Anda di halaman 1dari 16

SEVEN JUMP

VAKUM EKSTRAKSI
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Firda Yuni Rahmawati (1703020)
Veronika Selvi S. B (1703062)
Wini Wahyu Astuti (1703064)
Setyo Budiono (1703076)
Skenario
Seorang perempuan 20 tahun dengan status
obsetri G1P0A0. Dirawat diruang bersalin. Klien
mengeluh nyeri perut jika kontraksi. Hasil
pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan
servik 10 cm, ketuban sudah pecah, presentasi
kepala. Kepala sudah turun pintu atas panggul.
Pengeluaran darah dan lendir pervaginan. Hasil
pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, nadi
88x/mnt, suhu 38oC. Ibu mengatakan sudah
tidak kuat lagi untuk melahirkan bayinya. Oleh
dokter yang merawat akan dilakukan tindakan
vakum ekstraksi.
STEP 1
Kata-kata sulit
Budi
Status obsetri G1P0A0 ?
Firda
Kontraksi?
Vero
Pembukaan serviks?
Wini
Tindakan vakum ekstraksi?
STEP 2
Apa yang dimaksud dengan status obsetri
G1P0A0 ?
Bagaimana kontraksi bisa terjadi?
Bagaimana bisa terjadi pembukaan
serviks?
Mengapa dilakukan tindakan vakum
ekstraksi pada ibu dan bagaimana cara
kerja vakum ekstraksi?
STEP 3
Wini menjawab status obsetri G1P0A0 adalah
G1: Kehamilan anak keberapa: Anak pertama
P0: Partus: belum pernah melahirkan sebelumnya
A0: Abortus: belum pernah melakukan abortus.
Vero menjawab kontraksi adalah gerakan yang
terjadi pada perut ibu hamil dan menyebabkan
nyeri.
Firda menjawab pembukaan serviks adalah
pembukaan jalan lahir pada mulut rahim.
Budi menjawab tindakan vakum ekstraksi adalah
tindakan pengeluaran janin dengan bantuan alat
dengan cara penyedotan.
STEP 4
STEP 5
Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana
cara membaca status kehamilan (G1P0A0 )
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
kontraksi dapat terjadi pada ibu hamil
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
pembukaan serviks terjadi pada ibu yang
sudah kontraksi
Mahasiswa dapat menjelaskan mengapa
dilakukan proses melahirkan dengan bantuan
vakum ekstraksi dan cara kerja dari proses
melahirkan dengan bantuan vakum ekstraksi.
STEP 6
1. Cara membaca status kehamilan
 Gravida adalah seorang wanita hamil.
Graviditas seorang wanita adalah jumlah
kehamilan seluruhnya yang telah dialami,
tanpa mengingat umur kehamilannya.
 Paritas menunjukan jumlah kehamilan
terdahulu yang telah mencapai batas
viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa
mengingat jumlah anaknya. Kelahiran
kembar hanya dihitung satu paritas.
 Abortus menunjukan jumlah aborsi yang
telah dilakukan.
2. Kontraksi dapat terjadi pada ibu hamil Menurut
Kuswanti (2013), his merupakan kontraksi otot–
otot rahim dalam persalinan. Sifat his yang baik
dan sempurna, yaitu : kontraksi yang simetris,
fundus dominan (kekuatan paling tinggi berada
di fundus uteri), kekuatannya seperti gerakan
memeras rahim, setelah adanya kontraksi diikuti
dengan adanya relaksasi dan pada setiap his
menyebabkan terjadinya perubahan pada
serviks, yaitu menipis dan membuka. Fase-fase
dalam kontraksi uterus adalah increment, acme,
decrement.
3. Pembukaan serviks terjadi pada ibu yang sudah
kontraksi
Pembukaan serviks atau dilatasi serviks terjadi
akibat adanya kontraksi sehingga serviks
mengalami pembukaan dan penipisan.
4. Proses melahirkan dengan bantuan vakum
ekstraksi dan cara kerja dari proses melahirkan
dengan bantuan vakum ekstraksi.
Sebuah mangkok penghisap ditempelkan pada
kepala janin dengan cara menimbulkan
keadaan vakum, dan selama prosedur
dilangsungkan keadaan vakum tersebut
dipertahankan. Seutas rantai terkait pada
mangkok dan lewat rantai ini, mangkok
tersebut ditarik perlahan-lahan secara
intermiten pada saat uterus ibu mengadakan
kontraksi.
Vakum ekstraksi digunakan untuk menggantikan
tindakan forseps rendah pada saat ibu merasa
tidak mampu mengedan dengan efektif, dan
juga digunakan untuk membantu memutar
presentasi melintang atau oksiput posterior
menjadi posisi anterior.
Vakum ekstraksi relative berlangsung lambat
sehingga tidak dilakukan pada keadaan fetal
distress.
Syarat Vakum Ekstraksi
Pembukaan minimal 5 cm.
Ketuban negatif atau dipecahkan.
Anak hidup, letak kepala, atau bokong.
Penurunan minimal H II.
His dan reflex mengejan baik.
Keuntungan Vakum Ekstraksi
1. Kurang traumatik dari forsep.
2. Dapat dipergunakan pada:
Kedudukan kepala masih tinggi
Pembukaan yang kecil
Membuktikan adanya sefalopelvik
disproporsi
Kini telah dikembangkan vakum dari karet
yang kurang traumatik dan lebih mudah
penggunaannya.
Kontraindikasi Vakum
Ekstraksi
1. Prematuritas
2. Kelainan letak kepala janin
Letak muka
Letak dahi
Kelainan putar paksi
3. Fetal distress
4. Ruptura uteri iminen.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswanti, Ina. (2013). Askeb II Persalinan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hamilton, Persis Marry. 1995. Dasar-dasar
Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede.2003. Penuntun
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai