Anda di halaman 1dari 20

KEBUTUHAN

ISTIRAHAT DAN
TIDUR
Setyana Ningtyas Tiwi, S.Kep
DEFINISI
ISTIRAHAT MERUPAKAN SUATU
KONDISI DIMANA TUBUH
MENURUKAN KEADAAAN
BERAKTIVITAS UNTUK
MENDAPATKAN PERASAAN
SEGAR KEMBALI
(TAYLOR, LILLIES, LEMONE, & LYNN, 2008)
DEFINISI

TIDUR MERUPAKAN SUATU KONDISI


ISTIRAHAT YANG DISERTAI OLEH
KEADAAN PENUNURUAN KESADARAN
DAN TIDAK MELAKUKAN AKTIVITAS
(TAYLOR, LILLIES, LEMONE, & LYNN, 2008)
KARAKTERISTIK ISTIRAHAT

SANTAI SECARA FISIK


BEBAS DARI KECEMASAN
TENANG SECARA FISIK
BERTUJUAN MERASAKAN KESEGARAN
(POTTER & PERRY, 2009)
FUNGSI TIDUR
(POTTER & PERRY, 2009)
 Mampu memulihkan keseimbangan alami diatara pusat pusat neuron

 Dapat memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis

 Mampu menghilangkan dan melepas stress juga ketegangan

 Sebagai waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan diri pada periode bangun

 Sangat berperan dalam belajar, memori dan adaptasi

 Dapat mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari

 Menghemat dan menyediakan energy

 Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung

 Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik


TAHAPAN TIDUR
 Non Rapid Eye Movement (NREM)

Pola tidur biasa atau tidur pendek. Tanda-tanda tidur secara NREM antara lain mimpi berkurang, otot mulai relaksasi, tekanan darah
menurun, pernafasan menurun, metabolism turun dan gerakan mata cepat.
 Tahap I ( NREM 1)
 Terjaga dan tidur, relaks namun sadar akan sekitar, ketegangan otot dan hentakannnya masih dapat terasa, dapat terbangun
dengan mudah rangsangan minimal, derajat ketidaksadaran hanya sekitar 5% dari total tidur
 Tahap II ( NREM 2)
 Fase tidur, terbangun dengan mudah, derajat ketidaksadaran sekitar 10% – 15%

 Tahap III ( NREM 3)


 Tidur dalam , tidak mudah dibangunkan, dan derajat kesadaran hingga 20%

 Tahap IV ( NREM 4)
 Derajat tidur dalam, gelombang delta, sangat tidak mudah dibangunkan, perubahan fisiologis mencakup penurunan nadi,
pernafasan, tekanan darah, metabolisme, derajat kesadaran hingga 50%
• Rapid Eye Movement (REM)
Pola tidur paradosial karena disaat tidur kondisi otak benar-benar dalam keadaan aktif. Adapun karakteristik
pola tidur REM, diantaranya :
o Mengigau dan mendengkur
o Otot-otot kendur
o Jantung berdetak cepat
o Pernafasan tidak teratur, bahkan lebih cepat
o Perubahan tekanan darah
o Gerakan otot tidak teratur
o Gerakan mata lambat
o Sekresi lambung meningkat
PERBANDINGAN POLA TIDUR ANAK –
LANSIA

TAHAPAN KETERANGAN
Neonatus (0 – 3 bulan) 16 jam,, hmp sehari tdr
Bayi (3 bulan – 2 tahun) 15 jam, siang tidur malam tidur
Balita (2 tahun – 5 tahun) 12 jam, setelah 3 th sering tidak tidur siang
Prasekolah 12 jam, tidur siang tidak pasti, bingung tengah malam kmudian tertidur lagi.
Sekolah 10 jam, Beberapa anak menolak untuk tidur
Remaja 7-8 jam /hari, aktivitas bertambah
Dewasa muda 6 – 8 ½ jam/hari , REM
Dewasa menengah Waktu tidur makin menurun, stress  insomnia
Lansia 15 jam, REM singkat, gangguan tidur meningkat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

Penyakit

Obat- Lingkungan
obatan

Stress
Psikologi
Kecemasan Motivasi

Kelelahan
 Penyakit
 Sakit atau penyakit yang diderita seseorang sangat mempengaruhi tidur. Orang sakit
memerlukan waktu tidur lebih banyak dari pada orang yang tidak sakit.
 Lingkungan
 Pada pasien yang sakit umumnya hanya bisa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman.

 Motivasi
 Motivasi ternyata juga bisa berpengaruh terhadap tidur seraya mampu menimbulkan
keinginan tetap bangun dan waspada menahan ngantuk
 Kelelahan
 Seseorang yang kelelahan akan cepat tertidur.
 Obat-obatan
 Diuretik : terbangun di malam hari untuk berkemih,
 Antidepressan dan Stimulan : menekan REM dan mengurangi waktu tidur
 Kafein : mencegah tidur, terbangun di malam hari, mengganggu REM
 Beta-adregenik bloker : penyebab mimpi buruk, insomnia, terbangun dari tidur
 Benzodiazepin : ubah tidur REM, meningkatkan waktu tidur, rasa kantuk siang hari meningkat
 Narkotik : menekan REM, menyebabkan ngantuk siang hari
 Antikonvulsan : penurunan waktu tidur REM , pusing di siang hari

 Nutrisi
 Jenis makanan yang mengandung asam amino dari protein
GANGGUAN TIDUR
 Insomnia
 Kesulitan tidur, tidur terbangun dengan waktu tidur sebentar, diakibatkan perubahan lingkungan atau
stress dan depresi, imsomnia kronik terjadi 3-4 minggu
 Tindakan : farmakologi dng sedative , nonfarmakologi dng stimulus kontrol (pembatasan di tempat tidur),
pembatasan tidur (pembatasan waktu di tempat tidur), kebersihan tidur (kebiasaan sebelum tidur),
terapi kognitif, terapi multikomponen, terapi relaksasi
 Initial Insomnia
Ketidakmampuan seseorang untuk jatuh tidur atau mengawali tidur
 Intermitten Insomnia
Ketidakmampuan seseorang untuk tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari
 Terminal Insomnia
ketidakmampuan seseorang untuk tidur kembali pada malam hari
 Hipersomnia
 Terlalu banyak tidur, disebabkan oleh gangguan tidur seperti sleep apneu, obat dan alkohol, depresi, obesitas, trauma
kepala
 Tindakan : farmakologi dng antidepresi, hindari kafein dan alkohol, hindari kerja malam, dan aktivitas sosial di sore dan
malam hari

 Narkolepsi
 Suatu kondisi dimana tiba-tiba dapat tertidur tampa memperhatikan waktu dan lingkungan.
 Tindakan : obat, menghindari faktor ngantuk, latihan rutin untuk tidur

 Apnea tidur
 Kesulitan nafas pada waktu tidur. Obstructive Sleep Apnea (OSA)= otot dan struktur rongga mult dan tenggorokan
relaksasi dan menyumbat aliran udara. Terjadi 10-20 detik . Hindari alkohol, nikotin dan obat tidur, mengangkat tonsil,
pembedahan jaringan lunak disekitar mulut
 Parasomnia
 Perubahan tingkah laku selama tidur
 Enuresa
 Istilah umumnya adalah mengompol.
 Enuresa nocturnal : kondisi mengompol diwaktu tidur
 Enuresa diurnal : kondisi mengompol pada saat bangun tidur
 Mengigau
 Mengigau juga bisa disebut sebagai gangguan tidur bila terlalu sering dan diluar kebiasaan
PENYEBAB GANGGUAN TIDUR
 Pemakaian obat

 Gangguan paru obstruktif, asma

 Penyakit muntahan cairan lambung

 Gangguan pada jantung

 Stroke

 Kondisi lainnya
KONDISI PSIKOLOGIS MENYEBABKAN
GANGGUAN TIDUR
 Depresi menimbulkan gangguan tidur REM

 Post traumatic syndrome

 Pemakaian obat-obatan psikotropika

 Pikiran yang membebani atau stress

 Kondisi tegang-cemas
PROSES KEPERAWATAN :
 PENGKAJIAN
 Riwayat Tidur dan Kebiasaan tidur
 Pengkajian fisik : Kelemahan, keletihan, lemas, tidak bersemangat , perubahan pada kantung
mata, mata sayup, sering menguap, bicara pelan.

 DIAGNOSIS
 Imsomnia : gangguan kualitas dan kuantitas tidur yang menghambat fungsi
 Deprivasi tidur : periode panjang tanpa tidur (“tidur ayam” yang periodik dan alami secara terus
menerus)
 Kesiapan meningkatkan tidur : Pola “tidur ayam” yang periodik dan alami, memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
 Gangguan pola tidur : gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
 TUJUAN
 Mempertahankan tidur dengan kecukupan energi
 Menunjukkan perilaku tidur dan aktivitas yang seimbang
 Tidak melaporkan adanya gangguan kebutuhan tidur
 Tidak muncul tanda adanya ganggu an kebutuhan tidur
 INTERVENSI (Rencana)
 Siapkan lingkungan yang membuat tidur (Linen, tempat tidur, bantal guling, cahaya, suara, suhu)
 Bantu pasien dalam kebiasaan sebelum tidur
 Berikan makanan ringan sebelum tidur dalam jenis karbohidrat dan protein . Hindari untuk jenis kafein
dan alkohol
 Berikan relaksasi seperti musik, aromaterapi, pijat
 Berikan rasa nyaman tergantung penyebab tidak nyaman
 Ajarkan tentang kebutuhan istirahat dan tidur serta tindakan yang bisa dilakukan
 Berikan obat

 IMPLEMENTASI (Pelaksanaan)
 EVALUASI
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai