Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAN USIA SUBUR

OLEH :

Yolanda Zulpendri, S.Kep

Kelompok S

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
A. PENGERTIAN KB DAN KONTRASEPSI
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan
jumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri (Handayani, 2010).
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif – objektif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan denngan umur suami istri, dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan.
Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel
sperma tersebut. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yang digunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran
(Handayani, 2010).

B. TUJUAN PELAKSANAAN KB
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran,
mengendalikan jumlah anak dan untuk kesehatan reproduksi wanita, serta mencapai
keluarga yang sejahtera. Menurut (Handayani, 2010), kebijakan keluarga berencana
(KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui usaha
penurunan tingkat kelahiran. Kebijakan KB ini bersama – sama dengan usaha
pembangunan yang lain selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

C. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Strategi pelaksanaan KB terbagi dalam 2 strategi, yaitu :
1. Strategi dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah.
b. Menjamin kesinambungan program.
2. Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional.
b. Peningkatan kualitas program dan program prioritas.
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen.
d. Dukungan regulasi dan kebijakan.
e. Pemantauan, evaluasi dan akuntabilitas pelayanan.

D. JENIS – JENIS KONTRASEPSI


Menurut Saifuddin (2010), terdapat beberapa jenis kontrasepsi diantaranya :
1. Kontrasepsi pil
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik disebut pil
kombinasi dan tablet yang hanya mengandung progesteron sintetik saja disebut
mini pil atau pil progestrin.
a. Cara kerja
- Menekan ovulasi
Jika seorang wanita meminum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi
ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan.
- Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
- Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi.
- Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma).
b. Efektivitas
Efektifitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan efektivitas praktisnya
sebesar 90 – 96%. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil
secara teratur.
c. Keuntungan
- Memudahkan penggunaannya dan mudah didapatkan.
- Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid.
- Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Etopik Terganggu) dan
kista ovarium.
- Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim.
- Pemulihan kesuburan hampir 100%.
d. Kontraindikasi
- Menyusui (khusus pil kombinasi).
- Pernah sakit jantung.
- Tumor atau keganasan.
- Kelainan jantung, varices dan darah tinggi.
- Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.
- Penyakit gondok.
- Gangguan fungsi hati dan ginjal.
- Diabetes, epilepsi dan depresi mental.
- Tidak dianjurkan bagi wanita berumur > 40 tahun.
e. Efek samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping,
antara lain mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang),
perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan – bulan.

2. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah hormon yang diberikan secara suntikan atau injeksi
untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini ada
yang terdiri atas 1 hormon dan ada pula yang terdiri atas dua hormon, sebagai
contoh jenis suntikan yang terdiri 1 hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin,
Depo Geston dan Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormon adalah
Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia
reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible dan belum
bersedia untuk sterilisasi.
a. Cara kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan.
Wanita yang mendapatkan suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
b. Efektifitas teoritis untuk suntik sebesar 99,75% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 95 – 97%, artinya suntik sangat efektif.
c. Keuntungan
- Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat.
- Dapat dipakai dalam waktu yang lama.
- Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu.
d. Kontraindikasi
- Hamil atau disangkal hamil.
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya.
- Tumor atau keganasan.
- Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kecing manis, peyakit paru berat,
varices.
e. Efek samping
Efek samping dari suntikan cyclofem yang sering ditemukan adalah mual,
berat badan bertambah, sakit kepala, pusing dan kadang – kadang gejala
tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan.
Sedangkan efek samping dari suntikan Depo provera, Depo progestin, Depo
geston dan Noristeat yang sering dijumpai adalah menstruasi tidak teratur,
masa menstruasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin
menadi anemia pada beberapa klien.
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral atau Intra Uterine Devices (IUD) adalah alat yang dibuat dari
polietilen dengan atau tanpa metal / steroid yang ditempatkan di dalam rahim.
Pemasangan ini dapat untuk 3 – 5 tahun dan dapat dilepaskan bila berkeinginan
untuk mempunyai anak.
a. Cara kerja
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
- Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
b. Efektivitas
Sangat efektif ( 0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama 1
tahun ).
c. Keuntungan
- Tidak terganggu faktor lupa.
- Metode jangka panjang.
- Mengurangi kunjungan ke klinik.
- Lebih murah dari pil dalam jangka panjang.
d. Kontraindikasi
- Hamil atau diduga hamil.
- Infeksi lehir rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
kelamin.
- Pernah menderita radang rongga panggul.
- Penderita perdarahan pervaginan yang abnormal.
- Riwayat kehamilan ektopik.
- Penderita kanker alat kelamin.

e. Efek samping
- Perdarahan selama minggu pertama setelah pemasangan. Kadang – kadang
ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat
berhubungan terjadi explusi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau
seluruhnya.
- Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
f. Waktu penggunaan IUD
- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
- Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea
laktasi (MAL).
- Setelah terjadinya keguguran (segera atas dalam waktu 7 hari) apabila
tidak ada gejala infeksi.
- Selama 1 – 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
g. Waktu kontrol IUD
- 1 bulan pasca pemasangan.
- 3 bulan kemudian.
- Setiap 6 bulan berikutnya.
- Bila terlambat haid 1 minggu.
- Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya.

4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


Merupakan 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram hormon
levonorgestrel yang ditanam dibawah kulit.
a. Cara kerja
AKBK atau sering disebut implan secara tetap melepaskan hormon tersebut
dalam dosis kecil ke dalam darah. Cara kerja AKBK yaitu:
- Lendir serviks menjadi kental.
- Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
- Menekan ovulasi.
b. Efektivitas
Efektifitas teoritis untuk AKBK sebesar 99,7% sedangkan efektivitas
praktisnya sebesar 97 – 99%, artinya AKBK sangat efektif.
c. Keuntungan
- Sekali pasang untuk 3 bulan.
- Tidak mempengaruhi produksi ASI.
- Tidak mempengaruhi tekanan darah.
- Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian.
- Baik untuk wanita yang tidak punya anak lagi tetapi belum mantap untuk
di tubektomi.
d. Kontraindikasi
- Hamil atau disangkal hamil.
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya.
- Tumor atau keganasan.
- Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis.
e. Efek samping
Kadang – kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang – kadang terjadi
spotting atau anemia karena perdarahan yang kronis.
f. Waktu menggunakan implan
- Implan dapat dipasang selama siklus haid ke – 2 sampai hari ke – 7.
- Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat.
- Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan.
- Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan.
- Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan hubungan seksual selama 7
hari.

5. Kondom pria
Merupakan sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu berhubungan.
a. Cara kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum.
b. Efektivitas
Efektifitas teoritis sebesar 98% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 85%.
Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan
KB.
c. Keuntungan
- Dapat dipakai sendiri.
- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin.
- Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui.
- Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain.
- Tidak mengganggu kesehatan.
- Tidak ada efek samping sistemik.
- Tersedia secara luas.
- Tidak perlu resep dan penilaian media.
- Tidak mahal.
d. Kontraindikasi
Adanya alergi.

6. Kontrasepsi mantap (Kontap)


Merupakan pemotongan atau pengikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki – laki (vasektomi). Operasi tubektomi
ada beberapa macam cara antara lain adalah kudoskopik, kolpotomi, posterior,
laparoskopi dan minilaparatomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah
laparoskopi dan mini laparotomi.
a. Cara kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma.
b. Efektivitas
Efektivitas teoritis sebesar 99,9% sedangkan efektivitas praktisnya sebesar
99%, artinya sangat efektif.
c. Keuntungan
- Paling efektif.
- Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian tidak bisa
dijamin).
- Tidak perlu perawatan khusus.
d. Efek samping
Jarang, ringan dan bersifat sementata misalnya bengkak, nyeri dan infeksi luka
operasi. Pada saat vasektomi dan epididimis terjadi pada 1 -2 % pasien. pada
tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena
anastesi dapat terjadi.

E. KONSEP TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN


1. Data Subjektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata klien dan penanggung jawab klien. Mulai dari
nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat dan
nomor telepon.
b. Keluhan utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB antara lain
amenorea atau perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya atau
menurunnya berat badan.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan
KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi pengguna KB.
d. Riwayat obstetri
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat menstruasi
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lama haid, sifat darah haid,
dysmenorchea atau tidak, flour albus atau tidak.
f. Riwayat kesehatan klien
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara,
DM dan TBC.
g. Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC,
hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola
aktivitas seksual, ola personal hygiene da kebiasaan sehari – hari.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, berat badan,
tinggi badan, suhu badan, kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik
- Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma), adanya oedema,
konjungtivatidak pucat, sklera tikda ikterus.
- Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tiroid da kelenjar limfe,
adanya bendungan vena jugularis.
- Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya masa pada payudara.
- Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya
infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
- Ekstremitas : dilihat adanya oedema pada ekstremitas atas, adanya varices
pada ekstremitas bawah.

3. Diagnosa, Outcomes dan Intervensi Keperawatan (NANDA, NOC, NIC)


No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri Akut b.d IUD ke Kontrol Nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
dalam rahim Tingkat Nyeri (2102) - Lakukan pengkajian nyeri
komprehensif yang
Definisi : Pengalaman Setelah dilakukan intervensi meliputi lokasi,
sensori dan emosional tidak keperawatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
menyenangkan berkaitan diharapkan kontrol nyeri dapat frekuenasi, kualitas,
dengan kerusakan jaringan meningkatkan dan tingkat intensitas atau beratnya
aktual atau potensial, atau nyeri dapat menurun. nyeri dan faktor pencetus.
yang digambarkan sebagai - Pastikan perawatan
kerusakan, dengan onset Kriteria hasil : analgesik bagi pasien
mendadak atau lambat dan - Mengenali kapan nyeri dilakukan dengan
berintensitas ringan hingga terjadi. pemantauan yang ketat.
berat yang berlangsung - Melaporkan nyeri - Tentukan akibat dari
kurang dari 3 bulan. terkontrol. pengalaman nyeri
- Dapat beristirahat. terhadap kualitas hidup
- Tidak terdapat ketegangan pasien.
otot. - Pilih dan implementasikan
- Nafsu makan meningkat. tindakan yang beragam
- Tidak mual. untuk memfasilitasi
- Frekuensi nafas normal. penurununan nyeri, sesuai
- Tekanan darah normal. dengan kebutuhan.
- Ajarkan prinsip – prinsip
manajemen nyeri.
- Ajarkan penggunaan
teknik non farmakologi.
- Ajarkan metode
farmakologi untuk
menurunkan nyeri.
2. Ansietas b.d kurangnya Tingkat Kecemasan (1211) Pengurangan Kecemasan
pengetahuan mengenai (5820)
alat kontrasepsi Setelah dilakukan intervensi - Gunakan pendekatan yang
keperawatan selama 3x24 jam tenang dan menyakinkan.
Definisi : Kondisi emosi diharapkan tingkat kecemasan - Nyatakan dengan jelas
dan pengalaman subjektif menurun. harapan terhadap perilaku
individu terhadap objek klien.
yang tidak jelas dan spesifik Kriteria Hasil : - Jelaskan semua prosedur
akibat antisipasi bahaya - Dapat beristirahat dengan termasuk sensai yang akan
yang memungkinkan baik. dirasakan yang mungkin
indivisu melakukan - Tidak gelisah akan dialami klien dari
tindakan untuk menghadapi - Berkonsentrasi perspektif klien.
ancaman. - Tekanan darah dalam - Berikan informasi faktual
rentang normal. terkait diagnosis,
- Dapat memahami sesuatu. perawatan dan prognosis.
- Dapat menyelesaikan - Berada di sisi klien untuk
masalah dengan baik. meningkatkan rasa aman
dan mengurangi
ketakutan.
- Dorong keluarga untuk
mendampingi klien
dengan cara yang tepat.
- Puji atau kuatkan perilaku
yang baik secara tepat.
- Bantu klien
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan.
- Dukung penggunaan
mekanisme koping yang
sesuai.
- Kaji untuk tanda verbal
dan non verbal
kecemasan.
3. Gangguan Citra Tubuh Citra Tubuh (1200) Peningkatan Citra Tubuh
b.d peningkatan berat (5220)
badan Setelah dilakukan intervensi - Tentukan harapan citra
keperawatan selama 3x24 jam diri pasien didasarkan
Definisi : Perubahan diharapkan persepsi terhadap pada tahap perkembangan.
persepsi tentang diri sendiri baik. - Tentukan perubahan fisik
penampilan, struktur dan saat ini apakah
fungsi fisik individu. Kriteria Hasil : berkontribusi pada citra
- Merasa puas dengan diri pasien.
penampilan tubuh. - Bantu pasien memisahkan
- Menerima perubahan yang penampilan fisik dari
ada pada tubuh. perasaan berharga secara
pribadi dengan cara yang
tepat.
- Monitor frekuensi dari
pernyataan mengkritisi
diri.
- Monitor apakah pasien
bisa melihat bagian tubuh
mana yang berubah.
- Monitr pernyataan yang
mengidentifikasi citra
tubuh mengenai ukuran
dan berat badan.
- Tentukan persepsi pasien
dan keluarga terkait
dengan perubahan citra
diri dan realitas.

4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperwatan yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal.
Pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, patofisiologi dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang.

Anda mungkin juga menyukai