Anda di halaman 1dari 36

Pengertian kode etik keperawatan

Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan. Inti dari hal tersebut, yaitu menerapkan
nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.

Kozier berpendapat bahwa kode etik keperawatan adalah :

Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta memperbaiki dan memelihara
standar tersebut.

Kode etik adalah pedomen resmi untuk tindakan profesional. Artinya, diikuti orang-orang dalam profesi
dan harus diterima sebagai nila pribadi bagi anggota profesional.

Kode etik memberi kerangka pikir kepada anggota profesi untuk membuat keputusan dalam situasi
keperawatan.

Etika akan menunjukan standar profesi untuk kegiatan keperawatan, standar ini akan melindungi
perawat dan pasien.

1.2 KONTENS KODE ETIK KEPERAWATAN

Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik tersebut terdiri
atas limat bab dan 16 pasal, dimana:

Bab kesatu

menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang terdiri
atas 4 pasal.

Bab kedua

menjelaskan tengtang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya yang terdiri atas lima pasal.

Bab ketiga

menjelaskan tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya yang terdiri dari 2
pasal.

Bab keempat
menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan yang terdiri dari empat
pasal.

Bab kelima

menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air yang terdiri dari dua
pasal.

Bab 1

Tanggung jawab Perawat, terhadap Masyarakat, keluarga dan penderita

Perawat dalam rangka pengabdianynya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang pangkal
tolaknya bersumber dari adanya kebutuhan akan perawat untuk individu, keluarga dan masyarakat.

Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa memelihara suasana


lingkungan yang menghormati nilai-nila budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari
orang seorang, keluarga dan masyarakat.

Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi orang seorang, keluarga dan masyarakat senantiasa
dilandasi dengan rasa tulus ihlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur perawatan.

Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan orang seorang, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesejahteraan umum sebagai bagian
dari tugas, kewajiban bagi kepentingan masyrarakat.

Bab II

Tanggung jawab perawat terhadap tugas

Perawat senantiasa merawat mutu pelayanan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam
menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawat sesuai dengan kebutuhan orang seoaranng atau
penderita, keluarga dan masyarakat.

Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan yang dipercayakan
kepaanya.

Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan perawatan untuk tujuan yang
bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar
tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur jenis kelamin, aliran
politik yang dianut serta kedudukan sosial.

Perawat senantiasa mengupayakan perlindungan dan keselamatan penderita dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta dengan matang mempertimbangkan kemampuan menerima atau mengalihtugaskan
tanggung jawab yang ada hubungannnya dengan perawatan.

Bab III

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya

Perawat senantiasa memelihara hubungan yang baik antar sesama perawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalm mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan keterampilan dan pengalamannya kepada sesama


perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain bidang perawatan.

Bab IV

Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan

Perawat selalu berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
bermanfaat bagi perkembangan perawatan.

Perawat selalu menunjang tinggi nama baik profesi perawat dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat
pribadi yang luhur.

Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan
serta menerapkan dlam kegiatan-kegiatan pelayanan dan pendidikan perawatan.

Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi perawatan sebagai
sarana pengabdian.

Bab V
Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air

Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh


pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.

Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
menigkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada masyarakat.

Fungsi etika keperawatan

Sebagai alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan

Kerangka berpikir bagi para perawat untuk mengambil keputusan tanggung jawab kepada masyarakat,
anggota tim kesehatan, dan kepada profesi yang lain.

Menurut pandangan Hypocrates, fungsi kode etik adalah:

Menghindari ketegangan antar manusia

Memperbaiki status kepribadian

Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan.

Beranjak dari pandangan Hypocrates tersebut, kode etik merupakan hal yang penting dalam sistem
pelayanan kesehatan serta dlam pelayanan praktik keperawatan.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN KODE ETIK

Tujuan dari kode etik keperawatan pada dasarnya adalah upaya agar para perawat dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Secara umum tujuan etika
keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan kepercayaan antara perawat dan lien, perawat
dan perawat juga antara perawat dan masyarakat.

Sedangkan tujuan etika keperawatan menurut Nasional For Nursing (NLN) (pusat pendidikan tenaga
keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika adalah sebagai berikut :
Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan mengerti
akan pesan dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.

Menggembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas yaitu keputusan tentang baik
dan buruk yang dipertanggung jawabkan kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.

Mengembangkan sikap personal atau pribadi dan sikap professional.

Menggembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktek keperawatan
profesional.

Memberikan kesempatan untuk menerapakan ilmu dan prinsip etika keperawatan dalam praktek dan
situasi yang nyata.

Adapun Tujuan etika keperawata menurut Biro Ethics Commission on Teaching Amerika yaitu :

Mengenal dan mendefinisikan unsur-unsur moral dalam praktek keperawatan

Membentuk strategi atau cara-cara dan menganalisa masalah-masalah moral yang terjadi dlaam praktek
keperawatan.

Menghubungkan prisip-prinsip moral atau pelajaran yang baik dapat dipertanggung jawabkan kepada
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan sesuai denga kepercayaannya.

TANGGUNG JAWAG DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT

1.1 KONSEP DASAR TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT

a. Pengertian tanggung jawab

Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melakukan sesuatu yang harus dapat dipertanggung
jawabkannya.

Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang perawat
yang dapat dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab itu langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab
bersifat langsung apabila si pelaku sendiri bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya akan terjadi
demikian tapi kadang-kadang orang bertanggung jawab secara tidak langsung.
Sedangkan pengertian Tanggung jawab perawat menurut ANA :

Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan
dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai
kode etik (ANA, 1985)

b. Macam-macam tanggung jawab seorang perawat secara umum

Macam-macam tanggung jawab seorang perawat secara umum

Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.

Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obat-obatan tertentu dan
melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan orang-orang terkait

Menghargai hak setiap pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi.

Perawat mematuhi aturan apabila didelegasikan oleh dokter untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
pasien dan ember informasi yang biasanya diberikan oleh dokter.

Mendengarkan pasien secra seksama dan melaporkan hal-hal penting kepada ornag yang tepat.

Tanggung jawab seorang perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat :

Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang
bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.

Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa menghormati nilai-nilai


budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.

Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga, dan masyarakat senantiasa
dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan masyarakat dalam
mengambil prakasa.

Tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatan


Hal-hal yang menjadi tanggung jawab perawat dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya adalah
sebagai berikut :

Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi, disertai kejujuran
professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan, sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.

Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku.

Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang bertentangan
dengan norma-norma kemanusiaan.

Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran.

Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air

Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh


pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.

Perawat senantiasa berperan aktif dalam menyumbangkan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.

Tanggung jawab perawat terhadap standar keperawatan

Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan standar

Mengajak anggota lain untuk menggunakan standar

Memasyarakan standar kepada public

Melindungi public

Melindungi individu (perawat) dari profesi lain

c. Jenis tanggung jawab perawat

Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)

Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat)

Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan.

Cara menyampaikan tanggung jawab terhadap klien :


Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa menunda pelayanan
maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada
klien sikap menghargai, berbicara kepada klien yang berorientasi terhadap perasaan klien

d. Pengertian tanggung gugat perawat

Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan tindakan seseorang. Agar
dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak berdasarkan kode etik profesinya.

Akontabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan
belajar dengan keputusan itu konsekuensi-konsekunsinya.

Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap
dan berani menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.

Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini bisa
dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut :

Kepada siap tanggung gugat itu ditujukan

Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?

Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?

1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan

Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, sedangkan sebagai
pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profesional perawat
memilki tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki
tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan injeksi
terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat membuat
daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke pihak rumah sakit.
Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.

2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?

Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya mulai dari
mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang. Hal ini bisa diobservasi atau diukur
kinerjanya.

3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?

Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah menyusun standar yang
memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat
dengan standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah perawat
mencuci tangan sesuai standar melalui 7 tahap yaitu. Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan,
pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dsb.

Akuntabilitas bertujuan untuk :

Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi-prakstisi yang sudah ada.

Mempertahankan standar perawatan kesehatan

Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi sebagai bagian dari
profeional perawatan kesehatan

Memberi dasar untuk membuat keputusan etis.

KESIMPULAN

Jadi Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan, yaitu menerapkan nilai etika
terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Kode etik tersebut terdiri
atas limat bab dan 16 pasal.

Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan kepercayaan antara
perawat dan lien, perawat dan perawat juga antara perawat dan masyarakat.

Menyampaikan perhatian dan rasa hormat kepada klien, bila perawat terpaksa menunda pelayanan
maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah terhadap kliennya. Menunjukan kepada
klien sikap menghargai, berbicara kepada klien yang berorientasi terhadap perasaan klien.

Sedangkan tanggung jawab seorang perawat adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang perawat
yang dapat dipertanggung jawabkan. Tanggung jawab itu langsung atau tidak langsung. Tanggung jawab
bersifat langsung apabila si pelaku sendiri bertanggung jawab atas perbuatannya. Biasanya akan terjadi
demikian tapi kadang-kadang orang bertanggung jawab secara tidak langsung.

Tanggung gugat adalah dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan tindakan seseorang. Agar
dapat bertanggung gugat perawat harus bertindak berdasarkan kode etik profesinya.

Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap
dan berani menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat
harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.

1. OLEH : Ns. Ade Rahman, S.Kep NUPN : 9910677110

2. Pengertian Etika Kata etika berasal dari kata yunani, yaitu ethos. Menurut Araskar dan David (1978)
berarti kebiasaan model perilaku atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan dan hal yang tidak baik serta kewajiban moral.
Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar
dan salah serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral. Menyimpang dari
kode etik berarti tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik

3. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu
perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang
diperlukan , dan hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Kebutuhan pelayanan keperawatan
adalah universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia, karena itu tidak mebedakan
kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial, dll.

4. Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan untuk mengambil
tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan masyarakat, menerima tanggung jawab
untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial, dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan
dan menekankan pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan.

5. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan.
Dalam penyusunan alat ukur ini, keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang
mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat. Secara umum tujuan etika profesi keperawatan
adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan di antara
sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keparawatan.

6. Menurut American Ethics Commision Bureau on Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah
mampu: Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan. Membentuk
strategi / cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik keperawatan.
Menghubungkan prinsip moral / pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan pada diri
sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.

7. KODE ETIK KEPERAWATAN

8. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia
(yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan
kode etik penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.

9. Kode etik keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika terhadap
bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Kode etik keperawatan di Indonesia telah
disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah
Nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989.

10. Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 5 bab dan 16 pasal Bab 1, terdiri dari empat
pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat. Bab 2
terdiri dari lima pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya. Bab 3, terdiri
dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi
kesehatan lain. Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap
profesi keperawatan. Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tang- gung jawab perawat
terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.

11. Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association (ANA) adalah sebagai berikut.
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan klien
yang tidak dibatasi oleh pertimbangan- pertimbangan status sosial atau ekonomif atribut personal, atau
corak masalah kesehatannya. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh
informasi yang bersifat rahasia. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan
keselamatannya terancam oleh praktik seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau ilegal.

12. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan
masing-masing individu. Perawat memelihara kompetensi keperawatan. Perawat melaksanakan
pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria
dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan
kepada orang lain. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan
standar keperawatan.

13. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi
untuk melindungi publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas
perawat. Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat Iainnya
dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
publik. Tanggung jawab Keperawatan

14. PERMASALAHAN DASAR ETIKA KEPERAWATAN

15. Lima masalah dasar etika keperawatan 1. Kuantitas vs kualitas hidup 2. Kebebasan vs penanganan
dan pencegahan bahaya 3. Berkata secara jujur vs berkata bohong 4. Keinginan terhadap pengetahuan
yang bertentangan dengan falsafah, agama, politik, ekonomi dan ideologi 5. Terapi konvensional vs
terapi tidak ilmiah atau coba-coba

16. Contoh : 1. Seorang bayi dilahirkan dengan penyakiy sindrom down dan beberapa cacat bawaan
lainnya. Untuk menyelamatkan kehidupannya, suatu operasi dilakukan dengan segera. Namun, kedua
orang tua menolak dengan alasan justru akan menambah penderitaan anak dan mereka tidak dapat
memeliharanya. 2. Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua slang yang dipasang pada
anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama delapan hari. Dalam keadaan seperti ini,
perawat menghadapi masalah tentang posisi yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara
moral. Disinilah perawat berada pada posisi masalah kuantitas vs kualitas hidup karena keluarga
menanyakan apakah slang dipasang hampir pada semua bagian tubuh tersebut dapat mempertahankan
hidup klien.

17. Contoh : Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman sewaktu
berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat menghadapi masalah upaya menjaga
keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan klien.

18. Contoh : Seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini,
perawat tersebut berada pada pilihan apakah mengatakan hal ini secara terbuka atau diam karena
diancam akan dibuka pula rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal itu pada orang lain.
19. Contoh : 1. Kampanye antirokok demi keselamatan bertentangan dengan kebijakan ekonomi 2.
Alokasi dana untuk penelitian militer lebih besar daripada dana penelitian kesehatan

20. Dalam melakukan tindakan terapi konvensional, masyarakat biasanya menggunakan berbagai
perantara, seperti dukun, keris, batu akik dsb. Contoh : Di Irian Jaya sebagian masyarakat melakukan
tindakan untuk mengatasi nyeri dengan daun daunan yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa daun
tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan
pada bagian tubuh yang sakit.

21. Bagaimana penyelesaiannya

22. 1. Metode otoritas 2. Metode consensum hominum 3. Metode pendekatan intuisi atau self-
evidence 4. Metode argumentasi atau metode sokratik

23. Metode ini menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan adalah otoritas. Otoritas dapat
berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok manusia, atau suatu institusi, seperti
majelis ulama, dewan gereja, atau pemerintahan. Penggunaan metode ini terbatas hanya pada
penganut yang percaya.

24. Metode ini menggunakan pendekatan berdasarkan persetujuan masyarakat luas atau sekelompok
manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah. Segela sesuatu yang diyakini bijak dan secara
etika dapat diterima, dimasukan dalam keyakinan.

25. Metode ini dinyatakan oleh para ahli filsafat berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai
konsep teknik intuisi. Metode ini terbatas hanya pada orang-orang yang mempunyai intuisi tajam.

26. Metode ini menggunakan pendekatan dengan mengajukan pertanyaan atau mencari jawaban
dengan alasan yang tepat. Metode ini digunakan untuk memahami fenomena etika.

27. SEKIAn

peningkatan etika

KODE ETIK KEPERAWATAN NASIONAL DAN DUNIA

Definisi

Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan dengan
orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada
penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.
Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan
moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang
masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan
sekelompok orang atau kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola
atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk
merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang
terhadap orang lain.

TIPE-TIPE ETIK

Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah
biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang
hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup
yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan
waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada
semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme
terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan
pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan,
pemberian pelayanan kesehatan Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-
masalah pelayanan kesehatan

Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

Nursing ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan
keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

TEORI ETIK
a) Utilitarian

Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat tindakan Contoh :
Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak menyenangkan,
nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

b) Deontologi

Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy,
informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.

PRINSIP-PRINSIP ETIK

1) Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih
dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2) Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.

3) Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung
prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

4) Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5) Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan
untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi
harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan
prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa doctors knows best
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

6) Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain.
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan,
kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar
dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
7) Karahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

8) Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi
kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang
perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat
dihindarkan. Kode etik keperawtan Indonesia :

a. Perawat dan Klien

1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia,
keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur,
jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.

2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.

4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.

b. Perawat dan praktek

1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar terus-
menerus

2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien.

3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan
delegasi kepada orang lain

4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku profesional.

c. Perawat dan masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan teman sejawat


1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

e. Perawat dan Profesi

1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan

2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan

3)Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja
yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

KODE ETIK KEPERAWATAN I

KODE ETIK KEPERAWATAN AMERICAN NURSES ASSOCIATION


Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan klien
yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah
kesehatan.

Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat rahasia

Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh praktek
seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau ilegal

Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan masing-
masing individu

Perawat memelihara kompetensi keperawatan

Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan kualifikasi
individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan
kegiatan keperawatan kepada orang lain.

Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi

Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningfkatkan standar
keperawatan

Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang
mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas

Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap informasi dan
gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat

Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya dalam
meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik

(International Council of Nurse (ICN)

1. Tanggung Jawab Utama Perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab utama
tersebut, perawat harus meyakini bahwa :

kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah


sama.

pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi

manusia.

dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi terkait.

2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat.

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan
lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai aadat
kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi pasien atau
kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan
keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang berkepentingan atau pengadilan.

3.Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya
dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap
sesuai dengan standar profesi keperawatan.

4. Perawat dan lingkungan masyarakat

Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta
secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

5. Perawat dan sejawat


Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga keperawatan maupun
tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam
masa perawatannya merasa terancam.

6. Perawat dan profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik keperawatan
dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan
dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional. Perawat sebagai anggota profesi
berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan
praktik keperawatan

KONSEP DASAR ETIKA

A. Pengertian etika dan profesi

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral. Etika atau Ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau
karakter. Menurut kamus webster, Etik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan
buruk secara moral.

Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika adalah ilmu
tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik
buruk, kewajiban, dan tanggung jawab. Moral, berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan standar prilaku
dan nilai-nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat dimana ia tinggal.
Sumber yang lain menyatakan bahwa moral mempunyai arti tentang perilaku dan keharusan
masyarakat, sedangkan etika mempunyai arti prinsip-prinsip dibelakan keharusan tersebut.

Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu kebiasaan
didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.

Etika kesehatan merupkan penerapan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan/pelayanan kesehatan
masyarakat.

Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktek keperawatan

Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah
sifat manusia yang unik

B. Konsep moral dalam praktek keperawatan

Advokasi

Arti advokasi menurutu ANA (1985) adalah melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan
kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan
oleh siapapun. Advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawatan secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan nasibnya sendiri. Pada
dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan memberi bantuan
kepada pasien atas keputusan apapun yang dibuat pasien. Memberi informasi berarti menyediakan
penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan pasien. Memberi bantuan mengandung dua peran,
yaitu peran aksi dan non aksi.

Akuntabilitas

Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan
dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas mengandung dua komponen utama,
yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat
dari praktek keperawatan, kode etik dan undang-undang dibenarkan atau absah.

Loyalitas
Merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal-balik
terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Ini berarti ada pertimbangan
tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan sendiri. Hubungan profesional dipertahankan
dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta
mengupayakan pencapaian kepuasan bersama. Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang
tinggi dan hubungan dengan pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap
perawat baik loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan
hal tersebut, beberapa argumentasi yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

o Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana bila informasi
dari pasien harus didiskusikan secara profesional

o Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus didiskusikan dengan umum.

o Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam melakukan
hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan.

o Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota profesi.
Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan berperilaku secara tepat pada saat
bertugas

C. Permasalahan dasar etika keperawatan

Bandman dan bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa permasalahan etika keperawatan
pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :

Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup

Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang dipasang pada
anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam keadaan seperti ini, perawat
menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara
moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas melawan kuantitas hidup,
karena keluaga pasien menanyakan apakah selang-selang yang dipasang hampir pada semua bagian
tubuh dapat mempertahankan pasien untuk tetap hidup.

Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya.

Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman
sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat pada permasalahan upaya
menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.

Berkata secara jujur melawan berkata bohong

Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam
posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan mengatakan hal ini secara terbuka atau
diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal tersebut pada orang
lain.

Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi dan
ideologi

Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat kedokter.

Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba

Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk mengatasi nyeri
dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun tersebut terdapat miang yang
dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang sakit.

Konsep Profesi Keperawatan


Etika hubungan tim keperawatan

Tim keperawatan terdiri dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung pada tenaga keperawatan
yang ada, sensus pasien, jenis unit keperawatan, dan program pendidikan keperawatan yang
berafiliasi/kerjasama Faktor-faktor tim keperawatan yang diarahkan terhadap kualitas asuhan
keperawatan : Dalam kerjasama dengan sesama tim, semua perawat harus berprinsip dan ingat bahwa
fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan kepentingan pasien serta kualitas asuhan
keperawatan dan semua perawat harus mampu mengadakan komunikasi secara efektif. Latar belakang
pendidikan, jenis pekerjaan maupun kemampuan bervariasi, maka dalam pemberian tugas asuhan
keperawatan, perawatan dibagi dalam berbagai kategori, misalnya perawat pelaksana, kepala bangsal,
kepala unit perawat, kepala seksi perawatan (supervisor), dan kepala bidang keperawatan (direktor
president of nursing). Dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap anggota harus mampu
mengkomunikasikan dengan perawat anggota lain, dimana permasalahan etis dapat didiskusikan
dengan sesama perawat atau atasannya.

Hubungan perawat-pasien-dokter

Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan selama mereka masih
terkait dalam suatu hubungan timbal balik pelayanan kesehatan. Hubungan perawat dengan dokter
telah terjalin seiring dengan perkembangan kedua profesi ini, tidak terlepas dari sejarah, sifat
ilmu/pendidikan, latar belakang personal dan lain-lain. Berbagai model hubungan perawat-pasien-
dokter telah dikembangkan, diantaranya adalah model yang dikembangkan oleh Szasz dan hollander,
mereka mengembangkan tiga model hubungan dokter-perawat di mana model ini terjadi pada semua
hubungan antar manusia, termasuk hubungan antara perawat dan dokter Model Yang Dikembangka
Szasz dan hollander :

Model Aktivitas Pasivitas

Suatu model dimana dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif. Model ini tepat untuk bayi, pasien
koma, pasien bius, dan pasien dalam keadaan darurat. Dokter berada pada posisi mengatur semuanya,
merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan. Model ini bersifat otoriter dan
paternalistic.

Model Hubungan Membantu


Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktek kedokteran. Model ini terdiri dari pasien yang
mempunyai gejala mencari bantuan dan dokter yang mempunyai pengetahuan terkait dengan
kebutuhan pasien. Dokter memberikan bantuan dalam bentuk perlakuan/pengobatan. Timbal baliknya,
pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran dokter. Dalam model ini, dokter mengetahui
apa yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan bebas dari prioritas yang lain.
Model ini bersifat paternalistic atau sedikit lebih rendah.

Model Partisipasi Mutual

Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama/kesejajaran antara umat manusia
merupakan nilai yang tinggi. Model ini mencerminkan asumsi dasar dari proses demokrasi. Interaksi,
menurut model ini, menyebutkn bahwa pihaknya yang saling berinteraksi mempunyai kekuasaan yang
sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan kepuasaan kedua pihak.
Robert Veatch mengembangkan empat model hubungan dokter pasien meliputi :

The Engineering Model

Dalam model ini veatch menolak sikap kemungkinan nilai bebas murni dari ilmu atau kedokteran pilihan-
pilihan dibuat secara terus menerus terhadap fakta, observasi, desain penelitian, dan tingkatan statistik
signifikasi dalam suatu kerangka nilai-nilia dengan praduga menurut ilmu-ilmu murni. Sejumlah besar
piliha-pilihan nilai dan signifikasi harus dibuat oleh orang-orang terhadap ilmu terapan seperti
kedokteran, yang mana tidak seperti ilmu teknik, nilai-nilai tidak dapat ditiadakan dari nasehat teknis
terhadap

The Pristly Model

Dalam model ini dokter memegang vigure seorang ahli moral yang dapat memberi tahu pasien apa yang
harus dikerjakan pasien pada situasi tertentu. Tradisi ini berdasarkan prinsip etis jangan kerjakan ketidak
baikan. Ini mencerminkan pelaksanaan prinsip paternalistic dengan tidak memberitahukan berita buruk
kepada pasien, tetapi memberikan suatu pemantapan yang tidak nyata. Model ini tidak menyertakan
pasien dalam membuat keputusan, tetapi menyerahkan kebebasan kepada dokter, misalnya, pasien
tidak diizinkan menolak transfusi darah yang menurut agamanya tidak diperbolehkan. Prinsip
paternalime mengurangi takdir pasien dengan mengurangi pengendalian pasien terhadap tubuh dan
kehidupan.

The Collegial Model


Dalam model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan untuk menyembuhkan
penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien. Saling percaya dan percaya diri merupakan hal utama.
Kedua belah pihak mempunyai kedudukan yang sama. Namun pada kenyataannya, veatch berpendapat
bahwa sebenarnya tidak ada dasar untuk persamaan kedudukan dalam hubungan pasien-dokter karna
perbedaan kelas sosial, status ekonomi, pendidikan dan sistem nilai menimbulkan asumsi tentang rasa
tertarik yang lazim terhadap ilusi.

The Contractual Model

Dalam model ini, peserta yang mengadakan hubungan/interaksi berharap untuk memegang ketaatan
terhadap anjuran dan manfaat untuk kedua belah pihak. Kesepakatan terhadap prinsip moral
merupakan hal yang penting. Lebih lanjut dalam kesepakatan hubungan, pasien berhak menentukan
nasib mereka. Dalam model ini terjadi curah pendapat tentang tanggung jawab dan kewajiban etis.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, serta hubungan dengan dokter, dikenal
beberapa peran perawat, yaitu :

Peran independen ( Mandiri )

Peran mandiri merupakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan oleh perawat secara mandiri

Peran dependen ( Tergantung Pada Dokter )

Peran tergantung merupakan peran perawat dalam melaksanakan program kesehatan dimana
pertanggung jawaban dipegang oleh dokter.

Peran inter dependen ( Kolaborasi )

Peran kolaborasi merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work dengan
tim kesehatan lain.
Hubungan perawat-pasien dalam koteks etis

Peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka yang mengacu pada pandangan dasar hildegard
E.peplav, tentang hubungan perawat-pasien, yang merupakan suatu teori yang mendasari nilai dan
martabat manusia, pengembangan rasa percaya, pengukuran pemecahan masalah, dan kolaborasi.

Dalam konteks hubungan perawat-pasien, perawat dapat berperan sebagai konselor pada saat pasien
mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya. Dapat pula berperan sebagai pengganti
orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien dalam
mengungkapkan perasaannya.

Pada dasarnya hubungan antara perawat-pasien berdasarkan pada sifat alamiah perawat dan pasien
dalam berinteraksi perawat-pasien, peran yang dimiliki masing-masing membentuk suatu kesepakatan
atau persetujuan dimana pasien mempunyai peran dan hak sebagai pasien dan perawat mempunyai
peran dan hak sebagai perawat. Dan dalam hubungan perawat-pasien maka setiap hubungan harus
didahului dengan kontrak dan kesepakatan bersama, dimana pasien mempunyai peran sebagai pasien
dan perawat sebagai perawat. Kesepakatan ini menjadi parameter bagi perawat dalam memutuskan
setiap tindakan etis.

Kode Etik Profesi Keperawatan

A. Pengertian Kode Etik Keperawatan

Kode Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika terhadap
bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.

Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi, yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung
jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
1. Kode etik keperawatan menurut ICN

a) Tanggung jawab utama perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.

Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut perawat harus meyakini bahwa :

Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama

Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

Dalam melaksanakan pelayanan dan atau keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, perawat mengikut sertakan kelompok dan instansi terkait.

b) Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

c) Perawat dan Pelaksanaan Praktek Keperawatan

Perawat memegan peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktek
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
d) Perawat dan Lingkungan Masyarakat

Perawat dapat memprakarsasi pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta
secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat.

e) Perawat dan Sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja. Baik tenaga keperawatan
maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang,
bila pada masa perawatannya merasa terancam.

f) Perawat dan Profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktek keperawatan
dan pindidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuandalam
menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.

2. Kode etik keperawatan menurut ANA

Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association adalah sebagai berikut :

a) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan
klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal,
atau corak masalah kesehatan.

b) Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat rahasia.

c) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh praktek
seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau illegal.
d) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan
masing-masing individu.

e) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.

f) Perawat melaksanakan pertimbangan ayng beralasan dan menggunakan kompetensi dan kualitafikasi
individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan
kegiatan keperawatan kepada orang lain.

g) Perawat turut serta bertivitas dalam membantu pengembngan pengetahuan profesi

h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan standar
keperawatan.

i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang
mendukun pelayanan keperawatn yang berkualis.

j) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap informasi dan
gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.

k) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya dalam
meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik.

3. Kode etik keperawatan menurut PPNI

Kode etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat PPNI melalui Musyawara
Nasional PPNI dijakarta pada tanggal 29 November 1989.
BAB I

Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat kelurga dan penderita

Perawat dalam rangka pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang pangkal
tolaknya bersumber dari adanya kebutuhan akan perawat untuk orang seorang, keluarga dan
masyarakat.

Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya dalam bidang perawat senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghomati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
orang seorang, keluarga atau penderita, keluarganya dan masyarakat.

BAB II

Tanggung jawab perawat tehadap tugas

Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disetai kejujuran profesional
dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawatan sesuai dengan kebutuhan orang
seorang atau penderita, keluarga dan masyarakat.

Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya.

Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan ketermpilan perawatan untuk tujuan yang
bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.

Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar
tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik yang dianut serta kedudukan sosial.

Perawat senantiasa mengutamakan perlindunagan-perlindungan dan keselamatan penderita dalam


melaksanakan tugas keperawatan, serta dengan matang mempetimbangkan kemampuan jika menerima
dan mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan perawatan

BAB III

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional kesehatan lain
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dengan tenaga kesehatan
lainnya baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Perawat senantiasa menyebar luaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamanya kepada sesama
perawat serta menerima pengetahuan dan pengalamanya kepada sesama perawat serta menerima
pengetahuan dan pengalaman dari profesi bidang perawatan.

BAB 1V

Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan

Perawat selalu berusaha meningkatkan pengetahuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-bersama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,keterapilan dan pengalam yang
bermanfaat bagi pengembangan perawatan.

Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukkan peri/tingka laku
dan sifat-sifat pribadi yang tinggi.

Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelanyanan perawat an
serta menerapkanya dalam kegiatan-kegiatan pelayanan danpendidikan perawatan.

Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi perawatan
sebagai sarana pengabdian.

BAB V

Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,banggsa dan tanah air


Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang di gariskan oleh
perintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.

Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada masyarakat.

Tujuan etika keperawatan

Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama
perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan

Menurut American Ethich Commision Bureau On Teaching, tujuan etika profesi keperawatan adalah
mampu :

Mengenal dan mengedintisifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan

Membentuk strategi atau cara menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek keperawatan

Menghubungkan praktek moral / pelajaran yang baik dan dipertanggung jawabkan pada diri sendiri,
keluarga, masyarakat, dan kepada tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.

Menurut Natonal League For Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik perhimpunan perawat
amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan :

Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan mengerti
tentang peran dan fungsi anggota tim

Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas, keputusan tentang baik dan
buruk yang akan dipertanggung jawabkan kepda tuhan sesuai dengan kepercayaannya.

Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional peserta didik

Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktek keperawatan
professional
Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatandalam
praktek dan dalam situasi nyata.

Anda mungkin juga menyukai