Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik

bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi

perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang

tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan

untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta

prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang

dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral

yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan

pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada

undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika

berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan

hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari

profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan

situasi individu yang dilayani.


Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi yang membina profesi

tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan konsep

etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan

serta nilai individu. Kata seperti etika, hak asasi, tanggung jawab, mudah
didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut diterapkan

dalam suatu situasi.


Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang

(pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus,

pencangkokan organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian yang

menggunakan subjek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang menyangkut

nilai, hak-hak asasi dan tanggung jawab profesi. Organisasi profesi diharapkan

mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan, mengembangkan nilai

tersebut melalui kode etik yang disusunnya.


Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan

keputusan untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien,

keluarga dan masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan

lingkungan fisik, sosia dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan

dan menekankan pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan

penyuluhan kesehatan.
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan

dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah

universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu tidak

membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-

lain. Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan

manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa

perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang

mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi


bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan

bagaimana harus bertindak.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa Mengetahui dan memahami Kode Etik Keperawatan Komunitas.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk Memahami Definisi dari Etika
2) Untuk memahami Prinsip-Prinsip Etika
3) Untuk Memahami Macam-macam etika
4) Untuk Memahami Tentang Etik Keperawatan
5) Untuk Memahami Prinsip Dasar dan Etika dalam Kesehatan Komunitas
6) Untuk Memahami Model Penyelesaian Dilema Etik
7) Untuk memahami Kode Etik Keperawatan Indonesia

1.3 Manfaat
1. Mampu memahami Kode Etik Keperawatan Komunitas.
2. Mengetahui Kode Etik di keperawatan komunitas yang benar sehingga menjadi

bekal untuk praktik di rumah sakit.


3. BAB 2

4. TINJAUAN PUSTAKA

5.

6. 2.1 Definisi

7. Pengertian etika (secara etimologi), berasal dari bahasa

Yunani yaitu ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan

(custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan dan moral yang

merupakan istilah dari bahasa latin, yaitu mos dan dalam bentuk jaaknya

adalah mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang

dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), menghindari hal-hal

atau tindakan-tindakan yang buruk. Etika dan moral secara garis besar

mempunyai pengertian yang sama, tetapi dalam kegiatan sehari-hari

terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan

yang dilakukan, sedangkan etika adalah untung pengkajian sistem nilai-

nilai yang berlaku.

8. Moral, berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau

kebiasaan. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang

merupakan standar prilaku dan nilai-nilai yang harus diperhatikan bila

seseorang menjadi anggota masyarakat dimana ia tinggal.

9. Sumber yang lain menyatakan bahwa moral mempunyai

arti tentang perilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan etika

mempunyai arti prinsip-prinsip dibelakang keharusan tersebut.


1. Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta

menjadi suatu kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata

atau suatu bentuk perbuatan yang nyata.


2. Etika kesehatan merupkan penerapan nilai etika terhadap bidang

pemeliharaan/pelayanan kesehatan masyarakat.


3. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan

tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan


4. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan

fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik


10.
2.2 Prinsip-Prinsip Etika

11.Asas-asas etik yang tidak berubah dalam etik profesi kedokteran

atau perawat dan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Asas menghormati otonomi klien (autonomi)


12. Setelah mendapat informasi yang memadai, klien bebas dan

berhak memutuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya. Klien

berhak untuk dihormati dan didengarkan pendapatnnya untuk itu perlu

adanya persetujuan tindakan medik (informed consent). Dokter dan

perawat tidak boleh memaksa suatu tindakan atau pengorbanan.


2. Asas manfaat (beneficence)
13. Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk

menolong klien. Untuk itu, dokter atau perawat harus menyadari

bahwa tindakan atau pengobatan yang dilakukan benar-benar

bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan klien. Kesehatan klien

senantiasa harus diutamakan oleh para perawat. Resiko yang mungkin

timbul dikurangi sampai seminimal mungkindan memaksimalkan

manfaat bagi klien.


3. Asas tidak merugikan (non-malificence)
14. Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada

prinsip Primum Non Nocere (yang paling utama, jangan merugikan).

Resiko fisik, psikologi, maupun sosial akibat tindakan dan pengobatan

yang akan dilakukan hendaknya seminimal mungkin.


4. Asas kejujuran (veracity)
15. Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur

dan jelas apa yang dilakukan, serta akibat yang dapat terjadi, informasi

yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan kliean.


5. Asas kerahasiaan (confidentiality)
16. Dokter dan perawat harus menghormati (privacy) dan

kerahasian klien, meski klien telah meninggal.


6. Asas keadilan (justice)
17. Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak berat

sebelah.
7. Asas kesetiaan, menepati janji (fidelity)

18. Prinsip ini berarti bahwa tenaga kesehatan wajib menepati

janji, menjaga komitmennya, menyimpan kerahasiaan kliennya.

Kesetiaan perawat menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode

etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar seorang perawat

adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan

kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.

8. Asas akuntabilitas (accountability)


19. Akuntabilitas adalah mempertanggung jawabkan hasil

pekerjaan dimana tindakan-tindakan yang dilakukan merupakan satu

aturan profesional. Oleh karena itu pertanggung jawaban atas hasil

asuhan keperawatan mengarah langsung kepada praktisi itu sendiri.


20.
21. Kedelapan asas etik di atas dituangkan dalam suatu

kesepakatan nasioanl yang pada umumnya disebut kode etik keperawatan

di Indonesia.

22.

23. 2.3 Macam-macam Etika

24. Membahas tentang etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang

tanggapan kesusilaan atau etis, sama halnya seperti membahas tentang moral.

Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu

memenuhi hajar hidupnya dalam rangka asas keseimbangannya antara

kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan

jasmaninya, dan antara kedudukannya sebagai makhluk yang berdiri sendiri

dengan penciptanya. Termasuk didalamnya membahas nilai-nilai atau norma-

norma yang dikaitkan dngan etika. Terdapat dua macam etika sebagai berikut :

1. Etika deskriptif
25. Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang

sikap dan perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam

hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta

sebagai dasar pengambilan keputusan. Artinya, etika deskriptif berbicara

mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku

manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang

membudaya. Dapat disimpulkan bahwa kenyataan dalam penghayatan

nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakatyang dkaikan dengan kondisi

tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.


2. Etika normatif
26. Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang

ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya

dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.

Etika normatif memberikan penilaian sekaligus norma sebagai dasar dan

kerangka tindakan yang akan diputuskan. Etika normatif memberi jawaban

atas pertanyaan tentang hal yang baik dan benar. Jadi, etika normatif

merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak

secara baik dan menghindari hal-hal buruk, sesuai dengan kaidah atau

norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Etika normatif biasanya

dikelompokkan menjadi :
1) Etika umum yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan

kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan

berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.


2) Etika khusus terdiri dari :
a. Etika sosial menekankan tanggung jawab sosial dan hubungan

antar sesama manusia dalam aktifitasnya.


b. Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban

manusia sebagai pribadi.


c. Etika terapan yaitu etika yang diterapkan pada profesi.
3. Etika pluralisme
27. Dalam aliran ini etika sebagai pedoman perilaku yang

mengumpulkan banyak informasi untuk mengukur kompleksitas situasi

tertentu dan mempertimbangkan tindakan etika. Etika ini diambil manusia

untuk melakukan tindakan yang bersifat etis.


28.

29. 2.3 Etik keperawatan

30. Etik profesi keperawatan adalah kesadaran atau pedoman

yang mengatur nilai-nilai moral di dalam melaksanakan kegiatan profesi


keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap terjaga

dengan cara yang terhormat. Etik keperawatan sangat penting dihayati oleh

para mahasiswa dibidang keperawatan. Meskipun secara teoritis mahasiswa

keperawatan belum terikat oleh etika keperawatan, tetapi hal tersebut harus

sudah dimulai, dipahami dan dihayati oleh para mahasiswa sebagai bagian

kurikulum pendidikan keperawatan dalam menghadapi tugas dan kewajiban

sebagai perawat di masa mendatang.

31. Etik keperawatan merupakan kesadaran dan pedoman yang

mengatur prinsip-prinsip moral dan etik dalam melaksanakan kegiatan profesi

keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap terajaga

dengan cara yang terhomat. Etika keperawatan tersebut antara lain

mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian dan hubungan

antara perawat dengan klie, dokter, sejawat perawat, maupun diri sendiri,

perilaku etik dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Etik yang berorientasi pada kewajiban


32. Pedoman yang digunakan adalah apa yang seharusnya dan wajib

dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kebaikan dan kebjikan.


2. Etik yang berorientasi dengan larangan
33. Pedoman yang digunakan adalah apa yang dilarang dan tidak boleh

dilakukan untuk mencapai suatu kebaikan dan kebajikan.

34.

2.5 Prinsip Dasar dan Etika dalam Kesehatan Komunitas


1. Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas
35. Prinsip dasar keperawatan kesehatan komunitas ini meliputi :
1) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2) Empat (4) tingkat sasaran pelayanan kesehatan masalah : individu,

keluarga, kelompok, khusus dan masyarakat.


3) Perawat bekerja atas PSM dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
4) Menekankan upaya promotif dan preventif tanpa lupa kuratif dan

rehabilitative.
5) Dasar pelayanan kesehatan Problem Solving Approach
6) Kegiatan utama: masalah masyarakat baik yang sehat maupun yang

sakit.
7) Tujuan meningkatkan fungsi kehidupan derajat kesehatan yang

optimal.
8) Penekanan pembinaan perilaku sehat.
9) Bekerja secara tim, bukan individu.
10) Peningkatan kesehatan.
11) Home visit, membantu mengatasi masalah klien.
12) Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan kegiatan utama.
13) Pelaksanaan kesehatan masyarakat mengacu pada system pelayanan

kesehatan yang ada.


14) Pelaksanaan pelayanan kesehatan komunitas dilakukan di Puskesmas,

panti, sekolah dan keluarga.


36.
2. Prinsip Etika Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas
37. Prinsip etika keperawatan kesehatan komunitas ini meliputi :
1) Prinsip kebaikan: mempertimbangkan bahaya dan keuntungan.
2) Prinsip autonomi: individu bebas menentukan tindakan atau

keputusannya.
3) Prinsip kejujuran/veracity: menjadi dasar terbinanya sikap percaya sau

sama lain.
38.
2.6 Model Penyelesaian Dilema Etik

39. Perawat berada di berbagai situasi sehari-hari yang mengharuskan

mereka untuk membuat keputusan-keputusan profesional dan bertindak sesuai

keputusan tersebut. Keputusan tersebut biasanya dibuat dalam hbungannya

dengan orang lain (klien, keluarga, dan profesi kesehatan lain). Ketika

keputusan etik dibuat, setiap orang yang terlibat harus menghormati dan
menghargai sudut pandang orang lain melalui kolaborasi yang saling

menghormati, keputusan terbaik dapat dicapai meskipun dalam dilema yang

sulit sekalipun. Perlu diperhatikan bahwa keputusan yang dibuat bukan yang

paling besar tetapi yang paling baik karena di dalam dilema etik tidak ada

yang benar maupun yang salah.penyelesaian dilema etik kita kenal prinsip

DECIDE yaitu :

40. D = Define the problem (s)

41. E = Ethical review

42. C = Consider the options

43. I = Investigate outcomes

44. D = Decide on action

45. E = Evalute results

46. Contoh kasus dan penyelesaiannnya menurut langkah DECIDE

47. Kasus Jari Bayi Tergunting

48. Alih-alih akan menggunting perban, yang terkena malah ujung

jari bayi. Dan konyolnya karena ketakutan, perawat yang melakukan

hal itu bukannya langsung meminta pertolongan dokter, melainkan

membuang jari itu ke bak sampah. Kejadian itu mungkin tidak segera

diketahui kalau tidak ada seorang staf rumah sakit anak di Salford,

inggris tersebut yang melihat tangan bayi S, nama bayi tersebut, yang

baru berusia 3 minggu itu berdarah. Pencarian segera dilakukan dan


beruntung setelah bak dibongkar, ujung jari masih ada. Menurut

keterangan juru bicara rumag sakit pada selasa (8/2), dokter bedah pun

segera menjahit kembali kedua jari yang terpisah itu (kompas, 10

februari 1984)

49. Memperjelas masalah

50. Pada kasus ini perlu ditambahkan tempat kejadian dan situasi

lingkungan di sekitar tempat kejadian, selain itu, kita perlu mengkaji

lebih jauh prosedur keperawatan yang seharusnya dilakukan,

dokumentasi keperawatan, serta rekan medis. Adanya saksi baik dari

perawat, dokter, dan keluarga klien perlu dilakukan untuk menambah

validitas data.

51. Identifikasi komponen-komponen etik

52. Setelah masalah tersebut teridentifikasi, perawat harus

menggambarkan komponen-komponen etik yang terlibat. Sangatlah

sulit untuk memutuskan masalah etik tanpa melibatkan pandangan

hukum dan terkadang etik dan hukum menimbulkan konflik tersendiri.

Komponen etik dan hukum yang terlibat dalam kasus ini meliputi

kelalaian (negligence) dan malpraktik.

53. Identifikasi orang yang terlibat

54. Pada kasus ini pelaku yang terlibat dalam permasalahan etik

meliputi keluarga klien, tenaga kesehatan, dan rumah sakit. Karena

klien yang menjadi korban adalah bayi maka penentu keputusan


terletak pada orang tua klien. Sedangkan, tenaga kesehatan yang

terlibat di antaranya perawat, dokter, dan staf rumah sakit yang melihat

tangan bayi tersebut berdarah.

55.

56. Identifikasi alternative yang dapat diberikan

57. Walaupun kasus ini mutlak merupakan kesalahan perawat

namun tepat diupayakan jalan pengadilan sebagai solusi terakhir yang

akan ditempuh. Sesuai dengan kasus diatas, perawat bersalah terutama

dari segi lalai dan ceroboh sehingga mengakibatkan luka serta tarauma

fisik dan psikologis pada klien dan keluarga. Penyelesaian dengan

semangat kebersamaan dan kekeluargaan seyogyanya tetap lebih

diutamakan. Seorang peawat juga seorng manusia yang tidak luput dari

khilaf dan salah. Alternatif-alternatif yang bisa diberikan adalah

sebagai berikut :

1. Menyelesaikan dengan jalan damai dan kekeluargaan. Cara ini ditempuh

bila perawat mau mengakui dan meminta maaf atas perbuatan yang tidak

sepatutnya dilakukan. Konsekuensinya perawat tersebut harus mau

menanggung biaya perawatan serta biaya imaterial jika keluarga klien

memintanya. Besarnya biaya material dan imaterial ditentukan sesuai

dengan kesepakatan antara perawat dan keluarga.


2. Apabila perawat lepas tangan dan tidak mau bertanggungjawab maka jalan

terakhir adalah pengadilan umum. Dengan demikian, perawat dapat


dituntut dengan pasal berlapis baik hukum pidana, hukum kesehatan, UU

perlindungan konsumen, dan pengadilan profesi.

58. Terapkan prinsip-prinsip etik

59. Prinsip-prinsip etik yang dapat diterapkan pada kasus ini adalah

sebagai berikut :

1. Nonmaleficence (the duty to do no harm)


60. Dalam hal ini perawat menyalahi prinsip etik dengan melakukan

suatu tindakan yang melalui klien.


2. Beneficence (the duty to do good and actively prevent and remove harm)
61. Perawat telah menyalahi prinsip ini dengan melakukan perbuatan

tidak semestinya. Selain itu, perawat tidak bertanggungjawab dan

terkesan lari dari masalah dengan membuang potongan jari ketempat

sampah.
3. Justice (the duty to treat the patient fairly)
62. Apapun keputusan etik yang diambil seharusnya lebih menjunjung

tinggi keadailan bagi klien dan keluarganya.

63. Memutuskan tindakan

64. Tindakan yang diambil adalah dengan mendiskusikan

bersama antara klien-perawat-dokter dan pihak rumah sakit. Keputusan

yang diambil dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip diatas.

Sebaiknya perawat bersedia mengakui dan meminta maaf kepada pihak

keluarga. Selain itu, perawat harus bersdia mengganti biaya perawatan dan

kerugian lain yang diakibatkan oleh tindakannya. Organisasi profesi

seperti Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), jika di Indonesia

perlu memberikan keputusan tegas berupa pencabutan surat izin praktik


atau kerja (SIP atau SIK) di institusi untuk mengevaluasi diri. Sehingga

diharapkan dimasa mendatang tidak ditemukan lagi kejadian serupa.

65.

66.

67.

2.7 Kode Etik Keperawatan Indonesia


68. 2.7.1 Pengertian kode etik
69. Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang

digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk

membuat keputusan. Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan

profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik

dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik

menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang

harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.


70. 2.7.2 Tujuan kode etik
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat klien

atau pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi baik

dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain diluar

profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh

praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral

dalam pelaksanaan tugasnya.


3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan

tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun

masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan

keperawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi

pada sikap profesional keperawatan.


5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai atau

pengguna tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional

dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.


71. 2.7.3 Fungsi kode etik
1. Profesi
1) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota

profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi

mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang

tidak boleh dilakukan.


2) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi

masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa

etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada

masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu

profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para

pelaksana dilapangan kerja (kalangan sosial)


3) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar

organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan

profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana

profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak

boleh mencampuri pelaksanaan profesi dilain instansi atau

perusahaan.

72.

73.
2. Perawat
1) Kode etik perawat menunjukan kepada masyarakat bahwa

perawat diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan

tanggung jawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.


2) Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan

menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam

penerapan praktik etika.


3) Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional

yang harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien atau

klien sebagai advokator, perawat dengan tenaga profesional

kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi

keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat

sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.


4) Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai

profesi.
74.
2.7.4 Kode etik keperawatan Indonesia
75. Dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa untuk

melaksanakan tugas pengabdian demi kepentingan kemanusiaan,

bangsa dan tanah air, persatuan Indonesia yang berjiwa pancasila dan

berlandaskan UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan

kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab,

berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah ini :


76.
1. Perawat dan klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat

dan martaba manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh

pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,

aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.


2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa

memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,

adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.


3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang

membutuhkan asuhan keperawatan.


4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui

sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika

diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang

berlaku.
2. Perawat dan praktik
1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang

keperawatan melalui belajar terus-menerus.


2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang

tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan

serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.


3) Perawat dalam membuat keputusan berdasarkan pada informasi yang

akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang

bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan

delegasi kepada orang lain.


4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan

dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.


3. Perawat dan masyarakat
77. Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk

memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi

kebutuhan dan kesehatan masyarakat.


4. Perawat dan teman sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat

maupun dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memelihara

keserasian, suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh.


2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis,

dan legal.
5. Perawat dan profesi
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar

pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam

kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.


2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi

keperawatan.
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun

dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan

keperawatan yang bermutu tinggi.

78.

79. BAB 3

80. PENUTUP

81.

82. 3.1 Kesimpulan

83. Pengertian etika (secara etimlogi), berasal dari bahasa

Yunani yaitu ethos, yang berarti watak keusiaa atau adat kebiasaan (cusom).

Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan dan moral yang merupakan

istilah dari bahasa latin, yaitu mos dan dalam bentuk jaaknya adalah mores,

yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan

perbuatan yang baik (kesusilaan), menghindari hal-hal atau tindakan-

tindakan yang buruk. Etika dan moral secara garis besar mempunyai
pengertian yang sama, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,

yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,

sedangkan etika adalah untung pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

84. Prinsip etika keperawatan kesehatan komunitas ini

meliputi: a) Prinsip kebaikan: mempertimbangkan bahaya dan

keuntungan. b) Prinsip autonomi: individu bebas menentukan tindakan atau

keputusannya. c) Prinsip kejujuran/veracity: menjadi dasar terbinanya sikap

percaya sau sama lain.

85.

86.

87.

88. 3.2 Saran

89. Bagaimana seorang perawat mampu memahami kode

etik keperawatan dan memahami kecenderungan dari etik keperawatan

sehingga mampumenerapkan prinsip etika keperawatan dalam

asuhan keperawatan komunitas.

90.

91.

92.

93.
94.

95.

96.

97.

98.

99.

100.

101.

102.

103.

104. DAFTAR PUSTAKA

105. Ilmi, Ani Auli, 2011, Keperawatan Komunitas. Makassar: Alauddin

University Press

106. Wulan, Kencana dan Hastuti, 2011, Pengantar Etika Keperawatan.Jakarta:

Prestasi Pustaka Publishing.

107.

Anda mungkin juga menyukai