Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMASANGAN AKBK IMPLANT

Di Susun Oleh :

Anggia Aprillianti 32722401D18004

Giatari Indah M 32722401D18014

Giya Siti Paujiah 32722401D18015

Intan Herdiana 32722401D18020

Mahmudah Siti S 32722401D18026

Tuti Alawiah 32722401D18045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

SUKABUMI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 30 Maret 2020

Penyusun
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….


………..1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………….
…….2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………
2

Bab II Pembahasan

2.1 KB Implan……………………………………………………………………..3

2.2 Jenis
Implant…………………………………………………………………...3

2.3 Pemasangan implant…………………………………………………………...8

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….15

3.2 Saran …………………………………………………………………………15

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,


mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga
berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya
menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah
memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas,
menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan
ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi.

Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit
pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelahdalam.

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik


berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas
dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di
dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan
hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya
ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah
jenis, cara kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan
KB implant, jadwal kunjungan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari KB implant ?


2. Apa saja jenis-jenis dari KB implant ?
3. Bagaimana cara pemasangan KB implant ?

1.3. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengetahui apa pengertian KB implant


2. Agar mahasiswa mengetahui jenis jenis KB implant
3. Agar mahasiswa mengetahui cara pemasangan KB implant
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KB Implan

 Definisi
 Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma
(Manuaba, 2000)
 Alat kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk kapsul
silatik berisi hormon progesteron (progesteron sintetik) yang ditanamkan
dibawah kulit (Manuaba, 2000).
 Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic
(karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang
di tutup dengan silastic adhesive. (Keluarga Berencana Hanafi.2004:179)
 Profil Implant
a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan
implanon
b. Nyaman
c. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea
d. Aman dipakai pada masa laktasi (Prawirohardjo, 2003 : MK – 52)
2.3 Jenis Implant

2.2.1 Jenis-jenis implant

1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan
diameter 2.4 cm yang diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.

2. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm,
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 – keto – desogestel dan lama
kerjanya 3 tahun.

3. Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama


kerjanya 3 tahun.

2.2.2. Cara Kerja

1. Lendir serviks menjadi kental


2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
3. Mengurangi transportasi sperma
4. Menekan ovulasi

2.2.3 Efektifitas

1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun
pertama
2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-
6 kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil
3. Norplant – 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun
pertama

2.2.4 Keuntungan Kontrasepsi

1. Daya guna tinggi


2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Bebas dari pengaruh estrogen
6. Tidak menggangu ASI
7. Tidak mengganggu kegiatan senggama
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

2.2.5 Keuntungan Non Kontrasepsi

a. Mengurangi nyeri haid


b. Mengurangi jumlah darah haid
c. Mengurangi / memperbaiki anemia
d. Melindungi terjadinya kanker endometrium
e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
f. Melindungi diri dari penyebab penyakit radang panggul
g. Menurunkan angka kejadian endometritis

2.2.6 Keterbatasan

 Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS


 Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
 Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai keinginan sendiri akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan
 Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan
 Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)
 Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore,
hipermenore,dll.

2.2.7 Yang Boleh Menggunakan Implant

1. Usia reproduksi
2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang
4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Pasca keguguran
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemia bulan sabit (sickle cell)
10. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen
11. Sering lupa menggunakan pil

2.2.8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant

a. Hamil atau diduga hamil


b. Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Benjolan / kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e. Mioma uterus dan kanker payudara
f. Gangguan toleransi glukosa
g. Penyakit jantung,hipertensi,diabetes mellitus

2.2.9 Waktu Mulai Menggunakan Implant

 Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
 Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan.
Bila di insersi setelah hari ke-7 siklus haid,klien jangan melakukan
hubungan seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
 Bila klien tidak haid, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak
terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual,atau gunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
 Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, Insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh klien tidak perlu menggunakan
metode kontrasepsi lain.
 Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, Insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan
seksual,atau gunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
 Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, Insersi dapat dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak
terjadi kehamilan, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,implant dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali
AKDR),dan klien ingin menggantinya dengan implant, Insersi dapat
dilakukan setiap saat,asal diyakini tidak terjadi kehamilan.Tidak perlu
menunggu hingga datangnya haid berikutnya
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR, Implant dapat diinsersikan
pada hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera
dicabut.
 Paska keguguran implant dapat segera diinsersikan.

2.2.10. Penapisan

 Tanyakan apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur


pemasangan implant.
 Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anastesi local atau
jenis antiseptic tertentu)
 Singkirkan kemungkinan adanya kehamilan
 Periksa kondisi kesehatan klien yang dapat menimbulkan masalah.
 Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi dan meneliti
kembali rekam medic

2.3 Pemasangan implant

2.3.1 Persiapan alat dan bahan

Peralatan yang diperlukan untuk setiap pemasangan adalah sebagai berikut :

o Meja periksa untuk tempat tidur klien


o Penyangga lengan atau meja samping
o Sabun untuk mencuci tangan
o 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril Kain penutup operasi steril
(bersih) yang kering
o 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptik, 1 tempat air
DTT/steril, kapas dan 1 lagi untuk tempat kapsul-kecuali Implan-2 Plus)
o Sepasang sarung tangan steril/DTT
o Larutan antiseptik
o Anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
o Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4 cm
(nomor 22)
o Trokar nomor 10 dengan pendorongnya
o Skalpel (pisau bedah) nomor 11
o Pola terbuat dari plastik (template) untuk menanadai posisi kapsul dalam
bentuk seperti kipas
o Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester
o Kasa pembalut
o Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tesedia untuk keadaan
darurat).

GAMBAR II 1 Alat dan Bahan

2.3.2 Prosedur kerja

Cara pemasangan

Langkah 1. Meminta klien untuk membersihkan seluruh lengan yang d


ipasang implant dengan sabun.

Langkah 2: Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan handuk atau


kain bersih
Langkah 3: Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung
kapsul untuk memastikan jumlahnya.

Langkah 4: Gunakan sarung tangan dengan benar

Langkah 5: Melakukan antiseptik pada daerah pemasangan

Langkah 6: Memasang kain penutup (doek) steril atau DTT di sekeliling


lengan pasien.

GAMBAR II 2 Kain Penutup

Langkah 7: Suntikkan anastesi local dengan benar


GAMBAR II 3 Pemberian Anastesi

Langkah 8: Menguji anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit

Langkah 9: Membuat insisi dangkal pada kulit selebar kurang lebih 2 mm.

Langkah 10: Memasukkan trokar dengan benar

GAMBAR II 4 Tanda Pada Trokar


Trokar Implan-2 (pendorong metal) dan Implan-2 Plus (pendorong plastik)

GAMBAR II 5. Memasukan Trokar Dengan Sudut Yang Kecil

Langkah 11: Memasukkan kapsul dengan benar


GAMBAR II 6 Memasukkan, Mendorong Dan Menempatkan Kapsul
Memindahkan Arah Trokar Untuk Menempatkan Kapsul 2

Langkah 13: Menekan tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan


perdarahan (kalau ada)

Langkah 14: Mendekatkan tepi luka dan menutupnya dengan plaster.

Langkah 15: Memasang pembalut tekan

Langkah 16: Beri petunjuk pada klien cara merawat luka

Langkah 17: Lakukan proses dekontaminasi

Langkah 18: Melepaskan sarung tangan

Langkah 19: Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan
dengan handuk atau kain bersih

Langkah20:Buat rekam medik, lakukan pencatatan pada buku


register/catatan akseptor

Langkah 21: Observasi klien selama 5 menit sebelum mengijinkan klien


pulang.

2.3.3 Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik


Ibu yang memakai implant dianjurkan kembali periksa bila ditemukan hal
– hal sebagia berikut :

1. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah


2. Perdarahan yang banyak dara kemaluan
3. Rasa nyeri pada lengan
4. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5. Ekspulsi dari batang impalant
6. Sakit kepala yang hebat atau penglihatan menjadi kabur
7. Nyeri dada hebat
8. Dugaan adanya kehamilan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic


(karet silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di
tutup dengan silastic adhesive. Jenis – jenis implant seperti norimplan, implanon,
jadena. Dalam pemakaian implant, tidak semua wanita dapat menggunakan
implant seperti wanita hamil, yang memiliki mioma, karena implant merupakan
alat kontrsepsi yang mengandung hormone. Implant ini tidak dapat di pasang atau
di cabut sendiri, memerlukan tenaga medis yang berkompeten.

3.2 Saran

Dalam memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam


bidangnya, seperti bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam
pemasangan implant adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang
implant sudah melakukan konseling kepada ibu dan keluarga sehingga pilihan
implant merupakan pilihan yang tepat untuk ibu dan keluarga, dan ibu mengetahui
efek samping maupun keuntungan dari implant tersebut.

Daftar Pustaka

Anggraini, Yeti dan Martini. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana.

Yogyakarta:Rohima Press.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihana.

Hartoyo, Latifah, Mulyani. 2011. Studi Nilai Anak, Jumlah Anak yang diinginkan
dan Keikutsertaan Orang Tua dalam Program KB. Jurnal Ilmiah

Keluarga dan Konsultasi. Vol. 4, No. 1. Januari 2011.

Wulansari, Pita dan Huriawati Hartanto. Ragam Metode Kontrasepsi. Jakarta:

EGC.

Anda mungkin juga menyukai