Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEKNIK PELAYANAN KONTRASEPSI MODERN

Dosen Pengampu :

Deni Maryani, S.ST., M.Keb

Disusun oleh kelompok 6 :

1. Jesica Constantia (F0G021001)


2. Okta Anjelia Renopen (F0G021028)
3. Intan Wahyu Anggraini (F0G021035)
4. Risti Rusmayani (F0G021036)
5. Lala Paramita (F0G021038)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul."Makalah Tentang teknik pelayanan
kontrasepsi modern" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
KPPK. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manajemen kebidanan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bunda Deni Maryani,S.ST.,M.Keb
Selaku Dosen mata kuliah KPPK. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 19 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Oral kontrasepsi......................................................................................................
a. Mini pil............................................................................................................
b. Pil kombinasi...................................................................................................
B. Suntik/injeksi..........................................................................................................
a. Kombinasi Medroxyroproges teroneacetate (DMPA).....................................
b. Kombinasi Medroxyroproges teroneacetate (DMPA) dan estradiolcypionat
.........................................................................................................................
C. Subkutis/implant.....................................................................................................
a. Levonorgestreal rod.........................................................................................
b. Etonogestreal rod.............................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan penduduk dapat ditekan diantaranya menggalakkan program KB
untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan
mengurangi jumlah angka kelahiran
Banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi.
Hal ini tidak hanya terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka
tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai potensi,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang
direncanakan dan persetujuan pasangan.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini
atau cara mi sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak
apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang
dapat dibeli dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta akseptor di
seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor mempergunakan pil
kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah akseptor
yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain.
Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral yang berisi hormon
steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk pil atau tablet Pil ini diperuntukkan bagi
wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegahan kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur.
B. Rumusan Masalah
1. Oral kontrasepsi
a. Mini pil
b. Pil kombinasi
2. Suntik/injeksi
a. Medroxyroproges teroneacetate (DMPA )
b. Kombinasi Medroxyroproges teroneacetate (DMPA) dan estradiolcypionat
3. Subkutis/implant
a. Levonorgestreal rod
b. Etonogestreal rod
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Oral kontrasepsi
a. Untuk Mengetahui Mini pil
b. Untuk Mengetahui Pil kombinasi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Suntik/injeksi
a. Untuk Mengetahui Medroxyroproges teroneacetate (DMPA )
b. Untuk Mengetahui Kombinasi Medroxyroproges teroneacetate (DMPA) dan
estradiolcypionat
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Subkutis/implant
a. Untuk Mengetahui Levonorgestreal rod
b. Untuk Mengetahui Etonogestreal rod
BAB II

PEMBAHASAN

A. Oral Kontrasepsi
1. Mini Pil
a. Pengertian
Pil mini adalah pil yang mencegah kehamilan dengan caramenghambat
terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir
mukosa leher rahim. mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi
pertumbuhan lapisan endometrium.
b. Kandungan
c. Efektivitas
Sangat efektif (98,5%), penggunaannya jangan sampai lupa dan jangan
sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare) karena karena
kemungkinan dapat terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik
asetilsistein bersama dengan mini pil karena dapat meningkatkan penetrasi sperma
sehingga kemampuan pil dapat terganggu. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi,
maka:
1) Jangan sampai lupa minum pil
2) Pil diminum pada jam yang sama
3) Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan pil
d. Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Telah atau belum mempunyai anak
3) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif selama menyusui
4) Pasca keguguran
5) Perokok segala usia
6) Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi (selama <180/110mmHg) atau dengan
masalah pembekuan darah
e. Kontra Indikasi
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4) Menggunakan obat TBC atau obat epilepsi
5) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6) Sering lupa menggunakan minum pil
7) Tumor uterus
f. Efek Samping
1) Perubahan berat badan
2) Siklus haid kacau
3) Mual dan muntah
4) Sakit kepala
5) Nyeri payudara
6) Kelainan kulit
7) Menstruasi berhenti
8) Nyeri pada perut
g. Cara Penggunaan
1) Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan
dengan kontrasepsi lain.
2) Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan
seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari
saja.
3) Bila klien tidak haid (amenorea), mini pil dapat digunakan setiap saat, asal saja
diyakini tidak hamil.
4) Minum pil setiap hari pada saat yang sama
5) Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid,
mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan
metode kontrasepsi tambahan. Mini pil dapat diberikan segera pasca keguguran.
6) Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, mini
pil dapat dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
7) Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan gunakan metode
pelindung sampai akhir pelindung. Bila terlambat lebih dari 3 jam, minumlah
pil tersebut begitu ingat.
8) Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan mini pil, mini pil dapat segera diberikan, bila saja
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau Ibu tersebut sedang tidak
hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9) Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, mini pil
diberikan pada jadwal suntikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan
metode kontrasepsi yang lain.
10) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan mini pil, mini pil diberikan pada hari 1-5 siklus
haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain
11) Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR
yang mengandung hormon), mini pil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid.
2. Pil Kombinasi
a. Pengertian
Pil kombinasi diberikan dalam bentuk monofasik, bifasik dan trifasik,
tergantung dari dosis komponen hormonalnya. Pil monofasik mengandung
komponen estrogen dan progestogen dengan dosis yang sama dan menetap untuk
semua tablet dari awal sampai akhir 21 tablet. Ovulasi dihambat dengan menekan
ambang estrogen dan progestin endogen Pil bifasik bensi komponen estrogen
dengan dosis yang menetap, dengan 11 tablet awal berisi komponen progestogen
dengan dosis yang lebih rendah dibandingkan dengan dosis 10 tablet sisanya. Satu
kelemahan dan formula ini adalah inhibisi ovulasi yang tidak konsisten dan ketidak-
teraturan pola menstruasi Pil kombinasi trifasik terdiri dari 6 tablet awal berisi
estrogen dan progestogen dengan dosis rendah, 5 tablet berikut dengan dosis yang
ditingkatkan, dan sisanya berisi progestogen dengan dosis yang lebih tinggi lagi,
sedangkan estrogennya kembali ke dosis awal yang rendah.
Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:
1) Monofasik
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
2) Bifasik
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3) Trifasik
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
b. Kandungan
Pil KB kombinasi mengandung hormon aktif dan hormon tidak aktif, termasuk:
1) Convensional Pack
Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan
hormon tidak aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap
bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif.
2) Continuous Dosing or Extended Cycle
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil
dengan hormon tidak aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama
seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.
Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon aktif yang dapat
mencegah haid.
c. Efektivitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan 4
benar dan konsisten. Ini berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang
menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap tahunnya. Metode ini juga
merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa
langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3
bulan.
d. Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki dan belum memiliki anak
3) Gemuk/kurus
4) Menginginican metodo kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
5) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak menyusui ASI eksklusif
6) Pasca keguguran
7) Anemia karena haid berlebihan
8) Nyeri haid hebat
9) Siklus haid tidak teratur
10) Riwayat kehamilan ektopik
11) Kelainan payudara jinak Kencing marus tanpa komplikasi Penyakit tiroid, PRP
endometriosis tumor ovarium jinak
12) Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
e. Kontra indikasi
1) Hami atau dicurigai hamil Menyusui eksklusif
2) Perdarahan pervaginam yang penyebabnya Hepatitis
3) Perokok dengan usia 35 tahun
4) Riwayat ponyakit jantung, stroke atau tekanan darah > 180/110 mmHg)
5) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah Kencing manis >20 tahun
6) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
7) Epilepsi/nwayat epilepsi
8) Tidak dapat menggunakan pé secara teratur setiap hari
f. Efek samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
1) Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung. stroke dan
kanker leher rahim.
2) Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan
3) Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati
dan penurunan libido.
4) Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
5) Kembung
6) Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
7) Pusing.
8) Amenorea.
9) Nyeri payudara.
10) Kenaikan berat badan.
g. Cara penggunaan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan dengan suntikan
intramuskuler dalam klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan dapat diberikan
7 hari lebih awal dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga
diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal diyakini ibu tersebut
tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

B. Suntikan/Injeksi
1. Medroxyroproges teroneacetate (DMPA)
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon progesteron saja dan tidak
mengandung hormone esterogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml depot
medroksiprogesteron asetat yang disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12
minggu (Varney, 2006).
b. Kandungan
Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) yang mengandung hormon
progesteron, dan dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan dan berat badan.
c. Efektivitas
DMPA memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2003). Kegagalan yang terjadi
pada umumnya dikarenakan oleh ketidak patuhan akseptor untuk datang pada
jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus
benar-benar intragluteal (Baziad, 2002).
d. Indikasi
Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN (2003) :
1) Wanita usia reproduktif.
2) Wanita yang telah memiliki anak.
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah abortus dan keguguran.
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
8) Masalah gangguan pembekuan darah.
9) Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.
e. Kontra indikasi
Menurut BKKBN (2003), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA
yaitu :
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4) Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
5) Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.
f. Efek samping
Efek samping yang sering ditemukan menurut Baziad (2002) :
1) Mengalami gangguan haid seperti amenore, spooting, menorarghia,metrorarghia.
2) Penambahan berat badan.
3) Mual.
4) Kunang-kunang.
5) Sakit kepala.
6) Nervositas.
7) Penurunan libido.
8) Vagina kering.
g. Cara penggunaan
1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu
dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera
dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/
isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kering
baru disuntik.
3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar
ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.
2. Kombinasi Medroxyroproges teroneacetate (DMPA) dan estradiolcypionat
a. Pengertian
Abdul Bari S. (2016) dalam BP3K menyatakan, yang dimaksud dengan suntik
kombinasi adalah 25mg depomedroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol sipionat
yang diberiakn injeksi I.M. sebulan sekali (cyclofem), dan 50mg noretindron enentat
dan 5mg estradiol Valerat yang diberiakn injeksi I.M.Kemudian secara rinci, beliau
mengemukakan mengenai cara kerja, efektivitas, keuntungan kontrasepsi dan
nonkontrasepsi, kerugian, yang boloh dan tidak boleh melakukan suntik kombinasi,
waktu dan cara memulai penggunaan suntik kombinasi.
b. Kandungan
Kombinasi adalah panjangnya waktu akseptor menggunakan suntikan mengandung
Medroxyroprogesteron acetat dan komponen estrogen yang diberikan 1 bulan sekali
untuk mencegah kehamilan melalui intramuscular.
c. Efektivitas
Sangat efektif (0.1-0.4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
d. Indikasi
e. Kontra indikasi
f. Efek samping
Gangguan menstruasi, Semua system kontrasepsi progesterone mengubah pola
menstruasi, tetapi mekanisme yang mendasari gangguan menstruasi ini masih belum
banyak dipahami. Pada sebagian besar pemakai, terjadi hipomenorea (spotting) dan
menoragia (Hartanto, H. 2012).
g. Cara penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler
dalam. Klien diminta dating setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari
lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan
setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak
hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

C. Subkutis/Implan
1. Levonorgestreal rod
a. Pengertian
Levonorgestrel implan adalah implan yang ber hormon sintetis progesteron
yang digunakan sebagai kontrasepsi. Levonorgestrel bekerja dengan cara
memberikan feedback negatif pada hipotalamus sehingga produksi follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) menurun dan mencegah
ovulasi. Levonorgestrel juga berperan pada dinding endometrium dan mukus serviks
sehingga mengganggu implantasi dan masuknya sperma. Levonorgestrel digunakan
sebagai lini pertama untuk kontrasepsi implan/susuk. Levonorgestrel implan tidak
dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. Selain bentuk implan, levonorgestrel
juga tersedia dalam bentuk oral dan intrauterine device (IUD).
b. Kandungan
c. Efektivitas
d. Indikasi
e. Kontra indikasi
Kontra indikasi dan peringatan levonorgestrel baik dalam bentuk implan, pil,
maupun intrauterine device (IUD) yang terutama adalah kehamilan dan riwayat
hipersensitivitas. Sementara itu, peringatan penggunaan levonorgestrel adalah
terkait kecurigaan kehamilan ektopik.
f. Efek samping
efek samping levonorgestrel adalah nyeri otot, dermatitis kontak,
ruam, urtikaria, pruritus, thrombotic thrombocytopenia purpura (TTP). Efek
samping levonorgestrel per sistem organ adalah sebagai berikut.
1) Sistem Gastrointestinal
Nyeri perut, peningkatan nafsu makan dan berat badan, mual dan muntah, dan
diare adalah efek samping pada sistem gastrointestinal yang dapatterjadi akibat
levonorgestrel.
2) Sistem Reproduksi
Levonorgestrel dapat menyebabkan efek samping pada sistem reproduksi,
terutama gangguan menstruasi yaitu menorrhagia, dismenore, menstruasi
menjadi tidak teratur atau menstruasi, perdarahan di luar siklus mentruasi.Selain
itu, efek samping berupa nyeri pada payudara, nyeri pelvis, vulvovaginitis,
dan/atau leukorrhea dapat terjadi. Efek samping yang pernah juga dilaporkan
dapat terjadi adalah kehamilan ektopik dan penurunan libido.
3) Efek Samping Lainnya
Levonorgestrel juga dapat menyebabkan efek samping lainnya berupa sakit
kepala, migrain, pusing, mudah lelah, dan depresi. Pasien juga dapat
mengalahkan jerawat dan alopesia. Efek samping yang perlu perhatian cermat
adalah hipertensi, angioedema, trombosis vena dalam, stroke, atau emboli
paru
g. Cara penggunaan
2. Etonogestreal rod
a. Pengertian
Etonogestrel adalah obat yang digunakan untuk mencegah kehamilan.Obat ini
berbentuk batang plastik tipis seukuran korek api yang dimasukkan di bawah kulit
oleh seorang perawat. Batang tersebut perlahan akan melepaskan etonogestrel ke
dalam tubuh selama 3 tahun.Batang harus dibuang setelah 3 tahun dan dapat diganti
jika KB ingin dilanjutkan. Batang dapat dilepaskan setiap saat oleh perawat
kesehatan profesional terlatih jika KB tidak lagi diinginkan atau jika ada efek
samping.Batang tidak mengandung estrogen apapun, melainkan etonogestrel.
Etonogestrel (suatu bentuk progestin) adalah hormon yang mencegah kehamilan.
Hormon tersebut bekerja dengan mencegah pelepasan telur (ovulasi) dan
mengubah rahim dan lendir serviks untuk membuat sel telur sulit bertemu dengan
sperma (fertilisasi) atau membuat telur dibuahi sulit menempel ke dinding rahim
(implantasi).Obat ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada wanita yang sangat
gemuk atau mereka yang memakai obat-obatan tertentu. Diskusikan kontrol
kelahiran Anda dengan dokter Anda.Perlu diingat juga, menggunakan obat ini tidak
melindungi Anda atau pasangan Anda terhadap penyakit menular seksual, misalnya,
HIV, dan gonorrhea.
b. Kandungan
c. Efektivitas
d. Indikasi
e. Kontra indikasi
Anda mungkin tidak harus menggunakan implan ini jika Anda memiliki salah satu
dari kondisi berikut.
1) Perdarahan vagina yang tidak biasa.
2) Penyakit hati atau kanker hati.
3) Kanker payudara atau rahim.
4) Serangan jantung.
5) Stroke.
6) Penggumpalan darah.
Sebelum menerima implan etonogestrel, beri tahu tenaga kesehatan, jika Anda
memiliki kondisi berikut ini.
1) Diabetes.
2) Tekanan darah tinggi.
3) Kolesterol tinggi.
4) Penyakit kandung empedu.
5) Penyakit ginjal.
6) Kista ovarium.
7) Sakit kepala.
8) Riwayat depresi.
9) Kelebihan berat badan
f. Efek samping
Efek samping lainnya yang lebih ringan juga bisa terjadi, seperti berikut ini.
1) Nyeri, mati rasa, atau kesemutan di mana implan dimasukkan.
2) Perdarahan kecil atau jaringan parut di mana implan dimasukkan.
3) Kram menstruasi, perubahan periode menstruasi Anda.
4) Sakit kepala ringan, pusing, perubahan mood.
5) Gatal atau cairan vagina.
6) Nyeri payudara.
7) Jerawat.
8) Masalah dengan lensa kontak.
9) Mual, nyeri perut ringan, nyeri punggung.
10) Merasa gugup atau tertekan.
11) Sakit tenggorokan, gejala flu.
12) Kenaikan berat badan.
Efek samping yang serius :
1) Sensasi hangat, kemerahan, bengkak, atau cairan mengalir di mana implan
dimasukkan.
2) Mati rasa mendadak atau kelemahan, terutama pada satu sisi tubuh.
3) Sakit parah atau kram di daerah panggul Anda (mungkin hanya pada satu sisi).
4) Sakit kepala parah tiba-tiba, kebingungan, sakit di belakang mata, serta masalah
dengan penglihatan, kemampuan berbicara, atau keseimbangan.
5) Batuk tiba-tiba, mengi, napas cepat, batuk darah.
6) Rasa sakit, bengkak, kehangatan, atau kemerahan di satu atau kedua kaki.
7) Nyeri dada atau perasaan berat, nyeri menyebar ke lengan atau bahu, mual,
berkeringat, perasaan sakit umum.
8) Benjolan payudara.
9) Bengkak di tangan Anda, pergelangan kaki, atau kaki.
10) Penyakit kuning (menguningnya kulit atau mata).
11) Gejala depresi (masalah tidur, kelemahan, perasaan lelah, perubahan mood).
12) Tekanan darah tinggi berbahaya (sakit kepala parah, penglihatan kabur,
berdengung di telinga Anda, kecemasan, kebingungan, nyeri dada, sesak napas,
detak jantung yang tidak rata, kejang).
g. Cara penggunaan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini
atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak
apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis alat kontrasepsi salah satunya oral kontrasepsi
atau pil. Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang wanita dengan cara
diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau progesteron.
Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil kombinasi dan pil progestin atau mini pil. Pil
kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu semua pil
mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pil progestin (mini pil)
merupakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon progestin saja. Dalam mengonsumsi
pil KB, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu keuntungan dari pil KB, kerugian
pil KB, efek samping yang ditimbulkan pil KB, yang tidak boleh menggunakan pil KB
(kontra indikasi), serta cara dan waktu penggunaan pil KB.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi. (2017). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, A. B. (2017). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai