OLEH
Disusun Oleh:
Onis Rohnenti, NIM ns231212210
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien,
teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan
maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan
berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-
nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai
kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan
berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain: (1) Model
atau contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat lingkungannya
dimana dia bergaul; (2) Moralitas diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan
institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada
individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda; (3) Sesuka hati adalah
proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan sistem
nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan
karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga
dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut; (4)
Penghargaan dan Sanksi; Perlakuan yang biasa diterima seperti: mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat
sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik; (5) Tanggung jawab
untuk memilih; adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan perkembangan
system nilai dirinya sendiri.
KLARIFIKASI NILAI-NILAI (VALUES)
Klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mengerti sistem
nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Hal ini merupakan proses yang
memungkinkan seseorang menemukan sistem perilakunya sendiri melalui perasaan
dan analisis yang dipilihnya dan muncul alternatif-alternatif, apakah pilihan–pilihan
ini yang sudah dianalisis secara rasional atau merupakan hasil dari suatu kondisi
sebelumnya (Steele&Harmon, 1983). Klarifikasi nilai-nilai mempunyai manfaat yang
sangat besar didalam aplikasi keperawatan dan kebidanan. Ada tiga fase dalam
klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan.
Pilihan: (1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap
individu; (2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan,
asuhan yang diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya
perlakuan yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
(3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik semua masyarakat.
Penghargaan: (1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan
merasa senang bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau
klien serta sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan
interpersonal yang dilakukan; (2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada
seseorang yang tidak bersedia memperhatikan martabat manusia sebagaimana
mestinya.
Tindakan (1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-
hari; (2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam
kehidupan pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang
dilakukan.
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral yang
dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan dengan
sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi sesuatu
yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan terhadap
martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi merasa
nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana kita
perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus
dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-
nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat
luas.
Perawat atau bidan memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang
berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat atau bidan, dan
berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat atau teman. Perilaku
yang etis mencapai puncaknya bila perawat atau bidan mencoba dan mencontoh
perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu memecahkan masalah
etika. Dalam hal ini, perawat atau bidan seringkali menggunakan dua pendekatan:
yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan pendekatan berdasarkan asuhan
keperawatan /kebidanan.
Pendekatan Berdasarkan Prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam bio etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat
pendekatan prinsip dalam etika biomedik antara lain; (1) Sebaiknya mengarah
langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonomi setiap
orang: (2) Menghindarkan berbuat suatu kesalahan; (3) Bersedia dengan murah hati
memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya; (4) Keadilan
menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik
dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan
progresif bagi bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan
pernah menikmati kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat
adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan
bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat berpendapat akan lebih adil bila pengobatan
diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan mempunyai harapan hidup yang
besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu metoda pun yang
mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting, bila
terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan
berdasarkan prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini
dapat mengurangi perhatian perawat atau bidan terhadap sesuatu yang penting dalam
etika.
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasen dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasen merupakan salah satu
peran yang sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi
dan mendukung hak-hak pasen. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi
perawat atau bidan, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika
yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat atau bidan
yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan
tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb: (1) Pastikan bahwa loyalitas staf atau
kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap pasen; (2) berikan
prioritas utama terhadap pasen dan masyarakat pada umumnya; (3) Kepedulian
mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan
pasen. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan informasi
yang akurat, menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil keputusan.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam masakalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman memberiakn kritikk dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulis makalah ini di kesempatan-kesempatan
berikutnya,.semoga makalah ini berghuna bagi poenyuulids pada khususnya juga para
pewmbaca yang budiman pada umumnya.
3.1 Kesimpulan
Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang dmikian juga
bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang sama
walaupun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagian pemberi
asuhan keperawatan
mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Kedua-duanya mepunyai hak dan
kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering terjadi dilemma etik,dilemma etik
merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan oleh beberapa factor,baik factor
internal maupun ekstrnal,disamping itu karena adanya interaksi atau hubungan yang
saling membutuhkan. Oleh sebab itu dilemma etik harus diselesaikan baik pada
tingkat individu dan institusi serta organisasi profsi dengan penuh tanggung jawab
3.2 Saran
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
diprtanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan
sebagai bentuk pelindung hukum baik pemberi dan penerima praktek
keperawatan.
3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adnya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara
baik dilapangan.
4. Sebgai seorang mahasiswa,khususnya mahasiswa fakultas keperawatan
kita harus mengetahui dengan pasti segala bentuk etim maupun isu eti
keperawatan,dan makalah ini merupakan salah satu bagian pembelajran
yg sesuai.
DAFTAR PUSTAKA