TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian KB
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri, dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Affandi, 2012). Pelaksanaan program Keluarga Berencana
1. Tujuan umum, yaitu mewujudkan keluarga berkualitas, keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan
2. Tujuan khusus, yaitu menurunkan angka kelahiran, serta pencegahan kematian dan kesakitan ibu
gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar
bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan
1. Pasangan usia subur (PUS) dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah.
4. Sasaran wilayah adalah dengan laju pertumbuhan penduduk tinggi dan wilayah khusus seperti
sentra industri, pemukiman padat, daerah kumuh, daerah pantai dan daerah terpencil.
Akseptor KB adalah peserta keluarga berencana (Family Planning Participant) yaitu pasangan
usia subur dimana salah seorang menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan
pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program (BKKBN, 2013).
a. Akseptor aktif, yaitu akseptor yang ada pada saat ini menggunakan cara atau alat kontrasepsi
b. Akseptor Aktif Kembali yaitu: Pasangan Usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama
3 bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara / alat
kontrasepsi baik dengan cara yang sama atau berganti cara setelah berhenti 3 bulan berturut-turut
c. Akseptor KB baru, yaitu: Akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi
atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus
d. Akseptor KB dini, yaitu: Para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2
e. Akseptor Langsung, yaitu para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40
f. Akseptor drop out, yaitu: Akseptor yang menghentikan kontrasepsi lebih dari 3 bulan.
1. Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntik ini di Indonesia semakin banyak
dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relative murah dan
aman (Affandi, 2012). Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi yang menyuntikkan suatu sintesa
progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita (Sulistyawati, 2011).
Salah satu tujuan utama dari kontrasepsi ini adalah untuk mengembangkan suatu metode
kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama) yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari
akan bersenggama, tatapi tetap reversible (Manuaba, 2014). Kontrasepsi suntik depo provera
yang mengandung depo medroxy Progestin acetate (DMPA) 150 mg hanya berisi hormone
Daya kerja kontrasepsi DMPA ini adalah 150 mg setiap 3 bulan dan merupakan dosis
yang tinggi. Setelah suntikan 150 mg DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14
a. Mencegah ovulasi
3. Keuntungan
a. Sangat efektif
d. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
h. Dapat digunakan oleh perempuan dengan usia lebih dari 35 tahun sampai premenopause
4. Keterbatasan
b. Akseptor sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk disuntik)
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B atau
g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena kerusakan atau kelainan pada organ genetalia,
tetapi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)
i. Gangguan jangka panjangnya yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
j. Pada gangguan jangka panjang juga dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
5. Indikasi
a. Usia reproduksi
h. Perokok
m. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.
6. Kontra Indikasi
a. Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin per 100.000 kelahiran)
Efek samping adalah dampak dari obat-obatan yang tidak diinginkan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia efek samping adalah akibat atau gejala yang timbul secara tidak
langsung disamping proses utamanya. Efek samping Depo Medroxi Progesteron Acetate
(DMPA) adalah dampak dari DMPA yang tidak diinginkan. Kontrasepsi suntik depo provera
mengandung Depo Medroxy Progesteron Acetate (DMPA) 150 mg yang hanya berisi hormon
progesterone dan tidak mengandung hormon estrogen (Arum, 2015). Kontrasepsi suntik depo
a. Gangguan Haid (amenorhea) yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
b. Spotting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan
kontrasepsi suntikan
Rasa berputar atau sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan
e. Jerawat
Gejala dan keluhan dalam timbulnya jerawat yaitu timbulnya jerawat di wajah atau badan yang
f. Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu (jarang
terjadi).
badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna KB
Suntik dikacaukan oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu
makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan
agaknya tidak mempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun
pada 75 wanita yang menggunakan KB Suntik dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan
dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan
berat badan).
Sintesis Lemak