Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Etika keperawatan adalah cabang utama filsafat yang mempeljar nilai atau

kualitas yang menjadi study mengenai standar penilaian moral. Etika mnecangkup

analissi dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung ja-

wab. (Agus:2015)

Praktik keperawan adalah diberikan berdasarkan ilmu pengetahuan,

dengan menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik keperawa-

tan. Kode etik keperwatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat

terhadap petugas, perawat tehadap anggota tim kesehatan, perawat terhadap

profesi dan perawat terhadap pemerintah bangsa dan tanah air. Setiap perawat

akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang meru-

pakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan dengan seb-

arangan.

Prinsip etika profesi merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap

prifesi. Prinsip etika profesi dapat juga diartikan sebagai tuntunan yang harus di-

amalkan oleh profesi dalam menjalankan tugas keprofesiannya terutama dalam

melayanikliennya. Bagi profesi keperawatan merupakan amalan yang baik yang

harus dilakukan. (Siswanto:2013)

Norma-norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh tenaga profesi

kesehatan itu sendiri, yang bila dihimpun sering disebut sebgai kode etik. Kode

etik kepertawartan merupakan suatu pernyataan komperhensif dari profesi yang

memberikan tuntunan bagi anggotanya dalam melaksnakan praktik keperawatan,

1
baik yang berhubungan dengan pasien, masyarakat, teman sejawat, dan diri

sendiri. Kode etik diorganisasikan dalam nilai moral yang merupakan pusat bagi

keperawatan yang sesuai dengan etika semuanya bermuara dalam hubungan pro-

fessional perawat dengan klien dan menunjukkan apa yang dierduliakan perawat

dalam hubungan tersebut.

Nilai-nilai tersebut adalah prinsip penghargaan (respek) terhadap orang,

dari prinsip penghargan timbul prinsip otonomi yang bekenaan dengan hak orang

lain. Prinsip veracity merupakan suatu kewajiban untuk mengatan yang

sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain. Prinsip confidintiality (ke-

rahasiaan) berarti perawat menghargai semua informasi tnetang klien merupakan

hak istimewa pasien dan tidak untuk disebarkan secara tidak tepat. Fidentilinty

atau kesetiaan , berarti perawat bekewajiban untuk setia dengan kesepakatan dan

tanggung jawab yang telah dibuat, meliputi menempaati janji, menyimpan ra-

hasia. Perinsip justice (keadilan), merupakan prinsip keadilan untuk berlaku adil

untuk setiap individu.

Semua nilai-nilai molral tersebut selalu dan harus dijalankan pada setap

pelaksanaan praktek keperawatan dan selama berinteraksi dengan pasien dan

tenaga kesehataan lain. Kondisi inilah yang sering kali menimbulkan konflik di-

lema etik. Maka penyelesaian dari dilemma etik tersebut harus dengan yang bijak

dan saling memuaskan baik pemberi asukan keperawatan (perawat), pasien dan

profesi lain (teman sejawat).

2
B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penyususnan makalah ini penulis akan membahas mengenai :

1. Pengertian tika, etik dan etiket

2. Perbedaan etiket dan etika

3. Kode etik keperawatan

4. Tujuan kode etik keperawatan

5. Prinsip-prinsip etika keperawatan

C. TUJUAN

Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami

mengenai :

1. Etika Keperawatan

2. Penerapan Etika Keperawatan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Etika, Etik dan Etiket

1. Pengertian Etika

Etika adalah kata yang berasal dai yunani yaitu etos yang berarti kebiasaan

atau model perilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk

suatu tindakan, etika juga dapat di artikan segala sesuatu yang berhubungan

dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu per-

buatan. Maka dapat di artikan bahwa etika adalah peraturan atau norma yang

dapat di artikan sebagai acuan.

Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi kepada

kemanusiaan mendahulujkan kepentingan diatas kepentingan pribadi, bentuk

pelayanan berbentuk humanistik, menggunakan endekan secara holistik, dil-

aksanakan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik se-

bagai tuntunan utanma dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan

memahami konsep etik , setiap perawat akan memperoleh arahan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. yang merupakan tanggung jawab moral-

nya dan tidak akan membuat keputusan secara sembarangan.

Norma-norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh kelompok profesi

tenaga kesehatan itu sendiri, yang bila dihimpun (dimodifikasikan) sering

disebut dengan kode etik. Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan

komperhensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya dalam

melaksanakan praktik keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien,

masyarakat,teman sejawat dan diri sendiri.

4
2. Pengertian Etik

Etik adalah ilmu yang mempelajari baik buruknya perbuatan secara moral.

Moral adalah perilaku yang di harapkan oleh masyarakat atau merupakan

standar yang harus di peratikan seorang bergabung dengan kelompok atau

anggota masyarakat tersebut. Etik juga diatur oleh kode etik. Kode etik adalah

pedoman tertulis yang mengatur tentang norma norma berperilaku.

3. Pengertian Etiket

Etiket adalah kebiasaan yang telah disepakati bersama dan digunakan

sehari hari. Maka dapat di artikan bahwa etiket adalah perilaku seorang sehari

hari.

B. Perbedaan Etiket dan Etika

a. Etiket cara yang tepat atau ditentukan dalam kalangan masyarakat tertetu. Se-

dangkan etika memberi norma tentang suatu perbuatan apakah suatu per-

buatan boleh dilakukan boleh atau tidak.

b. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan yang membutuhkan kehadiran orang

lain. Sedangkan etika selalu berlaku, meskipun tidak ada orang yang

menyaksikan

c. Etiket bersifat relative kaena ukuran sopan santun anatara masyarakat satu

dengan lainnya. Sedangkan etika lebih bersifat mutlak atau tidak dapat di-

ganggu gugat.

d. Etiket menyangkut aspek lahiriah atau dapat dilihat oleh masyarakat. Se-

dangkan etika menyangkut aspek batiniah.

5
C. Kode Etik Keperawatan

Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar

kesempurnaan dan nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan

oleh semua anggota kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang

waktu, dan berfungsi sebagai standar untuk tindakan profesional mereka.

Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina

profesi tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik keperawatan

di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia melalui Musyawarah Nasional PPNI di jakarta pada tanggal

29 November 1989.

Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.

1. Bab 1, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat

terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.

2. Bab 2, terdiri dari lima pasal menjelaskan tentang tanggung jawab perawat

terhadap tugasnya.

3. Bab 3, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap

sesama perawat dan profesi kesehatan lain.

4. Bab 4, terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat

terhadap profesi keperawatan.

5. Bab 5, terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat

terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.

6
Dengan penjabarannya sebagai berikut :

a. Tanggung jawab Perawat terhadap klein

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat,

diperlukan peraturan tentang hubungan antara perawat dengan

masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa

berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber pada adanya

kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.

2. Perawat, dalam melaksanakan pengabdian dibidang keperawatan,

memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai

budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu,

keluarga dan masyarakat.

3. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu,

keluarga, dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai

dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

4. Perawat, menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan

masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan

upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai

bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

b. Tanggung jawab Perawat terhadap tugas

1. Perawat, memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi

disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta

keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,

keluarga, dan masyarakat.

7
2. Perawat, wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali

diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3. Perawat, tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan

keperawatan yang dimilikinya dengan tujuan yang bertentangan

dengan norma-norma kemanusiaan.

4. Perawat, dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa

berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh

pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis

kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.

5. Perawat, mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien

dalam melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dalam

mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-

tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan

keperawatan.

c. Tanggung jawab Perawat terhadap profesi yang lain yang terkait

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi

kesehatan lain sebagai berikut :

1. Perawat, memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan

tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasiaan suasana

lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan

kesehatan secara menyeluru.

8
2. Perawat, menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan

pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan

dan pengalaman dari profesi dalam rangka meningkatkan kemampuan

dalam bidang keperawatan.

d. Tanggung jawab Perawat terhadap Profesi

1. Perawat, berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara

sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi

perkembangan keperawatan.

2. Perawat, menjungjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan

menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.

3. Perawat, berperan dalammenentukan pembakuan pendidikan dan

pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kagiatan

pelayanan dan pendidikan keperawatan.

4. Perawat, secara bersama-sama membina dan memelihara mutu

organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

e. Tanggung jawab Perawat terhadap Negara

1. Perawat, melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijsanaan yang

telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan

keperawatan.

2. Perawat, berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada

pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan

keperawatan kepada masyarakat.

9
D. Tujuan Kode Etik Keperawatan

Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat,

dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan

menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,

teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan

maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.

2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi

keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan

tugasnya.

3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya

diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.

4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar

dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional

keperawatan.

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga

keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas

praktek keperawatan.

10
E. Prinsip-Prinsip Etika Keperawatan

Prinsip etika keperawatan adalah menghargai hak dan martabat manusia,

tidak akan pernah berubah. Prinsip ini juga diteapkan baik dalam bidang pendidi-

kan maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayana kesehatan.

Ketika menambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertim-

bangan mereka dengan menggunakan kedua konsekwensi dan prinsip serta

kewajiban moral yang universal. Hal yang fundamental dari prinsip ini adalah

penghargaan atas sesama.

Macam-macam prinsip etika keperawatan :

1. Autonomy (Otonomi)

Prinsip otonomi didasarkan keyakinan bahwa individu mampu berfikir

logis dam memutuskan. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap

seseorang, di pandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak

secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu

yang menuntut pembedaan diri. Perawatan professional mereflesikan otonomi

saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang

keperawatan dirinya. Dengan kata lain otonomi adalah hak dari pasien untuk

memulai dengan yang kita sarankan atau mengatur dirinya sendiri.

2. Beneficience (berbuat baik)

Benefisiensi berarti mengajarkan sesuatu yang baik dengan lainya. Ke-

baikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, pengha-

pusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan dari dan orang lain.

Dapat di artikan juga melakukan yang baik dan tidak merugikan pasien atau

tidak menimbulkan bahaya bagi pasien.

11
3. Justice (keadilan)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap

orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan.

Nilai ini di reflesikan dalam praktek professional ketika perawat bekerja untuk

hal yang benar sesuai hukum, standar praktek keyakinan yang benar untuk

memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Justice dapat di artikan juga prin-

sip untuk bertindak keadilan bagi setiap individu, setiap individu mendapat

perlakuan dan tindak yang sama.

4. Nonmelesicience (tidak merugikan)

Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak men-

imbulkan bahaya atau cidera secara fisik dan psikologis. Biasanya sama

artinya dengan beneficience.

5. Veracity (kejujuran)

Prinsip veracity yaitu penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh

pemberian layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap

pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip ini

berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

Dengan kata lain prinsip ini merupakan prinsip moral dimana kita mempunyai

kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang

lain atau pasien.

6. Fidelity (loyality/ketaatan)

Prinsip fidelity di butuhkan untuk menghargai janji dan komitmenya ter-

hadap orang lain. Perawat setia pada komitmenya dan menepati janji serta me-

nyimpan rahasia pasien.

12
7. Akuntabilitas

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung

jawab pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.

Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan seorang profes-

sional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

13
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan Prinsip-Prinsip Etika Keperawtan

1. Autonomy (Kemandirian)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu ber-

pikir secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa

mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya. Otonomi

merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pem-

bedaan diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan menghargai ke-

mandirian ini.

Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah memberita-

hukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau penyim-

pangan

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai

dengan ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan.

Contoh perawat menasehati klien dengan penyakit jantung tentang pro-

gram latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat men-

asehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun memper-

baiki kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun menjaga resiko

serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang haruslah dilakukan.

14
3. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat

keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan

hukum yang berlaku.

Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk

serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat

harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian ber-

tindak sesuai dengan asas keadilan.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Prinsip ini berarti seorang perawat dalam melakukan pelayanannya sesuai

dengan ilmu dan kiat keperawatan dengan tidak menimbulkan bahaya/cedera

fisik dan psikologis pada klien.

Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis

menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan

(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus

menginstrusikan pemberian transfusi darah.

Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena prinsip beneficence wa-

laupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-maleficence.

5. Veracity (Kejujuran)

Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh

seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada se-

tia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.

15
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.

Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien mem-

iliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin

tahu.

Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena

kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan mening-

gal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli

bedah berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian sua-

minya kepada klien. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati Janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,

mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.

Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan

menghargai komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.

Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keper-

luan pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau atas permintaan

pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitas)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profes-

sional dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.

Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, ses-

ame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi

16
dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima obat,

dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemam-

puan professional.

B. Dilema Etik Keperawatan

Dilema etika sendiri adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau

lebih) landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya secara

bersamaan. Pada dilema etika ini, akan sukar sekali menentukan mana yang benar

dan mana yang salah. Sehingga, seringkali hal tersebut dapat menimbulkan stress

pada perawat, karena sejatinya seorang perawat tahu apa yang harus dilakukan

namun banyak sekali rintangan untuk dapat melakukannya.

Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu perawat memainkan peranan

penting dalam pengambilan keputusan etik yang berkaitan dengan dilema etik.

Dan hal tersebut merupakan bagian dari tugas seorang perawat.

Bandan (1990), secara umum menjelaskan permasalahan etika keperawa-

tan yang pada dasarnya terdiri dari lima jenis permasalahan, yaitu;

1. Kualitas Melawan Kuantitas Hidup

Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua se-

lang yang dipasang pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma

selama 8 hari. Dalam keadaan seperti ini, perawat menghadapi permasalahan

tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan keputusan secara

moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas mela-

17
wan kuantitas hidup, karena keluarga pasien menanyakan apakah selang-se-

lang yang dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan

pasien untuk tetap hidup.

2. Kebebasan Melawan Penanganan dan pencegahan Bahaya

Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk

mengenakan sabuk pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan

bebas. Pada situasi ini, perawat pada permasalahan upaya menjaga kesela-

matan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.

3. Berkata Secara Jujur dan Melawan Berkata Bohong

Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya

menggunakan narkotika. Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada ma-

salah apakah ia akan mengatakan hal ini secara terbuka atau diam, karena di-

ancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan hal tersebut

pada orang lain.

4. Keinginan Terhadap Pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah Agama,

Politik, Ekonomi dan Ideologi

Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa da-

ripada berobat ke dokter. Hal ini tentunya merupakan masalah etik yang

bertentangan dengan ilmu pengetahuan dan falsafah agama. Secara penge-

tahuan, penghapusan dosa “bukanlah” terapi pengobatan, namun secara

agama, penyakit mungkin saja timbul sebagai akibat dari banyaknya dosa

yang telah diperbuat.

5. Terapi Ilmiah Konvensional Melawan Terapi Tidak Ilmiah dan Coba-Coba

18
Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tinda-

kan untuk mengatasi nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka

percaya bahwa pada daun tersebut terdapat miang yang dapat melekat dan

menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan dibagian tubuh yang sakit.

C. Permasalahan Etika dalam Praktek Keperawatan Saat Ini

Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti

berkata tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian

pemberian makanan dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa per-

masalahan etik yang langsung berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti:

evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang, mem-

berikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang

buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo, 1995).

Beberapa contoh permasalahan etik yang berkaitan langsung dengan prak-

tik keperawatan dilapangan diantaranya adalah;

1. Konflik Etik Antar Teman Sejawat

Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kese-

jahteraan pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka

perawat harus mampu mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang

buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk mengubah keadaan tersebut.

Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan konflik antara

perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman sejawat.

Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik antara teman sejawat,

tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan pelanggaran atau dilema etik

hal inilah yang perlu diselesaikan dengan bijaksana.

19
2. Menghadapi Penolakan Pasien terhadap Tindakan Keperawatan atau Pen-

gobatan

Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-bentuk

pengobatan sebagai alternatif tindakan serta berkembangnya teknologi yang

memungkinkan orang untuk mencari jalan sesuai dengan kondisi dan

keinginannya.

Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja terjadi dan dipengaruhi

oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh cepat,

keuangan, social dan lain-lain.

Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan keperawatan merupakan

hak pasien dan merupakan hak outonmy pasien, pasien berhak memilih, me-

nolak segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan

dirinnya, yang perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini

sehingga tidak terjadi konflik sehingga menimbulkan masalah-masalah lain

yang lebih tidak etis.

3. Masalah Antara Peran Merawat dan Mengobati

Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah

memberikan asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai faktor sering

kali peran ini menjadai kabur dengan peran mengobati.

Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan

keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan banyak

terjadi di Indonesia, terutama oleh perawat yang ada didaerah perifer (pusk-

esmas) sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

20
Dari hasil penelitian, Sciortio (1992) menyatakan bahwa pertentangan an-

tara peran formal perawat dan pada kenyataan dilapangan sering timbul dan

ini bukan saja masalah nasional seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di

negara-negara lain.Walaupun tidak diketahui oleh pemerintah, pertentangan

ini mempunyai implikasi besar.

Antara pengetahuan perawat yang berhubungan dengan asuhan keperawa-

tan yang kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas sebagai bentuk per-

lindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal ini semakin tidak jelas

penyelesaiannya.

4. Berkata Jujur atau Tidak jujur

Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat

tidak merasa bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dil-

akukan perawat adalah benar (jujur) sesuai kaidah asuhan keperawatan.

Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat

ditanya oleh pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab

“tidak apa-apa ibu/bapak, bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit”.

Dengan bermaksud untuk menyenangkan pasien karena tidak mau pasiennya

sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan suntikan yang diberi-

kan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah mengalami dilema etik. Bila

perawat berkata jujur akan membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien

dan bila berkata tidak jujur, perawat melanggar hak pasien.

5. Tanggung Jawab terhadap Peralatan dan Barang

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang be-

rarti mencuri barang-barang sepele/kecil.

21
Sebagai contoh: ada pasien yang sudah meninggal dan setalah pasien

meninggal ada barang-barang berupa obat-obatan sisa yang belum dipakai

pasien, perawat dengan seenaknya membereskan obat-obatan tersebut dan

memasukan dalam inventarisasi ruangan tanpa seijin keluarga pasien.

Hal ini sering terjadi karena perawat merasa obat-obatan tersebut tidak ada

artinya bagi pasien, memang benar tidak artinya bagi pasien tetapi bagi

keluarga kemungkinan hal itu lain.

Yang penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan informai yang jelas

terhadap keluarga pasien dan izin dari keluarga pasien itu merupakan hal yang

sangat penting. Karena walau bagaimanapun keluarga harus tahu secara pasti

untuk apa obat itu diambil.

Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain

bahwa menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak

dibenarkan karena setiap tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab ter-

hadap peralatan dan barang ditempat kerja.

6. Malpraktek dan Kelalaian atau Neglience

a. Malpraktek

Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai

“kesalahan profesional atau kurangnya keterampilan yang tidak masuk

akal”.

Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi ka-

rena tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct ter-

tentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-ma-

hiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).

22
Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dok-

ter atau perawat. Profesional perbankan dan akutansi adalah beberapa

profesi yang dapat melakukan malpraktek.

b. Neglience (Kelalaian)

Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk

dalam arti malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada

unsur kelalaian.

Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat me-

langgar standar sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sam-

purno, 2005).

Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud

dengan kelalaian adalah sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa

yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar, atau

sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati tidak

akan melakukannya dalam situasi tersebut.

Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan

sesuatu yang seharusnya dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu

secara tidak hati-hati) (Tonia, 1994).

23
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok ba-

hasan dalam masakalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya

dengan judul makalah ini penulis banyak berharap para pembaca yang budiman mem-

beriakn kritikk dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah

ini dan penulis makalah ini di kesempatan-kesempatan berikutnya,.semoga makalah ini

berghuna bagi poenyuulids pada khususnya juga para pewmbaca yang budiman pada

umumnya.

A. Kesimpulan

Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan brtanggung gugat atas

pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika

keperawatan.Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk

melaksanakan praktek keperawatan,sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh or-

ganisasi profsi,hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan

karena bentuk kode etik yg ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap

dalam bentuk petunjuk tekhnis.

Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap perilaku yang dipertanggung

jawabkan ,etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan didalam etik

terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari perilaku manusia(niat). Prinsip

–prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasuk didalamnya bagaimana

nilai-nilai moral di dalam profsi keperawatan. Penerapan nilai moral professional

24
sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh di tawar lagi dan harus dilaksanakan da-

lam praktek keperawatan.

Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang dmikian juga

bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama walau-

pun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberi asuhan

keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Kedua-duanya mepu-

nyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi dilemma etik,di-

lemma etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh beberapa fac-

tor,baik factor internal maupun ekstrnal,disamping itu karena adanya interaksi atau

hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilemma etik harus diselesaikan

baik pada tingkat individu dan institusi serta organisasi profsi dengan penuh tanggung

jawab

B. Saran

1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat di-

prtanggung jawabkan.

2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai bentuk

pelindung hukum baik pemberi dan penerima praktek keperawatan.

3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adnya perangkat-

perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan.

4. Sebgai seorang mahasiswa,khususnya mahasiswa fakultas keperawatan kita harus

mengetahui dengan pasti segala bentuk etim maupun isu eti keperawatan,dan ma-

kalah ini merupakan salah satu bagian pembelajran yg sesuai.

25
Daftar Pustaka

Bertens, K.2001. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Ismani, Nila.2001. Etika Kperawatan. Jakarta : Widya Merdeka

Notoatmodjo, Soekijo.2010. Etika dan Hukkum Kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta

Weitzel, marlene.1984. Dasar-dasar ilmu Keperawatan. Jakarta : Gunung Agunng

Roper,nancy.1996. Prinsip-prinsip Keperawatan.Yogyakarta :Abdi Yogyakarta

Kozier,(2000).Fundomentals of Nursing :concept theory andpractices.Philadelphia.

Addison Wesley.

26

Anda mungkin juga menyukai