Anda di halaman 1dari 37

ETIKA PROFESI

TENAGA
KESEHATAN
(PERAWAT, BIDAN,
APOTEKER)
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN  Pengertian Etika Keperawatan
 Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan
Perry (1997), etika keperawatan dikaitkan
dengan hubungan antar masyarakat dengan
karakter serta sikap perawat terhadap orang
lain. Etika keperawatan merupakan standar
acuan untuk mengatasi segala macam
masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan terhadap para pasien yang
tidak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya (Amelia. 2013). Etika
keperawatan merujuk pada standar etik
yang menentukan dan menuntun perawat
dalam praktek sehari-hari (Fry, 1994).

 Contoh implementasi etika keperawatan?


KEGUNAAN ETIKA
KEPERAWATAN
a. Perkembangan teknologi dalam bidang medis
dan reproduksi, perkembangan tentang hak-hak
klien, perubahan sosial dan hukum, serta
perhatian terhadap alokasi sumber-sumber
pelayanan kesehatan yang terbatas tentunya akan
memerlukan pertimbangan-pertimbangan etis.
b. Profesionalitas perawat ditentukan dengan
adanya standar perilaku yang berupa “Kode
Etik”. Kode Etik ini disusun dan disahkan oleh
organisasi/wadah yang membina profesi
keperawatan. Dengan pedoman Kode Etik ini
perawat menerapkan konsep-konsep etis.
Perawat bertindak secara bertangung jawab,
menghargai nilai-nilai dan hak-hak individu.
KEGUNAAN ETIKA KEPERAWATAN
c. Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya profesi
keperawatan. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia, karena itu tidak membeda-
bedakan. Pelayanan keperawatan ini juga didasarkan atas kepercayaanbahwa perawat akan berbuat
hal yang benar/baik dan dibutuhkan, hal yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena
itu bilamana menghadapi masalah etis, dalam membuat keputusan/tindakan perawat perlu
mengetahui, menggunakan serta mempertimbangkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan etis tersebut.
d. Dalam membuat keputusan etis ada banyak faktor yang berpengaruh antara lain : nilai dankeyakinan
klien, nilai dan keyakinan anggota profesi lain, nilai dan keyakinan perawat itu sendiri, serta hak dan
tanggung jawab semua orang yang terlibat.
e. Perawat berperan sebagai advokasi, memiliki tanggung jawab utama yaituuntuk melindungi hak-hak
klien. Peran perawat sebagai advokasi berasal dari prinsip etis “beneficience = kewajiban untuk
berbuat baik” dan “nonmaleficence = kewajiban untuk tidak merugikan/mencelakakan”.
KODE ETIK KEPERAWATAN
 Pengertian dari Kode Etik keperawatan
 Secara pengertian menurut Wijono D. (1999), kode etik adalah
asas dan nilai yang berhubungan erat dengan moral sehingga
bersifa normatif dan tidak empiris, sehingga penilaian dari segi
etika memerlukan tolak ukur. Menurut Persatuan Perawat
Nasional Indonesia/PPNI (2003), Kode Etik Perawat adalah
suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan
kepedulian moral, nilai, dan tujuan keperawatan

 Kode etik keperawatan disusun oleh organisasi profesi, dalam


hal ini di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI)
KODE ETIK KEPERAWATAN DI
INDONESIA
 Kode etik Adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.

 Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan


tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana
seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan.

 Kode Etik Keperawatan Indonesia dijabarkan dalam poin berikut :


PERAWAT DAN KLIEN
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan
klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warnakulit, umur,
jeniskelamin, aliran politik dan agama yang
dianutserta kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada
mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
dikehendaki sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan
oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
PERAWAT DAN PRAKTEK
1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus-
menerus
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan
pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan sertakualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi kepada orang
lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku profesional
PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT
1)Perawat senantiasa memelihara
hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan dalam
memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.
2)Perawat bertindak melindungi klien
dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan
ilegal.
PERAWAT DAN MASYARAKAT

Perawat mengemban tanggung


jawab bersama masyarakat
untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan
dan kesehatan masyarakat.
PERAWAT DAN
PROFESI
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan
standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan

2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan


pengembangan profesi keperawatan

3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk


membangun danmemelihara kondisi kerja yang kondusif
demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
ETIKA PROFESI KEBIDANAN
Etika Pelayanan Kebidanan
 Dalam pemberian layanan kebidanan, bidan
haruslah berlandaskan pada fungsi dan moralitas
pelayanan kebidanan yang meliputi :
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya
bidan dan klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan
dan mencegah tindakan yang merugikan atau
membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan
bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu
tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak
atau dalam menganalisis suatu masalah
ETIKA PELAYANAN KEBIDANAN (LANJUTAN)
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai
dengan moral yang berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa disebut kode etik
profesi.
PELAKSANAAN ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan


menggunakan prinsip sebagai berikut :
Prinsip kerja bidan :
1. Kompeten dalam pelayanan kebidanan
2. Praktek berdasarkan fakta / evidance based
3. Pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab
4. Pemakaian teknologi secara etis
PELAKSANAAN ETIKA DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN (LANJUTAN)
5. Memahami perbedaan budaya dan etnik
6. Memberdayakan / mengajarkan untuk promosi, informed choice dan ikut serta dalam
pengambilan keputusan
7. Sabar tapi rational, advokasi
8. Bersahabat dengan perempuan, keluarga dan masyarakat
KODE ETIK BIDAN INDONESIA
 Merupakan ciri profesi bidan yang bersumber dari nilai-
nilai internal dan eksternal
 Pertama kali disusun tahun 1986 dan disahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun
1988, dan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam
Rakernas IBI tahun 1991
 Terdiri atas 7 bab yang dibedakan atas tujuh bagian : yaitu
kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat, terhadap
tugasnya, terhadap sejawat dan nakes lainnya, terhadap
profesinya, terhadap diri sendiri, terhadap pemerintah, nusa
bangsa, dan tanah air, serta penutup.
KODE ETIK BIDAN INTERNASIONAL
 Kode Etik Kebidanan Internasional menghargai
perempuan berdasarkan HAM, keadilan bagi semua
(dalam akses pelayanan kesehatan didasarkan atas
hubungan yang saling menguntungkan dengan
penuh hormat).

 Kode etik kebidanan internasional adalah sebagai


berikut :
1. Hubungan dengan perempuan sebagai klien
2. Praktik kebidanan
3. Kewajiban profesi bidan
4. Peningkatan pengetahuan dan praktik
kebidanan
ETIKA PROFESI APOTEKER
 Kode Etik Apoteker sebagai panduan sikap dan
perilaku tenaga profesi apoteker dalam menjalankan
profesinya.
 UU No. 36 Tahun 2009 pasal 24 ayat 2 -> Ketentuan
mengenai kode etik diatur oleh organisasi profesi
 Pelanggaran kode etik-> pemerintah akan pasif dalam
penegakkan sanksi, berpaku pada organisasi profesi
ETIKA PROFESI APOTEKER
 Kode Etik Profesi terbaru bernomor 006/2009
yang disahkan pada tanggal 8 Desember 2009
yang adalah hasil keputusan Kongres Nasional
XVIII ISFI tahun 2009.
 Dibagi menjadi tiga bagian yaitu kewajiban
apoteker terhadap masyarakat, rekan sejawat, dan
rekan profesi kesehatan lainnya.
RANGKUM  Mukadimah : Setiap apoteker dalam melakukan
pengabdian harus didasari niat luhur. Sumpah/janji apoteker

AN adalah komitmen seorang Apoteker yang harus dijadikan


landasan moral. Kode etik adalah kumpulandari nilai-nilai atau
prinsip harus diikuti oleh apoteker sebagai pedoman.
IMPLEMEN
TASI DARI  BAB I Kewajiban Umum : Sumpah apoteker yang diucapkan
apoteker harus dihayati dengan baik dan dengan kesungguhan

KODE ETIK
dalam pengamalan. Setiap apoteker juga harus mengerti,
menghayati dan mengamalkan kompetensi sesuai dengan
Standar Kompetensi Apoteker Indonesia. Seorang Apoteker
APOTEKER juga harus mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
profesionalnya secara terus menerus.

INDONESIA
RANGKUMAN
IMPLEMENTASI DARI
KODE ETIK APOTEKER
INDONESIA
 BAB I Kewajiban Umum :

 Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus


menghindari perbuatan yang akan merusak seseorang ataupun
merugikan orang lain, dan besarnya jasa pelayanan ditetapkan
dalam PO (Peraturan Organisasi). Seorang apoteker harus
menjaga kepercayaan masyarakat atas profesi yang
disandangnya. Seorang apoteker harus dapat memberikan
informasi yang relevan, sesuai, dan “up to date”. Seorang
apoteker harus mengetahui peraturan perundang-undangan
atau peraturan terkait kefarmasian dan
pengimplementasiannya.
BAB II KEWAJIBAN APOTEKER
TERHADAP PASIEN
Implementasi :
Seorang apoteker harus mengambil
langkah-langkah yang bijak dalam
pelaksanaan tindakan professional untuk
menjamin kepentingan masyarakat,
menghormati hak asasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insani.
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
TEMAN SEJAWAT
Implementasi
Setiap apoteker harus menghargai teman sejawat, termasuk
rekan kerjanya dan melakukan komunikasi antar sejawat dengan
baik dan santun. Apoteker juga harus berkoordinasi dengan IAI
ataupun Majelis Pertimbangan Etik dalam menyelesaikan
permasalahan dengan teman sejawat.
Seorang apoteker yang melihat sejawat yang melanggar Kode
Etik perlu melakukan komunikasi untuk mengingatkan sejawat
tersebut. Apabila yang bersangkutan sulit untuk menerima, maka
ia dapat menyampaikan kepada IAI atau Majelis Pertimbangan
Etik Apoteker Pusat (MPEAP) atau MPEAD untuk dilakukan
pembinaan. Seorang apoteker juga harus memelihara kerjasama
dan perilaku saling membantu dengan teman sejawatnya.
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT
PETUGAS KESEHATAN LAIN
Implementasi
Apoteker dalam menjalankan
profesinya dapat dibantu oleh asisten
apoteker atau tenaga lain yang
kompeten. Apoteker harus mampu
menjaga hubungan yang harmonis
dengan tenaga kesehatan lainnya.
Bilamana menemukan hal-hal yang
kurang tepat, maka apoteker tersebut
harus mampu mengkomunikasikannya
dengan tenaga profesi tersebut tanpa
membuat yang bersangkutan merasa
dipermalukan
BAB V - PENUTUP
Implementasi

Terhadap pelanggaran Kode Etik Apoteker dapat


mengakibatkan sanksi bagi apoteker yang dapat
berupa pembinaan, peringatan, pencabutan
keanggotaan sementara dan pencabutan
keanggotaan tetap.
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK KEPERAWATAN

Pemasangan Infus Anak ke Setya Novanto Langgar Kode Etik Keperawatan Kompas.com - 16/03/2018

Penulis Kontributor Ungaran, Syahrul Munir | Editor Reni Susanti UNGARAN, KOMPAS.com — Insiden perawat
Rumah Sakit Medika Permata Hijau memasang jarum infus anak-anak kepada Setya Novanto saat diburu Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya tidak perlu terjadi. Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Bambang Purwantoro mengatakan, perawat seharusnya bersikap
independen dan bekerja profesional sesuai dengan kode etik keperawatan. "Kasus semacam itu tidak perlu terjadi.
Harusnya (perawat) menonjolkan sikap independen. Profesionalitas tinggi harus kita angkat di situ, sesuai dengan
kode etik dan keperawatan," kata Bambang di sela HUT Ke-44 PPNI di Semarang, Jumat (16/3/2018). Bambang
mengungkapkan, sebagian kerja keperawatan merupakan tindakan kolaboratif dengan dokter.
TELAAH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
KEPERAWATAN
 Dalam kasus tersebut, perawat yang seharusnya sebagai mitra dokter hanya boleh melakukan Tindakan

pemasangan infus apabila diinstruksikan oleh dokter. Dalam kasus tersebut juga, perawat tersebut berpura-
pura memasangkan infus pada seorang pejabat politik dimana seharusnya tindakan tersebut tidak elok
untuk dilakukan karena perawat perlu menjunjung tinggi profesionalitas tanpa dipengaruhi oleh aliran
politik tertentu (independent). [Poin Kode Etik Keperawatan Kategori Perawat dan Klien]

 Selain itu juga, perawat dalam kasus tersebut seharusnya memelihara mutu pelayanan yang diberikan
karena kemungkinan besar telah bertindak tidak jujur secara profesional. [Poin Kode Etik Keperawatan
Kategori Perawat dan Praktek]
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK KEBIDANAN

Dinkes Cabut Izin Praktik Bidan yang Terlantarkan Pasien Bersalin di Sampang

Liputan6.com, 14 Jul 2020, 03:00 WIB


Liputan6.com, Sampang - Usai terbukti menelantarkan seorang ibu yang hendak melahirkan, Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mencabut izin praktik seorang bidan bersalin.  
"Pencabutan sementara izin praktik ini sebagai bentuk sanksi untuk memberikan efek jera," kata Pelaksana Tugas
(Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang Agus Mulyadi, Senin (13/7/2020).
Bidan desa yang disanksi karena lalai itu berinisial SF, yakni Bidan Desa Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang,
Sampang.
Pencabutan izin praktik SF ini hanya sementara, yakni tiga bulan dan setelah itu yang bersangkutan diperkenankan
kembali membuka praktik.
"Keputusan memberi sanksi dengan mencabut izin praktik bidan SF ini, karena yang bersangkutan telah melanggar
kode etik kebidanan," kata Agus.
TELAAH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK KEBIDANAN
 Dalam kasus tersebut, bidan tersebut telah menelantarkan pasien dimana bidan tersebut telah
melanggar kode etik kebidanan poin kategori “kewajiban bidan terhadap klien dan
masyarakat” dimana seharusnya seorang bidan tersebut dalam menjalankan tugasnya harus
senantiasa mendahulukan kepentingan klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan dengan
kemampuan yang dimilikinya.

 Pada akhirnya, bidan tersebut pun diberikan sanksi berupa pencabutan izin keprofesian
sementara.
CONTOH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK APOTEKER

Kasus Peredaran Obat PCC, Apoteker dan Asisten Jadi Tersangka


Kompas.com - 15/09/2017, 08:22 WIB

Penulis Ambaranie Nadia Kemala Movanita | EditorBayu Galih JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menetapkan lima
tersangka dalam kasus peredaran obat jenis PCC (Paracetamol Caffein Carisoprodol) dan obat keras lainnya di
Kendari, Sulawesi Tenggara. Salah satunya yakni seorang apoteker berinisial WYKA (34) dan asisten apoteker, AM
(19). Penangkapan dilakukan setelah polisi membentuk tim gabungan yang terdiri dari Badan Narkotika Nasional
Provinsi Sulawesi Tenggara, Direktorat Intelejen Keamanan, Direktorat Narkoba, dan Resimen Kendari. Kepala Biro
Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, para pelaku ditangkap di tempat
terpisah. "Tersangka berprofesi sebagai apoteker dan asisten apoteker ditangkap di TKP Apotek Qiqa Jalan Sawo 2
Kota Kendari," ujar Rikwanto melalui keterangan tertulis, Jumat (15/9/2017).
TELAAH KASUS PELANGGARAN KODE ETIK
APOTEKER
 Dalam kasus ini, apoteker tersebut telah melanggar BAB II Kewajiban Umum Pasal 9 dari
Kode Etik Apoteker yang berbunyi
 “Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan masyarakat,
menghormati hak asasi pasien, dan melindungi makhluk hidup insani”.
 Dimana dalam hal ini, apoteker tersebut telah mengedarkan obat jenis PCC dan obat keras
lainnya yang seharusnya digunakan dengan kesesuaian kegunaannya dan dengan penggunaan
yang tepat.
 Apoteker tersebut juga kemungkinan besar melanggar BAB II Kewajiban Umum Pasal 7 dari
Kode Etik Apoteker yang berbunyi
 “Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.”
 Dalam kasus diatas, apoteker tersebut telah memberikan informasi yang salah terkait
penggunaan obat, serta telah lalai dalam tindakan monitoring penggunaan obat.
DAFTAR PUSTAKA
IAI (2009). Kode Etik Apoteker Indonesia dan Implementasi-Kabaran Kode Etik.

[online] (Diakses pada 28 September 2020 di


https://tetieco.files.wordpress.com/2011/09/kode-etik-apoteker-indonesia.pdf )

Kompas.com (2017). Kasus Peredaran Obat PCC, Apoteker dan Asisten Jadi Tersangka. [online]

(Diakses pada 30 September 2020 di


https://nasional.kompas.com/read/2017/09/15/08220261/kasus-peredaran-obat-pcc-apoteker-dan-as
isten-jadi-tersangka?page=all
)
DAFTAR PUSTAKA
Kompas.com (2018) Pemasangan Infus Anak ke Setya Novanto Langgar Kode Etik Keperawatan.

[online] Diakses pada 30 September 2020 di


https://regional.kompas.com/read/2018/03/16/16130981/pemasangan-infus-anak-ke-setya-novanto-
langgar-kode-etik-keperawatan
)

Liputan6.com (2020). Dinkes Cabut Izin Praktik Bidan Yang Terlantarkan Pasien Bersalin
di Sampang. [online] (Diakses pada 30 September 2020 di
https://www.liputan6.com/regional/read/4303914/dinkes-cabut-izin-praktik-bidan-yang-terlantarka
n-pasien-bersalin-di-sampang
)
DAFTAR PUSTAKA
Poltekkes.id (2020). Kode Etik Bidan Indonesia. [online]
(Diakses pada 30 September 2020 di
https://poltekkes.id/kode-etik-bidan/#:~:text=Kode%20etik%20bidan%20adalah%20norma,dibedakan%20menjadi%20t
ujuh%20bagian%20pokok
.)

PPNI (n.d.). Kode Etik Keperawatan Indonesia. [online] (Diakses pada 28

September 2020 di https://ppni-inna.org/doc/ADART/KODE_ETIK_KEPERAWATAN_INDONESIA.pdf )

 
DAFTAR PUSTAKA
Tajmiati, A., Astuti, K.E.W., Suryani, E. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak

Kebidanan : Konsep Kebidanan dan Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. . Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. [online] (Diakses pada 28 September 2020 di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-Kebidanan-dan-Etikolegal-dalam-Praktik-Ke
bidanan-Komprehensif.pdf
)

Utami, N. W., Agustine, U., Happy P, R. E. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan : Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan. [online] (Diakses pada 28 September 2020 di
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Etika-Keperawatan-dan-Keperawatan-Profesional-Komprehensif.pdf )
Perlakukanlah orang
lain sebagaimana kamu
ingin diperlakukan

aristoteles
Terima Kasih
Adji Suwandono

+62 8164270612
adji.suwandono@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai