Di Susun Oleh:
MELYNDA MAULUDIYA
NIM : 15901.04.22078
ASUHAN KEBIDANAN
pada AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
di UPT PUSKESMAS KUNIR KABUPATEN LUMAJANG
OLEH:
MELYNDA MAULUDIYA
(15901.04.22078)
B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai
keluarga yang sejahtera.
Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB
ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. MANFAAT KB
1. Dengan ber KB maka ibu dan anak akan lebih sehat karena kehamilan yang
penuh esiko akan bias dihindari
2. Dengan menunggu kehamilan maka bias memberi kesempatan kepada wanita
muda dan pria untuk menyelesaikan pendidikan
3. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan
D. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
b. Peningkatan kualitas program dan program prioritas
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
E. PEMILIHAN KONTRASEPSI
1. Cara menghambat kehamilan dengan cara menghambat bertemunya sel terlur
wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur
untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur,
dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel
telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur,
sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan
bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.
5. IMPLAN (Susuk)
Ada 2 macam implan berdasarkan masa efektifnya :
a. Efektif 5 tahun untuk Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm,dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levogestrel
b. Efektif 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.
1) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang disisi dengan 75 mg
Levonogestrel.
2) Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira –
kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-
desogestrel.
Susuk atau implant ini adalah merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
biasanya dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan kiri atas wanita.
Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga
terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-
lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan
pemakai.Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan
atau garis-garis.
6. IUD
Adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu
10 tahun yang dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus.
Kembalinya Kesuburan
a. Semua metode kontrasepsi, kecuali kontrasepsi mantap (sterilisasi), tidak
mengakibatkan terhentinya kesuburan.
b. Kembalinya kesuburan berlangsung segera setelah pemakaian kontrasepsi
dihentikan, kecuali DMPA dan NET-EN yang waktu rata rata kembalinya
kesuburan adalah masing- masing 10 dan 6 bulan terhitung mulai suntikan
terakhir.
c. Kontrasepsi mantap harus dianggap sebagai metode permanen.
Klasifikasi Persyaratan Medis
a. Keadaan atau kondisi yang mempengaruhi persaratan medis dalam
penggunaan setiap metode kontrasepsi yang tidak permanen di kelompokkan
dalam 4 kategori :
1) Kondisi dimana tidak ada pembatasan apapun dalam penggunaan
metode kontrasepsi
2) Penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan
risiko yang diperkirakan akan terjadi.
3) Resiko yang diperkirakan lebih besar dari pada manfaat penggunaan
kontrasepsi.
4) Resiko akan terjadi bila metode kontrasepsi tersebut digunakan
b. Kategori 1 dan 4 cukup jelas. Kategori 2 menunjukkan bahwa metode
tersebut dapat digunakan, tetapi memerlukan tindak lanjut yang seksama.
Kategori 3 memerlukan penilaian klinik dan akses terhadap pelayanan klinik
yang baik. Seberapa besar masalah yang ada dan ketersediaan serta
penerimaan metode alternatif perlu di pertimbangkan. Dengan kata lain pada
kategori 3, metode kontrasepsi tersebut tidak dianjurkan, kecuali tidak ada
cara lain yang lebih sesuai tersedia. Perlu tindak lanjut yang Ketat.
c. Khusus untuk kontrasepsi mantap ( tubektomi dan vasektomi) digunakan
klasifikasi lain, yaitu :
A : Tidak ada alasan medis yang merupakan kontra indikasi
dilakukannya kontrasepsi mantap.
B : Tindakan kontrasepsi mantap dapat dilakukan, tetapi dengan
persiapan dan kewaspadaan khusus.
C : Sebaiknya tindakan kontrasepsi mantap ditunda sampai kondisi
medis diperbaiki. Sementara itu berikan metode kontrasepsi yang
lain.
D : Tindakan kontrasepsi mantap hanya dilakukan oleh tenaga yang
sangat berpengalaman, dan perlengkapan anastesi tersedia.
Demikian pula fasilitas penunjang lainnya. Diperlukan pula
kemampuan untuk menentukan prosedur klinik serta anastesi yang
tepat.
B. MEKANISME KERJA
1. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan realizing
faktor hypothalamus.
2. Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
3. Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga menghambat terjadinya
konsepsi.
4. Mengubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi
C. EFEKTIVITAS
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
E. KONTRA INDIKASI
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi
suntikan pada :
1. Kehamilan.
2. Perdarahan melalui vagina tanpa diketahui penyebabnya.
3. Karsinoma payudara.
4. Karsinoma traktus genitalia.
5. Penyakit jantung, hati, hipertensi dan penyakit paru-paru
(Hartanto, 2014).
G. CARA PENGGUNAAN
Depo progestin atau depo provera disuntikan secara intra muscular
(IM) tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa dibiarkan
kurang satu minggu
J. PENANGANAN.
a. Gangguan haid
1) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian
kontrasepsi suntikan dapat memberikan gejala perdarahan namun tidak
berlangsung lama.
2) Pengobatan
Pemberian tablet estradiol 25 mcg 3 x 1 untuk 3 hari atau 1 tablet pil oral
kombinasi per hari untuk 14 hari.
Bila hal tersebut tidak menolong diberikan suntikan intramuskuler
estrogen sintetis seperti 5 mg estradiolcypionat atau estradiol valerate
dalam larutan minyak yang harus diulangi apabila perdarahan tidak
berhenti dalam waktu 24 jam. Jika perdarahan tetap berlangsung terus
pertimbangkan untuk melakukan dilatasi dan kuretase (Hartanto, 2014)
b. Keputihan
1) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang tejadi
keputihan.
Bila hal ini terjadi juga harus dicari penyebabnya dan segera diberikan
pengobatan.
2) Pengobatan
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan pada kasus dimana cairan
berlebihan dapat diberikan preparat anti cholonergis seprti extra
belladonna 10 mg dosis 2x1 tablet untuk mengurangi cairan yang
berlebihan, perubahan warna dan biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
c. Perubahan berat badan
1) Konseling
Menjelasakan pada calon akseptor bahwa kenaikan BB adalah salah satu
efek samping kontrasepsi suntikan. Penyebab bertambahnya BB terjadi
karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh.
Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan
dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari
pada biasanya (Glasier, 2015).
2) Pengobatan
Diet merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk melaksanakan diet
rendah kalori, disertai olahraga teratur. Bila berat badan berlebihan
dianjurkan untuk cara kontrasepsi lain
d. Pusing dan sakit kepala
1) Konseling
Menjelaskan kapada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada
tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
3) Pengobatan
Pemberian asam mefanamat 500 mg 3x1 untuk mengurangi keluhan.
e. Hematoma
1) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek
samping.
2) Pengobatan
Kompres dingin didaerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah
menjadi kompres hangat hingga warna biru/ kuning menjadi hilang.
C. OBJEKTIF
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan laboratorium.
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, cukup, kurang.
Kesadaran : composmentis
TD : normalnya 110/70 – 120/80 mmHg
BB : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kontrasepsi yang
digunakan dengan BB klien
2. Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak pucat , tidak oedem
Mata : conjungtiva : merah muda; Sklera : putih
Leher : bendungan vena jugularis : tidak ada
pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Abdomen :tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda – tanda
kehamilan, tidak ada bekas operasi.
Genetalia :tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi kelenjar
bartholini& skene
Ekstrimitas : tidak oedema
D. ANALISA
P…AB….. akseptor KB suntik 3 bulan
E. PENATALAKSANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
2. Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
Kontrasepsi jangka panjang
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI
Klien tidak perlu menyimpan obat
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
3. Mencegah anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium.
4. Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang
mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan :
Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus
kembali setiap 12 minggu.
Tidak melindungi dari IMS
Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak
(spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan.
5. Berikan informed consent pada ibu.
6. Jelaskan prosedur penyuntikan KB.
7. Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu)
sebelum tindakan berikutnya terhadap ibu.
8. Atur posisi ibu senyaman mungkin.
9. Lakukan injeksi sesuai prosedur
10. siapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA
(Depo Medroxy Progesterone Asetat))
11. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 60-90%.
12. Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
13. Memberikan KIE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase.
14. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) setelah penyuntikan dan
menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada
keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Everett, S. (2013). Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduksi. Jakarta: EGC.
Glasier, A. (2015). Keluarga berencana & Kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC.
Handayani, S. (2015). Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Hartanto, H. (2014). Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta : Sinar harapan.
KEMENKES RI (2020). Panduan Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan
Reproduksi Dalam Situasi Pandemi Covid 19. Jakarta : Germas
Mochtar, R. (2014). Sinopsis obstetri operatif, obstetri sosial. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H. (2015). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.
Wulansari, P. (2016). Ragam kontrasepsi. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEBIDANAN
pada AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
di UPT PUSKESMAS KUNIR
Pengkajian Data
Identitas
Nama pasien : Ny. “I” Nama suami : Tn. “J”
Umur : 23 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : TANI
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dsn. Wunutsari RT 23 RW 06 Ds. Jatigono Kec. Kunir Kab. Lumajang
1. Subjektif
a. Keluhan utama
Pasien datang untuk KB sutik 3 bulan kunjungan ulang dan tidak ada
keluhan
b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : Tiap bulan teratur 28 hari dan tiap haid
HPHT : 19 Maret 2023
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : ganti pembalut sehari 3x
Warna : merah segar
Baunya : amis/ khas darah
Fluor albus : Tidak ada
Disminore : Kadang-kadang ibu merasakan sakit saat haid (nyeri haid)
c. Riwayat kehamilan,persalinana,dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Hami U/K Suam Jenis Penol Peny L/P BB/ H/M asi penyul Usia anak
l ke i persal ulit PB trakhr
2. Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
BB : 50 kg
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
S : 36oC RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe.
Muka : Tidak pucat, tidak ada jerawat, tidak ada flek hitam
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak tampak icterus
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret polip
Telinga : Simetris tidak ada serumen
Mulut : Simetris tidak tampak kering, gigi bersih, putih, tidak
caries, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada
pembesaran kelenjar vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada penarikan vena jugularis, tidak tampak
adanya benjolan abnormal, putting susu menonjol dan tidak
keluar ASI
Ketiak : Bersih, tidak ada benjolan kelenjar limfe
Genetalia : Bersih, tidak tampak varises, tidak tampak flour albus
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak odem
Bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada varices
Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan
bendungan vena jugularis
Dada : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, keluar
ASI
Abdomen : tidak teraba adanya masa kandung kemih dan uterus tidak
membesar
3. Analisa
P1001 AB000 Akseptor lama KB Suntik 3 bulan
4. Penatalaksanaan :
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan baik
e/ komunikasi trapeutik telah di lakukan
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan TTV: TD: 110/70 mmhg, N;80x/m, S:
36Oc, RR:20x/m
e/ ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menyiapkan peralatan yang di butuhkan untuk injeksi alkon kb suntik 3 bulan
a. Spuit 3 cc
b. 1 vial Depo
c. Kapas alcohol
e/ peralatan sudah siap
4. Melakukan prosedur penyuntikan
a. Memeriksa tanggal kadaluarsa obat penyuntikan
b. Mengkocok vial berisi larutan dengan baik sampai obat larut/tercampur
c. Membuka penutup logam/ plastic vial
d. Membuka kemasan spuit steril
e. Menyedot kedalam spuit 3cc bebaskan gelembung udara
d. Membersihkan lokasi penyuntikan 1/3 SIAS (spinaniaca ,anterior, superior dan
ocygis)
d. Memasukkan Depo secara IM
e/ penyuntikan KB 3 bulan telah di lakukan
5. Merapikan alat habis pakai/membuang spuit ke dalam savety box dan vial
kosong ke dalam tempat sampah.
e/ jarum suntik sudah dimasukkan kedalam savety box, dan kapas densifektan
sudah dibuang di tempatnya.
6. Mencatat tanggal kembali pada kartu akseptor KB
e/kartu KB sudah di isi (hasil pemeriksaan dan tanggal kembali)
7. Menginformasikan pada ibu, untuk tanggal kembali 20 Juni 2023.
e/ ibu akan kembali pada tanggal yang di tentukan.
LEMBAR KONSULTASI