Anda di halaman 1dari 37

NEONATUS

BERESIKO TINGGI
Dosen Pengampu: Renni F Permatasari,SST.,M.Kes
Disusun Oleh: 1) Melati Asih
2) Ayu Lestari
NEONATUS BERESIKO TINGGI
Bayi resiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk menderita sakit atau kematian dari pada bayi lain. Resiko tinggi
menyatakan bahwa bayi harus mendapat pengawasan ketat oleh dokter
dan perawat yang telah berpengalaman. Lama masa pengawasan
biasanya beberapa hari tetapi dapat berkisar dari beberapa jam sampai
beberapa minggu. Pada umumnya resiko tinggi terjadi pada bayi sejak
lahir sampai usia 28 hari (neonatus).
Yang termasuk neonatus resiko tinggi yaitu diantaranya sebagai
berikut:
1. BBLR
2. asfiksia neonatorum
3. sindrom, gangguan pernafasan
4. ikterus
5. perdarahan tali pusat
6. kejang
7. hypotermi
8. hypertermi
9. hypoglikemi
10 tetanus neonatorum
BBLR
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir.
EPIDEMIOLOGI BBLR
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi
rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di
negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram
ETIOLOGI BBLR

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah


kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah
umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR.
KOMPLIKASI BBLR
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:
* Hipotermia
* Hipoglikemia
* Gangguan cairan dan elektrolit
* Hiperbilirubinemia
* Sindroma gawat nafas
* Paten duktus arteriosus
* Infeksi
* Perdarahan intraventrikuler
* Apnea of Prematurity
* Anemia
PEMERIKSAAN FISIK BBLR
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi
BBLR antara lain :
* Berat badan <1000 gram
* Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
* Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi
kecil untuk masa kehamilan).
ASFIKSIA NEONATORUM
Definisi

Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas


secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan
keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia),
hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.
GEJALA KLINIK ASFIKSIA NEONATORUM

Bayi tidak bernapas atau napas megap-


megap, denyut jantung kurang dari 100
x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot
menurun, tidak ada respon terhadap
refleks rangsangan.
PEMANTAUAN NILAI APGAR PADA ASFIKSIA NEONATORUM
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5,
bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5
menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai
keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis,
bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik
setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian
skor Apgar)
Lanjutan....

Resusitasi dinilai tidak berhasil jika :


apnea dan denyut jantung 0 setelah
dilakukan resusitasi secara efektif selama
15 menit.
SINDROM GANGGUAN
Definisi PERNAFASAN
Sindrom gawat nafas neonatus merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea
atau hiperapnea dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali per menit, sianosis,
merintih, waktu ekspirasi dan retraksi di daerah epigastrium, interkostal pada saat inspirasi
( Perawatan Anak Sakit, Ngastiah. Hal 3).
Penyakit Membran Hialin (PMH)
Penyebab kelainan ini adalah kekurangan suatu zat aktif pada alveoli yang mencegah
kolaps paru. PMH sering kali mengenai bayi prematur, karena produksi surfaktan yang di
mulai sejak kehamilan minggu ke 22, baru mencapai jumlah cukup menjelang cukup bulan.
PATOFISIOLOGISINDROM GANGGUAN PERNAFASAN
Penyebab PMH adalah surfaktan paru. Surfaktan paru adalah zat yang memegang
peranan dalam pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri
dari protein, karbohidrat, dan lemak. Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin. Zat
ini mulai di bentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada
minggu ke 35. Fungsi surfaktan adalah untuk merendahkan tegangan permukaan
alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi, sehingga untuk bernafas
berikutnya di butuhkan tekanan negatif intrathoraks yang lebih besar dan di sertai
usaha inspiarsi yang lebih kuat. Kolaps paru ini menyebabkan terganggunya ventilasi
sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2. dan oksidosis.
GAMBARAN KLINIS SINDROM GANGGUAN
PERNAFASAN
PMH umumnya terjadi pada bayi prematur
dengan berat badan 1000-2000 gram. Atau
masa generasi 30-36 minggu. Gangguan
pernafasan mulai tampak dalam 6-8 jam
pertama setelah lahir dan gejala yang
karakteritis mulai terlihat pada umur 24-72
jam.
IKTERIUS
Definisi

Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan


kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi
produk akhir katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara
klinis, ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi
bilirubin serum lebih 5 mg/dL.
EPIDEMIOLOGI IKTERIUS
sebanyak 85% bayi cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin di atas 5
mg/dL dan 23,8% memiliki kadar bilirubin di atas 13 mg/dL. Pemeriksaan
dilakukan pada hari 0, 3 dan 5. Dengan pemeriksaan kadar bilirubin setiap hari,
didapatkan ikterus dan hiperbilirubinemia terjadi pada 82% dan 18,6% bayi cukup
bulan.
Sedangkan pada bayi kurang bulan, dilaporkan ikterus dan hiperbilirubinemia
ditemukan pada 95% dan 56% bayi. Tahun 2003 terdapat sebanyak 128 kematian
neonatal (8,5%) dari 1509 neonatus yang dirawat dengan 24% kematian terkait
hiperbilirubinemia.
Faktor risiko timbulnya
ikterus
a. Faktor Maternal
Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
ASI
b. Faktor Perinatal
Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
Lanjutan....
c. Faktor Neonatus
Prematuritas
Faktor genetik
Polisitemia
Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
Rendahnya asupan ASI
Hipoglikemia
Hipoalbuminemia
PATOFISIOLOGI IKTERUS

Bilirubin pada neonatus meningkat akibat terjadinya


pemecahan eritrosit. Bilirubin mulai meningkat secara
normal setelah 24 jam, dan puncaknya pada hari ke 3-5.
Setelah itu perlahan-lahan akan menurun mendekati
nilai normal dalam beberapa minggu.
PERDARAHAN TALI PUSAT
Definisi

Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai


akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu
perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya
penyakit pada bayi.
Etiologi Perdarahan Tali Pusat

1. Robekan umbilikus
2. Robekan umbilikus abnormal
3. Robekan pembuluh darah abnormal
4. Perdarahan akibat placenta previa dan abrotio
placenta
KEJANG
Definisi

Kejang adalah penyakit pada anak yang disebabkan


oleh demam. Sekitar 2-5% anak berumur enam bulan
sampai lima tahun umumnya mengalami demam.
Namun, tidak sampai menginfeksi otak anak.
HYPORTERMI
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.
Adapun suhu normal bayi adalah 36,5-37,5 °C. Suhu normal pada
neonatus 36,5-37,5°C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermi apabila suhu
<36°C atau kedua kaki & tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi
terasa dingin maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32-
36°C). Disebut hipotermi berat bila suhu <32°C, diperlukan termometer
ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur sampai
25°C.
Etiologi Penyebab terjadinya hipotermi pada bayi

1)Jaringan lemak subkutan tipis.


2)Perbandingan luas permukaan tubuh dengan
berat badan besar.
3)Cadangan glikogen dan brown fat sedikit.
4)BBL (Bayi Baru Lahir) tidak mempunyai respon
shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
HYPERTERMI
kenaikan suhu tubuh diatas 410 C (rectal).
Merupakan keadaan gawat darurat medik dengan
angka kematian yang tinggi terutama pada bayi
sangat mudah.
terjadi karena produksi panas berlebihan,
terhambatnya pengeluaran panas
HIPOGLIKEMI

Hipoglikemi adalah keadaan hasil


pengukuran kadar glukose darah kurang
dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L).
PATOFISIOLOGI HIPOGLIKEMI
* hipoglikemi sering terjadi pada BBLR,
karena cadangan glukosa rendah.
* Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang
berlebihan pada janin sehingga respon
insulin juga meningkat pada janin.
Lanjutan.....
*Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru
lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang
berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada
susunan saraf pusat bahkan sampai kematian.
* Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada
bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
Lanjutan.....
* Glukosa merupakan sumber kalori yang penting
untuk ketahanan hidup selama proses persalinan
dan hari-hari pertama pasca lahir.
* Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan
glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan
cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia,
hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan.
TETANUS NEONATORUM

Tetanus Noenatorum merupakan penyakit


tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi < 1
bulan) yang disebabkan oleh clostridium
tetani (kuman yang mengeluarkan toksin
yang menyerang sistem syaraf pusat)
Patofisiologi Tetanus Neonatorum
spora clostridium tetani masuk ke dalam
tali pusat yang belum puput.
Epidemiologi Tetanus Neonatorum
* Angka kematian kasus tinggi
* Tetanus Neonatorum yang dirawat angka
kematiannya mendekati 100%, terutama dengan
masa inkubasi
* Angka kematian tetanus neonatorum yang
dirawat di RS di Indonesia bervariasi dengan kisaran
10,8- 55%
Gejala klinik tetanus neonatorum
* Bayi yang semula dapat menetek tiba- tiba sulit
menetek karena kejang otot rahang dan faring
* Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan
* Kejang terutama bila kena rangsang cahaya, suara,
sentuhan
* Kadang- kadng disertai sesak nafas dan wajah
membiru
Penanganan tetanus neonatorum
*Mengatasi kejang dengan injeksi anti kejang
*Menjaga jalan nafas tetap bebas dan pasang spatel
lidah agar tidak tergigit
*Mencari tempat masuknya kuman tetanus,
biasanya di tali pusat atau di telinga
mengobati pnyebab tetanus dengan anti tetanus
serum dan antibotik
Perawatan Adekuat
Perawatan adekuat :
* Kebutuhan O2, makanan, cairan dan
elektrolit
* Tempatkan di ruang yang tenang dn
sedikit sinar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai