Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pelayanan kesehatan di Indonesia, banyak profesi yang


berkontribusi didalamnya, dimana tujuan akhir yang ingin dicapai adalah
Indonesia sehat 2025. Semua profesi tadi bekerja bersama-sama sesuai dengan
keahlian dan kewenangan masing-masing, termasuk di dalamnya adalah
profesi perawat. Perawat memiliki kontribusi yang cukup besar dalam
pemberian jasa pelayanan kesehatan, karena perawat memiliki waktu yang
cukup panjang dalam berinteraksi dengan pasien (selama 24 jam) dan
menempati urutan pertama dari segi jumlah tenaga dalam suatu institusi
pelayanan kesehatan. Sudah sewajarnya jika profesi perawat menginginkan
sebagai profesi yang harus diperhatikan keberadaannya dan diperhitungkan
jasa yang sudah mereka lakukan kepada masyarakat, salah satunya adalah
dengan dibentuknyaprofesional act atau undang-undang keperawatan.

Keperawatan disebut sebagai sebuah profesi karena sudah


memiliki body of knowledge, standar praktik, kode etik, dan sistem
pendidikan tinggi keperawatan hingga program doktor. Profesi perawat perlu
memiliki UU agar terlindungi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Selain itu
juga UU Keperawatan yang ada akan melindungi masyarakat pengguna jasa
pelayanan keperawatan. UU Keperawatan dapat mengatur hal yang mana saja
boleh atau tidak boleh dilakukan oleh seorang perawat, kompetensi apa yang
harus dimiliki oleh perawat yang akan melakukan suatu tindakan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Kode etik keperawatn ?
1.2.2 Apa Tujuan Kode etik Keperawatan ?
1.2.3 Bagaimana dampak disahkannya Undang – Undang Keperawata ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui kode etik keperawatan
1.3.2 Mengetahui tujuan kode etik keperawatan
1.3.3 Mengetahui damapak disahkannya Undang – Undang Keperawatan

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kode Etik Keperawatan

1. Pengertian

Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik


dan buruk dalam hubungan dengan orang lain. Etik juga dapat digunakan
untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang
digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk
membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik
perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang
teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat
dihindarkan.

Kode Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan


yang menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan masyarakat. Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan
profesi, yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan
dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung
jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.

Kode Etik Keperawatan yaitu :

a. Perawat dan Klien

1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai


harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social.

2
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang


membutuhkan asuhan keperawatan

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui


sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

b. Perawat dan Praktik

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan


melalui belajar terus menerus

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang


akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi , menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain

4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan


dengan selalu menunjukkan perilaku professional

c. Perawat dan Masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk


memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan Teman Sejawat

3
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis
dan illegal.

e. Perawat dan Profesi

1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar


pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan

2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan


profesi keperawatan

3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk


membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

2. Tujuan Etika Keperawatan

Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat,


kepercayaan diantara sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan

Menurut American Ethich Commision Bureau On Teaching, tujuan


etika profesi keperawatan adalah mampu :

1. Mengenal dan mengedintisifikasi unsur moral dalam praktek


keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara menganalisis masalah moral yang terjadi
dalam praktek keperawatan

4
3. Menghubungkan praktek moral / pelajaran yang baik dan
dipertanggung jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan
kepada tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.

Menurut Natonal League For Nursing (NLN) pusat pendidikan


keperawatan milik perhimpunan perawat amerika, pendidikan etika
keperawatan bertujuan :

1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi


kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim
2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat
moralitas, keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggung
jawabkan kepda tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
3. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional peserta didik
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk
dasar praktek keperawatan professional
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan
prinsip etika keperawatandalam praktek dan dalam situasi nyata.

3. Kode Etik Keperawatan Menurut ICN

a) Tanggung jawab utama perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan,


mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi
penderitaan.

Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut perawat harus


meyakini bahwa :

o Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat


adalah sama

5
o Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan pada
penghargaan terhadap kehidupan yang bermartabat dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
o Dalam melaksanakan pelayanan dan atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, perawat mengikut
sertakan kelompok dan instansi terkait.

b) Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan


keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

c) Perawat dan Pelaksanaan Praktek Keperawatan

Perawat memegan peranan penting dalam menentukan dan


melaksanakan standar praktek keperawatan untuk mencapai
kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.

d) Perawat dan Lingkungan Masyarakat

Perawat dapat memprakarsasi pembaharuan, tanggap,


mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam
menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat.

e) Perawat dan Sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman


sekerja. Baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain diluar
keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila
pada masa perawatannya merasa terancam.

f) Perawat dan Profesi keperawatan

6
Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan
pelaksanaan standar praktek keperawatan dan pindidikan keperawatan.
Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuandalam
menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.

4. Kode Etik Keperawatan menurut ANA

Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association adalah


sebagai berikut :

a) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat


kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-
pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal, atau corak
masalah kesehatan.

b) Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang


teguh informasi yang bersifat rahasia.

c) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan


keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompeten,
tidak etis atau illegal.

d) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan


perawatan yang dijalankan masing-masing individu.

e) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.

f) Perawat melaksanakan pertimbangan ayng beralasan dan


menggunakan kompetensi dan kualitafikasi individu sebagai kriteria dalam
mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan
kegiatan keperawatan kepada orang lain.

g) Perawat turut serta bertivitas dalam membantu pengembngan


pengetahuan profesi

7
h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan
dan meningkatkan standar keperawatan.

i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk


dan membina kondisi kerja yang mendukun pelayanan keperawatn yang
berkualis.

j) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi


publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat.

k) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga


masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik.

5. Kode Etik Keperawatan menurut PPNI

Kode etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan


pimpinan pusat PPNI melalui Musyawara Nasional PPNI dijakarta pada
tanggal 29 November 1989.

BAB I

Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat kelurga dan penderita

1. Perawat dalam rangka pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada


tanggung jawab yang pangkal tolaknya bersumber dari adanya
kebutuhan akan perawat untuk orang seorang, keluarga dan
masyarakat.

2. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya dalam bidang perawat


senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai-
nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
orang seorang, keluarga atau penderita, keluarganya dan masyarakat.

BAB II

8
Tanggung jawab perawat tehadap tugas

1. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi disetai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan
serta keterampilan perawatan sesuai dengan kebutuhan orang seorang
atau penderita, keluarga dan masyarakat.
2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya.
3. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan ketermpilan
perawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan, warna kulit, umur,
jenis kelamin, aliran politik yang dianut serta kedudukan sosial.
5. Perawat senantiasa mengutamakan perlindunagan-perlindungan dan
keselamatan penderita dalam melaksanakan tugas keperawatan, serta
dengan matang mempetimbangkan kemampuan jika menerima dan
mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
perawatan

BAB III

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional


kesehatan lain

Ø Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama


perawat dengan tenaga kesehatan lainnya baik dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Ø Perawat senantiasa menyebar luaskan pengetahuan, keterampilan


dan pengalamanya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi bidang perawatan.

9
BAB IV

Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan

Ø Perawat selalu berusaha meningkatkan pengetahuan profesional


secara sendiri-sendiri dan atau bersama-bersama dengan jalan menambah
ilmu pengetahuan,keterapilan dan pengalam yang bermanfaat bagi
pengembangan perawatan.

Ø Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan


dengan menunjukkan peri/tingka laku dan sifat-sifat pribadi yang tinggi.

Ø Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan


pendidikan dan pelanyanan perawat an serta menerapkanya dalam
kegiatan-kegiatan pelayanan danpendidikan perawatan.

Ø Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu


organisasi profesi perawatan sebagai sarana pengabdian.

BAB V

Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,banggsa dan tanah air

Ø Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai


kebijaksanaan yang di gariskan oleh perintah dalam bidang kesehatan dan
perawatan.

Ø Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan


pikiran kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan dan perawatan kepada masyarakat.

2.2 Undang Undang Keperawatan

Undang-undang Keperawatan (UUK) merupakan dasar hukum praktek


keperawatan. Isi UUK harus diketahui oleh profesi dan calon profesi perawat
(mahasiswa). Hal ini dikarenakan, tidak hanya profesi perawat yang

10
membutuhkan UU ini tetapi calon profesi perawat juga harus mengetahui isi dari
UUK agar dimasa mendatang bisa menjadi perawat yang taat akan aturan serta
menjalankan hak dan kewajibannya sebagai seorang perawat. Undang-undang
Keperawatan diatur oleh UU nomor 38 tahun 2014. UUK ini disahkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono. Dalam UUK terdiri dari 13 bab dan 66 pasal. 

Alasan perlunya UU Keperawatan di Indonesia adalah : pertama sebagai


suatu profesi yang mandiri, organisasi keperawatan memiliki kewenangan
mengatur kehidupan profesi sendiri (yaitu di bidang pendidikan, penelitian dan
pelayanan keperawatan). Untuk kuatnya pengaturan yang dimaksud, badan yang
bertanggung jawab menetapkan peraturan profesi harus diatur dalam undang-
undang; kedua untuk mencegah dampak negatif dari perdagangan bebas bidang
jasa, karena sekarang ini perawat dari luar negeri sudah boleh bekerja di
Indonesia; ketiga adalah untuk mengejar ketinggalan dari luar negeri, karena di
luar negeri profesi perawat sudah memiliki UU Keperawatan sendiri; keempat
untuk memenuhi amanat peraturan perundangan; kelima adalah kelangkaan
peraturan perundangan terkait dengan profesi keperawatan itu sendiri dan yang ke
enam adalah bahwa jumlah tenaga perawat yang besar dan peranan perawat
penting dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.

Pada BAB 1 ketentuan umum: didalam pasal 2 berisi tentang asas praktik
keperawatan yang menjadi landasan para perawat dalam melakukan praktik
keperawatan. Asas yang harus diterapkan dalam praktik keperawatan
yaitu, perikemanusiaan; nilai ilmiah; etika dan profesionalitas; manfaat; keadilan;
pelindungan; dan kesehatan dan keselamatan Klien.Selain itu, didalam pasal
3 dijelaskan tujuan perawat yaitu meningkatkan mutu Perawat;meningkatkan
mutu Pelayanan Keperawatan; memberikan pelindungan dan kepastian hukum
kepada Perawat dan Klien; dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pada BAB 2 Jenis perawat (yang terdiri dari perawat profesi dan perawat
vokasi). Dengan telah adanya pertaruan yang menyebutkan tentang jenis-jenis
perawat yang telah diakui oleh negara, maka perawat-perawat yang masih berada

11
dibawah tingkat tersebut seperti SMA Keperawatan, tidak diperbolehkan untuk
menjalankan profesi sebagai Perawat. Semua ini demi peningkatan mutu
keperawatan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Pada BAB 3 pendiikan tinggi keperawatan: pendidikan tinggi keperawatan


terdiri atas: pendidikan vokasi, pendidikan akadememi, pendidikan profesi. Dalam
pasal 5 sudah jelas tertulis standar pendidikan tinggi keperawatan atau dengan
kata lain dalam pasal 5 tersebut disebutkan standar tingkat pendidikan agar dapat
menjadi perawat. Penndidikan minimal yaitu pendidikan vokasi, yang berada pada
diploma tiga keperawatan. Dengan begitu, pendidikan dibawah diploma tiga
keperawatan tidak di izinkan untuk bekerja pada bidang keperawatan. Sebelum
disahkannya UUK ini, masih banyak pendidikan keperawatan yang berada di
bawah batas minimum, misalnya seperti sekolah keperawatan sederajat  dengan
SMA. Sudah ada peraturan yang mengatur agar tenaga-tenaga keperawatan yang
masih kurang pengetahuannya tidak diturunkan ke lapangan.

Pendidikan tinggi yang dimaksud pada pasal 5 tersebut dapat


diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki izin penyelenggaraan serta
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia pada perguruan tinggi tersebut sesuai
standar seperti yang tertulis pada bab III pasal 9. Perawat yang telah luluspun
diwajibkan untuk mengikuti ujian pula. Ujian ini adalah ujian uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bekerja sama dengan organisasi
profesi perawat. Setiap calon perawat harus lulus ujian ini terlebih dahullu agar
dapat bekerja sebagai perawat. Dengan mengikuti ujian ini, dapat diperkirakan
apakah kemamapuan dan pemahaman para calon perawat telah mencapai standar
kompetensi atau belum. Seperti yang diatur pada pasal 16 poin 1-4

Pada BAB IV registrasi, izin praktik, dan registrasi ulang

Sebagai salah satu tenaga kesehatan, tentu perawat memiliki tanggung


jawab dalam keselamatan dan keamanan klien. Seperti yang tertulis dalam pasal
17 dalam Undang-Undang Keperawatan, Untuk melindungi seluruh masyarakat
dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, Manteri dan Konsil Keperawatan

12
memiliki tugas untuk melakukan pembinaan dan pengawasan mutu Perawat
sesuai dengan kewenangan masing-masing. Perawat yang hendak menjalankan
profesinya sebagai perawat atau dengan kata lain akan menjalankan Praktik
Keperawatan, diwajibkan untuk memilki STR (Surat Tanda Registrasi). STR
tersebut diberikan oleh Konsil Keperawatan. Pun begitu, untuk mendapatkan
STR, Perawat harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan-persyaratan
tersebut tertulis dalam pasal 18 poin 3.

Dengan sudah adanya landasan hukum berupa Undang-Undang


Keperawatan seperti ini, maka perawat-perawat yang terjun ke dalam masyarakat
harus benar-benar perawat yang berkompetensi dan diakui oleh Negara karena
telah mendapatkan izin dalam bentuk STR. Perawat yang tidak memiliki STR
tidak boleh menjalankan praktik keperawatan. Tidak ada lagi perawat yang
memiliki izin yang turun ke masyarakat seperti yang terjadi pada beberapa daerah
beberapa saat yang lalu. Dengan sudah tertulisnya dalam UUK, maka perawat
yang tidak memiliki STR namun tetap menjalankan Pratik Keperawatan maka
akan diatur dalam hukum. STR yang diterima oleh Perawat berlaku selama 5
tahun dan dapat diregistrasi kembali setiap 5 tahun. Bagi Perawat yang hendak
membuka Praktik Keperawatan Mandiri, wajib bagi mereka untuk meiliki izin
berupa SIPP (Surat Izin Praktik Perawat). SIPP diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, sesuai dengan pasal 19 poin 3 dan 4

Perawat dari Negara luar atau yang sering disebut Perawat Negara Asing
dan Perawat Indonesia lulusan Luar Negeri, jika ingin melakukan praktik
keperawatan di Indonesia, wajib pula baginya untuk memiliki STR. Namun,
sebelum mendapatkan STR, mereka wajib untuk mengikuti evaluasi kompetensi,
sesuai dengan pasal 24 poin 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa Perawat yang
berasal dari Negara lain tidak begitu saja dengan mudah untuk melakukan praktik
keperawatan di Indonesia, mereka harus melakukan beberapa tahap  evaluasi
terlebih dahulu dan harus memiliki STR. Semua hal yang di atur dalam UUK
memiliki tujuan untuk mensejahterakan para Perawat dan tentu untuk
meningkatkan pelayana yang baik kepada masyarakat.

13
Pada BAB V Praktik Keperawatan

Dalam Undang-Undang Keperawatan, menjadi seorang perawat tentunya


harus memahami dan melakukan praktik keperawatan dengan baik dan benar. Hal
tersebut untuk menjadikan praktik profesionalisme perawat. Praktik keperawatan
ini dapat dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat lainnya
sesuai dengan kondisi kliennya. Pada akhirnya praktik keperawatan harus
fleksibel, karena dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Praktik keperawatan ini terdiri dari praktik keperawatan mandiri dan praktik
keperawatan di fasilitas pelayanan kesahatan. Praktik keperawatan ini harus
menjunjung tinggi kode etik, standar pelayanan, standar profesi, dan standar
prosedur operasional, serta harus berdasarkan prinsip kebutuhan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat, sesuai dengan pasal 28 ayat 1-3 UU Keperawatan

Untuk menyelenggarakan praktik keperawatan dengan baik dan benar, ada


beberapa tugas dan wewenang menjadi seorang perawat. Tugas perawat selain
memberikan asuhan keperawatan, juga sebagai penyuluh dan konselor bagi klien,
sebagai pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, juga sebagai
pelimpah kewenangan dan keadaan keterbatasan tertentu. Perawat harus kritis
dalam menentukan asuhan keperawatan, dalam melakukan pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta dokumentasi keperawatan dengan
benar dan tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan klien. Hal yang terpenting
menjadi seorang perawat harus memberikan advokasi dalam perawatan kesehatan
masyarakat. Sebagai peneliti keperawatan ini untuk merumuskan permasalahan-
permasalahan yang baru serta mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.

Hal yang perlu menjadi perhatian didalam UU Keperawatan ini salah


satunya adalah perawat sebagai pelimpahan wewenang. Pelimpahan wewenang
yang dimaksud dilakukan secara delegatif disertai dengan pelimpahan tanggung
jawab. Pelimpahan wewenang yang diberikan hanya dapat diberikan kepada
perawat profesi dan/atau perawat vokasi yang sudah terlatih dan telah terlatih
untuk melakukan tindakan medis dibawah pengawasan, sehingga tak sembarang

14
perawat dapat diberikan pelimpaham wewenang demi menjamin keselamatan
klien. Hal ini sesuai dengan pasal 32 ayat 3-6

Salah satu hal yang saat ini banyak diperbicarakan yaitu tentang
pelaksanaan tugas dalam keterbatasan tertentu khususnya dalam keadaan tidak ada
tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian. Hal ini telah diatur pada UU
keperawatan pasal 33. Dengan adanya aturan tentang hal ini, maka perawat
mendapat perlindungan khusunya dalam pemberian tindakan disaat tidak ada
tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian ditempat sedangkan klien
membutuhkan suatu tindakan yang cepat. Jika keadaan tersebut terjadi, perawat
dapat memberikan tindakan kepada klien, pun begitu tetap harus memperhatikan
kompetensi perawat untuk menjaga keselamatan klien. 

Pada BAB VI, hak dan Kewajiban

Sebagai perawat tentunya mempunyai hak dan kewajiban yang harus


terpenuhi guna menjadi  perawat yang profesional. Hak ini diberikan perawat jika
mereka ingin mendapatkan perlindungan terhadap praktik keperawatan yang
mereka lakukan, sedangkan kewajiban merupakan tanggung jawab dan tanggung
gugat apa yang harus dilakukan menjadi seorang perawat. Penjelasan dalam
Undang-Undang Keperawatan mengenai hak dan kewajiban perawat sudah jelas
cukup jelas.

Sebagai perawat juga tentunya klien merupakan hal yang menjadi


prioritas. Bukan hanya perawat, namun seluruh tenaga kesehatan harus
memposisikan klien sebagai prioritas utamanya ketika sedang bertugas. Klien
mempunyai hak dan tanggung jawab yang berhar untuk mereka dapatkan dan
lakukan demi menunjang keakuratan tindakan kesehatan yang diberikan
kepadanya. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat dengan klien
harus dapat menenuhi semaksimal mungkin hak-hak klien dan mengingatkan
klien tentang jawab mereka sebagai pasien

15
Dengan adanya peraturan tentang hak dan keperawatan, diharapkan agar
pada Perawat bisa mendapatkan hal-hal yang memang sudah menjadi haknya serta
melakukan hal-hal yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Setelah hak dan
kewajibannya terpenuhi, perawat sangat perlu untuk memenuhi hak dan tanggung
jawab klien, agar asuhan keperawatan yang diberikan dapat maksimal sehingga
keselamatan klien tetap terjaga.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kode Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang


menerapkan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
masyarakat. Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi, yang
memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar
profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari
masyarakat telah diterima oleh profesi. Keperawatan disebut sebagai sebuah
profesi karena sudah memiliki body of knowledge, standar praktik, kode etik, dan
sistem pendidikan tinggi keperawatan hingga program doktor. Profesi perawat
perlu memiliki UU agar terlindungi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Selain itu
juga UU Keperawatan yang ada akan melindungi masyarakat pengguna jasa
pelayanan keperawatan. UU Keperawatan dapat mengatur hal yang mana saja
boleh atau tidak boleh dilakukan oleh seorang perawat, kompetensi apa yang
harus dimiliki oleh perawat yang akan melakukan suatu tindakan tertentu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aisty. 2016. Kode Etik Keperawatan.


https://aistygirl91.wordpress.com/tag/kodeetik-keperawatan/. Diakses
pada tanggal 13 November 2017

Inna PPNI. 2017. Kode Etik Keperawatan.


https://inna-ppni.or.id/publicannouncements/. Diakses pada tanggal 13
November 2017

Kasrat BEM IK UI. 2015. Dalam


https://www.kompasiana.com/kastratbemfikui/pasca-pengesahan-uu-no-
38-tahun-2014-tentang keperawatan_55546fff739773331490553b.
Diakses pada tanggal 20 November 2017

Zainal, Said A, 2006. Kebijakan publik. Jakarta: Suara Bebas

17

Anda mungkin juga menyukai