OLEH :
Isna
NIM : 202013024
DOSEN PEMBIMBING :
PENDAHULUAN
peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan
pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memeerlukan landasan komitmen yang
Sikap etos professional yang kokoh dari setiap perawat akan tercemin disetiap langkahnya ,
termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh
karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan motral serta penenrapannya menjadi
bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nila-nilai
PEMBAHASAN
A. Konsep Etika
> Pengertian
Etika adalah sikap etis yang wajib dimiliki oleh seluruh perawat sebagai
Dari konsep pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu
dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat ukur ini, keputusan diambil berdasarkan
kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat.
profesisecara terus menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru. Dan
agar perawat manjadi wasit untuk anggota profesi yang bertindak kurang
berguna bagi perawat dalam menghadapi masalah etik pada praktek klinik sehari-
hari (Bijani, 2017). Untuk menjamin praktek dilakukan secara professional, penting
bagi perawat untuk memenuhi prinsip-prinsip etik karena perawat secara langsung
Salah satu cara memenuhi prinsip-prinsip etik yaitu perawat membutuhkan kompetensi
professional dan kerangka kerja yang disediakan oleh kode etik sebagai standar pelayanan dan
penilaian yang benar selama bekerja (Heikkinen, Sala, Radaelli, & Leino-kilpi, 2006; Verpeet,
2005).
Secara global perawat di seluruh dunia memiliki kode etik keperawatan yang dibuat oleh
organisasi profesi setiap negara, misalnya di Amerika dikenal dengan American Nurse
kepentingan 3,1 juta perawat untuk memajukan profesi keperawatan dengan mendorong standar
sebagai berikut.
kesehatannya.
Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi
terancam oleh praktik seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau ilegal.
profesi.
perawat.
para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung
jawab masing-masing perawat serta hasil yang ingin dicapai dan bagaimana
jawab atas
jelas tentang uraian tugas dan spesifikasinya serta dapat dicapai berdasarkan standar
yang berlaku atau yang disepakati. Hal ini berarti perawat mempunyai tanggung
jawab yang dilandasi oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi
instansi terkait.
Nilai-nilai Keperawatan
ketekunan.
Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif,
Freedom (Kebebasan)
Justice (Keadilan)
Truth (Kebenaran)
menjadi sangat
mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini
berkualitas berdasarkan standar perilaku etika yang etis dalam praktek asuhan
dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat. Perilaku yang
segala konsekuensinya
Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana perawat dapat membagi
waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien, merupakan suatu kewajaran yang
kenyataan.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau kebiasaaan. Pengertian
moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku” dan
“nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat tempat ia tinggal.
Moral hampir sama dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar
atau salah. Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan
praktek professional.
Kedua istilah diatas, etika, dan moral sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika
lebih dititik beratkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati
peraturan hukum, dan undang-undang yang membedakan benar salah dalam moralitas.
manusia. Diantara berbagai pernyataan ini, yang lazim termaktub dalam standar praktik
keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi,
1. Advokasi
Istilah advokasi sering digunakan dalam hukum yang berkaitan dengan upaya
melindungi hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela diri. Arti advokasi
menurut ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Definisi ini mirip dengan yang dinyatakan Gadow
(1983) bahwa “advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan
bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri”.
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-
hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan
kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan
prinsip dan asuhan. Perawat atau yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan
a. Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh
kesembuhan pasien.
mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistik sehingga berposisi sebagai advokat
Pada dasarnya, peran perawat sebagai advokat klien adalah memberi informasi dan
memberi bantuan kepada klien atas keputusan apa pun yang di buat kilen, memberi
informasi berarti menyediakan informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien,
memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi.
Dalam menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan kepada klien bahwa
mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan
sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain, sedangkan peran nonaksi
Dalam menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus menghargai klien sebagai
Contoh : Tuan A mengalami luka bakar. Dokter X yang merupakan mahasiswa kedokteran
masih belum lulus ujian tekhnik amputasi, jadi agar lulus ujian tersebut Dokter X
berinisiatif mengamputasi Tuan A, padahal luka bakar yang dialami Tuan A tersebut tidak
parah dan sangat mempunyai kemungkinan besar untuk sembuh. Tentu saja perawat yang
bertugas merawat tuan a tidak tinggal diam dan langsung menegur dokter tersebut bahkan
terjadi perdebatan antar keduanya. Berkat perjuangan perawat tersebut Tuan A tidak
diamputasi
2. Responsibilitas
tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di
masa yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi
tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan
diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang
Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap, keterampilan,
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
Misalnya; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan
perilaku perawat.
d. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the
Misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan apabila
perawat berorientasi pada kepentingan perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa
pekerjaan saya itu banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau
dilayani terus”
(derogatory)misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding
f. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut
pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana
saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.
3. Akuntabilitas
Akuntabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu
hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan
profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang
dilakukannya.
direktur, Sebagai profesional perawat memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan
sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim
dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini
c. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya ?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input,
mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu Mencuci kuku, telapak tangan,
Pada dasarnya moral dalam praktek keperawatan mempunyai prinsip- prinsip sebagai
berikut :
Suatu bentuk hak individu dalam mengatur kegiatan/prilaku dan tujuan hidup
individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap
untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Bagian dari apa
yang didiperlukan dalam ide terhadap respect terhadap seseorang, menurut prinsip ini adalah
menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah pilihan seperti itu adalah
kepentingannya. (Curtin, 2002). Permasalahan dari penerapan prinsip ini adalah adanya
variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat
kesadaran, usia, penyakit, lingkungan Rumah SAkit, ekonomi, tersedianya informsi dan
lain-lain (Priharjo, 1995). Contoh: Kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa
2. Kebebasan (freedom)
Prilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan
pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun bebas menentukan pilihan yang menurut
Contoh : Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan
yang diberikan.
3. Kebenaran (Veracity) à truth
Melakukan kegiatan/tindakan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang tidak
bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987)
didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Suatu kewajiban
untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain. Kebenaran
merupakan hal yang fundamental dalam membangun hubungan saling percaya dengan
pasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien yang
memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam keadaan terminal
menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur (Veatch, 1978).
Contoh : Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang
Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (facione et all, 1991). Merupakan suatu
prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu. Artinya individu mendapat tindakan
yang sama mempunyai kontribusi yang relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang.
Prinsip dari keadilan menurut beauchamp dan childress adalah mereka uang sederajat harus
diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat,
Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka menurut prinsip
ini harus mendapatkan sumber-sumber yang besar pula, sebagai contoh: Tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal maupun di ruang VIP harus
sama.
lain.(Aiken, 2003).
Contoh : Bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang
side driil.
6. Kemurahan Hati (Benefiecence)
tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain. Merupakan prinsip
untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain/pasien. Prinsip ini sering kali
sulit diterapkan dalam praktek keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering
memberikan dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah
perawat bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien.Contoh: Setiap
perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.
7. Kesetiaan (fidelity)
Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan dan tanggung jawab,
memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan sebagai tanggung jawab untuk tetap
setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien
perhatian/kepedulian. Peduli kepada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan.
Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dari praktek keperawatan,
terutama pada pasien dalam kondisi terminal (Fry, 1991). Rasa kepedulian perawat
Contoh: Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak
8. Kerahasiaan (Confidentiality)
semua informsi tentang pasien dan perawat menyadari bahwa pasien mempunyai hak
istimewa dan semua yang berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk disebarluaskan
menceritakan rahasia klien pada orang lain, kecuali seijin klien atau seijin keluarga
9. Hak (Right)
Berprilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan dan moralitas,
mengetahui informasi tentang penyakit dan segala sesuatu yang perlu diketahuinya.
1. Justice (Keadilan)
Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat dilihat dari Justice, adalah:
tidak etis, dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan fakta.
2. Truth (kebenaran)
Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang berhubungan denganperawt yang
keperawatan secara akurat dan jujur, Mendapatkan data secara lengkap sebelum membuat
3. Aestheti
Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada pemberian kepuasan dengan
menyenangkan bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri
dan orang lain, Penampilan diri yang dapat meningkatkan “image” perawat yang positif
4. Altruism
Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang ditunjukan yaitu:
penuh saat merawat klien, Membantu orang lain/perawat lain dalam memberikan asuhan
keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya, Tunjukan kepedulian terhadap isu dan
5. Equality (Persamaan)
Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang dapt ditunjukan oleh perawat yaitu:
perawat yang berhubungan dengan equality: Memberikan nursing care berdasarkan kebutuhan
6. Freedom (Kebebasan)
Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat yaitu:
Confidence, Hope, Independence, Openness, Self direction, Self Disciplin, kegiatan yang
berhubungan dengan Freedom: Hargai hak klien untuk menolak terapi, Mendukung hak
teman sejawat untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan keperawatan, Mendukung
Menghargai martabat manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu,
sikap yang dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full, Trust,
Consideration, kegiatan yang berhubungan dengan sikap Human dignity: Melindungi hak
individu untuk privacy, Menyapa/memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan mereka
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Nilai Nilai merupakan realita abstrak. Nilai kita rasakan dalam diri kita masing-masing
sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam hidup. Oleh sebab
itu, nilai menduduki tempat penting dan strategis dalam kehidupan seseorang, sampai pada suatu
tingkat di mana orang lebih siap untuk mengorbankan hidup mereka daripada mengorbankan
nilai (Fitri, 2012: 89). Nilai adalah hal yang terkandung dalam diri (hati nurani) manusia yang
lebih memberi dasar pada prinsip akhlak yang merupakan dasar dari keindahan dan efisiensi atau
keutuhan kata hati (Sumantri dalam Gunawan, 2012: 31). Richard Eyre & Linda (dalam
Gunawan, 2012: 31), menyebutkan bahwa nilai yang benar dan diterima secara universal adalah
nilai yang menghasilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi yang
Profesional Profesional dapat diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai dengan ilmu
yang dimiliki dan manusiawi serta utuh/penuh tanpa mementingkan kepentingan pribadi
diri sendiri (Tawi, 2008). Profesionalisasi merupakan proses dinamis, profesi yang sedang
profesionalisasi pada dasarnya adalah suatu proses pengakuan, dimana pengakuan terhadap
sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat (Kustanto, 2004).
Profesionalisme dapat didefinisikan sebagai suatu pelaksanaan secara konsisten didalam nilai-
nilai utama dapat dilaksanakan dengan pelaksanaan kerja perawat dengan profesional kesehatan
lain untuk mencapai kesehatan secara optimal dan kesejahteraan bagi pasien, keluarga, dan
komunitas dengan menerapkan prinsip alttruisme, keunggulan, kepedulian, etik, rasa hormat,
komunikasi, dan akuntabilitas AANC (2008). Fisher (2014), mengatakan bahwa suatu nilai
profesional dapat dibuktikan dari sikap yang dapat mempengaruhi suatu perilaku atau tindakan.
Schein dalam Pidarta (2005), profesional adalah seseorang yang memiliki ciri antara lain: (1)
bekerja dengen sepenuhnya disaat jam kerja; (2) pilihan kerja dimulai dengan dasar motivasi
yang kuat; (3) memiliki banyak pengetahuan ilmu dan ketrampilan yang didapat melalui
pendidikan dan pelatihan; (4) membuat wewenang secara mandiri dalam menyelesaikan tugas
untuk melayani klien; (5) bekerja berdasarkan orientasi bukan kepentingan individualis; (6)
pelayanan asuhan bersadarkan standar pada kebutuhan klien; (7) memiliki kewenangan untuk
menyelesaikan masalah secara mandiri; (8) menjadi suatu organisasi profesional sesudah
kriteria; (9) memiliki kekuatan dan status untuk menjadi peneliti ekspert dalam
spesialisasinya; (10) keahlian dalam profesinya dapat dikembangkan untuk mencari klien. 3.
peraturan perundangundangan
menyelesaikan pendidikan formalnya yang memiliki tugas untuk melaksanakan peran dan
mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada
pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Kusnanto, 2004). Roy (dalam Nursalam, 2008), mendefinísikan bahwa
tujuan keperawatan adalah meningkatkan respons adaptasi yang berhubungan dengan empat
model respons adaptasi. Perubahan internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari
kondisi koping individu. Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat
adaptasi ditentukan oleh stimulus fokal kontekstual, dan residual. Stimulus fokal adalah suatu
secara langsung terhadap input yang masuk. Penggunaan fokal pada umumnya
bergantung pada tingkat perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus kontekstual
adalah semua stimulus lain yang merangsang seseorang baik internal maupun eksternal serta
mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh
individu. Stimulus residual adalah karakteristik atau riwayat seseorang dan timbul secara relevan
sesuai dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.
memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, atau residual pada individu. Memanipulasi semua
stimulus tersebut, diharapkan individu akan berada pada zona adaptasi. Jika memungkinkan,
stimulus fokal yang dapat mewakili semua stimulus harus dirangsang dengan baik. B. Nilai
Profesional Keperawatan 1. Pengertian Nilai profesional keperawatan adalah suatu pondasi dari
praktik yang mengarahkan perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, praktisi
profesional dan publik. Nilai-nilai yang menjadi identitas diri seorang perawat dalam mengurus
kesejahteraan klien dan menjadi suatu fondasi dalam mengaplikasikan praktik keperawatan
AANC (2008). Hayes (2006), menjelaskan tentang nilai profesional merupakan standart perilaku
yang digunakan untuk menyusun tindakan yang akan diterima oleh praktisi ditempat mereka
berada. Nilai dapat berhubungan dengan emosi dan pengalaman seseorang pada suatu pilihan,
keputusan dan tindakan dalam melakukan pelayanan (Naagazan, 2006). 2. Komponen Nilai
menyebutkan beberapa nilai profesional dalam keperawatan yang menjadi fondasi dasar
http://repository.unimus.ac.id