Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)


Periode tgl 18 Februari 2021 sampai dengan tgl 27 Februari 2021 di
Laboratorium Kampus STIKES Bani Saleh
Dosen pengampu :
1. Ns. Sunirah, MKep.,Sp.Kep.Mat
2. Ns. Fauziah H Wada, MKep

DI SUSUN OLEH :
Muhamad Amirga
0432950118025

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
STIKES BANI SALEH
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA (KB)

A. DEFINISI

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan


jarak anak yang diinginkan. Keluarga berencana (family
planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan
atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi (Sulistyawati, 2018).
Menurut WHO, tindakan yang membantu individu/Pasutri untuk
mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga (Sulistyawati, 2018).

B. TUJUAN
1. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga
2. Dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
yang bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
3. Pengaturan kelahiran
4. Pendewasaan usia perkawinan
5. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
(Sulistyawati, 2018).

C. STRATEGI PELAKSANAAN KB

Terbagi dalam 2 strategi, yaitu:


1. Strategi dasar

 Meneguhkan kembali program di daerah


 Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
 Peningkatan kapasitas system pelayanan program KB nasional
 Peningkatan kualitas program dan program prioritas
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

D. JENIS-JENIS

Menurut Kusumaningrum (2009), terdapat beberapa jenis kontrasepsi,


diantaranya:
1. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone
sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone
sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
1.1 Cara Kerja
a. Menekan ovulasi

Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan
terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan
terjadi kehamilan.
b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu

c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga


menyulitkan proses implantasi

d. Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)

1.2 Efektivitas

Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan


efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup
efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur.

1.3 Keuntungan

a. Mudah penggunaannya dan mudah didapat


b. Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid

c. Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik


Terganggu) dan

Kista Ovarium
d. Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
e. Pemulihan kesuburan hampir 100%

1.4 Baik untuk wanita yang:


• Masih ingin punya anak

• Punya jadwal harian yang rutin

1.5 Kontraindikasi
a. Menyusui (khsusu pil kombinasi)

b. Pernah sakit jantung

c. Tumor/keganasan

d. Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi

e. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya

f. Penyakit gondok

g. Gangguan fungsi hati & ginjal

h. Diabetes, epilepsy, dan depresi mental

i. Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun

1.6 Efek Samping


Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat
menimbulkan efek samping, antara lain mual, berat badan
bertambah, sakit kepala (berkunangkunang) perubahan warna
kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulanbulan.

2. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis
suntikan hormone ini ada yg terdiri atas 1 hormon, & ada pula yg
terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston &
Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah
Cyclofem dan Mesygna.
KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversible, dan belum
bersedia untuk sterilisasi.
2.1 Cara Kerja

Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan


Noristerat setiap 2 bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB
tidak mengalami ovulasi.
2.2 Efektivitas

Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.


2.3 Keuntungan

a. Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat

b. Dapat dipakai dalam waktu yang lama

c. Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu

2.4 Baik untuk Wanita yang:

a. Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil

b. Lebih suka disuntik daripada makan pil

c. Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi

d. Mungkin tidak ingin punya anak lagi

e. Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid

2.5 Kontraindikasi
a. Hamil atau disangka hamil

b. Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya

c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit


paru berat, varices

2.6 Efek Samping

Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan


adalah mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2
gejala tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah
suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan Depo
Provera, Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg sering
dijumpai adalah menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan
lebih lama, terjadi bercak perdarahan bukan mungkin menjadi
anemia pada beberapa klien.

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah


alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg
ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun
dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.

3.1 Cara Kerja

AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan


sel telur.
Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai berikut:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum


uteri
c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat
sperma masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

3.2 Efektivitas

Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah


pemakaian selama 1 tahun)
3.3 Keuntungan

a. Tidak terganggu faktor lupa

b. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan

menggunakan tembaga T 380 A)


c. Mengurangi kunjungan ke klinik

d. Lebih murah dari pil dalam jangka panjang

3.4 Baik untuk Wanita yang:

a. Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg


tinggi, & jangka panjang

b. Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak

c. Memberikan ASI

d. Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI

e. Berada dalam masa pasca aborsi

f. Mempunyai resiko rendah terhadap PMS

g. Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari

h. Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal


atau yang

memang tidak boleh menggunakannya


i. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat
3.5 Kontraindikasi

a. Hamil atau diduga hamil

b. Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita


penyakit kelamin

c. Pernah menderita radang rongga panggul

d. Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal

e. Riwayat kehamilan ektopik

f. Penderita kanker alat kelamin

3.6 Efek samping

a. Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah


pemasangan. Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah
banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama0
terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau
seluruhnya
b. Pemasangan IUD mungkin meninmbulkan rasa tidak nyaman
dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.

3.7 Waktu Penggunaan IUD

Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD


sebaiknya dilakukan pada saat:
a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien
tidak hamil

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah


4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila
menggunakan metode amenorea laktasi (MAL)

d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)


apabila tidak ada gejala infeksi

e. Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi


3.8 Waktu Kontrol IUD

Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUd yang


harus diperhatikan adalah:
a. 1 bulan pasca pemasangan
b. 3 bulan kemudian

c. Setiap 6 bulan berikutnya

d. Bila terlambat haid 1 minggu

e. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram


hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
4.1 Cara Kerja

AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap


melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a. Lendir serviks menjadi kental

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit


terjadi implantasi

c. Menekan ovulasi

4.2 Efektivitas

Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%


4.3 Keuntungan

a. Sekali pasang untuk 3 tahun

b. Tidak mempengaruhi produksi ASI


c. Tidak mempengaruhi tekanan darah

d. Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian


e. Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi
belum mantap untuk di tubektomi

4.4 Baik untuk wanita yang:

a. Ingin metode yang praktis

b. Mungkin tidak ingin punya anak lagi

c. Tinggal di daerah terpencil

d. Tak khawatir jika tak dapat haid

4.5 Kontraindikasi

a. Hamil atau disangka hamil

b. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya

c. Tumor/keganasan

d. Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis

4.6 Efek samping

Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain


itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2
terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.
4.7 Waktu Mulai Menggunakan Implant

a. Implant dapat dipasang selama siklus haid ke-2 sampai hari


ke-7

b. Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat

c. Saat menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan

d. Pasca keguguran implant dapat segera diinsersikan

e. Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi


haid kembali, insersi dilakukan setiap saat jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari
5. Kondom Pria

Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu
bersenggama
5.1 Cara Kerja

Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum


5.2 Efektivitas

Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika


digunakan benar tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya
kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB.
5.3 Keuntungan

a. Dapat dipaki sendiri

b. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin


c. Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui

d. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain

e. Tidak mengganggu kesehatan

f. Tidak ada efek samping sistemik

g. Tersedia secara luas

h. Tidak perlu resep atau penilaian medis

i. Tidak mahal (jangka pendek)

5.4 Baik untuk pasangan yang:

a. Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak

b. Jarang bersenggama

c. Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin

d. Wanita yang kemungkinan sudah hamil

6. Kontrasepsi Mantap (Kontap)

Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita


(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Operasi
tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik,
Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan Minilaparotomi. Cara yang
sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
6.1 Cara Kerja

Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma


6.2 Efektivitas

Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.


6.3 Keuntungan

a. Paling efektif

b. Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pengembalian


tidak bisa dijamin).

c. Tidak perlu perawatan khusus

6.4 Baik untuk pasangan yang:

a. Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi

b. Jika hamil akan membahayakan jiwanya

c. Ingin metode yang tidak mengganggu

6.5 Kontraindikasi Tidak ada.

6.6 Efek Samping


Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya
bengkak, nyeri, dan infeksi luka operasi.Pada vasektomi
infeksi dan epididimis terjadi pada 1-2% pasien. Pada
tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan
komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
E. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien dan suami
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat mestruasi
e. Riwayat KB
f. Riwayat psikologi
g. Pemeriksaan fisik
h. Riwayat obstetric

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kontrasepsi suntik
• Nyeri akut
• Deficit volume cairan
• Perubahan body image
• Ansietas
b. Kontrasepsi pil
• Nyeri akut
• Perubahan body image
c. IUD
• Nyeri akut
• Perubahan suhu tubuh
• Ansietas
• Kurang pengetahuan

3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut

Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
tidak mengalami nyeri
Kriteria hasil :
• klien melaporkan nyeri berkurang
• klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
• klien mampu mengenali nyeri

Intervensi Rasional
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, selanjutnya
durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk Dukungan dari keluarga dapat
mencari dan membantu klien mengatasi nyeri
menemukan dukungan
Ajarkan tentang teknik non Teknik non farmakologi yang benar
farmakologi: akan membuat klien rileks dan
napas dada, relaksasi, distraksi, nyaman
kompres sehingga dapat mengurangi nyeri
hangat/dingin
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi untuk mengurangi atau
nyeri, menghilangkan
seperti nyeri
2. Ansietas
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam
kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :
 TTV klien dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
 Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas

Intervensi Rasional
Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan intervensi
selanjutnya
Bantu klien mengenali situasi yang Mengidentifikasi sumber kecemasan
menimbulkan kecemasan Klien
Dorong klien untuk mengungkapkan Mengungkapkan perasaan, ketakutan,
perasaan, ketakutan, persepsi dan persepsi akan mengurangi
kecemasan klien
Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang dan
mengurangi kekhawatiran klien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang Mengurangi kecemasan klien,
dirasakan selama prosedur meningkatkan pemahaman klien
mengenai prosedur tindakan yang
akan
dilakukan
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat memberi dukungan
Klien positif
kepada klien
Instruksikan pada klien untuk Untuk mengurangi kecemasan yang
menggunakan teknik relaksasi dirasakan klien

3. Kurang Pengetahuan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
menunjukkan
pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
 Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi,
jenis kontrasepsi,
kelebihan & kekurangan, serta cara menggunakannya
 Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
 Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis
pengetahuan
yang akan diberikan pada klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, kekurangan &
jenisjenis kelebihan masing2 kontrasepsi dan
kontrasepsi, Meningkatkan pemahaman klien
cara penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah yang Meningkatkan pemahaman klien dan
mungkin muncul setelah pemakaian membantu klien mengatasi masalah
kontrasepsi yang
muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan
sesuai
dapat mengurangi kecemasan klien&
memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi dengan cara yang tepat
atau mendapatkan second opinion Memperluas pemahaman klien
DAFTAR PUSTAKA

Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.


http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal
19 februari 2021.Pukul 20.35 WIB.
Imbarwati.2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD
pada
Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota
Semarang.http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal
19 februari 2021.Pukul 20.50 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC
dan Kriteria Hasil NOC.Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai