Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASKEP

KELUARGA BERENCANA (KB)

DEPARTEMEN MATERNITAS

Oleh :
ANDRE RAMADAN
(2021611021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri.
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak
antara kelahiran anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa
dilakukan sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan
kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif2 tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari
kata kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta
mencapai keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat
kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain
selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
 Meneguhkan kembali program di daerah
 Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
 Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
 Peningkatan kualitas program dan program prioritas
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil
pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh
akan meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada
sebuah tabel/kertas grafik
Contohnya grafiknya seperti ini :

2. Metode Lendir Serviks


Metode berdasarkan lendir serviks yang muncul dalam siklus wanita. Lendir ini
dicek di vagina. Sesudah haid vagina biasanya kering. Setelah itu muncul lendir
yang lengket (sticky). Sesaat sebelum ovulasi, lendir berubah menjadi basah dan
licin (wet and slippery). Hari terakhir basah karena lendir ini biasanya
bersamaan dengan ovulasi.
3. Metode Sympthotermal
Metode ini menggabungkan kedua metode diatas. Selanjutnya wanita disuruh
mencari tanda tanda ovulasi lainnya yaitu: nyeri perut (cramps), spotting dan
perubahan posisi serta konsistensi serviks. Metode ini sedikit lebih unggul
karena mengkombinasi berbagai variabel. Tetapi tetap juga memiliki
keterbatasan.
4. Methode Kalender
Bila haid teratur (28 hari), Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari
ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Sedangkan, bila siklus haid tidak teratur, harus dicatat siklus haid selama 6
bulan. Yang paling normal haid adalah 28 hari, tetapi masih dianggap normal jika
antara 21-35 hari. Masa subur awal didapatkan dengan siklus terpendek
dikurangi 18 dan akhir masa subur adalah siklus terpanjang dikurangi 11.
Misalnya siklus terpendek 25 hari dan terpanjang 35 hari, maka waktu subur
adalah antara hari ke 7 s/d 24.

5. Metode Amenorea Laktasi


Pada periode menyususi sering wanita menjadi tidak
haid akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid,
ovulasi juga ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja
dengan baik, ibu2 harus memberikan ASI saja (eksklusif).
Interval menyusui pada malam hari t idak melebihi 6 jam
dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan
lama bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan
timbul.
Dalam 6 bulan pertama jika diterapkan dengan benar angka
kehamilannya hanya 2 %. Jika perdarahan (haid) muncul maka kemungkinan
hamil semakin muncul.
6. Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan
biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi,
orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.
b. Kontrasepsi Mekanik
1. Kondom
Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta
berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada
umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama
atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom
terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
o Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
o Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan benar
tiap kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan
metode pil, AKDR, suntikan KB.
o Keuntungan
a. Dapat dipaki sendiri
b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
e. Tidak mengganggu kesehatan
f. Tidak ada efek samping sistemik
g. Tersedia secara luas
h. Tidak perlu resep atau penilaian medis
i. Tidak mahal (jangka pendek)
o Kekurangan metode ini:
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
- Membutuhkan waktu untuk pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual
o Baik untuk pasangan yang:
a. Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
b. Jarang bersenggama
c. Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
d. Wanita yang kemungkinan sudah hamil
o Kontraindika
si Alergi.
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan,
krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5
menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa
menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena
waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang
digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu
< 6 jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama.
Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama
spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal
bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau
terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat
yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg
ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5
tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai
anak.
o Jenis
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah
selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini
adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada
jenis Copper-T.
Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang
pada ekornya.
o Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel
telur. Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk
ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
o Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian
selama 1 tahun)
o Keuntungan
a. Tidak terganggu faktor lupa
b. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun
dengan menggunakan tembaga T 380 A)
c. Mengurangi kunjungan ke klinik
d. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
o Baik untuk Wanita yang:
a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, &
jangka panjang
b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
c. Memberikan ASI
d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
e. Berada dalam masa pasca aborsi
f. Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
h. Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau
yang memang tidak boleh menggunakannya
i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
o Kontraindikasi
a. Hamil atau diduga hamil
b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin
c. Pernah menderita radang rongga panggul
d. Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
e. Riwayat kehamilan ektopik
f. Penderita kanker alat kelamin
o Efek samping
a. Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah pemasangan.
Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak. Disamping itu
pada saat berhubungan (senggama0 terjadi expulsi (IUD bergeser dari
posisi) sebagian atau seluruhnya
b. Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
o Waktu Penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya dilakukan
pada saat:
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode
amenorea laktasi (MAL)
d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi
e. Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
o Waktu Kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang harus diperhatikan adalah:
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian
c. Setiap 6 bulan berikutnya
d. Bila terlambat haid 1 minggu
e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat
ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat
yang bersifat hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh
diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah
otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif
oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan
vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk
hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam
untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan
progesterone sintetik disebut pil kombinasi dan hanya
mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau
Pil Progestrin.
o Cara Kerja
a. Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari
maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel
telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan
proses implantasi
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa
meminum pil secara teratur.
o Keuntungan
a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e. Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
 Masih ingin punya anak
 Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b. Pernah sakit jantung
c. Tumor/keganasan
d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f. Penyakit gondok
g. Gangguan fungsi hati & ginjal
h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala
(berkunang- kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat
timbul berbulan- bulan.
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang
diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone
ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri
atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg
terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat.
Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk
sterilisasi.
a. Cara Kerja
o Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.
o Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
o Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna
untuk implantasi dari hasil konsepsi.
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
c. Keuntungan
1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian
selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis
150 mg.
3) Tingkat efektifitasnya tinggi
4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara
tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable
harus dikeluarkan oleh orang lain.
8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa
perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga
lain.
9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang
disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih
serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat
menekan produksi ASI.
d. Kerugian
1) Perdarahan yang tidak menentu
2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3) Berat badan yang bertambah
4) Sakit kepala
5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat
ditarik lagi.
7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka
kegagalan 0.7%.
8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
e. Saat Pemberian yang tepat:
a. Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6
minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
f. Baik untuk Wanita yang:
a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b. Lebih suka disuntik daripada makan pil
c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
g. Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru
berat, varices
h. Efek Samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama
menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi
selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua
sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat
sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit.
3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/ Implant
Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75
gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
a. Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara
tetap melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke
dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c. Menekan ovulasi
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
c. Keuntungan
a. Sekali pasang untuk 3 tahun
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI
c. Tidak mempengaruhi tekanan darah
d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum
mantap untuk di tubektomi
d. Baik untuk wanita yang:
a. Ingin metode yang praktis
b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c. Tinggal di daerah terpencil
d. Tak khawatir jika tak dapat haid
e. Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
f. Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting
atau anemia karena perdarahan yg kronis.
g. Waktu Mulai Menggunakan Implant
a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c. Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari
4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang
berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan
dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan
yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode
kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil
menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.

d. Kontrasepsi strerilisasi
Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi)
atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada
beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior,
Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia
adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )
TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada
kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak hamila lagi.
Merupakan alat kontrasepsi paling
efektif dengan angka
kegagalankurang dari 1%
o Keuntungan Tubektomi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mempengaruhi proses menyusui
4. Tidak bergantung pada faktor senggama
5. Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
6. Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
7. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
9. Berkurangnya resiko kanker ovarium
o Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1. Usia > 26 tahun
2. Peritas > 2
3. Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
4. Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
5. Pascapersalinan
6. Pascakeguguran
7. Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
1. Hamil
2. Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
3. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
6. Belum memberikan persetujuan tertulis
o Kapan dilakukan
1. Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien
tsb tidak hamil
2. Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
3. Pasca persalinan
b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )
VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi.
o Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi
mengancam atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluaga.
o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi
• Infeksi kulit pada daerah operasi
• Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
• Hidrokel atau varikokel yang besar
• Hernia inguinalis
• Filariasis / elephantiasis
• Undesensus testikularis
• Massa intraskrotalis
• Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia

E. PATHWAY
1. Suntik

Sunti
k
Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


Pengentala pembekua
Retensi Merangsang Stimulasi n darah
n lender
cairan pusat hipotalamu meningkat
serviks
reseptor s
Peningkatan makanan Trombosi
TD Menekan Menghamba
t penetrasi s
Nafsu LH,FSH
Menghamba sperma
makan
t sikluas meningkat Ovulasi
Sperma &
oksigenasi Menghamba terhambat
ovum
t produksi BB
Nyeri Perubahan tidak
prostaglandi meningkat
kepala maturasi bertemu
n
Perubahan endometriu
Lender
Nyeri Peningkata body image m
meningkat
n proteksi
terhadap Atropi
Keputihan
Asam mukosa
lambung Dinding
lambung
meningka rahim
t Iritasi sulit
lepas
mukosa
Mual Amenorrhe
lambung
Merangs a
ang
muntah Ansietas
Devisit
vol.caira
n
2. PIL KOMBINASI

PIL

Progesterone Estrogen

Sirkulasi GIT Reproduksi Faktor


Pengentala pembekua
Retensi Merangsang Stimulasi n darah
n lender
cairan & pusat nafsu hipotalamu meningkat
serviks
Na makan s
Menghamba Trombosi
Peningkatan Nafsu LH,FSH
t penetrasi s
TD makan menurun
sperma
meningkat
Menghamba Ovulasi
terhambat Sperma &
t sikluas Menghamba BB
ovum
oksigenasi t produksi meningkat
Perubahan tidak
prostaglandi
Nyeri Perubahan maturasi bertemu
n
kepala body image endometriu
m Lender
Peningkata
meningkat
Nyeri n proteksi
terhadap Atropi
Konsepsi
mukosa tidak
Asam lambung Dinding
rahim terjadi
lambung
meningka Iritasi sulit
t lepas
mukosa
lambung Amenorrhe
Merangsang
a
muntah

Devisit Ansietas
vol.caira
n
3. IUD

IUD

Benda asing dalam


uterus

Reaksi Perubahan Terjadi efek mekanik Kurang


radang di reaksi pengetahua
cavum kimia n tentang
uteri Erosi Kontraksi prosedur
Perubahan endometriu uterus pemasanga
Fagosit reaksi m n dan efek
meningka enzimatik Iskemia otot yg
t uterus Spotting uterus terjad
i
Perubahan Perubahan Infeksi Pelepasan
endometriu endometriu mediator
m m Makrofag inflamasi Ansietas
meningka
Keputiha Nidasi t Stimulasi
n tidak saraf simpatis
meningka terjadi Menekan &
t sperma parasimpatis

Infeksi Sperma Persepsi


pelvis dan ovum nyeri
tidak
Hipertermi Nyeri
bertemu
Perubaha
n suhu
tubuh

F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
 Nyeri akut
 Deficit volume cairan
 Perubahan body image
 Ansietas
b. Kontrasepsi pil
 Nyeri akut
 Perubahan body image
c. IUD
 Nyeri akut
 Perubahan suhu tubuh
 Ansietas
 Kurang pengetahuan

3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalami nyeri
Kriteria hasil :
 klien melaporkan nyeri berkurang
 klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
 klien mampu mengenali nyeri

INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan
komprehensif termasuk lokasi nyeri, inetrvensi selanjutnya
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi reaksi nonverbal Mengidentifikasi adanya nyeri
dari ketidaknyamanan pada klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah
dapat mengindikasikan
adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus
berkurang maka intensitas
nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari Dukungan dari keluarga dapat
dan membantu klien mengatasi nyeri
menemukan dukungan
Ajarkan tentang teknik non Teknik non farmakologi yang
farmakologi: benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan
hangat/dingin nyaman sehingga dapat mengurangi
nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri
dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi untuk mengurangi atau
nyeri, seperti menghilangkan nyeri
Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :
 TTV klien dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
 Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan
intervensi selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi Mengidentifikasi sumber kecemasan
yang menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
mengungkapkan perasaan, dan persepsi akan mengurangi
ketakutan, persepsi kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang
dan mengurangi
kekhawatiran klien
Temani klien untuk Memberikan keamanan pada klien dan
memberikan keamanan dan mengurangi takut
mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa Mengurangi kecemasan klien,
yang dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang
akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk Keluarga dapat member dukungan
mendampingi klien positif kepada klien
Instruksikan pada klien Untuk mengurangi kecemasan
untuk menggunakan yang dirasakan klien
teknik relaksasi
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien

Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
 Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis
kontrasepsi, kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
 Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
 Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis
pengetahuan yang akan diberikan pada
klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing2 kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah Meningkatkan pemahaman klien dan
yang mungkin muncul setelah membantu klien mengatasi masalah yang
pemakaian kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan
sesuai dapat mengurangi
kecemasan klien &
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk Memperluas pemahaman klien
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR RUJUKAN
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.

Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.

Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru

Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.

Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill

Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012. Pukul19.49 WIB

Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis


Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses
tanggal 19 Juni 2012. Pukul 19.20 WIB.

Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid
2,Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai