PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
“Dengan segala upaya, saya akan mengangkat standar profesi saya dan akan
menjaga kepercayaan semua hal yang bersifat pribadi, yang diberikan untuk saya
jaga, dan semua affair keluarga yang saya ketahui dalam praktik panggilan saya”
Teori etika mencakup bentuk pengetahuan yang kompleks, secara umum ada
dua teori penting yang harus dipahami tentang etika, yaitu Utilitarianism dan
Deontologi.
3
1. Teori Utilitarianism Sumijatun (2009), utilitarianism merupakan salah
satu teori spesifik dari teleologi yang lebih mencerminkan pada pengambilan
keputusan yang terbaik dari sejumlah pilihan atau tindakan yang dianggap oleh
sebagian besar orang baik. Selain itu juga dilihat ketepatan dan kuatnya alasan
mengapa pilihan atau tindakan tersebut dilakukan. Sedangkan Teleologi sendiri
pada umumnya lebih banyak melihat pada konsekuensi kegiatan yang dapat
dinyatakan benar dan salah. Dalam Huda M., 2008, dikatakan bahwa etika
teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan itu, atau berdasarkan tujuan
yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkannya baik dan berguna. Oleh karena itu etika teleologi juga
diidentikkan dengan teori utillitarian, yakni baik buruknya sesuatu berdasarkan
sifat berguna atau tidaknya.
2. Teori Deontologi Deon berasal dari kata Yunani yang artinya adalah
kewajiban yang akan dilakukan, perbuatan/tindakan tidak mengukur berdasarkan
baik buruknya hasil/dampaknya, suatu melainkan berdasarkan maksud pelaku
dalam melaksanakan perbuatan tersebut. Pendekatan deontologi berfokus pada
kegiatan atau ukuran moral, pengambilan keputusan dengan pendekatan
deontologi akan selalu menjaga pada ukuran itu sendiri. Keputusan diambil
dengan mempertimbangkan keadaan pada saat itu dan dibandingkan dengan
dampaknya apabila keputusan tesebut diambil.
Kode etik dari bahasa Latin codex yang berarti himpunan, kode etik adalah
usaha meghimpun apa yang tersebar serta menghimpun norma-norma yang
disepakati dan ditetapkan oleh dan untuk anggota profesi tertentu.
4
penghargaan terhadap orang lain yang diikuti dengan prinsip otonomi yang
menempatkan klien sebagai fokus dari keputusan yang rasional.
Tanggung jawab dasar bagi seorang perawat terbagi menjadi empat, yaitu
meningkatakan kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki kesehatan, dan
mengurangi penderitaan. Kebutuhan terhadap keperawatan bersifat universal.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, komunitas,
serta mengoordinasi pelayanan mereka dengan kelompok yang terkait.
1. Perawat memiliki tanggung jawab pribadi pada praktik keperawatan dan dalam
mempertahankan kompetensi dengan terus belajar. Perawat mempertahankan
standar asuhan keperawatan tertinggi yang mungkin dalam realita situasi tertentu.
5
Perawat dan Sejawat
6
8. Perawat berpartisipasi dalam upaya profesi melakukan implementasi
serta meningkatkan standar keperawatan.
7
Etik Keperawatan masyarakat
Profesi Keperawatan
Mukadimah
8
Dalam mmelaksanakan tugas profesional yang berdaya guna dan berhasil
guna, para perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang luhur dengan
ilmu dan keterampilan yang memadai serta dengan kesadaran bahwa pelayanan
yang diberikan merupakan bagian dari upaya kesehatan secara menyeluruh.
9
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional. Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat.
Dengan melihat contoh-contoh dari kode etik tersebut, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa setiap profesi-termasuk perawat-telah mengembankan kode
etik yang menjelaskan tindakan profesional. Walaupun kode etik keperawatan dari
berbagai sumber berbeda, tetapi semuanya merefleksikan prinsip-prinsip etik.
10
dasarnya merupakan masalah etika kesehatan, yang lebih dikenal dengan istilah
etika biomedis atau bioetis.
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti
berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian
pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa
permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti:
evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan
yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati. Disini akan dibahas sekilas
beberapa hal yang berikaitan dengan masalah etik yang berkaitan lansung pada
praktik keperawatan.
11
c. Masalah antara peran merawat dan mengobati
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali
peran ini menjadai kabur dengan peran mengobati. Masalah antara peran sebagai
perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan
yang melakuka pengobatan banyak terjadi di Indonesia, terutama oleh perawat
yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
12
merupakan hal yang sangat penting, Karena walaupun bagaimana keluarga harus
tahu secara pasti untuk apa obat itu diambil.
Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain
bahwa menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak
dibenarkan karena setiap tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap
peralatan dan barang din tempat kerja.
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif
yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak
memuaskan sebanding.
Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat
keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan
bukan emosional. Kerangka Pemecahan Masalah Etik:
Kasus II: Tn Rudi adalah seorang perawat, pada waktu dinas dia bekerja
dibawah pengaruh alkohol, sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian obat.
Laporan dari perawat lain yang bekerja pada shif yang sama, bahwa dari mulut Tn
Rudi tercium alkohol dari nafasnya.
13
Reaksi Tn Rudi setelah ketemu dengan perawat manajer adalah berjanji tidak
akan minum alkohol lagi selama bertugas. Dia bereaksi defensif dan mengatakan
jika perawat manajer over akting. Selama pertemuan Tn Rudi tampak sedih, dan
minta untuk dapat bekerja lagi, karena ia mempunyai 4 orang anak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kode etik keperawatan dari berbagai sumber yaitu: kode etik International
Council of Nurses, kode etik American Nurses Assosciation, kode etik Canadian
Nurses Association,kode etik Perawat Indonesia.
Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada
alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan
dan tidak memuaskan sebanding. Pengambilan keputusan merupakan suatu
tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara
matang oleh perawat, terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan
klinik.
3.2 Saran
14
maupun secara kolaborasi. Namun, tetap ingat akan etika-etika keperawatan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika.
Setyawan, Dody. 2012. Etik, Dilema Etik Dan Contoh Kasus Dilema Etik.
http://nersdody.blogspot.com/2012/03/etik-dilema-etik-dan-contohkasus.html
(diakses pada tanggal 26 Oktober 2012, pukul 15.25)
http://health-faillafriends.blogspot.co.id/2012/03/etika keperawatan.html
15