DEPARTEMEN MATERNITAS
Oleh :
ANDRE RAMADAN
(2021611021)
A. DEFINISI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek-objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri.
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak
antara kelahiran anak.Untuk menghindari kehamilan yang bersifat menetap bisa
dilakukan sterilisasi, dan untuk menghindari kehamilan sementara digunakan
kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
Menurut WHO (dalam Imbarwati, 2009), keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk:
a. Mendapatkan objektif2 tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kelahiran
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Dalam Imbarwati (2009) juga dijelaskan bahwa kontrasepsi berasal dari
kata kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta
mencapai keluarga yang sejahtera.
Menurut Imbarwati (2009) kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat
kelahiran. Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha pembangunan yang lain
selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:
1. Strategi dasar
Meneguhkan kembali program di daerah
Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
Peningkatan kualitas program dan program prioritas
Penggalangan dan pemantapan komitmen
Dukungan regulasi dan kebijakan
Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
D. JENIS-JENIS
Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi, diantaranya:
a. Alami
1. Metode Suhu Basal Tubuh
Suhu basal adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil
pada saat bangun tidur dan belum meninggalkan tempat tidur. Suhu basal tubuh
akan meningkat setelah ovulasi. Pencatatan suhu dilakukan setiap hari pada
sebuah tabel/kertas grafik
Contohnya grafiknya seperti ini :
c. Kontrasepsi Hormonal
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat
ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat
yang bersifat hormonal, yaitu:
1. Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh
diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah
otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
2. Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif
oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan
vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk
hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam
untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan
progesterone sintetik disebut pil kombinasi dan hanya
mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau
Pil Progestrin.
o Cara Kerja
a. Menekan ovulasi
Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari
maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel
telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan
proses implantasi
d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
o Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa
meminum pil secara teratur.
o Keuntungan
a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu) dan
Kista Ovarium
d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e. Pemulihan kesuburan hampir 100%
o Baik untuk wanita yang:
Masih ingin punya anak
Punya jadwal harian yang rutin
o Kontraindikasi
a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b. Pernah sakit jantung
c. Tumor/keganasan
d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f. Penyakit gondok
g. Gangguan fungsi hati & ginjal
h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
o Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala
(berkunang- kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat
timbul berbulan- bulan.
2. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang
diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormone
ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg terdiri
atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg
terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston & Noristerat.
Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum bersedia untuk
sterilisasi.
a. Cara Kerja
o Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
releasing faktor dari hipotalamus.
o Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
o Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna
untuk implantasi dari hasil konsepsi.
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
c. Keuntungan
1) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian
selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
2) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis
150 mg.
3) Tingkat efektifitasnya tinggi
4) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5) Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6) Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7) Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara
tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable
harus dikeluarkan oleh orang lain.
8) Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa
perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga
lain.
9) Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang
disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih
serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga dapat
menekan produksi ASI.
d. Kerugian
1) Perdarahan yang tidak menentu
2) terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3) Berat badan yang bertambah
4) Sakit kepala
5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat
ditarik lagi.
7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka
kegagalan 0.7%.
8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
e. Saat Pemberian yang tepat:
a. Pasca persalinan
1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6
minggu post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.
2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1. Hari kelima menstruasi
2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
f. Baik untuk Wanita yang:
a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
b. Lebih suka disuntik daripada makan pil
c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
g. Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru
berat, varices
h. Efek Samping
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama
menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi
selama menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua
sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat
sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di
bawah kulit.
3. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)/ Implant
Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75
gram hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
a. Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara
tetap melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke
dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c. Menekan ovulasi
b. Efektivitas
Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%
c. Keuntungan
a. Sekali pasang untuk 3 tahun
b. Tidak mempengaruhi produksi ASI
c. Tidak mempengaruhi tekanan darah
d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum
mantap untuk di tubektomi
d. Baik untuk wanita yang:
a. Ingin metode yang praktis
b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi
c. Tinggal di daerah terpencil
d. Tak khawatir jika tak dapat haid
e. Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil
b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
f. Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi spotting
atau anemia karena perdarahan yg kronis.
g. Waktu Mulai Menggunakan Implant
a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari ke-7
b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c. Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan
d. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan
e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari
4. Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang
berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan
dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan
yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode
kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil
menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.
d. Kontrasepsi strerilisasi
Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita (tubektomi)
atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi tubektomi ada
beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior,
Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia
adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )
TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada
kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak hamila lagi.
Merupakan alat kontrasepsi paling
efektif dengan angka
kegagalankurang dari 1%
o Keuntungan Tubektomi
1. Sangat efektif
2. Permanen
3. Tidak mempengaruhi proses menyusui
4. Tidak bergantung pada faktor senggama
5. Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
6. Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
7. Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
9. Berkurangnya resiko kanker ovarium
o Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1. Usia > 26 tahun
2. Peritas > 2
3. Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
4. Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
5. Pascapersalinan
6. Pascakeguguran
7. Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini
o Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
1. Hamil
2. Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
3. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
4. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
5. Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
6. Belum memberikan persetujuan tertulis
o Kapan dilakukan
1. Setiap waktu selama siklus menstrusi apabila diyakini secara rasional klien
tsb tidak hamil
2. Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
3. Pasca persalinan
b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )
VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi.
o Indikasi
Upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi
mengancam atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluaga.
o Kondisi Yang Memerlukan Perhatian Khusus Bagi Tindakan Vasektomi
• Infeksi kulit pada daerah operasi
• Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
• Hidrokel atau varikokel yang besar
• Hernia inguinalis
• Filariasis / elephantiasis
• Undesensus testikularis
• Massa intraskrotalis
• Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansia
E. PATHWAY
1. Suntik
Sunti
k
Progesterone Estrogen
PIL
Progesterone Estrogen
Devisit Ansietas
vol.caira
n
3. IUD
IUD
F. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetri
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
Nyeri akut
Deficit volume cairan
Perubahan body image
Ansietas
b. Kontrasepsi pil
Nyeri akut
Perubahan body image
c. IUD
Nyeri akut
Perubahan suhu tubuh
Ansietas
Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalami nyeri
Kriteria hasil :
klien melaporkan nyeri berkurang
klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan
komprehensif termasuk lokasi nyeri, inetrvensi selanjutnya
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi reaksi nonverbal Mengidentifikasi adanya nyeri
dari ketidaknyamanan pada klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah
dapat mengindikasikan
adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus
berkurang maka intensitas
nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari Dukungan dari keluarga dapat
dan membantu klien mengatasi nyeri
menemukan dukungan
Ajarkan tentang teknik non Teknik non farmakologi yang
farmakologi: benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan
hangat/dingin nyaman sehingga dapat mengurangi
nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri
dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi untuk mengurangi atau
nyeri, seperti menghilangkan nyeri
Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :
TTV klien dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan
intervensi selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi Mengidentifikasi sumber kecemasan
yang menimbulkan kecemasan klien
Dorong klien untuk Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
mengungkapkan perasaan, dan persepsi akan mengurangi
ketakutan, persepsi kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang
dan mengurangi
kekhawatiran klien
Temani klien untuk Memberikan keamanan pada klien dan
memberikan keamanan dan mengurangi takut
mengurangi takut
Jelaskan semua prosedur dan apa Mengurangi kecemasan klien,
yang dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang
akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk Keluarga dapat member dukungan
mendampingi klien positif kepada klien
Instruksikan pada klien Untuk mengurangi kecemasan
untuk menggunakan yang dirasakan klien
teknik relaksasi
Kolaborasi: Pemberian obat anti cemas sesuai
Berikan obat anti cemas dengan kebutuhan klien dapat
mengurangi kecemasan klien
Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis
kontrasepsi, kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis
pengetahuan yang akan diberikan pada
klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- Meningkatkan pemahaman klien
jenis kontrasepsi, kekurangan &
kelebihan masing2 kontrasepsi dan
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah Meningkatkan pemahaman klien dan
yang mungkin muncul setelah membantu klien mengatasi masalah yang
pemakaian kontrasepsi muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan
sesuai dapat mengurangi
kecemasan klien &
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk Memperluas pemahaman klien
mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion
dengan cara yang tepat
DAFTAR RUJUKAN
Bagian SMF Obgin UNHAS. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Makssar.
Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: EGC.
Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru
Ida Bagus G., M. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta.
Katzung. 2004. Basic and Clinical Pharmacology 9th ed. USA : McGraw Hill
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012. Pukul19.49 WIB
Mochtar R., Prof, Dr,MPH. Sinopsis Obstetri – Obstetri Operatif Obstetri Sosial, Jilid
2,Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf