Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL


NY. S USIA 28 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 17 MINGGU
DI PUSKESMAS NGALIYAN

Disusun Oleh:

SEVILLA AULIA PUTRI


NIM: P1337424120017

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Laporan Praktik Kerja
Lapangan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal Ny. S Usia 28 Tahun
G1P0A0 Usia Hamil 17 Minggu Di Puskesmas Ngaliyan”.
Dalam pelaksanaan laporan praktik kerja lapangan ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Marsum, BE.S.Pd, MHP selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang;
2. Sri Rahayu, SKp.Ns, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Semarang Poltekkes
Kemenkes Semarang;
3. Umaroh, SKM, S.Tr.Keb., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Semarang
Poltekkes Kemenkes Semarang;
4. Ulfah Musdalifah S.Kep. Ns.S.Tr.Keb.M.Kes selaku pelaksana bagian praktik yang telah
membantu dalam pelaksanaan praktik lahan;
5. dr. Runjati, M.Mid selaku Dosen Pembimbing Institusi Kebidanan Semarang;
6. Fany Ummy Fadhillah, A.Md.Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik Klinik Kebidanan;
7. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan Kehamilan ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk bahan
perbaikan di kemudian hari.
Akhir kata semoga Laporan Ilmiah Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester II ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.

Semarang, 14 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................................
D. Manfaat.................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis
1. Pengertian Kehamilan Trimester II...................................................................................
2. Tanda dan Gejala Kehamilan Trimester II.......................................................................
3. Tahapan/Patofisiologis Klinis Kehamilan Trimester II.....................................................
4. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester II...................................................................
5. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester II..................................................................
6. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Trimester II.........................................
7. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester II.......................................................................
8. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II.............................................................................
B. Manajemen Asuhan Kebidanan.........................................................................................
C. Tinjauan Teori Asuhan Kehamilan...................................................................................
1. Pengkajian Data..............................................................................................................
2. Identitas Pasien..............................................................................................................
3. Data Subyektif...............................................................................................................
4. Data Obyektif.................................................................................................................
5. Analisa.............................................................................................................................
6. Penatalaksanaan...............................................................................................................
7. Catatan Perkembangan Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang.......................................
BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan trimester kedua terjadi pada minggu ke 13-24 kehamilan. Pada trimester ini,
organ vital bayi seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan otak sudah lebih berkembang, sehingga
ukurannya menjadi lebih besar. Bayi juga mulai bisa mendengar suara dan menelan. Rambut-
rambut kecil bayi akan mulai tumbuh dan tubuhnya juga sudah bisa melakukan gerakan-
gerakan kecil. Pada awal trimester kedua, berat bayi sudah mencapai 1,5 ons. Jika
dibandingkan dengan trimester pertama, ibu hamil akan memiliki lebih banyak energi di
trimester kedua ini. Gejala kehamilan yang tidak nyaman pun juga mulai berkurang, sehingga
trimester kedua dianggap sebagai periode kehamilan yang paling nyaman.

Hal yang perlu dilakukan Ibu hamil pada trimester 2 agar menjaga kesehatan selama
hamil adalah menjaga cakupan nutrisi serta rutin melaksanakan ANC di fasilitas kesehatan.
Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-
komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan
pendidikan.Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama 15 kehamilan (Pusdiknakes, 2013).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil normal Ny. S Usia 28 tahun G1P0A0 Usia
Hamil 17 minggu di Puskesmas Ngaliyan ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Memberi Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil normal Ny. S Usia 28 tahun G1P0A0 Usia
Hamil 17 minggu di Puskesmas Ngaliyan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada asuhan kebidanan fisiologis pada
ibu hamil trimester II
b. Melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny. S Usia 28 tahun G1P0A0 Usia Hamil
17 minggu di Puskesmas Ngaliyan
c. Melakukan pengkajian data Objektif pada Ny. S Usia 28 tahun G1P0A0 Usia Hamil
17 minggu di Puskesmas Ngaliyan

D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan pada trimester II
2. Bagi Bidan
Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan penerapan
pengetahuan dan keterampilan di dalam asuhan kebidanan terutama pada ibu hamil
trimester II
3. Bagi Lembaga
a. Puskesmas
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pelayanan di fasilitas kesehatan sesuai
standar agar dapat memberikan asuhan kebidanan dengan baik terutama pada ibu
hamil trimester II
b. Pendidikan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi sumber bahan bacaan dan
bahan kepustakaan serta sebagai bahan acuan penelitian kebidanan lebih lanjut
terutama pada ibu hamil trimester II
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori Medis


1. Pengertian Kehamilan Trimester II
Menurut Federasai Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau
9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, di
mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28
hingga ke-40). (Saifuddin, 2010).
2. Tanda dan gejala Kehamilan Trimester II
Tanda-tanda presumtif adalah perubahan fisiologik pada ibu atau seorang
perempuan yang mengindikasikan bahwa ia telah hamil (Prawirohardjo, 2014).
Untuk memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap
beberapa tanda dan gejala hamil, antara lain (Marmi, 2014)
a. Tanda Mungkin Hamil
1) Amenorea ( Terlambat datang bulan )
 Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.
 Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de
graaf dan ovulasi
 Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan.
2) Mual (nausea) dan Muntah (emesis).
 Umumnya terjadi pada wanita hamil muda umur 6-8 minggu.
 Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan
 Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebut morning
sickness.
 Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
 Akibat mual muntah nafsu makan berkurang.
3) Ngidam.
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginannya yang
demikian disebut ngidam.keadaan ini biasanya terjadi pada bulan-bulan
pertama.
4) Sikop atau Pingsan.
 Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.
 Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
5) Payudara Tegang (mastodynia)
 Pengaruh esterogen dan progesteron somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak,air, dan garam pada payudara
 Hormon esterogen memberikan pengaruh pada duktus mammae dan
progenteron pada alveoli mammae.
 Payudara besar dan tegang, nyeri serta kencang.
 Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama.
6) Sering Miksi
 Desakan rahim kedepan pada trimester I dan III menyebabkan kantung
kemih cepat merasa penuh dan sering miksi.
 Pada triwulan kedua sudah menghilang.
7) Konstipasi dan Obstipasi
 Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar dan disebabkan pula karena faktor
perubahan pola makanan.
8) Pigmentasi Kulit
 Pengaruh hormon kortikosteroid .
 Sekitar pipi : cloasma gravidarum.
 Keluarnya melanophore stimulating hormon hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi pada kulit.
 Dinding perut .
 Striae lividae, striae nigra, linea alba semakin hitam.
 Sekitar payudara.
 Hiperpigmentasi aerola mammae, puting susu makin menonjol, kelenjar
montgomeri menonjol pembuluh darah menifes sekitar payudara.
9) Varises
 Karna pengaruh dari esterogen dan progenteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena terutama bagi mereka yang memiliki bakat.
 Penampakan pembuluh darah ini terjadi disekitar genetalia eksternal
(vulva), kaki,betis, dan payudara.
 Penampakan pembuluh darah ini biasanya dijumpai pada triwulan terakhir
dan dapat menghilang setelah persalinan.
b. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
2) Pada pemeriksaan dapat dijumpai.
 Tanda Hegar, istimush uteri teraba lebih panjang dan lunak.
 Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena
hipervaskulerasasi hormon estrogen.
 Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi.
Biasanya ditentukan saat umur kehamilan 10 minggu.
 Kontraksi Braxton hicks, kontraksi uterus ( perut terasa kencang) tetapi
tidak disertai rasa nyeri.
 Teraba Ballotement, tanda ada benda mengapung atau melayang dalam
cairan,pada umur kehamilan 16-20 minggu.
 Discharge,lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini merupakan pengaruh
hormon esterogen dan progenteron.
 Tanda goodell, porsio teraba melunak.
3) Pemeriksaan tes kehamilan positif (reaksi kehamilan positif).
Sebagian kemungkinan positif palsu.
c. Tanda Pasti Kehamilan
1) Gerakan janin dalam rahim
 Terlihat atau teraba gerakan janin
 Teraba bagian-bagian janin
2) Denyut jantung janin
 Didengar dengan stetoskop laenec,alat kardiotografi, alat dopler.
 Dilihat dengan alat ultrasonografi.
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rongen untuk melihat kerangka
janin,ultrasonografi.
3. Tahapan/ Patofisiologis klinis Kehamilan Trimester II
a. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantai fertilisasi atau konsepsi.
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang
mengandung persediaan nutrisi
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yang
disebut vitelus
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermtozoa
menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada
kavum uteri, terjadi proses kapitalisasi, yaitu pelepasan lipoprotein dari
sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan
perjalanan menuju tuba falopi. Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang
telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan
proses enzimatik hialuronidase. Melalui stomata spermatozoa masuk ke dalam
ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar. Kedua inti ovum dan inti
spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot (Manuaba, dkk, 2012)
b. Fertilisasi
1) Fertilisasi berlangsung di ampula tuba.
2) Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi
ovum, baik sperma maupun ovum akan berada dalam membran dan membran
tidak lagi dapat ditembus oleh sperma lain disebut reaksi sona.
3) Pembelahan meosis kedua oosit selesai dan nucleus ovum menjadi pronukleus
ovum, kemudian kepala sperma membesar dan menjadi pronukleus pria
sedangkan ekornya berdegenerasi.
4) Nucleus-nukleus akan menyatu dan kromosom bergabung sehingga dicapai
jumlah yang diploid (46), dengan demikian konsepsi berlangsung sehingga
terbentuklah zigot.
5) Replikasi sel mitosis yang disebut pembelahan yaitu dari zigot blastomer 
morula blastomer  blastosis.
6) Pembentukan blastosis menandai diferensiasi utama pertama embrio.
Morula terdiri atas 16 selberupa bola sel padat yang dihasilkan dalam 3 hari,
morula masih dikelilingi oleh lapisan pelindung zona pelusida. (Jannah,
2012).
c. Nidasi/implantas
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma,”vitelus”
membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “
telofase” sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa
dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan
bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk autosom
sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa tanda seks, wanita selalu
resesif dengan kromosom seks yaitu X. Laki-laki memiliki dua bentuk kromosom
seks yaitu kromosom X dan Y. Bila spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum,
terjadi jenis kelamin wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum,
terjadi jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu pihak wanita tidak dapat disalahkan
dengan jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang menentukan jenis kelamin
adalah pihak suami. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa,
terbentuk zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi
dua dan seterusnya. Berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus
berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi eluruh ruangan dalam
ovum yang besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula. Selama
pembelahan sel dibagian dalam terjadi pembentukan sl dibagian luar morula yang
kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi hormon korionik
gonadotropin, yang mempertahankan korpus luteum grvidarum.
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang
mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan
berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap
untuk mengadakan nidasi. Sementara itu, pada fase sekresi, endometrium telah
makin tebal an makin banyak mengandung glikogen yang disebut desiua. Sel
trofoblas yang meliputi primer vili korealis melakukan destruksi enzimatik-
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses
penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6
sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula kedalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda hartman (Manuaba, dkk, 2012).
4. Perubahan fisiologis Kehamilan Trimester II
Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan antara lain:
a. Sistem reproduksi
 Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide) disebut tanda chadwick. Vagina membiru
karena pelebaran pembuluh darah, PH 3,5-6 merupakan akibat meningkatnya
produksi asam laktat karena kerja laktobaci acidophilus, keputihan, selaput
lender vagina mengalami edematus, hypertrophy, lebih sensitive meningkat
seksual terutama triwulan III (Rukiyah, dkk, 2013).
 Serviks uteri
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot tidak mempunyai fungsi sebagai sfingter pada
multipara dengan porsio bundar, porsio tersebut mengalami cedera lecet dan
robekan,sehingga post partum tampak adanya porsio yang terbelah-belah dan
menganga. (Rukiyah, dkk, 2013).
 Uterus
Setelah bulan ke-3, pembesaran uterus terutama disebabkan oleh tekanan
mekanis akibat petumbuhan janin. Kehamilan dapat terlihat setelah minggu
ke-14, namun juga tergantung pada TB dan BB wanita. Postur juga
mempengaruih tipe dan derajat pembesaran abdomen (Marmi, 2014)
 Mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut kolostrum. Perubahan pada payudara yang
membawa pada fungsi laktasi disebabkan oleh peningkatan estrogen,
progesterone, laktogen, plasental dan prolactin. Stimulasi hormone-hormon
ini menimbulan proliferasi jaringan,dilatasi pembuluh darah dan perubahan
sekretorik pada payudara. Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan
ukuran serta beratnya meningkat hingga mencapai 500 gram untuk masing-
masing payudara. Areola menjai lebih gelap dan dikelilingi oleh kelenjar
sebasea yang menonjol (tuberkel mont gomery), kelenjar ini terlihat pada
kehamilan sekitar 12 minggu (Rukiyah, dkk, 2013).
b. Sistem Pencernaaan
Pada bagian mulut terjadi hiperemi pada gusi, berongga, dan
membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena pengaruh dari kadar
esterogen yang meningkat vaskularitas selektif dan poliferasi jaringan ikat.Karena
kehamilannya berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang
membesar, sebagai akibat perubahan posisi visera ini, penentuan fisik pada
penyakit tertentu dapat berubah (Rukiyah, dkk, 2013).
c. Sistem Respirasi
Mengubah bentuk thorax namun tidak mengurangi kapasitas paru.
Frekuensi respirasi meningkat untuk dapat lebih banyak oksigen yang diperlukan,
keadaan ini menimbulkan hiperventilasi. Peningkatan Volume tidal pernafasan
yang berhubungan dengan frekuensi nafas normal menyebabkan penigkatan
volume nafas satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume nafas satu menit
disebut hiperventilasi kehamilan yang menyebabkan konsentrasi di alveoli
menurun (Rukiyah, dkk, 2013).
d. Sistem kardiovasuler
Pada kehamilan 16 minggu ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat
jatuh dalam decomensasi cordis. Meskipun ada peningkatan dalam volume
eritrosit secara keseluruhan tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar,
sehingga konsentrasi haemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah (Rukiyah,
dkk, 2013).
e. Sistem muskuluskeletal
Untuk mengompensasi posisi anterior uterus yang terus memebesar
lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah (Rukiyah,
dkk, 2013).
f. Sistem Integumen
Kelenjar hipofise anterior yang dirangsang oleh estrogen yang tinggi akan
meningkatan sekresi hormon MSH (melanophore stimulating hormone)
(Rukiyah, dkk, 2013).
g. Sistem endokrin
Korpus luteum dan ovarium menghasilkan esterogen dan progesterone,
kedua hormone ini tetap tinggi sampai sebelum aterm
h. Kenaikan berat badan
Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-16,5 kg
(Rukiyah, dkk, 2013).
5. Perubahan psikologis Kehamilan Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik yakni periode
ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa ketidaknyamanan yang
normal yang dialami oleh ibu hamil. Trimester kedua dibagi menjadi dua fase yakni
fase pra-queckning dan fase pasca queckning. Queckning menunjukan kenyataan
adanya kehidupan yang terpisah yang menjadi dorongan bagi wanita dan
melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester ini yakni mengembangkan
identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri,yang berbeda dari ibunya. Ibu hamil
biasanya lebih percaya diri dan tenang. Ibu merasa sehat, mulai menerima
kehamilannya, ibu mulai merasakan gerakan dan kehadiran bayinya, merasa lepas
dari kecemasan dan tidak nyaman dan merasakan meningkatnya libido (Marmi,
2014).
6. Fisiologi Pertumbuhan dan perkembangan Janin Trimester II
a. Umur 13-16 minggu
Janin berukuran 15 cm, ini merupakan awal trimester ke – 2. Kulit janin masih
transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin), Janin bergerak aktif yaitu
menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekoneum (faeses) dalam
usus. Jantung berdenyut 120 – 150 /menit.
b. Umur 17-24 minggu
Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh
verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks. (Saifuddin, Ilmu
Kebidanan, 2010).
7. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester II
a. Nyeri Ulu hati
1) Penyebab
Regurgitasi atau refluksi isi lambung yang asam menuju esofagus bagian
bawah akibat peristaltic balikan. Isi lambung bersifat asam hidroklarida yang
terdapat didalam lambung keasaman ini menyebabkan materi tersebut
membakar tenggorokan dan terasa tidak enak. penyebab nyeri uluhati adalah
Relaksasi sfingter jantung pada lambug akibat pengaruh yang ditimbulkan
peningatan jumlah progesterone, gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang memungkinkan disebaban peningkatan jumlah progesterone
dan tekanan uterus.
2) Penatalaksanaan
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering, untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh.
- Mempertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar
bagi lambung.
- Menghindari makan berlemak; lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan
- Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pada pencernaan.
b. Flatulen
1) Penyebab
Penurunan motilitas gastrointestinal akibat peningatan progesterone yang
merelaksasikan otot halus dan akibat pergeseran serta tekanan pada usus
halus karena pembesaran uterus.
2) Penatalaksanaan
Menghindari makanan yang menghasilkan gas
c. Konstipasi
1) Penyebab
Penurunan peristaltis yang disebabkan relasai otot polos pada usus besar
ketika terjadi peningatan jumlah progesterone. Pergeseran dan tekanan pada
usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan
motilitas dapat menurunan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan konstipasi
2) Penatalaksanaan
- Memberi asupan cairan yang adekuat, yakni minum air mineral 8
gelas/hari.
- Menganjurkan istiraht cukup air hangat (misal: air putih, teh)
- Memakan makanan berserat, dan mengandung serat alami.
- Memiliki pola defekasi yang baik dan teratur. Mencakup penyedian
waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan kesadaran untuk tidak
menunda defekasi.
- Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, pertahankan postur
tubuh secara baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara
teratur.
- Konsumsi laksatif ringan, pelunak feses, dan atau supositoria gloserin
jika ada indikasi
d. Haemoroid
1) Penyebab
Pembesaran uterus mengakibatkan peningatan tekanan. Tekanan ini akan
mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul
2) Penatalaksanaan
- Hindari konstipasi
- Hindari mengejan saat defekasi
- Mandi berendam ; hangatnya air tidak hanya memberi kenyamanan tetapi
juga mengakibatkan sirkulasi
- Kompres es (untuk mengurangi hemoroid ).
- Kompres garam Epsom (untuk mengurangi hemoroid).
e. Kram tungkai
1) Penyebab
Gangguan asupan kalsium atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau
ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh. Uterus yang
membesar sampai memberi tekanan baik pada pembuluh darah panggul,
sehingga mengganggu sirkulasi, atau pada saraf sementara saraf ini melewati
foramen obturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah.
2) Penatalaksanaan
- Melanganjurkan untuk meluruskan kaki yang kraam, jika berada
ditempat tidur.
- Anjurkan untuk kebiasaan mempertahankan mekanisme tubuh yang baik
guna meningkatan sirkulasi darah.
- Menganjurkan elevai kaki secara teratur sepanjang hari.
- Menganjurkan diet kalsium dan pospor.
f. Edema
1) Penyebab
Tekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut
duduk atau berdiri dan pada vena cava inferior saat ia berada pada posisi
terentang.Penatalaksanaan
2) Penatalaksanaan
- Menghindari menggunaan pakaian ketat.
- Mengelevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
- Menggukan penyokong atau korset pada abdomen aternal yang dapat
melonggarkan tekanan pada vena panggul.
g. Nyeri Punggung
1) Penyebab
Terjadi relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal
selama masa hamil, pemisahan simpisis pubis, dan ketidak stabilan sendi
sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan kesulitan berjalan.
2) Penatalaksanaan
Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat barang yang jatuh,
misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki sedikit di depan, hindari sepatu hak
tinggi, hindari pekerjaan dengan beban yang terlalu berat. Gunakan bantal
waktu tidur untuk meluruskan punggung (Hani, dkk, 2010)
h. Varises
1) Penyebab
Gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstermitas
bagian bawah. Diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena
paggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena cava
inferior saat ia berbaring. Relaksasi dinding-dinding vena dan katup dan otot
polos seeliling karena induksi jug turut menyebababkan timbulnya varises
2) Penatalaksanaan
- Mengenakan kaos kaki penyokong, kaos kaki elastis,
- Menghindari mengenakan pakaian ketat misalnya kaos kaki setinggi lutut
atau semata kaki, pembalut kaki
- Menghindari berdiri lama
- Mempertahankna potur tubuh dan mekanisme tubuh yang baik.
- Mengenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk
menghilangkan tekanan pada vena panggul anda.
- Melakukan latihan kegel untuk mengurangi varises vulva atau hemoroid
untuk meningkatkan sirkulasi.
(Varney, dkk, 2007).
8. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai data
dalam deteksi dini komplikasi akibat kehamilan :
a. Perdarahan pervaginam
1) Plasenta Previa
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
2) Solusio Plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau
seluruhnya sebelum jalan lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih
dari 28 minggu.
b. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat
yang menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
c. Penglihatan Kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau terbayang
secara mendadak.
d. Bengkak di Wajah dan jari-jari Tangan
Bnegkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.
e. Keluar Cairan per Vagina
Jika keluarnya cairan ibu tidak merasa, berbau amis, dan warna putih keruh, berarti
yang keluar adalah air ketuban.
f. Gerakan Janin Tidak Terasa
Minimal 10 kali dalam 12 jam.
g. Nyeri Perut Yang Hebat
Pada kehamilkan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah
beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum ibu
makin lama makin memburuk, dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan
beratnya syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio
plasenta (Sulistiyawati, 2015).

B. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Varney
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang dimulai dari
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Tahapan dalam proses asuhan
kebidanan ada 7 langkah menurut Varney, yaitu
a. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap seperti, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan
terbaru atau catatan selanjutnya, meninjau data laboratorium dan
membandingkannya dengan hasil study (Rukiyah, dkk, 2013).
b. Langkah 2. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah aktual
Mengidentifikasi data dengan cepat untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
aktual dengan klien berdasarkan data dasar, menguraikan bagaimana suatu data
pada kasus diinterpretasikan menjadi suatu diagnosa atau secara teori data apa
yang mendukung untuk timbulnya diagnosa tersebut. Masalah lebih sering
berhubungan dengan bagimana klien menguraikan keadaan yang ia rasakan,
sedangkan diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang difokuskan pada
apa yang di alami oleh klien (Rukiyah, dkk, 2013).
c. Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah di identifikasi, langkah
ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil
mengamati klien, bidan di harapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi.
d. Langkah 4. Penetapan kebutuhann/ tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan aggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
dari proses manejemen kebidanan. Jadi manejemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus menerus misalnya pada waktu tersebut dalam persalinan
(Jannah, 2012).
e. Langkah 5. Intervensi/ Perencanaan tindakan asuhan kebidanan.
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manejemen terhadap
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau di antisipasi, pada langkah
ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat di lengkapi (Jannah,
2012).
f. Langkah 6. Implementasi/ pelaksanaan asuhan
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah lima harus
dilaksanakan secara efesien. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana. Dalam situasi dimana bidan
berkolaborasi denga dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi,
maka keterlibatan bidan dalam manejemen asuhan bagi klien adalah bertanggung
jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Implementasi yang diberikan pada ibu adalah hasil pemeriksaan kepada ibu dan
jelaskan hal-hal yang di anggap penting, agar ibu dapat mengetahui
perkembangan kehamilannya serta merupakan tujuan utama pelayanan antenatal.
(Jannah, 2012).
g. Langkah 7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai denga
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam maslah dan diagnosis.
Rencana tersebut dapat di anggap efektif juka memang benar efektif dalam
pelaksanaanya. Adapun kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut lebih
efektif sedang sebagian belum efektif (Jannah, 2012).
2. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP
a. S (Data Subjektif) : berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan
diagnosis.
b. O (Data Objektif) : merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur dari
hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
diagnostik lain.
c. A (Analisa) : merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Analisa adalah melakukan
interpretasi data yang telah dikumpukan, mencangkup : diagnosis/masalah
kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya antisipasi
diagnosis/masalah potensial dan tindakan segera.
d. P (Penatalaksanaan) : membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data. Rencana
asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal
mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya (Muslihatun, dkk, 2010)

C. Tinjauan teori Asuhan Kehamilan


1. Pengkajian Data
Pengkajian Pada langkah pertama dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap
meliputi data subjektif dan data objektif
2. Identitas Pasien
a. Nama
Nama lengkap ibu, termasuk nama panggilannya perlu dikaji. Nama
merupakan identitas khusus yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Sebaiknya memanggil klien sesuai dengan nama panggilan yang biasa baginya
atau yang disukainya agar ia merasa nyaman serta lebih mendekatkan hubungan
interpersonal bidan dengan klien. (Widatiningsih & Dewi, 2017)
b. Umur
Umur dalam kategori reproduksi sehat yaitu antara 20 hingga kurang dari
35 tahun. Kehamilan usia muda berkaitan dengan risiko preeklamsia. Pada umur
diatas 35 tahun fungsi sistem reproduksi umumnya sudah tidak optimal untuk
pertumbuhan janin, jalan lahir juga tidak lentur lagi sehingga risiko mengalami
persalinan lama meningkat pada nulipara, seksio sesaria, pelahiran preterm,
IUGR. Semakin tua juga semakin sering terpapar penyakit dan meningkatnya
insiden DM tipe II dan hipertensi kronis yang mungkin dapat membahayakan
kehamilan. Selain itu juga meningkatkan risiko anomali kromosom dan kematian
janin (Widatiningsih & Dewi, 2017).
c. Agama
Informasi ini dalam menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran,
perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus,
penggunaan produk darah (Marmi, 2014).
d. Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan, informasi ini
membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran
kemampuan baca-tulisnya (Marmi, 2014).
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah
klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature
dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
(Marmi, 2014).
f. Suku Bangsa
Seringkali tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan yang
lainnya dianggap sebagai suatu masa krisis sehingga diadakan serangkaian
upacara bagi wanita hamil untuk mencari keselamatan bagi dirinya dan bayinya.
Contoh di Jaawa: ada mitoni, procotan, brokohan, sepasaran, selapanan. Selama
praktik budaya tidak membahayakan kehamilan dan tidak bertentangan dengan
medis, maka tidak ada salahnya. Tetapi ada juga praktik keyakinan budaya yang
dapat berpengaruh terhadap kesehatan seperti jamu-jamuan, pantang makan
makanan tertentu, pijat perut, dan yang lainnya. (Widatiningsih & Dewi, 2017).
g. Alamat
Mendapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia
pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika
diindkasikan apakah tersedia cukup makanan di dalam rumah, dan keadaan
lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber
penyakit. (Marmi, 2014).
3. Data subyektif
a. Alasan Datang
Hal-hal yang mendasari kedatangan ibu hamil sesuai dengan ungkapan
ibu. Jika alasannya jelas maka asuhan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan klien. (Widatiningsih & Dewi, 2017).
b. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan Kesehatan. (Sulistiyawati, 2015).
c. Riwayat Kesehatan
Data dari riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning
akan adanya penyulit masa hamil). Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada
masa hamil yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi
organ yang mengalami gangguan. Riwayat kesehatan meliputi :
1) Riwayat kesehatan ibu
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi kesehatan yang dapat
mempengaruhikehamilan atau bayi baru lahir. (Rukiyah, dkk, 2013). Riwayat
kesehatan meliputi :
a) Penyakit menular
(1) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR dan
berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko kematian perinatal
meningkat 6 x lipat.Keadaan ini terjadi akibat diagnosa yang
terlambat, pengobatan yang tidak teratur dan derajat keparahan lesi di
paru.Infeksi TBC dapat menginfeksi janin yang dapat menyebabkan
tuberculosis congenital. (Prawirohardjo, 2014).
(2) Hepatitis
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan
tetapi jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa menimbulkan
mortalitas tinggi pada ibu dan bayi. (Prawirohardjo, 2014)
(3) Penyakit Menular seksual
Hasil konsepsi yang tidak sehat sering kali terjadi akibat PMS,
misalnya kematian janin (abortus spontan atau lahir mati ). Bayi berat
lahir rendah (akibat prematuritas atau retardasi pertumbuhan janin
dalam rahim ) dan infeksi congenital atau perinatal (kebutaan,
pneumonia neonatus, dan retardasi mental). (Prawirohardjo, 2014).
b) Penyakit menurun
(1) Jantung
Bila jantung sudah bermasalah seperti penyakit pada katup jantung
atau kelaiana kongenital ( defek septum atrium / ventrikel ) perubahan
yang terjadi selama kehamilan tidak dapat ditoleransi. Resiko yang
terjadi antara lain: abortus, BBLR.
(2) Hipertensi
Resiko yang terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan bisa
menyebabkan perdarahan, IUGR, gawat janin. Pada persalinan bisa
menyebabkan perdarahan dan BBLR.
(3) Asma
Asma dalam kehamilan menunjukkan bahwa serangan asma berat
selama kehamilan bisa mempengaruhi peningkatan insiden abortus,
BBLR, kelahiran prematur.
(4) Diabetes Mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil adalah :
(a) Ibu pernah melahirkan bayi besar.
(b) Janin mati dalam rahim dalam minggu-minggu terakhir.
(c) Ditemukan glukosa dalam air seni.
Diabetes bisa mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam
kehamilan yaitu Pre-eklamsia, kelainan letak janin. Penyulit dalam
persalinan yaitu
(a) Distosia bahu karena anak besar.
(b) Inersia uteri dan atonia uteri.
(c) Angka kematian lebih tingggi.
Diabetes saat nifas bisa mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis,
juga menghambat penyembuhan luka jalan lahir.
(5) Anemia
Pengaruh anemia berat terhadap kehamilan antara lain dapat
menyebabkan abortus, intrauterine fetal death (IUFD), lahir prematur,
IUGR/ intra uterine fetal growth. Selain itu ibu juga mudah terinfeksi,
serta beresiko dekompensasi jantung (bila Hb <6gr%).
(Widatiningsih & Dewi, 2017)
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika ada anggota dalam keluarga yang menderita penyakit yang bersifat
menurun seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kelainan/cacat bawaan,
penyakit jiwa, kembar, preeklamsi-eklamsi pada ibu/kakak/adik kandung,
maka klien akan berpotensi mengalaminya sehingga membahayakan
kehamilan. Begitu juga jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, typhoid, herpes maka akan berisiko
menularkannya pada ibu hamil. Selain itu jika suami menderita penyakit
kelamin seperti sifilis, GO, HIV/AIDS dapat menular ke klien dan
membahayakan kehamilan ini. (Widatiningsih & Dewi, 2017).
d. Riwayat Obstetrik
1) Riwayat Haid
a) Menarche
Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun. Hal ini
berpeengaruh oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan
keadaan umum. (Walyani, 2014)
b) Siklus
Keteraturan dan lamanya siklus perlu dikaji untuk menentukan
taksiran persalinan.Jika menstruasi lebih pendek atau lebih panjang dari
normal, kemungkinan wanita tersebut telah hamil saat terjadi perdarahan.
(Marmi, 2014).
c) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah +-7 hari.Apabila sudah mecapai
15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan
ataupun penyakit yang mempengaruhi. (Walyani, 2014).
d) Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.Apabila darah
terlalu berlebihan, itu berarti telah menunjukkan gejala kelainan
banyaknya darah haid (Walyani, 2014).
e) Dismenorhea (Nyeri haid)
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien
menderitanya atau tidak di tiap haidnya.Nyeri haid juga menjadi bahwa
kontraksi uterus klien begitu hebat sehingga menimbulkan nyeri haid
(Walyani, 2014).
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur kehamilan
dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan ibu, bidan dapat
memberikan konseling tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan
dapat mendeteksi adanya komplikasi dengan yang lebih baik. (Rukiyah, dkk,
2013).
a) HPHT
HPHT perlu dikaji karena gambaran riwayat menstruasi klien yang
akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran
(Estimated Date Delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus
(Marmi, 2014).
b) HPL
Hari perkiraan lahir (HPL) dapat ditentukan setelah dikaji riwayat
haid ibu untuk memperkirakan tanggal persalinan. Perkiraan umur
kelahiran ditentukan dengan HPHT dan dikonfrimasi dengan
dilakukannnya pemeriksaan lain (Widatiningsih & Dewi, 2017).
c) Gerakan Janin
Perlu dikaji untuk mengetahu keadaan janin, apakah normal, ada-
tidaknya hipoksia, gerakan aktif atau tidak. Jika janin tidak bergerak,
ajukan diagnosa banding bayi tidur atau hipoksia. Biasanya gerakan janin
dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamila 18-20 minggu (walaupun
tiap individu berbeda-beda. Wanita yang sudah memiliki pengalaman
hamil sebelumnya bisa merasa gerakan janin sedini usia kehamilan 15
minggu. (Marmi, 2014). Gerakan janin minimal 10 kali selama 12 jam
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
d) Tanda Bahaya
Perlu dikaji untuk mendeteksi dini tanda bahaya, kelainan,
komplikasi, dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga
dapat segera dicegah dan diobati. Dengan demikian angka morbiditas ibu
dan bayi dapat berkurang. (Marmi, 2014).
e) Imunisasi TT
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah mendapat imunisasi
TT atau belum. Imunisasi dasar TT untuk pencegahan tetanus neonatrum
dengan dosis TT-1 sebanyak 0,5 cc secara intramuskuler, yang dilanjutkan
dengan TT-2 setelah 4 minggu, pemberian terakhir sebelum 38 minggu.
Bila ibu pernah mendapatkan imunisasi dasar TT maka hanya perlu TT
booster 0,5 cc sekali pada saat hamil (Widatiningsih & Dewi, 2017).
f) Riwayat ANC
Riwayat ANC perlu dikaji apakah ibu sudah memenuhi standar
kunjungan ANC atau belum. Selama kehamilan setidaknya ibu sudah
melakukan ANC 4 kali yang dibagi menjadi 1 kali pada trimester I, 1 kali
pada trimester II, 2 kali pada trimester III. (Widatiningsih & Dewi,
2017).
g) Pemberian Tablet Fe, Asam Folat dan kalsium
(1) Tablet Fe
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah
defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar
hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60
mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II
Karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90
tablet semasa hamil. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama
teh atau kopi Karena akan mengganggu penyerapan, jika ditemukan
anemia diberikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu memastikannya
dilakukan pemeriksaan haemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang
dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu pada kunjungan awal dan usia
kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia
(Rukiyah, dkk, 2013).
(2) Asam Folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat
diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal,
dan jamur. Asam folat disebut juga dengan folacim/ liver lactobacillus
cosil factor/ faktor U dan faktor R atau vitamin B11. Kebutuhan akan
folic acid sampai 50-100mg/ hari pada wanita normal dan 300-
400mg/hari pada wanita hamil.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus
habitualis, solusio plasenta, dan kelainan kongenital pada janin. Asam
folat juga berperan untuk membantu memproduksi sel darah merah,
sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Minimal
pemberian asam folat dimulai usia 2 bulan sebulan konsepsi dan
berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian adalah
500 kg atau 0,5-0,8 mg/hari sedangkan untuk kelompok berisiko 4
mg/hari. Karena kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
ibu dan cacat janin yang dilahirkan (Romauli, 2015).
(3) Kalsium
Kebutuhan suplementasi kalsium ibu hamil 1,5-2 g/ hari
dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil,
terutama yang memiliki risiko tinggi (riwayat preeklampsia di
kehamilan sebelumnya, diabetes, hipertensi kronik, penyakit ginjal,
penyakit autoimun, atau kehamilan ganda) .
3) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Mengkaji riwayat kehamilan yang lalu untuk mengetahui apakah ada
gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat sering, toxaemia
gravidarum.
Mengkaji riwayat persalinan yang lalu untuk mengetahui apakah
persalinan spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong
oleh siapa (bidan, dokter) (Marmi, 2014).
 Jumlah kehamilan (Gravida/G)
Ditanyakan untuk mengetahui seberapa besar pegalnaman klien tentag
kehamilan.Apabila klien mengatakan ini adalah kehamilan yang
pertama,maka bidan harus secara maksimal memberikan pengetahuan
kepada klien tentang bagaimana merawat kehamilannya secara maksimal.
 Jumlah anak yang hidup (L)
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami keguguran,apabila
pernah maka pada kehamilan berikutnya,akan beresiko mengalami
keguguran kembali.Serta apabila jumlah anak yang hidup hanya sedikit
dari kehamilan yang banyak,berarti kehamilannya saat ini adalah
kehamilan yang sangat diinginkan.
 Jumlah Keguguran (A)
Tanyakan kepada klien apakah ia pernah keguguran atau tidak.Sebab
apabila pernah mengalami keguguran dalam riwayat persalinan
sebelumnya keguguran pada kehamilan beriutnya(keguguran berulang).
(Walyani, 2014).
 Mengkaji nifas yang lalu untuk mengetahui adakah panas atau perdarahan,
bagaimana laktasinya.
 Mengkaji keadaan anak untuk mengetahui jenis kelamin, hidup atau tidak,
kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu
lahir (Marmi, 2014).
e. Riwayat Kontrasepsi
Dikaji untuk mengetahui lamanya pemakaian alat kontarasepsi dan jenis
kontrasepsi yang digunakan (Marmi, 2014).
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Hal ini penting diketahui agar mendapat gambaran bagaimana pasien
mencukupi kebutuhan gizinya selama hamil, makanan yang disukai, tidak
disukai, seberapa banyak dan sering mengonsumsinya, jika ada data yang
tidak sesuai dengan standar pemenuhan, maka dapat langsung diberikan
klarifikasi dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi ibu hamil
(Sulistiyawati, 2015).
Kebutuhan energi dapat berupa :
a) Protein
Ibu hamil sangat membutuhkan tambahan protein untuk perkembangan
dan pertumbuhan janin, uterus, plasenta, dan payudara senbanyak 30
gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging,
susu, telur, keju, dan ikan, karena mengandung komposisi asam amino
yang lengkap.
b) Kalori
Kalori untuk ibu hamil dan menyusui adalah sekitar 2300 – 2800
Kkal.Asupan makanan ibu hamil pada trimester II mulai meningkat karena
kebutuhan zat tenaga sangat banyak dibandingkan dengan kebutuhan saat
hamil muda.Pada trimester III, janin mengalami pertumbuhandan
perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan janin terjadi pada 20
minggu terakhir kehamilan.Umumnya nafsu makan sangat baik dan ibu
merasa lapar.
c) Zat besi
Kebutuhan zat besi pada pertengahan kedua kehamilan kira- kira 17
mg/hari.Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi pada
kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemi sebanyak 60 – 100
gram/hari.
d) Kalsium
Kalsium pada ibu hamil umumnya terpenuhi dengan minum susu, bila ibu
hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan
dosis 1 gram per hari.
e) Vitamin
Vitamin telah terpenuhi dengan makan sayur, dan buah – buahan, tetapi
dapat pula diberikan ektra vitamin. Pemberian asam folat terbukti
mencegah kecacatan pada bayi.
2) Pola Eliminasi
Pola eliminasi perlu dikaji untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
klien, baik BAK maupun BAB. Selama hamil bisa terjadi peningkatan
frekuensi mikturisi dari kondisi sebelum hamil karena kurangnya kapasitas
kandung kemih akibat tertekan oleh pembesaran uterus. Bisa terjadi juga
konstipasi akibat pengaruh hormon progesteron dan relaksin yang
menurunkan tonus dan motilitas usus (sehingga penyerapan zat makanan
menjadi lambat), terjadi peningkatan reabsorbsi cairan, dan peristaltik usus
lebih lambat (Widatiningsih & Dewi, 2017).
3) Pola Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apabila pasien mempunyai kebiasaan yang
kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya, maka bdan harus dapat
memberikan bimbingan mengenai cara perawatan kebersihan diri dan bayinya
sedini mungkin. (Sulistiyawati, 2015).
4) Pola Aktivitas Seksual
Dikaji untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi klien serta masalah
yangdialami selama penggunaannya, penyakit tramsmisi jika ada. Pada
kehamilan muda sedapat mungkin hubungan seksual dihindari bila terdapat
keguguran berulang atau mengancam kehailan dengan tanda infeksi,
perdarahan, mengeluarkan air.
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena
riwayat ini memberikan informasi medis penting sehingga klinis dapat lebih
memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
(1) Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
(2) Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan
menghilangkan mitos
(3) Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
(4) Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah
emosional.
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila
terdapat keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan tanda
infeksi, pendarahan, mengeluarkan air (Marmi, 2014).
5) Pola Istirahat dan Tidur
Pola istirahat dan tidur perlu dikaji untuk mengetahui tentang pola, lama, dan
gangguan tidur, baik waktu siang maupun malam hari. Ibu hamil harus
mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan diri
dan janinnya (Marmi, 2014).
6) Pola Aktivitas
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah aktivitas ibu berisiko terhadap
kehamilan ibu atau tidak. Wanita hamil tetap harus melakukan aktivitas fisik,
tetapi jangan terlampau berat. Aktivitas terlalu berat dapat menyebabkan
abortus (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Ibu hamil harus menghindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu
berat atau berhubungan dengan bahan kimia, terutama usia kehamilan muda.
(Rukiyah, dkk, 2013).
g. Pola Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Dikaji untuk mengetahui apakah pola kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu
seperti merokok dan memakai obat-obatan yang tidak dianjurkan.
1) Merokok.
Merokok merupakan salah satu isu penting yang harus dikaji saat kehamilan
karenaefek yang muncul akibat merokok adalah BBLR, persalinan preterm,
kematian perinatal.
2) Konsumsi Jamu
Kebiasaan minum jamu merupakan kebiasaan yang berisiko bagi wanita
hamil, karena efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin
seperti menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan
ginjal dan jantung janin, asfiksia neonatrum, kematian janin dalam kandungan
dan malformasi organ janin.
3) Konsumsi alcohol
Ibu yang mengkonsumsi alkohol dapat membahayakan jantung ibu hamil, dan
merusak janin, termasuk menimbulkan kecacatan/kelainan pada janin,
kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kelainan
jantung, dan masalah neonatal seperti Fetal Alcohol Syndrome (FAS).
4) Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada
janin, seperti kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, terutama
penggunaan obat pada trimester pertama, kelainan faal alat tubuh, gangguan
pertukaran zat dalam tubuh.
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
h. Data Psikososial Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana keadaan mental dan kepercayaan yang digunakan
ibu dalam menjalani masa hamil ini, dan respon keluarga sehingga membantu ibu
menjalani masa kehamilan dan merencanakan persalinannya dengan baik
(Rukiyah, dkk, 2013).
1) Riwayat perkawinan : status perkawinan, termasuk pernikahan ini yang ke
berapa dan lamanya menikah. Ada tidaknya masalah dengan suami juga perlu
ditanyakan untuk mengidentifikasi dukungan suami terhadap ibu hamil.
2) Kehamilan yang diharapkan : Dikaji untuk mengetahui apakah kehamilan ibu
diharapkan atau tidak oleh ibu, suami dan keluarga, dan respon keluarga
bagaimana terhadap kehamilan ibu
3) Mekanisme coping : Dikaji untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah
dalam keluarga
4) Tinggal serumah : Dikaji untuk mengetahui ibu tinggal serumah dengan siapa,
apakah dengan suami saja atau dengan orangtua
5) Pengambil keputusan: Dikaji siapakah pengambil keputusan utama dalam
keluarga saat terjadi masalah dalam keluarga perlu dikaji, dan jika dalam
kondisi emergensi apakah ibu dapat/tidak mengambil keputusan sendiri atau
harus menunggu keputusan dari orang lain.
6) Orang terdekat : Dikaji untuk mengetahui siapa orang terdekat ibu dan yang
menemani kunjungan ANC. Ibu hamil yang selalu ditemani saat kunjungan
ANC menunjukkan kuatnya dukungan dari keluarga. Penkes dapat dilakukan
pada ibu hamil atau keluarga yan menemani.
7) Adat istiadat : Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dan keluarga masih
menggunakan budaya setempat dalam menjalani masa kehamilan. Ibu yang
memiliki keyakinan tentang adat tertentu dan merasa wajib melakukannya, hal
ini mungkin menjadi masalah/stresor budaya jika tidak dilakukan.
8) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan harus dikaji sejak
awal. Jika ibu ingin bersalin di dukun maka harus diberi penyuluhan.
9) Penghasilan per bulan : Dikaji untuk mengetahui berapa penghasilan
ibu/suami per bulan, cukup atau tidak untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya.
10) Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan: jika ibu seorang
muslimah dan berpuasa selama hamil, baik sunah maupun wajib maka
tanyakan: frekuensi, kaji apakah ibu merasa lemah/lemas, pusing, gerakan
janin menjadi berkurang saat puasa merupakan tanda hipoglikemi. Kaji juga
tentang keyakinan ibu terhadap pelayanan kesehatan.
11) Data Pengetahuan : Dikaji untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu,
hal yang sudah diketahui dan hal yang ingin diketahui.
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
4. Data Obyektif
Dalam data ini diambil dari pemeriksaan fisik beserta pemeriksan diagnosa dan
pendukung lain juga catetan medik lain :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk
mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas
dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gangguan genetic
(Marmi, 2014).
1) Keadaan Umum, untuk mengetahui keadaan ibu secara umum. Keadaan
umum ibu menunjukan kondisi umum akibat penyakit atau keadaan yang
dirasakan ibu. Dapat diketahui engan cara melihat langsung dan dapat
dilakukan penilaian dengan kontak pertama saat anamnesa dan selama
pemeriksaan. Dikatakan baik jika pasien memperlihatkan respons yang
adekuat terhadap stimulasi lingkungan dan orang lain, serta secara fisik tidak
mengalami kelemahan. Klien dimasukkan kriteria lemah jika kurang atau
tidak memberikan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, dan
pasien sudah tidak mampu berjalan sendiri (Widatiningsih & Dewi, 2017).
2) Kesadaran,
Untuk mendapatkan gambaran kesadaran pasien.
a) Composmentis : kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
b) Apatis, yaitu kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh
c) Delirium, yaitu gelisah,disorientasi, memberontak. Berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berkhayal
d) Somnolen (obtundasi, latergi). Yaitu kesadaran menurun, respon
pskomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran cepat pulih bila
dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jauh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal
e) Stupor (spoor), yaitu keadaan seperti tertidur lelap tetapi ada respon
terhadap nyeri.
f) Koma, yaitu tidak bida di bangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun, (tidak ada respon apapun)
(Sulistiyawati, 2015).
3) Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi
penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kekurangan
atau kelebihan berat badan (Marmi, 2014).
Laju kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahap kehamilan/
trimester. Selama trimester kedua dan ketiga pertambahan berat badan kurang
lebih ½ kg perminggu. Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester
ketiga harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi. Hingga akhir
kehamilan pertambahan berat badan yang normal sekitar 9 kg sampai dengan
13,5 kg. Berat ini didapatkan dari berat badan janin dalam kandungan, air
ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil lebih dari batas normal
kemungkinan janin besar, kehamilan hidramnion, kehamilan ganda
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
4) Tinggi badan
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah tinggi badan ibu masuk standar normal
atau tidak. Tubuh yang pendek menjadi indikator gangguan genetik. Karena
tinggi yang pasti tidak diketahui dan tinggi badanberubah seiring peningkatan
usia Wanita (Marmi, 2014).
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong risiko tinggi karena kemungkinan besar
memiliki panggul yang sempit (Widatiningsih & Dewi, 2017).
5) LILA
Perlu dikaji untuk mengetahui kondisi kecukupan energi ibu. Standar minimal
untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa atau usia reproduksi
adalah 23,5 cm. Jika ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm maka
interprestasinya adalah kurang energy kronis (KEK) (Widatiningsih & Dewi,
2017).
6) IMT
IMT perlu dikaji sebagai salah satu dasar untuk penambahan berat badan ibu
hamil. Penambahan berat badan bisa diukur menggunakan rumus IMT berat
badan dibagi tinggi badan (dalam m) pangkat 2. Kategori nilai IMT untuk
wanita Indonesia memiliki rentang sebagai berikut:
Peningkatan berat badan total di akhir kehamilan yang disarankan untuk hamil
janin tunggal berdasarkan IMT sebelum hamil:
Table 2.2 Indikator penilaian untuk IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 11,5 – 16
26
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
(Prawirohardjo, 2014).
7) TTV
a) Tekanan darah
Mengukur tekanan darah sangat penting, karena peningkatan tekanan
darah dapt membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan
normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini menetap dan
mulai kembali ke TD sebelum hamil. Seluruh tekanan darah pada wanita
hamil haru diukur pada posisi duduk. Pengukuran harus diletakkan pada
lengan yang sama terutama pada lengan kanan untuk memperoleh hasil
pengukuran yang konsisten. Wanita yang tekanan darahnya sedikit
meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi.
Kronis, atau jika wanita tersebut adalah nulipara dengan sisatolik lebih
dari 120 mmHg (Marmi, 2014).
b) Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat, tetapi jarang melebihi denyut
nadi lebih dari 100dpm. Jika denyut melebihi 100 per menit curigai
adanya hipotiroidisme. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang
menyertai (Marmi, 2014).
c) Respirasi
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa 16 sampai 20 kali per
menit. Pada wanita hamil bernapas lebih cepat dan dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan dirinya (Kusmiyati,
2011). Peningkatan frekuensi pernafasan dapat menunjukan syok atau
ansietas (Varney, dkk, 2007)
d) Suhu
Peningkatan suhu tubuh menunjukkan proses infeksi atau dehidrasi. Suhu
tubuh normal menurut Kusmiyati adalah 36,5-37,5°C (Widatiningsih &
Dewi, 2017).
b. Status Present
Menurut Widatiningsih dan Dewi 2017 Pemeriksaan dilakukan secara pandang,
rabaan dan dengan menggunakan bantuan alat:

Kepala : Kepala dikaji apakah mesocephal, kulit kepala menunjukkan


adanya kelainan kulit atau tidak , rambut yang mudah rontok
atau rontok

Muka : Bentuk simetris bila tidak menunjukkan kelainan, tidak


sembab.

Mata : Mata dikaji apakah simteris, keadaan konjungtiva pucat atau


tidak, oedema atau tidak. Sklera normal berwarna putih, bila
kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila
merah kemungkinan ada konjungtivitis. Kelopak mata yang
bengkak kemungkinan adanya pre-eklampsia.

Hidung : Hidung dikaji ada massa atau tidak, ada edema mukosa atau
tidak, sekresi (lendir/darah), ditemukan cuping hidung atau
tidak.

Telinga : Telinga dikaji simetris atau tidak, ada sekresi (nanah, darah,
cairan lain) atau tidak, gangguan pendengaran atau tidak, ada
tanda-tanda infeksi atau tidak.

Mulut : Mulut dikaji :

Bibir (simetris atau tidak)

Lidah dan mukosa mulut ( sianosis atau tidak, warna)

Gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut)

Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis


yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah,
maka perlu perawatan mulut agar selalu bersih.

Timbulnya caries saat hamil berkaitan erat dengan emesis,


hiperemesis gravidarum dan kerusakan gigi dapat menjadi
sumber infeksi.

Leher : Leher dikaji ada nyeri atau tidak, ada pembengkakan


kelenjar tiroid atau tidak, pembesaran kelenjar limfe atau
tidak.

Dada : Dadi dikaji simetris atau tidak, retraksi otot interkostal atau
tidak, suara nafas vesikuler atau tidak, ada wheezing atau
tidak, ada tidaknya ronchi, ada tidaknya stridor, irama
jantung teratur atau tidak, ada tidaknya bising/murmur
jantung.

Abdomen : Abdomen dikaji kembung atau tidak, bekas luka operasi


ditemukan atau tidak, terdapat massa abnormal atau tidak,
ada tidaknya nyeri tekan, ada tidaknya pembesaran lien, ada
tidaknya pembesaran hepar.

Ekstermitas : Ekstremitas atas dan bawah dikaji simetris atau tidak,


berfungsi normal atau tidak, ada tidaknya edema sianosis
bawah kuku, kapiler refill < 2 detik.

Apabila terjadi cekungan yang tidak lekas pulih kembali,


berarti edema positif. Edema positif pada tungkai
menandakan adanya pre eklampsia. Positif (+)1 apabila
cekung 2mm, (+)2 apabila cekung 6 mm (Kusmiyati, 2011).,
periksa ada tidaknya kuku jari pucat, varises vena (Rukiyah,
dkk, 2013).

Reflek patela (+) atau (-), normalnya (+). Apabila reflek


patela bernilai postif/baik, maka menunjukan sistem saraf di
area ekstremitas bawah termasuk baik. Reflek lutut negatif
pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf (Marmi, 2014).

Vulva : Genetalia yang dikaji yaitu ada lecet/memar atau tidak, ada
tidaknya edema vulva, ada tidaknya abses kelenjar bartholin
dan skene, ditemukan varises atau tidak, ada pengeluaran
pervagina atau tidak.

Anus : Anus dikaji untuk mengetahui ada tidaknya haemoroid,


fistula, dan kebersihan (Kusmiyati, 2011).

Punggung : Untuk mengetahui ada tidakny nyeri pergerakan, skoliosis,


kifosis, lordosis, yeri costo vertebral

c. Status Obstetri
1) Inspeksi (periksa pandang)
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Periksa pandang
meliputi :

Muka : Adakah cloasma gravidarum, keadaan selapu mata pucat


atau merah, adakah odema pada muka, bagaimana keadaan
lidah, gigi.
Mammae : Kaji Bentuk buah dada, pigmentasi puting, dan
gelanggang susu, keadaan puting susu, adakah colostrum.
Abdomen : Kaji apakah perut membesar ke depan atau ke samping
( pada ascites misalnya membesar ke samping), keadaan
pusat, pigmentasi di linea alaba, nampakkan gerakan anak
atau striae gravidarum atau bekas luka.
Vulva : Kaji keadaan periium, carilah varices, tanda Chadwick,
condylomata, flour (Marmi, 2014).
2) Palpasi (periksa raba)
a) Muka
Tidak ada benjolan
b) Mammae
Tidak teraba massa, kolostrum keluar setelah 32 minggu (Sulistiyawati,
2015).
c) Abdomen
(1) Leopold I
Tujuannya untuk menemukan tingginya fundus uteri dan mengetahui
bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah
keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan
kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong (Walyani,
2014).
(2) Leopold II
Pada leopold II deskripsi apa yang ada di sisi kanan dan kiri perut ibu,
punggung bisa dideskripsikan dengan teraba bagian besar yang rata,
memanjang dan terasa ada tahanan. Ekstremitas bisa dideskripsikan
dengan teraba bagian-bagian kecil yang menonjol dan teraba putus-
putus.
Tujuan: untuk menentukan batas samping rahim kanan dan kiri.
Menentukan letak punggung janin dan bagian-bagian kecil.
(3) Leopold III
Tujuan: Untuk menentukan bagian terbawah janin dan bagian bawah
janin sudah masuk PAP atau belum.
Temuan:
(a) Jika bagian di bawah adalah bulat dan keras, mudah digoyangkan,
berarti kepala janin dan posisi janin membujur. Normalnya akan
teraba kepala
(b) Jika bagian bawah teraba tidak beraturan, agak bulat, lebih lunak,
sulit digoyangkan, berarti bokong janin dan letaknya membujur.
(c) Jika tidak teraba apapun di bagian bawah atau kosong, berarti
posisi janin melintang.
(d) Jika bagian presentasi adalah kepala dan mungkin agak sulit untuk
digoyangkan berarti kepala sudag engaged. Pada primigravida >36
minggu bagian terendah janin sudah masuk PAP (Hani, dkk,
2010)
(4) Leopold IV
Tujuan: untuk menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP.
Jika divergen: melampaui lingkaran terbesarnya sudah masuk PAP
(dua tangan tidak bisa dipertemukan) dan bila konvergen: belum
melampaui lingkaran terbesarnya belum masuk PAP (dua tangan dapat
dipertemukan) (Walyani, 2014).
d) TFU Mac. Donald (dalam cm)
Pemeriksaan abdomen meliputi pengkajian subjektif ukuran uterus pada
trimester pertama kehamilan. Pemeriksaan TFU ini untuk mengkaji
kesesuaian tinggi fundus dengan usia kehamilan sebagai deteksi dini
penyulit kehamilan (Marmi, 2014).
e) Taksiran berat janin (TBJ)
Menaksir berat janin diperlukan untuk melihat kesejahteraan janin di
dalam uterus serta bisa menjadi salah satu deteksi dini bila bayi
mengalami makrosomi untuk dilakukan rencana tindakan yang sesuai.
Rumus yang digunakan adalah (TFU dalam cm-N)155=..
N=13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali.
N=12 jika kepala sudah masuk PAP namun masih di atas spina ischiadika
(ditunjukkan dengan penurunan kepala 4/5-3/5) diatas simfisis
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
Taksiran berat janin hanya berlaku untuk janin presentasi kepala.
(Kusmiyati, 2011).
3) Auskultasi
DJJ berkisar antara 120 dan 160 denyut per menit. Jika denyut yang
terdengar sejumlah 60 sampai 90 per menit, biasanya denyut itu denyut
jantung ibu. DJJ yang pasti harus tetap dicari.DJJ mempunyai variasi antara
10 sampai 15 per menit, jika dihitung terus menerus, dan semakin seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Setelah 32-34 minggu, variasi DJJ
dihubungkan dengan meningkatnya aktivitas janin.
d. Pemeriksaan penunjang
1) PP Test/Urine test
2) Pemeriksaan laboratorium:
a) Pemeriksaan urine digunakan untuk mengetahui kadar urine protein dan
kadar glukosa
b) Pemeriksaan darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb,
dan penyakit rubella.
Tes-tes di atas adalah termasuk tes yang paling penting dalam kehamilan
3) Pemeriksaan Rontgen
Digunakan untuk mengetahui kepastian kehamilan, menentukan hamil
kembar, menentukan kelainan pada anak, menentukan bentuk dan ukuran
panggul. Pemeriksaan rontgen sebaiknya dilakukan pada kehamilan yang
sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke-4 rangka janin belum tampak dan
pada hamil muda pengaruh rontgen terhadap janin lebih besar.
4) Pemeriksaan USG
Digunakan untuk mendiagnosis dan konfirmasi awal kehamilan, penentuan
umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui adanya IUFD,
mengevaluasi pergerakan janin dan detak jantung janin, dll.
(Hani, dkk, 2010).
5. Analisa
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah ibu.
a. Diagnosa
Dalam bagian ini yang dikumpulkan oleh bidan antara lain sebagai berikut:
1) Nama
Dikaji karena merupakan identitas khusus yang membedakan seseorang
dengan orang lain (Widatiningsih & Dewi, 2017).
2) Maternal
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Usia dibawah
16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisikan wanita terhadap sejumlah
komplikasi. Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia. Usia
di atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan
lama, dan kematian janin (Varney, dkk, 2007)
3) Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan
kehamilannya (jumlah kehamilan, dibedakan menjadi primigravida (hamil
pertama kali) dan multigravida (hamil yang kedua atau lebih) (Sulistiyawati,
2015).
Contoh cara penulisan paritas dalam interpretasi data adalah sebagi berikut :
a) Primigravida, G1P0A0
(1) G1 (gravida 1) berarti kehamilan yang pertama kali
(2) P0 (Partus 0) berarti belum pernah partus atau melahirkan
(3) A0 (abortus 0) berarti belum pernah mengalami abortus
(Sulistiyawati, 2015)
b) Multigravida, G3P1A1
(1) G3 (gravida 3) berarti ini adalah kehamilan yang ketiga
(2) P1 (partus 1) berarti sudah pernah mengalami persalinan satu kali
(3) A1 (abortus 1) atau sudah pernah mengalami abortus satu kali.
4) Usia kehamilan dalam minggu
5) Keadaan janin
6) Normal atau tidak normal
(Sulistiyawati, 2015)
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan “diagnosa”.Kedua
istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai
diagnosis, tetapi tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh.Masalah sering berhubungan dengan bagaimana wanita itu
mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya.
Misalnya ketidaknyamanan pada trimester II seperti nyeri Ulu hati,
Konstipasi, Haemoroid, Kram tungkai, Edema, Varises, dan lainnya. (Varney,
dkk, 2007).
c. Diagnosa potensial
Berdasarkan diagnosa potensial yang telah dirumuskan, bidan secepatnya
melakukan tindakan antisipasi agar diagnosis potensial tidak benar – benar terjadi.
d. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi
Berdasarkan diagnosa potensial yang telah dirumuskan, bidan secepatnya
melakukan tindakan antisipasi agar diagnose diagnose potensial tidak benar –
benar terjadi (Sulistiyawati, 2015)
6. Penatalaksanaan
Bidan mengembangkan rencana asuhan/tindakan yang komprehensif berdasar
langkah yang telah dilakukan sebelumnya. Rencana asuhan harus disetujui bersama
dengan klien agar pelaksanaannya efektif. Pada kunjungan awal bidan merencanakan
asuhan antara lain:
a. Bicarakan hasil temuan kepada ibu/keluarga (perkiraan usia kehamilan, kondisi
ibu dan janin, serta masalah yang dialami jika ada).
b. Bicarakan tentang masalah (jika ada), meliputi apa, mengapa penyebabnya,
akibatnya jika tidak diatasi dan bagaimana cara mengatasinya atau apa yang akan
dilakukan bidan bersama ibu untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Lakukan test laboratorium/penunjang lain jika belum dilakukan saat pengkajian.
Tujuannya untuk mendeteksi komplikasi dalam kehamilan.
d. Tentukan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan.
e. Jika perlu: berikan suplementasi zat besi setara dengan 60 mg+asam folat
setidaknya 0,25 mg sebanyak 90 tablet selama hamil. Kalsium 500 mg dan
multivitamin diberikan hanya jika ada kebutuhan.
f. Apabila terjadi komplikasi: lakukan tindakan segera yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh bidan serta lakukan konsultasi/kolaborasi/rujukan dengan tenaga
profesional lainnya.
g. Lakukan pendidikan kesehatan dan konseling spesifik sesuai kebutuhan ibu.
Beberapa kebutuhan pendidikan kesehatan yang perlu diberikan: tanda bahaya ibu
hamil, bimingan antisipasi tentang ketidaknyamanan fisiologis dan cara
mengatasi, imunisasi TT, olahraga, kegiatan sehari-hari, body mekanik, istirahat,
kebersihan diri, persiapan pemberian ASI, aktivitas seksual, obat-obatan dan
merokok, brain booster, cara menghitung gerak janin, dan lainnya.
h. Memberikan pendidikan Kesehatan Ketidaknyamanan Trimester II dan cara
mengatasinya
i. Jadwal kunjungan sesuai dengan perkembangan kehamilan.
Menurut standar WHO dalam kehamilan, minimal dilakukan 4 kali kunjungan
ANC, minimal 1 kali kunjungan selama trimester II (≥ 12- 24 minggu),
7. Catatan Perkembangan Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang
Nama : Alamat :
Umur : Tanggal/ Jam :
Subjektif Keluhan berupa ketidaknyamanan pada trimester II seperti nyeri
Ulu hati, Konstipasi, Haemoroid, Kram tungkai, Edema, Varises,
dan lainnya. (Varney, dkk, 2007)
Pola kebiasaan sehari-hari dari pola nutrisi, eliminasi aktivitas,
istirahat, seksual.
Objektif a. Pemeriksaan umum
1) KU ( normalnya baik )
2) Kesadaran ( normalnya composmentis)
3) TTV : TD, Nadi, Suhu dan Respirasi penjelasan dan nilai
normal sama seperti pada kunjungan awal namun hasil bisa
berbeda.
4) BB : Hasil pemeriksaan dapat berbeda mengikuti usia
kehamilan.
b. Status Present: Kepala, mata, hidung, mulut, telingan,leher,
ketiak, dada, abdomen, lipat paha, genitalia, ekstremitas,
punggung, anus.
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi: Muka, mamae, abdomen, vulva, penjelasan sama
seperti kunjungan ulang namun hasil bisa berbeda
2) Palpasi
a) Leopold I, II,III, IV, penjelasan sama seperti kunjungan
awal namun hasil bisa berbeda.
b) TFU : Pada usia kehamilan 24 minggu adalah 23 cm,
usia kehamilan 28 minggu adalah 26 cm (Hani, dkk,
2010).
c) TBJ, DJJ, refleks patella : Penjelasan sama seperti
kunjungan awal namun hasil bisa berbeda
d. Pemeriksaan penunjang
Penjelasan sama seperti kunjungan awal namun hasil bisa
berbeda
Analisa a. Diagnosa kebidanan
Ny. X umur …. Tahun G ... P … A … umur kehamilan ….
minggu janin tunggal hidup intra uterine puka/puki.
b. Masalah : Berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi sesuai hasil pengkajian berdasarkan keluhan.
c. Diagnosa Potensial: Tidak ada
d. Kebutuhan Segera: Tidak ada
Penatalaksa Tanggal/ jam:
naan a. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil: ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Memberikan KIE pada ibu sesuai dengan kondisi ibu
Hasil : Ibu memahami KIE yang diberikan
c. Memberikan suplemen tablet Fe pada ibu
Hasil : Ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe
d. Menganjurkan ibu kunjungan ulang 1 bulan kemudian atau
bila ada keluhan
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
(Sulistiyawati, 2015).
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NORMAL

NY. S USIA 28 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 17 MINGGU

DI PUSKESMAS NGALIYAN

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 05 April 2022

Jam : 07.49 WIB

Tempat : Puskesmas Ngaliyan

II. IDENTITAS PASIEN:

Identitas pasien Penanggung Jawab


No. Register : Hubungan dengan pasien : Suami
Nama : Sinta Anindita Nama : Bayu Widyananto
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Dokter Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Bringin 04/10, Bringin Alamat : Bringin 04/10, Bringin
III. DATA SUBYEKTIF

1. ALASAN DATANG:

Ibu mengatakan ingin periksa kehamilan dan cek laborat awal

2. KELUHAN UTAMA:

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3. RIWAYAT KESEHATAN:

Sekarang: Ibu mengatakan tidak sedang mengalami tanda dan gejala penyakit

Yang lalu: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda dan gejala penyakit

Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak memiliki riwayat penyakit

4. RIWAYAT OBSTETRI

a. Riwayat Haid:

Menarche : 13 tahun Nyeri Haid : tidak ada

Siklus : 28 hari Banyaknya : 2-3x ganti pembalut

Lama : 7 hari Warna darah : merah terang

b. Riwayat Kehamilan sekarang:

G ke 1 hamil 17 mgg ANC: 1 x

HPHT : 07-12-2021

HPL : 14-09-2022 Pemberian Fe : 30

Gerak janin: Normal Tanda bahaya : Tidak ada (-)


TT :1 Kekhawatiran khusus : Tidak ada (-)
Minum jamu/obat:-

c. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu: -

d. Riwayat anak yang lalu: -

5. RIWAYAT PERKAWINAN : Menikah, pernikahan ini yang ke 1 sah

6. RIWAYAT KB : Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB


apapun

7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

Sebelum hamil :
a. Pola Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi :
 Nasi : 3 x @ 1 piring (sedang)
 Lauk : 3 x @ 1 potong (sedang), jenisnya tempe, ikan,
ayam
 Sayuran : 3 x @ 1 mangkuk sayur; jenis sayuran bayam
 Buah : 3 x seminggu; jenis pepaya, pisang
 Camilan : 1 x sehari; jenis keripik
 Pantangan : tidak ada (-)
 alasan : tidak ada (-)
2) Minum
a) Jumlah total 8-10 gelas perhari; jenis es teh dan air putih
b) Susu (-) gelas perhari; jenis susu (-)
3) Perubahan selama hamil ini : Ibu mengatakan selama hamil makannya
bertambah
b. Pola Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang air kecil :
 Frekuensi perhari : 2-3 x ; warna kekuning-kuningan
 Keluhan/masalah : tidak ada
b) Buang air besar :
 Frekuensi perhari : 1 x ; warna kuning konsistensi lembek
 Keluhan/masalah : tidak ada

2) Perubahan selama hamil ini :


Ibu mengatakan selama hamil BAK nya sama dengan sebelum hamil
c. Pola Aktivitas
1) Sebelum hamil :
 Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : mencuci, menyapu, menyetrika
 Olah raga : jenisnya tidak ada (-) frekuensi (-) x seminggu
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan karena hamil, ibu setiap pagi jalan-jalan disekitar
lingkungannya
d. Pola Istirahat dan tidur
1) Sebelum hamil :
 Tidur malam 6-8 jam
 Tidur siang 2-3 jam
 Keluhan/masalah : tidak ada (-)
2) Perubahan selama hamil ini : Tidur menjadi berkurang
 Malam : 5-6 jam
 Siang : 1 jam
 Keluhan :-
e. Pola seksual
1) Sebelum hamil :
 Frekuensi : 3 x seminggu
 Contact bleeding (perdarahan yang terjadi setelah senggama) : tidak ada (-)
 Keluhan lain : tidak ada (-)
2) Perubahan selama hamil ini :
Frekuensi 1 x seminggu
f. Pola hygiene
1) Sebelum hamil :
 Mandi 2 x sehari
 Keramas 3 x seminggu
 Gosok gigi 2 x sehari
 Ganti pakaian 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari
 Kebiasaan memakai alas kaki : Ibu memakai alas kaki bila diluar rumah
2) Perubahan selama hamil ini :
Tidak ada perubahan antara sebelum dan sesudah hamil
g. Pola hidup sehat
1) Merokok : ibu mengatakan bahwa suaminya biasanya
merokok namun ibu tidak merokok
2) Minuman beralkohol : ibu mengatakan tidak mengonsumsi alkohol
3) Obat-obatan : ibu mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan
kecuali dari dokter/bidan
4) Jamu : ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu
h. Psiko, social, spiritual
a) Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah
3) Hubungan dengan suami : baik
b) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : suami mengantar ibu saat
periksa kehamilan
c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu selalu membicarakan masalah tersebut dengan suami terlebih dahulu
d) Ibu tinggal serumah dengan : suami
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f) Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu saat diperiksa pada kunjungan ANC : suami
g) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan: tidak ada (-)
h) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Di Rumah Sakit
i) Penghasilan perbulan: Cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga ibu
dan suami
j) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan : -
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : puasa
Keluhan selama puasa : tidak ada (-)

2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan : .


 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : .................................................................................
i. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah mengetahui mual muntah karena
kehamilan

III. DATA OBYEKTIF:

1. PEMERIKSAAN FISIK:

a. Pemeriksaan Umum:

Keadaan umum :Baik Tensi :115/71 mmHg

Kesadaran :Composmentis Nadi :84 x/mnt

BB Sebelum/Selama :59 kg Suhu /T :36 °C

TB :156 cm RR :24 x/mnt

LILA :24 cm
b. Status present

Kepala : distribusi rambut merata, hitam, bersih

Mata : cekung, konjungtiva merah muda dan sklera putih

Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip

Mulut : warna bibir merah muda, tidak ada stomatitis

Telinga : simetris, tidak ada serumen

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid vena jugularis

Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Dada : simetris, tidak ada masa, tidak ada tarikan dinding dada

Perut : tidak ada nyeri tekan

Lipat paha : tidak dilakukan pemeriksaan

Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas : tidak oedema, kuku tidak pucat, tidak ada varises

Punggung : tidak ada kelainan pada tulang belakang

Anus : tidak ada hemoroid

c. Status Obstetrik

1. Inspeksi:

Muka : tidak ada oedema, tidak pucat tidak sianosis

Mamae : simetris, puting menonjol, areola menghitam

Abdomen : terdapat linea nigra, tidak ada striae

Vulva : tidak dilakukan pemeriksaan


2. Palpasi

Leoplod I : teraba Ball (+)

Leoplod II : belum teraba

Leoplod III: belum teraba

Leoplod IV: belum teraba

TFU: 2 jari dibawah pusat

TBJ: 150 gram

3. DJJ :147x/menit

4. Reflek patella: +/+

2. Pemeriksaan penunjang: Tanggal 5 April di Puskesmas

Hb : 13,3 gr/dl

Gds : 88 mg/dL

HbSAg : Negatif (-)

Sifilis : Negatif (-)

HIV : Negatif (-)

IV. ANALISA

Ny. S usia 28 tahun G1P0A0 umur kehamilan 17 minggu janin hidup intra uteri normal

V. PENATALAKSANAAN

1. Ibu diberi penjelasan berbagai perubahan fisiologis selama trimester 2 antara lain perut
makin membesar, payudara makin membesar, sakit punggung, merasakan pergerakan bayi
dalam kandungan, perubahan pada kulit seperti linea nigra/garis gelap dari pusar ke
kemaluan, stretch mark di perut.
Hasil : Ibu mengerti dan menerima perubahan yang akan terjadi pada dirinya
2. Ibu disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan aneka nutrisi
seperti zat besi, asam folat, protein, kalsium, magnesium, dan vitamin D
Hasil : Ibu akan mengonsumsi makanan dan minuman bernutrisi
3. Menganjurkan Ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi pada tanggal 5 Mei
2022 atau bila ada keluhan dipersilahkan untuk memeriksakan kehamilannya
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi

Pembimbing Klinik Semarang, 14 April 2022


Praktikan

Fany Ummy Fadhillah, A.Md.Keb Sevilla Aulia Putri


NIP. 199507312019022006 NIM. P1337424120017
Mengetahui
Pembimbing Akademik

dr. Runjati,M.Mid
NIP. 197411141998032001
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengkajian, melakukan analisa dan melakukan planning, didapatkan


hasil yaitu ibu menyatakan namanya Ny. S berusia 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan 17
minggu datang dengan tujuan ingin cek laborat dengan kehamilan tanpa keluhan. Setelah
dilakukan pemeriksaan untuk data obyektif Ny. S ditemukan tanda-tanda vital Ny. S TD :
115/71 mmHg, Nadi 84 x /menit, Suhu /T : 360 C, RR 24 x/menit.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ny. S hamil dengan kondisi normal,
Maka dari itu dilakukan planning untuk pemenuhan kebutuhan ANC pada kehamilan
trimester 2 yaitu penjelasan berbagai perubahan fisiologis selama trimester 2 antara lain
perut makin membesar, payudara makin membesar, merasakan pergerakan bayi dalam
kandungan, perubahan pada kulit seperti linea nigra/garis gelap dari pusar ke kemaluan,
stretch mark di perut, anjuran untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan
aneka nutrisi seperti zat besi, asam folat, protein, kalsium, magnesium, dan vitamin D.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di
lahan praktik.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Trimester kedua kehamilan terjadi pada minggu ke 13-24 kehamilan. Pada trimester
ini, organ vital bayi seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan otak sudah lebih berkembang,
sehingga ukurannya menjadi lebih besar. Bayi juga mulai bisa mendengar suara dan
menelan. Rambut-rambut kecil bayi akan mulai tumbuh dan tubuhnya juga sudah bisa
melakukan gerakan-gerakan kecil.
Hal yang perlu dilakukan Ibu hamil pada trimester 2 agar menjaga kesehatan selama
hamil adalah menjaga cakupan nutrisi serta rutin melaksanakan ANC di fasilitas kesehatan.
ANC (Antenatal Care) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang komponen-komponenya
meliputi diagnosis dan manajemen dini kehamilan, penilaian dan evaluasi kesejahteraan
wanita, penilaian dan evaluasi kesejahteraan janin, pengurangan ketidaknyamanan umum
pada ibu hamil, anticipatory guidence dan instruksi, serta skrining komplikasi maternal dan
fetal (Hani, 2011). Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran
dan memberikan pendidikan.Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah
tetap berjalan normal selama 15 kehamilan (Pusdiknakes, 2013).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ny. P hamil dengan kondisi normal, Maka dari itu
untuk pemenuhan kebutuhan ANC pada kehamilan trimester 2 dilakukan penjelasan
berbagai perubahan fisiologis selama trimester 2 antara lain perut makin membesar,
payudara makin membesar, merasakan pergerakan bayi dalam kandungan, perubahan pada
kulit seperti linea nigra/garis gelap dari pusar ke kemaluan, stretch mark di perut, anjuran
untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan aneka nutrisi seperti zat besi,
asam folat, protein, kalsium, magnesium, dan vitamin D. Pada langkah ini tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan praktik.

2. Saran
1. Ibu sebaiknya lebih rutin periksa ke pelayanan faskes yang lebih memadai dan dapat
menerima perubahan yang terjadi pada dirinya selama kehamilan trimester 2 ini
2. Mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan mengenai mengonsumsi makanan dan
minuman yang kaya akan aneka nutrisi seperti zat besi, asam folat, protein, kalsium,
magnesium, dan vitamin D
3. Ibu sebaiknya tetap memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, istirahat yang cukup serta olahraga
yang ringan
DAFTAR PUSTAKA

Hani, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Jannah, N. (2012). Buku ajar Asuhan Kebidanan : Kehamilan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Kusmiyati, Y. (2011). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya.
Manuaba, dkk. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.
Marmi. (2014). Asuhan kebidanan pada masa antenatal. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Muslihatun, dkk. (2010). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka .
Romauli, S. (2015). Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rukiyah, dkk. (2013). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: CV. Trans Info Media.
Saifuddin, A. b. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistiyawati, A. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Walyani, E. S. (2014). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Widatiningsih & Dewi. (2017). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Transmedika.

Anda mungkin juga menyukai