Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN

pada AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN


di UPT PUSKESMAS KUNIR KABUPATEN LUMAJANG

Di Susun Oleh:
MELYNDA MAULUDIYA
NIM : 15901.04.22078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN
pada AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
di UPT PUSKESMAS KUNIR KABUPATEN LUMAJANG

OLEH:

MELYNDA MAULUDIYA
(15901.04.22078)

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Bd. Tutik Hidayati, S.ST., M.Kes Sri Wahyuningsih., S.ST., M.Keb


NIDN. 0702089004 NIDN. 3403037801
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR TENTANG KONTRASEPSI


A. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan
jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri (Handayani, 2015).
Kontrasepsi adalah cara menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
akibat dari pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma dengan tehnik
memakai alat-alat obat, cara perhitungan/pengamatan, cara operasi untuk
menjarangkan (Spacing) atau untuk pembatasan (Limitation) kehamilan

B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita.Serta mencapai
keluarga yang sejahtera.
Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB
ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain selanjutnya akan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.

C. MANFAAT KB
1. Dengan ber KB maka ibu dan anak akan lebih sehat karena kehamilan yang
penuh esiko akan bias dihindari
2. Dengan menunggu kehamilan maka bias memberi kesempatan kepada wanita
muda dan pria untuk menyelesaikan pendidikan
3. Membantu menikmati hubungan suami istri, dan mencegah kehamilan yang
tidak direncanakan
D. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
b. Peningkatan kualitas program dan program prioritas
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

E. PEMILIHAN KONTRASEPSI
1. Cara menghambat kehamilan dengan cara menghambat bertemunya sel terlur
wanita dengan sperma pria.
2. Cara hormonal yang menunda kehamilan dengan cara mencegah indung telur
untuk melepaskan sel telur, membuat sel sperma sukar untuk bertemu sel telur,
dan menjaga agar dinding rahim tidak bisa menjadi lahan kehamilan
3. IUD yaitu alat dalam rahim yang menghambat pembuahan sel sperma dengan sel
telur.
4. Cara alami yang membantu wanita untuk mengetahui kapan waktu yang subur,
sehingga dia tidak melakukan hubungan intim pada waktu tersebut.
5. Cara permanen ini merupakan tidakan operasi yang menghentikan kesempatan
bagi pria dan wanita bisa mempunyai anak.

F. MACAM – MACAM KONTRASEPSI


Ada dua jenis metoda kontrasepsi yaitu metoda cara kontrasepsi sederhana dan cara
modern.
1. Cara Metode Kontrasepsi Sederhana. Maksudnya adalah cara mencegah
kehamilan dengan alat dan juga bisa tanpa alat. Tanpa alat ini bisa dilakukan
dengan cara senggama terputus dan juga sistem kalender. Sedangkan bila
menggunakan alat bisa dilakukan dengan kondom, cream atau jelly.
2. Cara Metoda Modern/ Metode Efektif. Cara ini pun dibedakan dengan cara yang
permanen atau pun tidak permanen. Alat kontrasepsi permanen adalah dengan
jalan operasi steril baik pada laki-laki atau pun wanita. Kontrasepsi permanen
laki-laki disebut dengan vasektomi (sterilisasi pada pria) dan pada wanita
disebut dengan tubektomi (sterilisasi pada wanita). Pada umumnya kita kenal
dengan sebutan istilah KB steril. Sedangkan jenis KB non permanen adalah
dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant.

G. MACAM MACAM ALAT KONTRASEPSI


1. Kondom
Kondom ini adalah alat pencegah kehamilan yang sudah cukup popular bahkan
dijual bebas di toko apotik. Kondom ini bahkan menjadi kampanye kondom
kontroversial yang pernah diutarakan oleh Menteri Kesehatan. Kondom adalah
suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai
untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang
vagina.
Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk adalah penyakit HIV/AIDS.
Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria selama
melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
a. Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke belakang.
Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom dan masukan sampai
ke ujung akhir penis yang keras.
b. Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai semua
kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung kondom yang
agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila ujung penis tidak
berongga, kondom bisa pecah.
c. Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan pinggiran
kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis masih dalam
keadaan tegang.
d. Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma keluar.
e. Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara dibakar
atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan ank-anak atau
binatang.
Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa dimasukan
ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom hanya
digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila dicuci dan digunakan
kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang efektif bisa melindungi dari
penularan PMS dan kehamilan serta berada dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
a. Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang bertutup.
b. Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.
c. Masukan cincin ke dalam lubang vagina
d. Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin luar tetap
berada diluar vagina.
e. Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke dalam
cincin luar tersebut.
f. Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan sebelum kita
berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma masih tetap berada
di dalam kondom.

2. Obat Pil KB.


Pil KB adalah salah satu mencegah terjadinya kehamilan. Pil KB ini
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil
dapat dimulai segera setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para
ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau
selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan
yang lain.
3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Biasa kita kenal dengan IUD (Intra Uterine Device). Alat ini sangat efektif dan
tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR
tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar produksi air susu ibu
(ASI).
Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi
ini. Karena itu, setiap calon pemakai IUD ini perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk jenis alat kontrasepsi yang satu ini.

4. Injeksi (Suntik KB).


Metoda alat kontrasepsi suntikan ini adalah merupakan bagian dari obat
pencegah kehamilan yang penggunaannya dilakukan dengan jalan
menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Penyuntikan dilakukan pada otot
(intra muskuler) di pantat (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan
(deltoid). Dan ini masuk dalam jenis alat kontrasepsi yang juga biasa
dipergunakan.
Ada 2 jenis KB Suntik :
a. KB suntik 3 bulan yang berisi hormon progesteron saja (Depo Medroxi
progesteron acetate).
b. KB suntik 1 bulan yang berisi hormon progestin dan esterogen.

5. IMPLAN (Susuk)
Ada 2 macam implan berdasarkan masa efektifnya :
a. Efektif 5 tahun untuk Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm,dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levogestrel
b. Efektif 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.
1) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang disisi dengan 75 mg
Levonogestrel.
2) Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira –
kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-
desogestrel.
Susuk atau implant ini adalah merupakan alat kontrasepsi jangka panjang
biasanya dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan kiri atas wanita.
Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga
terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-
lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan
pemakai.Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan
atau garis-garis.

6. IUD
Adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu
10 tahun yang dimasukkan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus.

7. Tubektomi (Sterilisasi Wanita)


Alat kontrasepsi yang dilakukan dengan cara eksisi atau menghambat tuba
fallopi yang membawa ovum dari ovarium ke uterus dengan cara melakukan
pemotongan atau pengikatan dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan
pemasangan klep atau cincin silastik. Kontrasepsi ini merupakan satu-satunya
kontrasepsi wanita yang bersifat permanen.

8. Vasektomi (Sterilisasi Pria)


Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alaur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

H. PERSYARATAN MEDIS (MEDICAL ELIGIBILITY) DALAM PENGGUNAAN


KONTRASEPSI
Dalam hubungan dengan pilihan kontrasepsi klien perlu diberi informasi tentang :
1. Efektivitas relatif (relativ effectivenness) dari berbagai metode kontrasepsi yang
tersedia
2. Efek negatif kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan resiko
kesehatan potensial pada kehamilan dengan kondisi medis tertentu.
Efektivitas berbagai metode Kontrasepsi
Tingkat Metode kontrasepsi Kehamilan per 100
Efektivitas perempuan dalam 12 jam
pertama pemakaian
Sangat Efektif Implan 0,05 0,05
Vasektomi 0,15 0,1
Suntikan kombinasi 3 0,05
SuntikanDMPA-NET- 3 0,3
EN
Tubektomi 0,5 0,5
AKDR CuT- 380 A 0,8 0,6
Pil progesteron 1,0 0,5
Efektif dalam MAL 2 0,5
pemakaian biasa, Pil kombinasi 8 0,3
sangat efektif jika Pil Progesteron - 0,5
dipakai secara
tepat dan
konsisten
Efektif jika Kondom pria 15 2
dipakai secara Sanggama terputus 27 4
tepat dan Diafragma+spermeside 29 18
konsisten KB alamiah 25 1-9
Kondom perempuan 21 5
Spermiside 29 18
Tanpa KB 85 85

Kembalinya Kesuburan
a. Semua metode kontrasepsi, kecuali kontrasepsi mantap (sterilisasi), tidak
mengakibatkan terhentinya kesuburan.
b. Kembalinya kesuburan berlangsung segera setelah pemakaian kontrasepsi
dihentikan, kecuali DMPA dan NET-EN yang waktu rata rata kembalinya
kesuburan adalah masing- masing 10 dan 6 bulan terhitung mulai suntikan
terakhir.
c. Kontrasepsi mantap harus dianggap sebagai metode permanen.
Klasifikasi Persyaratan Medis
a. Keadaan atau kondisi yang mempengaruhi persaratan medis dalam
penggunaan setiap metode kontrasepsi yang tidak permanen di kelompokkan
dalam 4 kategori :
1) Kondisi dimana tidak ada pembatasan apapun dalam penggunaan
metode kontrasepsi
2) Penggunaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan
risiko yang diperkirakan akan terjadi.
3) Resiko yang diperkirakan lebih besar dari pada manfaat penggunaan
kontrasepsi.
4) Resiko akan terjadi bila metode kontrasepsi tersebut digunakan
b. Kategori 1 dan 4 cukup jelas. Kategori 2 menunjukkan bahwa metode
tersebut dapat digunakan, tetapi memerlukan tindak lanjut yang seksama.
Kategori 3 memerlukan penilaian klinik dan akses terhadap pelayanan klinik
yang baik. Seberapa besar masalah yang ada dan ketersediaan serta
penerimaan metode alternatif perlu di pertimbangkan. Dengan kata lain pada
kategori 3, metode kontrasepsi tersebut tidak dianjurkan, kecuali tidak ada
cara lain yang lebih sesuai tersedia. Perlu tindak lanjut yang Ketat.
c. Khusus untuk kontrasepsi mantap ( tubektomi dan vasektomi) digunakan
klasifikasi lain, yaitu :
A : Tidak ada alasan medis yang merupakan kontra indikasi
dilakukannya kontrasepsi mantap.
B : Tindakan kontrasepsi mantap dapat dilakukan, tetapi dengan
persiapan dan kewaspadaan khusus.
C : Sebaiknya tindakan kontrasepsi mantap ditunda sampai kondisi
medis diperbaiki. Sementara itu berikan metode kontrasepsi yang
lain.
D : Tindakan kontrasepsi mantap hanya dilakukan oleh tenaga yang
sangat berpengalaman, dan perlengkapan anastesi tersedia.
Demikian pula fasilitas penunjang lainnya. Diperlukan pula
kemampuan untuk menentukan prosedur klinik serta anastesi yang
tepat.

I. KONSEP DASAR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK


A. PENGERTIAN
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan
hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri atas dua
hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1 hormon adalah Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat. Sedangkan yg terdiri
dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna (Glasier, 2015).
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk
sterilisasi (Wulansari, 2016).

B. MEKANISME KERJA
1. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadi ovulasi dengan jalan menekan pembentukan realizing
faktor hypothalamus.
2. Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa.
3. Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga menghambat terjadinya
konsepsi.
4. Mengubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi

C. EFEKTIVITAS
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.

D. MACAM – MACAM KONTRASEPSI SUNTIKAN


1. Depo provera yang mengandung medroxy progesteron asetat 150 mg
2. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron asetat 50 mgr dan komponen
estrogen.
3. Norigest 200 mg yang merupakan derivat tetosteron.

E. KONTRA INDIKASI
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi
suntikan pada :
1. Kehamilan.
2. Perdarahan melalui vagina tanpa diketahui penyebabnya.
3. Karsinoma payudara.
4. Karsinoma traktus genitalia.
5. Penyakit jantung, hati, hipertensi dan penyakit paru-paru
(Hartanto, 2014).

F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


1. Keuntungan Progestin :
a. Sangat efektif.
b. Mencegah kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh terhadap suami istri.
d. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI dan tumbuh kembang bayi.
e. Sedikit efek samping.
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.
h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
j. Mencegah penyebab penyakit radang punggul
2. Kerugian :
a. Perdarahan yang tidak menentu.
b. Terjadi amenorea yang berkepanjangan.
c. Berat badan yang bertambah.
d. Sakit kepala.
d. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan.
e. Menimbulkan rasa sakit akibat penyuntikan.
f. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0,7%

G. CARA PENGGUNAAN
Depo progestin atau depo provera disuntikan secara intra muscular
(IM) tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa dibiarkan
kurang satu minggu

H. SAAT PEMBERIAN YANG TEPAT


1. Pasca persalinan.
a. Diberikan sebelum 40 hari post partum dan sebelum berkumpul dengan
suaminya.
b. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
2. Pasca abortus.
a. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
b. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Bila klien pasca persalinan >6 bulan menyusui sebelum haid, suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
d. Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi suntikan dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama
dapat segera diberikan

I. EFEK SAMPING DAN PENANGANAN


1. Efek Samping
a. Gangguan haid.
1) Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi kecuali pada pemakaian cyclofem.
2) Spooting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan. Metrorhagia yaitu perdarahan yang
berlebihan jumlahnya.
3) Leukorea yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan
lahir dan terasa mengganggu (jarang terjadi).
b. Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kg dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan. Seringkali berat badan bertambah sampai
2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone.
Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan
lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang
telah dibuahi.
Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi
lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang
menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
c. Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar atau sakit kepala yang terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala. Insiden sakit kepala adalah sama pada
DMPA maupun NET-EN dan terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor.
d. Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan dibawah
kulit (Hartanto, 2014).

J. PENANGANAN.
a. Gangguan haid
1) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian
kontrasepsi suntikan dapat memberikan gejala perdarahan namun tidak
berlangsung lama.
2) Pengobatan
Pemberian tablet estradiol 25 mcg 3 x 1 untuk 3 hari atau 1 tablet pil oral
kombinasi per hari untuk 14 hari.
Bila hal tersebut tidak menolong diberikan suntikan intramuskuler
estrogen sintetis seperti 5 mg estradiolcypionat atau estradiol valerate
dalam larutan minyak yang harus diulangi apabila perdarahan tidak
berhenti dalam waktu 24 jam. Jika perdarahan tetap berlangsung terus
pertimbangkan untuk melakukan dilatasi dan kuretase (Hartanto, 2014)
b. Keputihan
1) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang tejadi
keputihan.
Bila hal ini terjadi juga harus dicari penyebabnya dan segera diberikan
pengobatan.
2) Pengobatan
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan pada kasus dimana cairan
berlebihan dapat diberikan preparat anti cholonergis seprti extra
belladonna 10 mg dosis 2x1 tablet untuk mengurangi cairan yang
berlebihan, perubahan warna dan biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
c. Perubahan berat badan
1) Konseling
Menjelasakan pada calon akseptor bahwa kenaikan BB adalah salah satu
efek samping kontrasepsi suntikan. Penyebab bertambahnya BB terjadi
karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh.
Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan
dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari
pada biasanya (Glasier, 2015).
2) Pengobatan
Diet merupakan pilihan utama, dianjurkan untuk melaksanakan diet
rendah kalori, disertai olahraga teratur. Bila berat badan berlebihan
dianjurkan untuk cara kontrasepsi lain
d. Pusing dan sakit kepala
1) Konseling
Menjelaskan kapada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada
tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
3) Pengobatan
Pemberian asam mefanamat 500 mg 3x1 untuk mengurangi keluhan.
e. Hematoma
1) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek
samping.
2) Pengobatan
Kompres dingin didaerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah
menjadi kompres hangat hingga warna biru/ kuning menjadi hilang.

K. KOMPLIKASI DAN PENANGGULANGAN


1. Komplikasi
Abses adalah rasa sakit dan panas didaerah suntikan, bila terdapat abses teraba
adanya benjolan yang nyeri didaerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena
pemakaian jarum yang berulang dan tidak cuci hama.
2. Penanggulangan
Pemberian antibiotik dosis tinggi (Ampicilin 500 mg,3 x 1 tablet perhari). Bila
abses diberikan kompres untuk menginginkan infeksi/mematangkan abses
misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses dapat
dilakukan insisi, setelah itu diberikan antibiotik

L. INFORMASI LAIN YANG PERLU DISAMPAIKAN


1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu
kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri
payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembali nya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu
usia muda yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan
kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali
pada umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat terjadi
kehamilan. Bila setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter
atau tempat pelayanan kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang ditentukan, suntikan dapat
diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu
setelah jadwal yang ditetapkan, asal tidak terjadi kehamilan. Klien tidak
dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain selama 7 hari. Bila perlu menggunakan kontrasepsi
darurat.
6. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan
kemudian meminta untuk digantikan kontrasepsi suntikan yang lain sebaiknya
jangan dilakukan, andaikata terpaksa dilakukan kontrasepsi yang akan diberikan
tersebut di injeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang
sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal yakin ibu
tidak hamil.

M. PERINGATAN BAGI PEMAKAI KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN


1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik
terganggu.
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya
penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih
banyak dalam satu periode masa haid.
6. Bila terjadi hal - hal yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga kesehatan
atau klinik.

III. ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB


A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan, yaitu mengumpulkan
data, mengolah data dan menganalisa data yang diperoleh dalam bentuk data
subjektif, objektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan
kesehatan klien
B. SUBJEKTIF
Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien/ keluarga dan
tim kesehatan berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan.
1. Identitas
a) Nama yang jelas dan lengkap
b) Umur, ditanyakan untuk memberikan penyuluhan yang sesuai dengan umur
ibu dan mengetahui kesesuaian antara umur ibu dengan kontrasepsi yang
digunakan. Umur yang biasanya menggunakan KB 3 bulan adalah wanita
usia subur sekitar 22-35 tahun.
c) Agama, ditanyakan untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan
kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agama. Pada Agama Islam,
beberapa aliran tidak memperbolehkan KB yang bersifat permanen
(sterilisasi), sehingga klien beragama Islam lebih dianjurkan KB non
permanen seperti suntik 3 bulan,1 bulan,pil atau KB barier (kondom dll).
d) Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga mempermudah
dalam pemberian informasi.
e) Pekerjaan, untuk mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan klien
sehingga mempengaruhi keberhasilan KB
f) Alamat, digunakan untuk mengetahui suku, adat, daerah, budaya dan
memudahkan komunikasi
2. Alasan kunjungan, digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien (datang
pertama kalinya, rutin, atau karena ada keluhan)
3. Keluhan utama, mengetahui ada tidaknya keluhan yang dialami oleh klien
4. Riwayat menstruasi : Menarche, siklus, banyaknya, lamanya, sifat darah,
teratur/tidak, dismenorhea, fluor albus, HPHT. Riwayat menstruasi khususnya
HPHT, penting untuk ditanyakan terutama bagi ibu yang baru datang pertama
kalinya menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Cara KB terakhir (bagi akseptor KB lama)
6. Jumlah anak hidup (riwayat obstetric)
7. Status kehamilan saat ini, untuk mengetahui ibu dalam keadaan hamil atau tidak
8. Sikap pasangan terhadap KB (setuju/tidak)
9. Riwayat penyakit yang diderita klien(Jantung, hipertensi, hepatitis, DM, asma,
TBC dan HIV AIDS)

C. OBJEKTIF
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi, pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan laboratorium.
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, cukup, kurang.
Kesadaran : composmentis
TD : normalnya 110/70 – 120/80 mmHg
BB : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kontrasepsi yang
digunakan dengan BB klien
2. Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak pucat , tidak oedem
Mata : conjungtiva : merah muda; Sklera : putih
Leher : bendungan vena jugularis : tidak ada
pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Abdomen :tidak ada massa, tidak ada nyeri, tidak ada tanda – tanda
kehamilan, tidak ada bekas operasi.
Genetalia :tampak bersih, tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi kelenjar
bartholini& skene
Ekstrimitas : tidak oedema

D. ANALISA
P…AB….. akseptor KB suntik 3 bulan

E. PENATALAKSANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
2. Jelaskan kepada ibu tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
Kontrasepsi jangka panjang
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak berpengaruh pada prosuksi ASI
Klien tidak perlu menyimpan obat
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
3. Mencegah anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium.
4. Jelaskan kepada ibu tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang
mungkin terjadi pada akseptor KB suntik 3 bulan :
Klien sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus
kembali setiap 12 minggu.
Tidak melindungi dari IMS
Kemungkinan terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
Dapat terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak
(spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan.
5. Berikan informed consent pada ibu.
6. Jelaskan prosedur penyuntikan KB.
7. Pastikan 5T (tepat pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu)
sebelum tindakan berikutnya terhadap ibu.
8. Atur posisi ibu senyaman mungkin.
9. Lakukan injeksi sesuai prosedur
10. siapkan alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA
(Depo Medroxy Progesterone Asetat))
11. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 60-90%.
12. Injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
13. Memberikan KIE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase.
14. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) setelah penyuntikan dan
menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada
keluhan.
DAFTAR PUSTAKA

Everett, S. (2013). Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduksi. Jakarta: EGC.
Glasier, A. (2015). Keluarga berencana & Kesehatan reproduksi. Jakarta: EGC.
Handayani, S. (2015). Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Hartanto, H. (2014). Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta : Sinar harapan.
KEMENKES RI (2020). Panduan Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan
Reproduksi Dalam Situasi Pandemi Covid 19. Jakarta : Germas
Mochtar, R. (2014). Sinopsis obstetri operatif, obstetri sosial. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, H. (2015). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo.
Wulansari, P. (2016). Ragam kontrasepsi. Jakarta: EGC.
ASUHAN KEBIDANAN
pada AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
di UPT PUSKESMAS KUNIR

Nama Pengkaji : Melynda Mauludiya


Tanggal / Jam Pengkajian : 27 Maret 2023/ 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Kunir

Pengkajian Data
Identitas
Nama pasien : Ny. “I” Nama suami : Tn. “J”
Umur : 23 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : TANI
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dsn. Wunutsari RT 23 RW 06 Ds. Jatigono Kec. Kunir Kab. Lumajang

1. Subjektif
a. Keluhan utama
Pasien datang untuk KB sutik 3 bulan kunjungan ulang dan tidak ada
keluhan
b. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : Tiap bulan teratur 28 hari dan tiap haid
HPHT : 19 Maret 2023
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : ganti pembalut sehari 3x
Warna : merah segar
Baunya : amis/ khas darah
Fluor albus : Tidak ada
Disminore : Kadang-kadang ibu merasakan sakit saat haid (nyeri haid)
c. Riwayat kehamilan,persalinana,dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Hami U/K Suam Jenis Penol Peny L/P BB/ H/M asi penyul Usia anak
l ke i persal ulit PB trakhr

1 9 bln I Norml Bidan Tidak L 3000/ H Ya Tidak 2 thn


ada 48cm ada

d. Riwayat KB yang lalu


Ibu mengatakan mulai pertama melakukan KB suntik. Ibu mengatakan mempunyai
1 orang anak yang usianya 2 tahun.
e. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, seperti kanker atau
keganasan, penyakit menurun, seperti jantung berdebar-debar cepat dan sakit,
DM, hipertensi dan penyakit menular, seperti TBC dan hepatitis.
f. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti kanker atau
keganasan, penyakit menurun, seperti jantung berdebar- debar cepat dan sakit, DM,
hipertensi dan penyakit menular, seperti TBC dan hepatitis.
g. Penyakit kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita penyakit kronis seperti
kanker atau keganasan, penyakit menurun, seperti jantung berdebar-debar cepat dan
sakit, DM, hipertensi dan penyakit menular, seperti TBC dan hepatitis.
h. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan bahwa seuami sangat mendukungnya dalam mengikuti program
KB yang sekarang ia gunakan.

2. Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
BB : 50 kg
TTV : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
S : 36oC RR : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
 Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe.
Muka : Tidak pucat, tidak ada jerawat, tidak ada flek hitam
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak tampak icterus
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada secret polip
Telinga : Simetris tidak ada serumen
Mulut : Simetris tidak tampak kering, gigi bersih, putih, tidak
caries, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada
pembesaran kelenjar vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada penarikan vena jugularis, tidak tampak
adanya benjolan abnormal, putting susu menonjol dan tidak
keluar ASI
Ketiak : Bersih, tidak ada benjolan kelenjar limfe
Genetalia : Bersih, tidak tampak varises, tidak tampak flour albus
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak odem
Bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada varices
 Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan
bendungan vena jugularis
Dada : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, keluar
ASI
Abdomen : tidak teraba adanya masa kandung kemih dan uterus tidak
membesar
3. Analisa
P1001 AB000 Akseptor lama KB Suntik 3 bulan

4. Penatalaksanaan :
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan baik
e/ komunikasi trapeutik telah di lakukan
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan TTV: TD: 110/70 mmhg, N;80x/m, S:
36Oc, RR:20x/m
e/ ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menyiapkan peralatan yang di butuhkan untuk injeksi alkon kb suntik 3 bulan
a. Spuit 3 cc
b. 1 vial Depo
c. Kapas alcohol
e/ peralatan sudah siap
4. Melakukan prosedur penyuntikan
a. Memeriksa tanggal kadaluarsa obat penyuntikan
b. Mengkocok vial berisi larutan dengan baik sampai obat larut/tercampur
c. Membuka penutup logam/ plastic vial
d. Membuka kemasan spuit steril
e. Menyedot kedalam spuit 3cc bebaskan gelembung udara
d. Membersihkan lokasi penyuntikan 1/3 SIAS (spinaniaca ,anterior, superior dan
ocygis)
d. Memasukkan Depo secara IM
e/ penyuntikan KB 3 bulan telah di lakukan
5. Merapikan alat habis pakai/membuang spuit ke dalam savety box dan vial
kosong ke dalam tempat sampah.
e/ jarum suntik sudah dimasukkan kedalam savety box, dan kapas densifektan
sudah dibuang di tempatnya.
6. Mencatat tanggal kembali pada kartu akseptor KB
e/kartu KB sudah di isi (hasil pemeriksaan dan tanggal kembali)
7. Menginformasikan pada ibu, untuk tanggal kembali 20 Juni 2023.
e/ ibu akan kembali pada tanggal yang di tentukan.
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Melynda Mauludiya Ruangan : Ruang KIA UPT PKM Kunir


NIM : 15901.04.22078 Kasus : KB
No Hari / Masukan Paraf
tanggal
Pembimbing Pembimbing
Lapangan Akademik

Anda mungkin juga menyukai