Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP ETIKA DAN HUKUM


KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING :
ERA ZANA NISA S.Kep,.Ns,.M.Kep

DISUSUN OLEH :
ASMIDA SARI HASIBUAN
1914201003

STIKes FLORA MEDAN


2021/2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Profesi perawat dewasa ini sangat diminati karena bidang pelayanan kesehatan masyarakat masih
banyak membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan profesional yang berkompeten di bidang pelayanan
kesehatan. Perawat termasuk posisi vital dalam dunia pelayanan kesehatan selain dokter. Menjadi
perawat profesional membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.
Namun, dalam menjalankan profesinya sebagai perawat, perawat dituntut memahami dan menerapkan
kode etik keperawatan serta hukum kesehatan yang mengatur relasinya baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap dokter, tenaga medis yang lain, pasien/klien, dan masyarakat secara keseluruhan.
Tujuan perawat adalah menyelamatkan sesama manusia. Tugas ini sangatlah mulia sehingga dalam
menjalankan tugasnya, perawat tidak bisa dilepaskan dari kode etik keperawatan dan hukum
kesehatan di manapun perawat itu berada dan bekerja.
Oleh karena itu, berbagai masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan tersebut, menjadi hal yang
perlu diperhatikan dan didukung pemahaman petugas kesehatan mengenai kode etik dan hukum
kesehatan, dasar kewenangan, dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan
suatu pedoman yang baik dan benar-benar terpercaya tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki
oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebut adalah kode etik dan hukum kesehatan.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?


2. Apa tujuan dari etika keperawatan?
3. Apa fungsi dari etika keperawatan?
4. Apa yang dimaksud dengan kode etik keperawatan?
5. Apa saja prinsip-prinsip etik?
6. Apa saja kode etik keperawatan Indonesia?
7. Bagaimana penyelesaian dilema etik keperawatan?
8. Apa yang dimaksud dengan hukum kesehatan dan apa saja hukum tersebut?

Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari etika keperawatan.
2. Untuk memahami tujuan dari etika keperawatan.
3. Untuk memahami fungsi dari etika keperawatan.
4. Untuk memahami pengertian kode etik keperawatan.
5. Mampu memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip etik.
6. Mampu memahami dan melaksanakan kode etik keperawatan Indonesia.
7. Mampu memahami dan menyelesaikan masalah dilema etik keperawatan.
8. Mampu memahami hukum kesehatan yang telah ditetapkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Etik

 Pengertian Etika Keperawatan

Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” yang berarti adat istiadat
atau kebiasaan, model perilaku atau standar yang diharapkan, dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Konsep etika dapat dipahami sebagai peraturan atau norma yang digunakan sebagai
dasar acuan perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Etika keperawatan menjadi acuan dasar bagi
perawat dalam menjalankan profesinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang
memiliki standar dan kriteria tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah
ditetapkan, dapat dinilai dengan baik atau buruk perilaku seseorang

 Tujuan Etika Keperawatan

Jika dirumuskan ke dalam beberapa hal pokok, tujuan dari konsep etika keperawatan sebagai
berikut :

1) Merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan pasien


2) Menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat
3) Melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang
menaunginya
4) Menyinergikan institusi pendidikan yang menekuni keperawatan dengan produk lulusan
yang dihasilkan
5) Memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna tenaga keperawatan tentang
pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.
6) Memberi kesempatan bagi para perawat untuk menerapkan ilmu pengetahuannya dan
prinsip etik keperawatan dalam praktik serta dalam situasi nyata.

 Fungsi Etika Keperawatan

1) Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan


keperawatan
2) Mendorong perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam kegiatan penelitian
dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan atau asuhan
keperawatan
3) Mendorong para perawat agar dapat berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih pasien
dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah sakit, tetapi di luar rumah sakit
4) Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus-menerus untuk
meningkatkan kemampuan profesional, integritas, dan loyalitasnya bagi masyarakat luas.

3
5) Intinya fungsi etika keperawatan adalah agar para perawat mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

 Pengertian Kode Etik Keperawatan

Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik adalah salah satu
ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan, dan
peningkatan standar profesi. Kode etik keperawatan dapat juga diartikan seperangkat sistem
norma, nilai, dan aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku bagi semua anggota
organisasi profesi keperawatan. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang
berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode
etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya
sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.

 Pinsip-Prinsip Etik

1) Otonomi (autonomy)

Otonomi adalah hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Prinsip otomi adalah didasari pada keyakinan seseorang bahwa dia mampu berpikir logis dan
dapat membuat keputusan sendiri.

2) Berbuat baik (beneficience)

Berbuat baik dalam prinsip ini maksudnya individu tersebut melakukan sesuatu yang baik.
Dapat mencegah seseorang melakukan kesalahan. Terkadang, prinsip ini dalam pelayanan
kesehatan terjadi konflik dengan otonomi. Kenapa? Karena saat kita sudah niat untuk
melakukan suatu kebaikan tetapi terhalang oleh otonomi (kemandirian kita), jika kita tidak
memiliki pengetahuan atau pedoman yang benar dalam melakukan sesuatu kita bisa mendapat
keburukan/kesalahan dalam perbuatan kita tersebut.

3) Keadilan (justice)

Keadilan adalah sesuatu yang ditempatkan sesuai dengan porsinya. Prinsip keadilan
dibutuhkan demi tercapainya kesamaan derajat dan keadilan terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan.

4) Tidak merugikan (non-maleficience)

Prinsip ini maksudnya dalam melakukan tindakan jangan menimbulkan bahaya/cedera fisik
ataupun psikologis pada pasien.

5) Kejujuran (veracity)

Prinsip kejujuran adalah penuh dengan kebenaran. Prinsip ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran kepada pasien dengan keadaan dirinya
selama menjalani keperawatan tetapi informasi itu harus akurat dan objektif. Terkadang, ada
saatnya pembatasan kejujuran untuk kepentingan pasien seperti jika kebenaran akan
kesalahan prognosis pasien demi pemulihannya.

4
6) Menepati Janji (fidelity)

Prinsip ini memiliki makna bahwa sebagai seorang perawat kita harus menepati janji dan setia
pada komitmen awal. Menepati janji berhubungan juga dengan ketaatan, kesetiaan, dan
tanggung jawab perawat kepada pasien demi meningkatkan kesehatan.

7) Kerahasiaan (confidentiality)

Prinsip ini maksudnya bahwa segala informasi yang menyangkut dokumen catatan kesehatan
pasien harus benar-benar dijaga sungguh-sungguh (privasi). Kecuali, jika pasien mengizinkan
dengan bukti persetujuan.

8) Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas dapat diartikan standar pasti bahwa tindakan seorang yang pofesional harus
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

 Kode Etik Keperawatan Indonesia

PPNI sebagai satu-satunya organisasi profesi perawat di Indonesia, menetapkan kode etik profesi
bagi para anggotanya. Kode etik ini disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Seorang
perawat harus selalu berpegang teguh terhadap kode etik profesinya. Berikut ini adalah kode etik
keperawatan yang dikeluarkan oleh DPP PPNI :

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien/pasien

o Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman kepada tanggungjawab


yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.
o Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan, senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan
hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat .
o Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga, dan masyarakat,
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan. Tanggungjawab terhadap tugas .
o Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat
dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, khususnya serta upaya
kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

2. Tanggungjawab terhadap tugas

o Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi, disertai kejujuran
professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan, sesuai dengan
kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
o Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

5
o Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk tujuan
yang (melakukan hal) yangbertentangan dengan norma kemanusiaan.
o Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang di anut, serta kedudukan social.
o Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan
tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan .

3. Tanggung jawab terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya

o Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesamaperawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
o Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannyakepada
sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalamannya kepada sesama perawat,
serta menerima pengetahuan dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.

4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan

o Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-sendiri


dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
o Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan
perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
o Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
o Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan
sebagai sarana pengabdiannya.

5. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara

o Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang


diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
o Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

6
 Penyelesaian Dilema Etik Keperawatan

Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu tindakan
tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Dilema etik ini susah untuk menentukan yang benar atau salah
dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak
rintangan untuk melakukannya. Etik itu memiliki tipe-tipe yaitu :

1. Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut
masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang
muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theology. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian
pelayanan kesehatan.

Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan
kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan
kesehatan

2. Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien.

Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya
merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

o Etik juga memiki teori yaitu :


a) Utilitarian

Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat tindakan
Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

d) Deontologi

7
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.Untuk membuat
keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan
emosional.masyaraka

B. Hukum Keperawatan

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan di


bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga kesehatan dan sarana
kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak lain yang mengikat masing-masing
pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang berlaku secara lokal, regional, nasional dan
internasional.

Dengan demikian, dalam keperawatan hukum berfungsi sebagai berikut :

 Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang sah
dalam asuhan keperawatan pasien
 Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga profesional kesehatan lain
 Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri
 Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
 Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain
 Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat
memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan diselenggarakannya
“World Congress on Medical Law” di Belgia tahun 1967. “ Di Indonesia, perkembangan hukum
kesehatan dimulai dengan terbentuknya kelompok studi untuk Hukum Kedokteran FK-UI dan rumah
Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun 1982. Kelompok studi hukum kedokteran ini akhirnya
pada tahun 1983 berkembang menjadi Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada
kongres PERHUKI yang pertama di Jakarta, 14 April 1987. Hukum kesehatan mencakup komponen-
komponen atau kelompok-kelompok profesi kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya,
yakni : Hukum Kedokteran, Hukum Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi, Hukum
Rumah Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4 kelompok
yaitu:

1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu :

o UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No 36/2009 tentang
Kesehatan
o PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
o Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat

8
o UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran
o UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit
o Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi
o UU No. 38/2014 tentang Keperawatan

2. Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan pelayanan Kesehatan antara
lain:
o Hukum Pidana

Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 359 KUHP
tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana bagi tenaga kesehatan atau sarana
kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan pasien mengalami
cacat, gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan yang
dilakukannya.

o Hukum Perdata.

Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya Pasal 1365
KUHPerd. Mengatur tentang kewajiban hukum untuk mengganti kerugian yang dialami oleh
pasien akibat adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan sarana
kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien

o Hukum Administrasi

Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan maupun oleh sarana kesehatan yang melanggar hukum adminstrasi yang menyebabkan
kerugian pada pada pasien menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara pelayanan
kesehatan tersebut

3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional


o Konvensi
o Yurisprudensi
o Hukum Kebiasaan
o Hukum Otonomi
o Perda tentang kesehatan
o Kode etik profesi

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut:

Etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang memiliki standar dan kriteria
tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah ditetapkan, dapat dinilai dengan
baik atau buruk perilaku seseorang.

Tujuan dari etika keperawatan adalah merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan
pasien, menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat, melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak
adil oleh institusi yang menaunginya dan lain sebagainya.

Fungsi etika keperawatan adalah intinya agar para perawat mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.

Prinsip-prinsip etik yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran,
menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas.

Kode etik keperawatan Indonesia yang dikeluarkan DPP PPNI yaitu tanggung jawab perawat
terhadap pasien, tanggung jawab perawat terhadap tugas, tanggung jawab terhadap
sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya, tanggung jawab terhadap profesi keperawatan,
tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.

Penyelesaian dilema etik keperawatan adalah suatu cara untuk berdiskusi atau mencari solusi
dari masalah dilema etik keperawatan tetapi dilema etik ini susah untuk menentukan yang
benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus

10
dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Kode Etik Perawat Nasional
Indonesia adalah aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/ fungsi perawat. Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi
perawat dan pasien.

Saran

Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:

Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya mahasiswa keperawatan lebih
memahami tentang konsep etik dan hukum kesehatan.

Mahasiswa dan perawat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun


dalam praktik keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Hadi. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri, Trikaloka H. Dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan. Yogyakarta:

12

Anda mungkin juga menyukai