suatu tindakan.

2. Teori Deontologi Deon berasal dari kata Yunani yang artinya adalah
kewajiban yang akan dilakukan, perbuatan/tindakan tidak mengukur berdasarkan
baik buruknya hasil/dampaknya, suatu melainkan berdasarkan maksud pelaku
dalam melaksanakan perbuatan tersebut. Pendekatan deontologi berfokus pada
kegiatan atau ukuran moral, pengambilan keputusan dengan pendekatan
deontologi akan selalu menjaga pada ukuran itu sendiri. Keputusan diambil
dengan mempertimbangkan keadaan pada saat itu dan dibandingkan dengan
dampaknya apabila keputusan tesebut diambil.

2.2 Kode Etik Keperawatan

Kode etik dari bahasa Latin codex yang berarti himpunan, kode etik adalah
usaha meghimpun apa yang tersebar serta menghimpun norma-norma yang
disepakati dan ditetapkan oleh dan untuk anggota profesi tertentu.

Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan/dasar terhadap keputusan yang


menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model moralitas yang
konsekuen dan absolut. Landasan utama dalam kode etik adalah prinsip

4
penghargaan terhadap orang lain yang diikuti dengan prinsip otonomi yang
menempatkan klien sebagai fokus dari keputusan yang rasional.

Kode etik keperawatan dari berbagai sumber yaitu:

2.2.1 Kode Etik International Council of Nurses

Tanggung jawab dasar bagi seorang perawat terbagi menjadi empat, yaitu
meningkatakan kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki kesehatan, dan
mengurangi penderitaan. Kebutuhan terhadap keperawatan bersifat universal.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, komunitas,
serta mengoordinasi pelayanan mereka dengan kelompok yang terkait.

Perawat dan Individu

1. Tanggung jawab utama perawat adalah pada mereka yang membutuhkan


asuhan keperawatan.

2. Perawat dalam memberikan perawatan, meningkatkan kondisi di mana


kebiasaan dan kepercayaan individu bersangkutan dihargai.

3. Perawat menjaga kerahasiaan informasi pribadi serta menggunakan


pertimbangan dalam membagi informasi tertentu.

Perawat dan Praktik

1. Perawat memiliki tanggung jawab pribadi pada praktik keperawatan dan dalam
mempertahankan kompetensi dengan terus belajar. Perawat mempertahankan
standar asuhan keperawatan tertinggi yang mungkin dalam realita situasi tertentu.

2. Perawat menggunakan pertimbangan dalam hubungannya dengan kompetensi


individual ketika menerima dan mengalihkan tanggung jawab.

3. Ketika bertindak dalam kapasitas profesional, seorang perawat harus selalu


mempertahankan standar perilaku pribadi yang merefleksikan kemampuan dalam
profesinya.

Perawat dan Masyarakat

Perawat dan anggota masyarakat lainnya membagi tanggung jawab untuk


mengadakan dan mendukung tindakan dalam memenuhi kebutuhan sosial dan
kesehatan penduduk

5
Perawat dan Sejawat

Perawat mendukung hubungan kooperatif dengan rekan sekerja dalam


keperawatan dan dari bidang lain. Perawat mengambil tindakan yang diperlukan
untuk melindungi individu ketika perawatannya terancam oleh rekan sekerja atau
orang lain.

Perawat dan Profesi

1. Perawat memainkan peran utama dalam menetapkan dan


mengimplementasikan standar yang diharapkan dalam praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan.

2. Perawat turut aktif dalam pengembangan inti pengetahuan profesional.

3. Perawat bertindak dalam organisasi profesi, berpartisipasi dalam


menetapkan serta mempertahankan kondisi kerja sosial dan ekonomi yang
wajar dalam keperawatan.

2.2.2 Kode Etik American Nurses Association

1. Perawat memberikan pelayanan dengan menghargai martabat manusia


dan keunikan klien tanpa mempertimbangkan status sosial atau ekonomi,
kepribadian, atau sifat masalah kesehatan.

2. Perawat melindungi hak terhadap kerahasiaan informasi tertentu.

3. Perawat bertindak sebagai pelindung klien dan masyarakat ketika


perawatan kesehatan dan keamanan dipengaruhi oleh praktik yang tidak
kompeten, tidak berdasarkan etik, atau bersifat ilegal terhadap siapapun.

4. Perawat memikul tanggung jawab dan tanggungan gugat untuk


tindakan dan pertimbangan keperawatan individual.

5. Perawat mempertahankan kompetensi dalam keperawatan.

6. Perawat melatih pertimbangan dan menggunakan kompetensi serta


kualifikasi individual sebagai kriteria dalam mencari konsultasi, menerima
tanggung jawab, dan menyerahkan aktivitas keperawatan kepada orang
lain.

7. Perawat berpartisipasi dalam aktivitas membantu pengembangan


pengetahuan profesi.

6
8. Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi melakukan implementasi
serta meningkatkan standar keperawatan.

9. Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi melindungi masyarakat dari


terjadinya salah informasi dan salah interpretasis serta mempertahankan
integritas keperawatan. 10. Perawat melakukan kerjasama dengan anggota
profesi kesehatan lain masyarakat dalam meningkatkan usaha komunitas
dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan umum.

2.2.3 Kode Etik Canadian Nurses Association Klien Nilai

 Nilai I: menghargai kebutuhan dan nilai klien Seorang perawat


memperlakukan klien dengan menghormati kebutuhan dan nilai mereka.
 Nilai II: menghargai pilihan klien Berdasarkan penghargaan dan hak klien
untuk mengontrol perawatan mereka sendiri, asuhan keperawatan
merefleksikan penghargaan hak untuk memilih yang dimiliki klie.
 Nilai III: kerahasiaan Perawat memegang kerahasiaan seluruh informasi
mengenai klien yang dipelajari dalam lingkungan perawatan kesehatan.
 Nilai IV: harga diri klien Perawat dipandu dalam menghargai harga diri
klien.
 Nilai V: kompetensi asuhan keperawatan Perawat memberikan perawatan
yang kompeten kepada klien.

Peran dan Hubungan Keperawatan

 Nilai VI: praktik, pendidikan, penelitian, dan administrasi keperawatn


Perawat mempertahankan rasa percaya dalam perawatan dan keperawatan.
 Nilai VII: kerja sama dalam asuhan keperawatan Perawat menghargai
dukungan dan keahlian rekan sejawat dalam keperawatan dan bidang
lainnya sebagai sesuatu yang penting untuk perawatan kesehatan yang
baik.
 Nilai VIII: perlindungan terhadap klien dari ketidakpercayaan Perawat
melakukan langkah-langkah untuk meyakinkan bahwa klien menerima
perawatan yang profesional dan etis
 . Nilai IX: kondisi kepegawaian Kondisi kepegawaian harus dilakukan
dengan cara yang positif, untuk perawatan klien dan kepuasan profesional
perawatan.
 Nilai X: tindakan kerja Tindakan kerja yang dilakukan oleh perawat
ditujukan pada kondisi melindungi kepegawaian sehingga memungkinkan
perawatan yang aman dan layak bagi klien dan meningkatkan kepuasan
profesional perawat.

7
Etik Keperawatan masyarakat

 Nilai XI: edvokasi terhadap minat klien, komunitas, dan masyarakat


Perawat melindungi minat klien.
 Nilai XII: menunjukkan nilai dan etik keperawata Perawat menunjukkan
nilai dan etik keperawatan pada rekar kerja dan orang lain.

Profesi Keperawatan

 Nilai XIII: tanggung jawab asosiasi perawat profesional Organisasi


perawat profesional bertanggung jawab atas penjelasan, perlindungan, dan
mempertahankan tindakan keperawatan secara etis. Upaya menjalankan
tugas ini menurut organisasi perawat profesional tetap bersifat responsif
terhadap hak, kebutuhan, serta legitimasi klien dan perawat.

2.2.4 Kode Etik Perawat Indonesia

Keputusan Munas VI PPNI di Bandung, Nomor: 09/MUNASVI/PPNI/2000


tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia.

Mukadimah

Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraab


fisik, material, dan mental, spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah
Republik Indonesia, maka kehidupan profesi keperawatan di Indonesia
berpedoman kepada sumber asalnya yaitu

kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.

Warga keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan


keperawatan bersifat universal bagi klien (individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat), oleh karenanya pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu
berdasarkan pada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan
kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur,
jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut, serta kedudukan sosial.

Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada klien, cakupan


tanggung jawab perawat Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan,
mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan, serta
memulihkan kesehatan yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayanan
paripurna.

8
Dalam mmelaksanakan tugas profesional yang berdaya guna dan berhasil
guna, para perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang luhur dengan
ilmu dan keterampilan yang memadai serta dengan kesadaran bahwa pelayanan
yang diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh.

Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas


pengabdian untuk kepentingan kamanusiaan, bangsa, dan tanah air; Persatuan
Perawat Nasional Indonesia menyadari bahwa perawat Indonesia yang berhiwa
Pancasila dan berlandaskan pada UndangUndang Dasar 1945 merasa terpanggil
untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung
jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti yang tertera berikut.

Perawat dan Klien

1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat


dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut, serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama klie.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuahn keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
deperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.

Perawat dan Praktik

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang


keperawatan melalui belajar terus-menerus.

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai denngan kebutuhan klien

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang


adekuat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi, dan memberikan delegasi
kepada orang lalin.

9
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional. Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat.

Perawat dan Teman Sejawat

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan perawat maupun


denngan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberiakan
pelyanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal.

Perawat dan Profesi

1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan


pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi membangun dan memelihara
kondisi kerja kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.

Dengan melihat contoh-contoh dari kode etik tersebut, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa setiap profesi-termasuk perawat-telah mengembankan kode
etik yang menjelaskan tindakan profesional. Walaupun kode etik keperawatan dari
berbagai sumber berbeda, tetapi semuanya merefleksikan prinsip-prinsip etik.

2.3 Masalah/Issu Etik Keperawatan

Setelah beberapa penjelasan mengenai teori etika keperawatan, kode etik


perawat dalam praktek keperawatan, masalah etik menimbulkan konflik antara
kebutuhan pasien dengan harapan perawat. Masalah eika keperawatan pada

10
dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah
etika biomedis atau bioetis.

Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti:
evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan
yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati. Disini akan dibahas sekilas
beberapa hal yang berikaitan dengan masalah etik yang berkaitan lansung pada
praktik keperawatan.

a. Konflik Etik antara Teman Sejawat

Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian


kesejahteraan pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka
perawat harus mampu mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang buruk
dan tidak bijak, serta berupaya untuk mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah
yang sering kali menimbulkan konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan
keperawatan dan juga terhadap teman sejawat. Dilain pihak perawat harus
menjaga nama baik antara teman sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang
melakukan pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan
bijaksana.

b. Menghadapi penolakan pasien terhadap Tindakan keperawatan atau


pengobatan
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-
bentuk pengobatan sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi
yang memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan kondisinya.

Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan dipengaruhi


oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh cepat,
keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan
keperawatan merupakan hak pasien dan merupakan hak outonmy pasien, pasien
berhak memilih, menolak segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak
sesuai dengan dirinnya, yang perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi
kondisi ini sehingga tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan masalah-masalah
lain yang lebih tidak etis.

11
c. Masalah antara peran merawat dan mengobati

Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali
peran ini menjadai kabur dengan peran mengobati. Masalah antara peran sebagai
perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan
yang melakuka pengobatan banyak terjadi di Indonesia, terutama oleh perawat
yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

Dari hasil penelitian, Sciortio (1992) menyatakan bahwa pertentangan antara


peran formal perawat dan pada kenyataan dilapangan sering timbul dan ini bukan
saja masalah Nasional seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di Negara-negara
lain.Walaupun tidak diketahui oleh pemerintah, pertentangan ini mempunyai
implikasi besar. Antara pengetahuan perawat yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan yang kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas sebagai bentuk
perlindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak jelas
penyelesaiannya.

d. Berkata Jujur atau Tidak jujur

Di dalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat


tidak merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan
perawat adalah benar (jujur) sesuai kaedah asuhan keperawatan. Sebagai contoh:
sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh pasien
berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab “tidak apa-apa ibu/bapak,
bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk
menyenangkan pasien karena tidak mau pasiennya sedih karena kondisinya dan
tidak mau pasien takut akan suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi
tersebut perawat telah mengalami dilema etik. Bila perawat berkata jujur akan
membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur,
perawat melanggar hak pasien. Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang berarti
mencuri barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang sudah
meninggal dan setalah pasien meninggal ada barangbarang berupa obat-obatan
sisa yang belum dipakai pasien, perawat dengan seenaknya membereskan obat-
obatan tersebut dan memasukan dalam inventarisasi ruangan tanpa seijin keluarga
pasien. Hal ini sering terjadi karena perawat merasa obat-obatan tersebut tidak ada
artinya bagi pasien, memang benar tidak artinya bagi pasien tetapi bagi keluarga
kemungkinan hal itu lain. Yang penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan
informai yang jelas terhadap keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu

12
merupakan hal yang sangat penting, Karena walaupun bagaimana keluarga harus
tahu secara pasti untuk apa obat itu diambil.

Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain
bahwa menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak
dibenarkan karena setiap tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap
peralatan dan barang din tempat kerja.

2.3.1 Dilema Etik

Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif
yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak
memuaskan sebanding.

Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat
keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan
bukan emosional. Kerangka Pemecahan Masalah Etik:

a. Mengembangkan data dasar


b. Mengidentifikasi konflik
c. Membuat tindakan alternatif
d. Menentukan siapa yang terlibat dan siapa pengambil keputusan
e. Mengidentifikasi kewajiaban perawat
f. Membuat keputusan

Contoh permasalah etik dalam keperawatan:

Kasus II: Tn Rudi adalah seorang perawat, pada waktu dinas dia bekerja
dibawah pengaruh alkohol, sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Laporan dari perawat lain yang bekerja pada shif yang sama, bahwa dari mulut Tn
Rudi tercium alkohol dari nafasnya.

Setelah ada laporan, perawat manajer (kepala ruangan) melakukan


pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan ditemukan minuman beralkohol dalam loker
Tn Rudi. Tindakan perawat manajer adalah menegur langsung kepada Tn Rudi
agar tidak mengkonsumsi alkohol selama dinas, dan membebas tugaskan Tn Rudi
selama 2 minggu dengan tidak dibayar. Selain itu perawat manajer juga membuat
jadwal rotasi ulang. Perawat manajer juga merencanakan adanya pertemuan
kelompok untuk membahas kasus Tn Rudi tersebut.

13
Reaksi Tn Rudi setelah ketemu dengan perawat manajer adalah berjanji tidak
akan minum alkohol lagi selama bertugas. Dia bereaksi defensif dan mengatakan
jika perawat manajer over akting. Selama pertemuan Tn Rudi tampak sedih, dan
minta untuk dapat bekerja lagi, karena ia mempunyai 4 orang anak.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Teori etika mencakup bentuk pengetahuan yang kompleks, secara umum


ada dua teorI penting yang harus dipahami tentang etika, yaitu Utilitarianism dan
Deontologi.

Kode etik keperawatan dari berbagai sumber yaitu: kode etik International
Council of Nurses, kode etik American Nurses Assosciation, kode etik Canadian
Nurses Association,kode etik Perawat Indonesia.

Masalah eika keperawatan pada dasarnya merupakan masalah etika


kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah etika biomedis atau bioetis.

Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan
dan tidak memuaskan sebanding. Pengambilan keputusan merupakan suatu
tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara
matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan
klinik.

3.2 Saran

Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama


bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya
nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan
berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan). Dalam setiap
melakukan tindakan perawat dituntut untuk dapat bertindak secara mandiri

14
maupun secara kolaborasi. Namun, tetap ingat akan etika-etika keperawatan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Setyawan, Dody. 2012. Etik, Dilema Etik Dan Contoh Kasus Dilema Etik.
http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contohkasus.html
(diakses pada tanggal 26 Oktober 2012, pukul 15.25)

Donnelly,Pl(2000).Etika dan budaya keperawatan.journal of transcultural


nursing,11(2),119-126.

http://health-faillafriends.blogspot.co.id/2012/03/etika keperawatan.html

15

Anda mungkin juga menyukai