Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup
sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat
dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat.
Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian
ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe methorhood yang berupa 6 pilar sebagai
realisasi kerja, antara lain :
1. Pelayanan keluarga berencana
2. Asuhan antenatal
3. Persalinan bersih dan aman
4. Pelayanan obsetrik neonatal
5. Pelayanan kesehatan dasar
6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah kesehatan dapat timbul,
berupa masalah KIA/KB, KELING. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak,
baik individu maupun kelompok. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah
suatu atap dalam keadaan saling keterganntungan ( Depkes RI,1998).Pembangunan keluarga dan
masyakat merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Dimana keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, maka untuk membina
masyarakat serta dalam pembinaan yang dimulai dan ditujukan kepada keluarga-
keluarga yangmerupakan unsure dari masyarakat,karena di dalam keluarga terdapat
prilaku yang mendukung kesehatan maupun yang bertolak belakang dari kesehatan.
Jika prilaku kesehatan tersebut mendukung kesehatan maka akan tercipta suatu
masyarakat yang sehat, tetapi sebaliknya jika tidak ditanamkan pendidikan tentang
kesehatan maka potensial pada keadaan tidak sehat pada masyarakat akan tinggi.
Usaha untuk meningkatkan suatau kesehatan pada keluarga di perlukan suatu bentuk
manajemen yang ditunjukkan khusus pada keluarga,agar keluarga bisa meningkatkan

1
2
mutu pelayanan dan mendekati pelayanan kepada masyarakat. Selain lebih bisa
menekankan upaya promotif dan preventif, manajemen kebidanan keluarga juga lebih
cepat dan mudah dalam melakukan deteksi dini hal-hal yang mengarah pada patologi.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. Y pada RT. 02 RW. 05 Desa
Pandanwangi Kecamatan Blimbing Malang sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan
komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga mencapai derajat kesehatan
yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada
keluarga.
b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah
d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah
e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehat
1.3 Metode
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik yang
menggunakan metode wawancara dan pendataan.

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan ini terdiri dari 5 Bab, adapun sistematika penulisan dari masing-masing
Bab, sebagai berikut :
1. BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode
D. Sistematika Penulisan
2. BAB II : LANDASAN TEORI
A. Konsep Komunitas
B. Konsep Keluarga
2
3
C. Masalah Utama
D. Manajemen Asuhan kebidanan
- Manajemen Asuhan Kebidanan Pada keluarga Tn.H
- Manajemen Asuhan Kebidanan Pada An.A
3. BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Intervensi
4. BAB IV : PEMBAHASAN
5. BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
4
BAB II
TIN JAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kebidanan Komunitas


Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal
dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus
serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan kebidanan sendiri
mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana kebidanan
komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan
bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan
ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari
keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis.
Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas
adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta
teknologi. Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan
kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana.
2.2. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala
rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes.
RI. 1998 dan Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).
2. Struktur keluarga
a. Patrilineal

4
5
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, seadarah dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri struktur keluarga
a. Terorganisasi
b. Ada keterbatasan
c. Ada perbedaan dan kekhususan
4. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam suatu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya
e. Ada pengambilan keputusan
f. Kerjasama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah
5. Ciri-ciri keluarga Indonesia
a. Suami sebagai pengambil keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambil keputusan
f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g. Ikatan kekeluargaan sangat erat
5
6
h. Mempunyai semangat gotong royong
6. Tipe atau bentuk keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (exended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami yang hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family)
karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti
dengan adat istiadat yang sangat kuat.
7. Perawatan kesehatan keluarga
Adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan
sebagai sasaran.
8. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
 Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalarn keluarga adalah pihak Ayah.
 Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak Ibu.
 Equlitarian, yang memegang dalam keluarga adalah Ayah dan Ibu
9.Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai benikut:
 Fungsi Biologis
a.Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak

6
7
c.Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan rnerawat anggota keluarga.
 Fungsi Psikologis
a.Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c.Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan Identitas anggota keluarga.
 Fungsi Sosialisasi
a.Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma penilaku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c.Meneruskan nilai-nilai hudaya keluarga.
 Fungsi Ekonomi
a.Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk mernenuhi kebutuhan
keluarga.
c.Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
 Fungsi Pendidikan
a.Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
c.Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut:
1. Fungsi Pendidikan. Dalarn hal ini tugas keluarga adalah mendidik
dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila
kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi
ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

7
8
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dan tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan
merasa aman.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain
dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragarna, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan
lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV
bersarna, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokok kelurga terhadap keluarga lainnya, yaitu:
1. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan,pada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia
dan kebutuhannya.
2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik
fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
10. Tugas-tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
 Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

8
9
 Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
 Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
 Sosialisasi antar anggota keluarga
 Pengaturan jumlah anggota keluarga
 Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
 Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
 Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

2.3. Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga


 Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. “Y”
Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan. Manajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan
dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan
tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu
identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan
serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam
menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan
komuniti (J.H. Syahlan, 1996).
I. Pengkajian (Pengumpulan data dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien.
A. Data Subyektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien.
a. Nama Keluarga
Nama jelas dan lengkap, bila perlu panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam
memberikan penanganan
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko-resiko yang timbul dalam keluarga
tersebut.

9
10
c. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untukmengetahui sejauh-mana ringkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
d. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkatsosial ekonominya, karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
e. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan\
f. Komposisi Keluarga
Nama Jenis Hubungan Tempat / Pendidikan Pekerjaan Keadaan
Kelamin Keluarga Tanggal Sehat
Lahir

g. Tipe dan Bentuk Keluarga


a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (exended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (sereal family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami yang hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cahabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
h. Latar Belakang Kebudayaan (ras/etnik)
10
11
i. Agama (dicatat adakah perbedaan agama masing-masing anggota keluarga)
2. Tahap Perkembangan dan Riwayat keluarga
 Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
- Tahap pembentukan keluarga
- Tahap menjelang kelahiran anak
- Tahap menghadapi bayi
- Tahap menghadapi anak prasekolah
- Tahap menghadapi anak remaja
- Tahap melepaskan anak ke masayarakat
- Tahap berdua kembali
- Tahap masa tua
- Tahap meninggal dunia
 Jangkauan Pencapaian tahap perkembangan saat ini
 Riwayat Asal kedua orang tua, kepala keluarga dan anggotanya ( genogram )
3. Data Lingkungan
 Karakteristik rumah
 Karakterisitik Lingkungan sekitar rumah termasuk sarana dapur, air bersih/minum,
pembuangan sampah, jamban keluarga dll dan kondisimasyarakat sekitar (yang
berpengaruh terhadap kesehatan).
 Mobilitas geografi keluarga
 Jaringan dukungan social keluarga
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi
 Jangkauan komunikasi fungsional
 Tipe Komunikasi Disfungsional
b. Struktur Kekuasaan
 Proses Pengambilan keputusan
 Faktor yang mempengaruhi kekuasaan
 Pengambilan Keputusan (yang dominan)
c. Struktur Peran
 Struktur peran formal
 Struktur peran informal
 Faktor yang mempengaruhi struktur peran
5. Fungsi-fungsi Keluarga

11
12
a. Fungsi Afektif
 Keakraban/kerengangan hubungan inter keluarga
b. Fungsi Ekonomis
 Pekerjaan, tempat kerja, jam kerja dan penghasilan, tiap anggota keluarga yang
bekerja
 Kecukupan sumber ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan keluarga
 Penentu Pengaturan keuangan keluarga
c. Fungsi sosialisasi
 Praktek pengasuhan anak
- Siapa pelaku sosialisasi anak baik intern maupun ekstern
- Nilai anak dalam keluarga
- Perilaku yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
- Kesesuaian lingkungan rumah terhadap kebutuhan bermain anak
d. Fungsi perawatan kesehatan
 Keyakinan dan pengertian kesehatan
 Perilaku kesehatan (baik yang menunjang maupun yang menghambat)
 Status kesehatan dan kerentanan terhadap sakit yang diketahui oleh keluarga
 Praktek pemenuhan kebutuhan diet (makan minum) keluarga (bayi, anak dan
dewasa)
 Kebiasaan tidur dan istirahat (tiap anggota keluarga)
 Kebiasaan latihan / olahraga dan rekreasi bagi keluarga
 Kebiasaan penggunaan obat (bebas, resep, tradisional)
 Praktek dalam perawatan diri (personal hygiene)
 Cara preventif berdasarkan medis yang dilakukan keluarga
 Riwayat kesehatan keluarga (tiap anggota keluarga, baik saat ini maupun yang lalu)
 Layanan kesehatan yang biasa diterima / didapatkan keluarga
 Persepsi keluarga terhadap layanan kesehatan (termasuk layanan darurat)
 Sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan
6. Coping Keluarga
a. Stresor-stresor keluarga jangka panjang dan jangka pendek
b. Strategi coping dalam menghadapi stress intern maupun ekstern

12
13
 PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah merupakan langkah selanjutnya setelah masalah ditemukan dan
ditentukan keluarga bersama dengan tenaga kesehatan yaitu Bidan. Prioritas disusun karena
tidak memungkinkanya menyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga Tn. Y secara
bersama-sama. Oleh karena itu prioritas disusun untuk menentukan tingkatan permasalahan
agar penyelesaian lebih terfokus dan sesuai sasaran serta harapan.

 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PRIORITAS MASALAH:


1. Tidak mungkin masalah kesehatan dalam lingkungan dan masyarakat dapat diatasi
sekaligus
2. Perlu mempertimbangkan masalah kesehatan yang dapat mengancam kehidupan
keluarga dan masyarakat
3. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah kesehatan sangat penting
4. Sumber daya keluarga dan masyarakat dalam menunjang pemecahan masalah
5. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga dan masyarakat

 KRITERIA PRIORITAS MASALAH


1. SIFAT MASALAH
 Ancaman Kesehatan : jika tidak ditanggulangi akan terjadi sakit
 Tidak / kurang Sehat : sudah terjadi penyakit
 Situasi Masalah : masyarakat mengetahui tapi perilaku tidak
dilaksanakan
2. KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH

Kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi atau mencegah masalah-


masalah bila dilakukan intervensi dalam bidang kesehatan
Faktor-Faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah :
 Pengetahuan, Tekhnologi, dan tindakan untuk menangani masalah
 Sumberdaya keluarga, masyarakat kebidanan
3. POTENSI MASALAH UNTUK DICEGAH

Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau
dicegah melalui tindakan kebidanan.
 Kesulitan Masalah : berhubungan dengan beratnya penyakit
 Lamanya : berhubungan dengan jangka waktu terjadinya masalah
 Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan dalam rangka meningkatkan derajad
kesehatan
 Adanya kelompok yang peka terhadap masalah.
4. MENONJOLNYA MASALAH
13
14
 Masalah berat harus segera ditangani
 Masalah yang tidak perlu segera ditangani
 Masalah tidak dirasakan

 SKALA PRIORITAS DALAM MENYUSUN MASALAH KESEHATAN

KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat Masalah 1

Skala : Ancaman kesehatan 2


Tidak / kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungkinan Masalah Dapat Diubah 2

Skala : Dengan Masalah 2


Hanya Sebagian 1
Tidak Dapat 0
3. Potensi Masalah untuk Dirubah 1

Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah 1

Skala : Masalah Berat harus ditangani 2


Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

SKORING :
Nilai
X Bobot
Angka Tertinggi
Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot

14
15

II. Identifikasi diagnosa dan masalah


Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui
identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desanya terutama yang
ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. Untuk itu bidan melakukan pengumpulan data
dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung ke
masyarkaat (data obyektif).
a. Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dai masyarakat.
Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui wawancara. Untuk mengetahui keadaan dan
masalah kesehatan masyarakat dilakukan wawancara terhadap individu atau kelompok yang
mewakili masyarakat.
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan
catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan. Kegiatan dilakukan oleh bidan dalam
pengumpulan data obyektif ini ialah pengumpulan data atau catatan tentang keadaan
kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
 Analisa dan perumusan masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis
tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di
komuniti. Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan
jawaban tentang :
a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan
sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum).
b. Masalah-masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita
c. Masalah-masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya
d. Faktor-faktor pendukung dan penghambat
Rumusan masalah dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup
masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.
 Perumusan masalah
Setelah data dianalisa selanjutnya di rumuskan masalah kesehatan
masyarakat. Rumusan masalah kesehatan masyrakat dapat menggambarkan
15
16
keadaan kesehatan dan status kesehatan masyarakat karena merupakan hasil daro
pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan,
lingkungan, norma, nila, kultur yang dianut oleh masyarakat tersebut. Dalam
penyusunan masalah kesehatan, seorang bidan harus selalu mengacu kepada
tipologi masalah kesehatan. Dalam tipologi masalah kesehatan masyarakat ada 3
kelompok masalah besar yaitu :
a. Ancaman kesehatan
Adalah keadaan yang dapat menngkatkan terjadi penyakit kecelakaan dan
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Termasuk dalam ancaman
kesehatan:
1) Penyakit keturunan seperti : diabetes mellitus, asma, brochial, dan lain-
lain
2) Masyarakat yangv menderita penyakit menular seperti TBC dan gonorea
3) Jumlah masyarakat yang terlalu besar dan tidak sesuai denga
kemampuan dan sumber daya keluarga.
4) Resiko terjadinya kecelakaan dalam masyarakat.
5) Kekurangan atau kelainan gizi dalam masyarakat
6) Keadaan yang dapat menimbulkan stress.
7) Santasi lingkunga yang kurang
8) Kebiasaan yag merugkan kesehatan seperti merokok, minum-minuman
keras.
9) Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
10) Riwayat persalnan yag sulit
b. Kurang dan tidak sehat
Adalah kegagalan dalam menetapkan kesehatan, Termasuk didalamnya:
1) Kecelakaan sakit
2) Kegagalan pertumbuahn dan perkembanga anak.
c. Situasi krisis
Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam
menyesuaika diri. Termasuk di dalamnya:
1) Perkawinan
2) Kehamilan
3) Persalinan
16
17
4) Masa nifas
5) Menjadi orang tua
6) Abortus
7) Anak masuk sekolah
8) Kehilangan pekerjaan
9) Kematian
10) Pindah rumah
11) Remaja

 Prioritas I : Diare

Dx : An. ......Usia .....bulan/tahun dengan gastro enteritis


Ds : -
Do : Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Wara Kulit : merah/pucat/ikterus
Turgor kulit : baik/jelek
Bayi/anak menangis kuat/lemah
Pemeriksaan TTV : Suhu (N 36,5-37,30 C)
RR (N 40-60 x/menit)
Nadi (N 100-140 x/menit)
BB : Normal sesuai usia dikaji untuk mengetahui keadaan/naik turunnya berat
badan bayi
 Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing
Dx : Ny. “G” usia 33 th GII P1001 Ab000 UK 12-14 minggu

Ds : Ibu mengatakan merasa pusing saat bangun tidur dan dari duduk
ke berdiri

Do: KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TP : 01 Januari 2012
TTV : TD : 110/70 mmHg

17
18
Nadi : 82x / menit
RR : 24x / menit
Suhu : tidak dilakukan
- Leopold : belum teraba.
- DJJ : belum terdengar.
- Hb : 12,4 gr/dl.
III. Rencana (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan
evaluasi atau Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulantindakan yang ditentukan badan
untuk dilaksanankan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
Langkah-langkah dalam pengembangan rencana :
a. Pengkajian
Dengan melakukan pengkajian , bidan akan dapat menentukan :
1)Masalah-masalah kesehatan keluarga
2) Kebutuhan – kebutuhan kesehatan keluarga
b. Penentuan sasaran
Sasaran adalah keadaan atau situasi yang diharapkan setelahb tindakan di
laksanakan. Sasaran merupakan tujuan dimana segala usaha diarahkan.
b. Perumusan tujuan
Tujuan merupakan perencanaan yang lebh terperinci tentang hasil. Tujuan akan
menentukan kriteria yang akan dipakai untuk menilai keberhasilan tindakan. Sedangkan
stansdar adalah suatu tndakan pelayanan yang diinginkan sesuai dengan criteria yang telah
ditentukan. Ada dua criteria ,yaitu criteria verbal atau criteria yang diucapkan oleh keluarga
dan criteria non verbal yaitu criteria yang dapat diamati atau dilihat. Rancana perencanaan
mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan yang diberiakan dan perbakan gizi yang dilaksanakan
dan dilakukan
2) Penyuluhan yag dberkan kepada kelompok ibu khusus untuk menjaga
kesehatan indivdu dari ibu dan bayi.
3) Penyuluhan yang disampaikan kepada keluarga yang terkait dengan perbaikan
lingkungan.
4) Dukungan yang diharapkan dar sector / instansi lain termasuk pimpinan dan
tokoh masyarakat serta organisasi masyarakat, kader kesehatan.
18
19
5) Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan bidan di komuntas mencakup rencana pelaksanaan yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dlam pelaksanaannya, bidan memonitor
perkembanga dan perubahan yang terjadi pada ibu, anak dan lingkungan. Tidak semua
upaya yang dilakukan akan mencapa hasil yang diharapkan , karena dalam pelaksanaan
tindakan jarang ditemukan masalah dan hambatan. Hal-hal yag perlu diperhatikan dalam
memberikan asuhan kebidanan:
a. Merangsang keluarga untuk mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan
mereka , melalui :
1) Memperluas pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan kesehatan 2) Membantu
keluarga melhat stuasi dan akibat dari situasi tersebut
3) Mengkaitkan kebutuhan keluarga dalam sasaran masyarakat
4) Mengembangkan sikap positif dalam masyarakat.
b. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan
1) Merundingkan denga masyarakat mengenai akbat-akibat jika mereka tdak mengambil
kegiatan.
2) Memperkenalkan kepada masyarakat tentag alternatif yang dapat dipilh dan sumber
yang diperlukan dalam melakukan tindakan.
3) Membandingkan dengan masyarakat akibat dari tindakan dan kemugkinan efek
samping yang mugkin timbul
c. Menumbuhkan kepercayaan masyaraka terhadap bidan.
1) Memberika asuhan kepada anggota keluarga yag sakit.
2) Mencari data untuk mengurangi acaman kesehata dan perkembangan kepribadian
anggotanya.
3) Membantu memperbaki fasilitas fisik rumah dengan menolong keluarga memperbaik
yang sudah ada.
4) Mengembangkan pola komunkasi dengan keluarga agar terjadi saling pengertian yang
mendalam.
5) Membantu keluarga mengembangka kesanggupan mereka dalam memenuh kebutuhan
psikososia.
6) Mencegah rintngan dalam mengadakan rujukan
7) Bidan harus mempunya pengetahuan yag luas tentang sumberdaya yang ada
dimasyarakat desa dan bagian cara memanfaatkannya.
19
20
PERENCANAAN
1. Prioritas I : Penyakit Diare
Dx : An. ......Usia .....bulan/tahun dengan gastro enteritis
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan BAB
berhenti dan keadaan umum bayi/anak membaik
Kriteria Hasil : Keadaan Umum : baik
TTV batas normal
BAB normal 1-2 x/harikonsistensi tidak cair
Berat badan bertambah
Intervensi :
- Jelaskan tentang tanda dan gejala diare
R/ agar pasien dan keluarga mengetahui sehingga lebih kooperatif
- Pantau intake dan output
R/ pengeluaran dapat melebihi masukan yang sebelumnya tidak mencukupi
untuk kompensasi kehilangan cairan
- Timbang BB setiap hari
R/ penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
- Berikan oralit setiap kali mencret
R/ mengurangi mencret
- Observasi tetesan cairan infus
R/ memantau terjadinya kemacetan infus
- Kolaborasi dengan tim dokter medis lain dalam pemberian terapi
R/ mempercepat proses penyembuhan
2. Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing
Dx : Ny. .. usia .. th G PAPIH Ab000 UK ... minggu
Tujuan : -Kehamilan berjalan normal tidak terjadi komplikasi.
-Ibu dan janin dalam keadaan baik.
Kriteria hasil : Ibu dan janin sehat
- KU : Baik
- TD : 100/70 – 130/90 mmHg
- RR : 20 - 25 x/menit
- Nadi : 80 x- 100x/menit
- TFU : sesuai usia kehamilan
20
21
- HB : > 11 gr/dl
- KSPR:
Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan bersalin dengan tenaga kesehatan
Intervensi : a. Anjurkan ibu istirahat dan tidur yang cukup dan juga mengurangi aktivitas
yang berat.
R/ Dengan mengurangi aktivitas yang berat kondisi kehamilan ibu akan lebih
terjaga dan dengan ibu beristirahat yang cukup akan membuat ibu lebih baik.
a. Anjurkan ibu teknik relaksasi.
R/ Teknik relaksasi dapat membuat ibu menjadi lebih baik karena dapat
memperlancar sirkulasi darah.
b. Jelaskan penanganan untuk mengurangi ketidaknyamanan.
R/ Ibu dapat mengatasi dan mengurangi ketidaknyamanan.
VI. Tindakan (implementasi)
Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan intervensi atau rencana yang ada.
 Prioritas I : Diare
Tanggal :
Jam : WIB
Dx : An. “...” umur ..... bulan/tahun dengan gastroenteritis
Implementasi :
1. Melakukan observasi TTV
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
3. Memberikan oralit setiap kali mencret dan susu LLM
4. Mengobservasi tetesan cairan infus
5. Memberi nutrisi yang cukup pada anak dengan memberi susu LLM
setiap kali lapar
6. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi.

Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing

Tanggal :
Jam : WIB
Dx : Ny. .. usia .. th G PAPIH Ab000 UK ... minggu

21
22
Implementasi :
a. Mengurangi aktivitas yang berat seperti mengangkat beban yang berat-berat,
mencuci, dll
Menganjurkan ibu istirahat dan tidur cukup
- Tidur siang : 1-2 jam
- Tidur malam : 7-8 jam
- Istirahat, dengan aktivitas ringan dan menenangkan seperti nonton TV
b. Mengajari ibu teknik relaksasi
- Atur posisi yang nyaman seperti duduk, bersila
- Ambil nafas perlahan melalui hidung lalu tahan dan hembuskan melalui
mulut dengan mengatup secara perlahan
- Lakukan teknik ini disaat senggang atau mulai pusing-pusing

VII. Evaluasi
Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan
yang ditetapkan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketetapan dan kesempurnaan antara
hasl yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Suatu kegiatan dikatakan berhasil
apabla evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang dcapai bukan berarti tidak
diperlukan pengkajian lebih lanjut. Bila kegatan berhasil mencapai tujuan, maka identifikasi
dilakukan dalam mengantsipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat
keberhasilan tersebut. Metode evaluasi yang digunakan dalam penulisan laporan adalah metode
evaluasi format SOAP sebagai berikut :
S: Subjektif adalah nformasi yang didapat dari Klien.
O: Objektif adalah nformasi yang didapat dari pengamatan.
A: Assesment adalah analisa masalah klien dan keluarga.
P : Planning adalah rencana tindakan yang akan diambil

 Prioritas I : Diare
Tanggal :
Jam : WIB
Dx : An. ......Usia .....bulan/tahun dengan gastro enteritis
S : ibu mengatakan anaknya dalam keadaaan sakit, ibu mengerti tentang
penjelasan yang telah diberikan oleh nakes
22
23
O : TTV dalam batas normal
- Mukosa mulut lembab
- UUB masih cekung
- nafsu makan membaik
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi dan Observasi
 Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing
Tanggal :
Jam : WIB
Dx : Ny. .. usia .. th G PAPIH Ab000 UK ... minggu
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang keadaan pusingnya
O : Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali informasi yang telah
disampaikan oleh bidan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kurangi aktivitas yang berat
- Anjurkan ibu istirahat dan tidur cukup
- Anjurkan teknik melahirkan
- Anjurkan ibu minum minuman hangat dan manis
2.4. Masalah Utama (Diare)
1. Pengertian
a. Diare adalah bentuk kotoran anak yang semula padat berubah menjadi lembek atau cair dan
buang air besar 3 kali atau lebih 24 jam (Buku KIA)
b. Diare adalah buang air besar (DEFEKASI) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100 – 200 ml/ jam tinja dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair
(setengah padat) dapat pula disertai frekuensi defkasi yang meningkat (Kapita Selecta
Kedokteran Jilid 1 : 501)
c. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO, 1980)
2. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala anak mederita penyakit diare adalah
a. Buang air besar encer atau cair 3 kali atau lebih dalam 24 jam
b. Tidak ada darah dalam BAB
3. Patofisiologi dan Patogenesis Diare
23
24
Peningkatan pengeluaran cairan dapat terjadi oleh karena :
a. Sekresi yang meningkat (secretory diarrhea) pada diare infeksi.
b.Osmotik oleh karena adanya bahan-bahan dalam lumen usus.
c. Motilitas usus yang meningkat.
4. Cara Pencegahan dan Penanganan Diare
a. Cara Pencegahan Diare
1) Pemberian hanya ASI saja pada bayi sampai usia 4 – 6 bulan
2) Mencuci tangan dengan sabun setelah berak dan sebelum memberi makan anak
3) Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya
4) Pembuangan tinja anak ditempat yang benar
5) Makanan dan minuman menggunakan air matang
b. Cara Penanganan Diare
1) Perbanyak pemberian minuman misalnya ASI, air matang, air syur, oralit
Cara pemberian oralit dan takarannya
Masukkan 1 bungkus oralit kedalam 1 gelas air (200 cc) yang sudah dimasuk atau air
minum dan aduk sampai rata
2) ASI tetap diberikanterutamapada bayi untuk anak yang tidak menetek. Pemberian
makanan lunak tetap diteruskan
3) Segera dibawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau bila ada
tanda-tanda :
a} Buang air besar encer berkali-kali
b} Muntah berulang-ulang
c} Rasa haus yang nyata
d} Demam
e} Makan / minum sedikit
f} Darah dalam tinja.
2 . 5 . K O N S E P M A N A J E M E N VA R N E Y
I. Pengkajian
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4
kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan,
kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku
kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat
24
25
berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang) ( Lab. FKUI, 1988). Sering terjadi
pada terutama usia 6 bulan sampai 3 tahun (WHO, 1995).
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obektif
disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian tanggal masuk rumah sakit dan jam
masuk rumah sakit.
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Anak
Nama Anak : untuk mengetahui identitas anak bahwa anak tersebut benar-benar
anak dari orang tuanya.
Usia : untuk mengetahui usia anak saat ini
Jenis Kelamin : untuk perbedaan jenis/gender
Anak Keberapa : untuk mengetahui anak tersebut anak kebera.
b. Biodata Orang Tua
Nama : Untuk mengenal/memanggil klien, serta sebagai penanggung jawab
terhadap anak. Serta menghindari terajdinya kekeliruan (Christina, 1993 :
41)
Agama : Perlu dicatat, karena hal ini sangat berpengaruh di dalam kehidupan
termasuk kesahatan, dan akan mudah dalam mengatasi masalah kesehatan
pasien.
(Modul pelatihan fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10).
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan suami berasal dan menentukan
cara pendekatan serta pemberian asuhan kepada anak
Pendidikan: Tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya di dalam tindakan asuhan
kebidanan selain itu anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien (anak)
yang tingkat pendidikannya tinggi. (Modul pelatihan fungsional bidan di
desa, Depkes RI : 10).
Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga
juga dapat mempengaruhi kesehatan. (Modul pelatihan fungsional bidan
di desa, Depkes RI : 10)
Penghasilan: Mengetahui taraf hidup ekonomi dan berkaitan dengan
status gizi pada anak.

25
26
Alamat : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan dapat
memberi petunjuk keadaan tempat tinggal pasien. (Modul pelatihan
fungsional bidan di desa, Depkes RI : 10)
2. Alasan Datang
Klien mengatakan ingin memeriksakan keadaan anaknya
3. Keluhan Utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984) Dimulai dengan
keluhan mual, muntah dan diare dengan volume yang banyak, suhu badan meningkat,
nyeri perut.
Klien mengatakan bahwa anaknya mencret sudah beberapa hari dan sehari bisa lebih dari 4
kali.
4. Riwayat Prenatal dan Neonatal
- Hamil
Ibu sudah hamil yang keberapa, ibu pada saat hamil tidak memiliki keluhan apa-apa,
periksa hamil kebidan minimal 4 kali selama kehamilan, mendapatkan tablet Fe dan
vitamin K
- Persalinan
Ibu melahirkan di bidan, dengan normal, dan tidak ada penyulit. Jenis kelamin anak
laki-laki/perempuan, berat badan normal (2500-4000 gram), panjang badan bayi normal
(45-53 cm).
- Neonatal
Jenis kelamin laki-laki/perempuan, berat badannya selama pertumbuhan selalu
meningkat, dan tidak pernah menderita sakit apa-apa.
5. Riwayat penyakit sekarang
Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat
disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.
Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan,
badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah. Skala/keparahan, kondisi lemah dapat
menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas sehari-hari. Terdapat beberapa keluhan,
permulaan mendadak disertai dengan muntah dan diare. Faeces dengan volume yang
26
27
banyak, konsistensi cair, muntah ringan atau sering dan anak gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat dan nafsu makan menurun. Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara
mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari,
diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984)
6. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Infeksi parenteral seperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA (Otitis Media Acut)
merupakan faktor predisposisi terjadinya diare (Lab IKA FKUA, 1984)
7. Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi Di berikan
BCG 7 hari setelah lahir
Hepatitis B Saat setelah lahir 1 bulan, 3 bulan
DPT 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Polio 7 hari setelah lahir, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Campak 9 bulan
Lain-lain -

8. Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal


a) Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama,
penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang
dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
b) Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi dan
maturitas organ vital .
c) Post Natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat
badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada
usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan
tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada
tubuh.
9. Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap
individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan
pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan
(Robert Priharjo, 1995).

27
28
TAHAPAN PERKEMBANGAN BALITA DAN ANAK
PRASEKOLAH
TAHAPAN PERKEMBANGAN MENURUT
UMUR PADA BALITA DAN ANAK
PRASEKOLAH

JENIS

KEMAMPUAN 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan 15 bulan 18 bulan 21 bulan 24 bulan


duduk berdiri berjalan
GERAK Tengkurap mempertahankan sendiri selama membungkuk berjalan tanpa berjalan mundur naik
mengangkat kepala tetap kemudian jatuh atau terhuyung-
KASAR koala tegak 1 detik berdiri kembali huyung 5 langkah tangga
kepala mengambil mengambil mempertemukan mengambil benda kecil menggelindingkan menumpuk
GERAK menoleh kiri menggenggam 2 benda benda kecil 2 benda dengan bola kearah 2 kubus
kedua
tangan dengan
pegang gerakan ibu jari dan
HALUS dan kanan Pensil benda meraup yang dipegang telunjuk/menjimpit sasaran
menyebut,
menengok menunjuk
mengeluarkan atau mengucap memanggil menunjuk/mengeluarkan mengucap 3 kata dengan
BICARA Mengoceh suara bereaksi 2 suku kata mama atau suara atau lebih yang benar
menyebu
menengok menunju
mengeluarkan atau mengucap 2 memanggil menunjuk/mengeluarkan mengucap 3 kata dengan
BICARA mengoceh suara bereaksi suku kata mama atau suara atau lebih yang benar
gembira bernada terhadap yang sama
tinggi atau suara ma..ma gembira terhadap apa bagian
dan BAHASA memekik pelan pa..pa da..da Papa yang diinginkan punya arti tubuh
tersenyum membedakan
melihat dan melihat mainan makan kue dengan bertepuk memegang cangkir atau meniru pekerjaan melepas
SOSIALISASI menatap lucu kering orang melambaikan gelang rumah baju
dan yang belum
KEMANDIRIAN Wajah Sendiri dikenal Tangan tangga

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang berhubungan
dengan distribusi penularan.
2. Lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah terkena
kuma penyebab diare.
3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak yangkurang
higienis dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
4. Persepsi keluarga
28
29
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan awal
atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang dimiliki
oleh anggota keluarga (orang tua).
Ibu dan keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti paru-paru, dan
penyakit kuning, dan didalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menurun
seperti kencing manis, asma dan darah tinggi.
1 Pola Kebiasaan Sehari-Hari
- Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya
diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi
hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi.
Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/
susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan
makananpadat atau makanan cair.
- Pola Eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung
secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK
perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
- Pola Istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare
yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
- Pola Aktifitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
8 Riwayat Psikologis dan Budaya
- Psikologis
Respon ibu dan keluarga terhadap bayinya merasa cemas dengan keadaan bayinya saat
ini.
- Sosial
Hubungan ibu dan anak baik, keluarga serta petugas kesehatan juga baik.
- Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termassuk makanan,
minum jamu, dan kebiasaan berobat jika sakit.
29
30
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/apatis/somnolen/delirium
Kemampuan Menghisap : kuat/lemah
Tangisan : kuat/lemah
Warna Kulit : merah/pucat/ikterus
Turgor Kulit : baik/tidak
Pemeriksaan TTV
Suhu : (36,5-37,30 C)
RR : (40-60 x/menit)
Nadi : (100-140 x/menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Rambut : bersih, hitam, warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala
kering,
Kepala : kesemitiras muka, cephal hematoma tidak ada, caput sucedum tidak ada,
pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung
Wajah : tidak pucat
Mata : Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek
mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada
keadaan diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil tidak
ada, mata cowong
Hidung : pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis
metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk
mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak adanya pernafasan
cuping hidung.
Telinga :adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada
kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan
terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)
Mulut : bibir kering, tidak pucat, tidak sianosis, tidak ada labioskiziz atau tidak
ada labiopalatoskizis, tidak ada muntah

30
31
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak tampak pembesaran
vena jugularis dan kelenjar limfe
Dada :simetris, tampak retraksi dada, bentuk simetris, ekspansi , retraksi
interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman
pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas inspirasi atau
ekspirasi.
Abdomen : tidak tampak benjolan abnormal
Ekstremitas
Atas :gerakan normal, aktif, tidak sindaktil, tidak polidaktil, kuku tidak
pucat, terpasang infus, Turgor berkurang
Bawah : gerakan normal, aktif, tidak sindaktil, tidak polidaktil, kuku tidak pucat,
tidak terpasang infus
Kulit : turgor baik (N : kembali setelah < 2 detik), tidak ada luka lecet, kulit
kering, sekresi sedikit
Anus : tidak imperforata, anus lecet

b. Palpasi
Dada : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan
Abdoment : tidak teraba benjolan abnormal, tidak teraba pembesaran hepar, tidak
ada nyeri tekan.

c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar suara wheezing maupun ronchi
Abdoment : terdengar bising usus

d. Perkusi
Abdomen : kembung
3.Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Tinja

Diperiksa dalam hal volume, warna dan konsistensinya serta diteliti adanya
mukus darah dan leukosit. Pada umumnya leukosit tidak dapat ditemukan jika diare
berhubungan dnegan penyakit usus halus. Tetapi ditemukan pada penderita
Salmonella, E. Coli, Enterovirus dan Shigelosis. Terdapatnya mukus yang berlebihan
dalam tinja menunjukkan kemungkinan adanya keradangan kolon. PH tinja yang

31
32
rendah menunjukkan adanya malabsorbsi HA, jika kadar glukosa tinja rendah / PH
kurang dari 5,5 maka penyebab diare bersifat tidak menular.
Makrokopis dan mikrokopis, Ph dan kadar gula jika diduga adanya intoleransi
gula (Sungar Intolerance) biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji
resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persistensi)
2) Pemeriksaan Asam Basa
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan
kompensasi alkalosis respiratorik.
3) Pemeriksaan Darah
Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, Lc, Ca dan
P serum apda diare yang disertai kejang). Pada diare dapat terjadi hiponatremia,
hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang.
4) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinum darah untuk mengetahui faal ginjal.
Duodoral intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kwantitatif dan
kwalitatif terutama diare kronik. Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad
renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif.
5) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta
seperti bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatran Anak.Hal : 286)
II. Identifikasi Diagnosa/Masalah
Dx : An. ......Usia .....bulan/tahun dengan gastro enteritis
Ds : -
Do : Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Wara Kulit : merah/pucat/ikterus
Turgor kulit : baik/jelek
Bayi/anak menangis kuat/lemah
Pemeriksaan TTV : Suhu (N 36,5-37,30 C)
RR (N 40-60 x/menit)
Nadi (N 100-140 x/menit)
BB : Normal sesuai usia dikaji untuk mengetahui keadaan/naik turunnya berat badan bayi
III. Antisipasi Masalah Potensial
32
33
 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hioertonik).
 Renjatan hipovolemik
 Hipokalemia (dengna gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, biodikardi, perubahan
elektrokardiogram).
 Hipoglikemia
 Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan definiensi enzim laktase.
 Kejang terjadi karena dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energy, protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)
(Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit.Hal: 225)

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Pemberian cairan dan nutrisi parenteal dilakukan pipanasogastrik untuk mengistirahatkan
pakreas dan mengatasi gejala usus paralitik.
Pengobatan komplikasi sistemik yang terjadi. Pemberian antibiotik untuk mengatasi komplikasi
sistemik dapat segera dimulai jika ditemukan tanda-tanda infeksi. Obat terpilihnya adalah
sefalospakin ganerasi baru. Untuk nekrosis pangkreas yang terinfeksi, dianjurkan obat dengan
penetrasi tinggi terjadinya pankreas seperti sproflaksasin, ofloksasin dan imipenem. Pemberian
propolaksis pada nekrosis aseptik belum terbukti bermanfaat.
Terapi simtomatis bila perlu diberikan polidin 50-100 mg drip/24 jam dapat diberikan
somatostalin 250 mg/jam apda kasus akut berat.

V. Intervensi
Tanggal : Jam :
Dx : An. ......Usia .....bulan/tahun dengan gastro enteritis
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan BAB berhenti dan keadaan
umum bayi/anak membaik
Kriteria Hasil : Keadaan Umum : baik
TTV batas normal
BAB normal 1-2 x/harikonsistensi tidak cair
Berat badan bertambah
Intervensi
1. Jelaskan tentang tanda dan gejala diare
R/ agar pasien dan keluarga mengetahui sehingga lebih kooperatif
2. Pantai intake dan output

33
34
R/ pengeluaran dapat melebihi masukan yang sebelumnya tidak mencukupi untuk kompensasi
kehilangan cairan
3. Timbang BB setiap hari
R/ penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
4. Berikan oralit setiap kali mencret
R/ mengurangi mencret
5. Observasi tetesan cairan infus
R/ memantau terajdinya kemacetan infus
6. Kolaborasi dengan tim dokter medis lain dalam pemberian terapi
R/ mempercepat proses penyembuhan
VI. Implementasi
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan intervensi atau rencana yang ada
Tanggal :
Jam : WIB
Dx : An. “...” umur ..... bulan/tahun dengan gastroenteritis
Implementasi :
1) Melakukan observasi TTV
2) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
3) Memberikan oralit setiap kali mencret dan susu LLM
4) Mengobservasi tetesan cairan infus
5) Memberi nutrisi yang cukup pada anak dengan memberi susu LLM setiap kali lapar
6) Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi

VII. Evaluasi
Tanggal :
Jam : WIB
Dx : An. ......Usia .....bulan/tahun dengan gastro enteritis
S : ibu mengatakan anaknya dalam keadaaan sakit, ibu mengerti tentang penjelasan
yang telah diberikan oleh nakes
O : TTV dalam batas normal
- Mukosa mulut lembab
- UUB masih cekung
- nafsu makan membaik
A : masalah teratasi sebagian

34
35
P : Lanjutkan Intervensi dan Observasi

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
Tn “ Y”

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 6 April 2011


Waktu : 18.30 WIB
Tempat : Rumah Tn. Y
Oleh : Nia Rosyidah Hanum
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Nama Keluarga

35
36
Nama : Tn. Y Nama Istri : Ny. G
Umur : 34 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Karyawati
Status perkawinan : Kawin Status perkawinan: Kawin
2. Alamat Keluarga
RT. 02 RW. 05 Desa Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kabupaten Malang.
3. Komposisi Keluarga ( termasuk genogram )
Nama Jenis Hubungan Tempat / Pendidikan Pekerjaan Keadaan
kelamin keluarga tanggal kesehatan
lahir
Yudha L Suami Malang, S1 Wiraswasta Sehat
14-06-1976
Gatri P Istri Bogor, 02- S1 Karyawati Sehat
11-1978
Maharani P Anak Malang, PAUD - Diare
03-02-2008
4. Genogram

Ayah ( Tn Y) Ibu ( Ny G

Keterangan :

: Anak yang dikaji ( anak pertama, anak “M” ).

5. Tipe dan bentuk keluarga

Tipe keluarga ini adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
6. Latar belakang kebudayaan ( ras / etnik )

36
37
Keluarga mengatakan semua berasal dari suku Jawa
7. Agama

Keluarga mengatakan semua anggota keluarga menganut agama Islam.

B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Tahap pembentukan keluarga

Keluarga mengatakan bahwa beliau nikah pada tahun 2007. Kemudian pada
tahun 2008 ibu melahirkan anak pertama yang bernama Maharani. Pada
tahun 2011 ibu mengandung anak kedua dengan usia kehamilan 12-14
minggu. Sehingga terbentuklah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan
1 anak.
b. Tahap menjelang kelahiran anak

Ibu mengatakan selain mempersiapkan fisik juga mempersiapkan mental. Ibu


selalu berdoa supaya kelahiran bayinya lancar.
c. Tahap menghadapi bayi

Ibu mengatakan mengasuh bayinya sendiri sejak dari lahir. Ibu tidak
mempunyai baby sister untuk mengasuh bayinya.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah

Keluarga mengatakan pada awal usia 3 tahun, anaknya yang pertama di


sekolahkan di Paud.
2. Jangkauan pencapaian tahap perkembangan saat ini

Keluarga mengatakan bahwa mereka mempunyai rencana ingin menyekolahkan


anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan beliau berharap selalu
dalam keadaan sehat bebas dari penyakit.
3. Riwayat asal kedua orang tua, kepala keluarga dan anggotanya ( genogram )

37
38
-----------------------------------

------------------------------------

Keterangan :
= orang tua dari kedua suami istri

= suami istri yang dikaji ( keluarga ).


C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah

Rumah milik sendiri. Jenis rumah permanen, atap dari genting lantainya ubin

III IV
VI Luas tanah : 60 m

II V
Keterangan :
I : ruang tamu
II, III, IV : ruang tidur
V : ruang keluarga
VI : dapur
2. Karakteristik lingkungan sekitar rumah termasuk sarana dapur, air bersih /
minum, pembuangan sampah, jamban keluarga dll dan kondisi masyarakat
sekitar ( yang berpengaruh terhadap kesehatan ).
 Lingkungan Rumah

Kebersihan rumah baik, ventilasi cukup, pencahayaan cukup, penerangan


rumah pada malam hari menggunakan listrik dan tidak ada cerobong
asap.
 Sumber air minum

38
39
Menggunakan sumur gali, keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak
berasa.
 Tempat pembuangan tinja

Keluarga mempunyai jamban pribadi, dan kondisi jambannya baik.

 Pembuangan sampah

Sampah dibuang di tempat sampah di depan rumah yang kemudian akan


diambil dan diangkut oleh petugas kebersihan.

3. Mobilitas geografi keluarga

Keluarga mengatakan dekat dengan sarana dan prasarana seperti pelayanan


kesehatan, pasar, mushola, sekolah dan perkampungan.
4. Jaringan dukungan sosial keluarga

Keluarga mengatakan Ibu kurang aktif mengikuti kegiatan pengajian ataupun


yang lainnya. Ayah aktif dalam kegiatan perkumpulan desa, Anak aktif dalam
perkumpulan bermain.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi :

Keluarga mengatakan bahwa semua anggota keluarga menggunakan bahasa


Jawa, tetapi ibu kadang-kadang menggunakan bahasa Jawa Indonesia .
2. Struktur Kekuasaan

Keluarga mengatakan bahwa Ayah sangat berperan dalam pengambilan


keputusan
3. Struktur Peran
 Struktur peran formal

Ayah adalah sebagai suami dan istri dan ayah bagi anak-anak berperan
sebagai pencari nafkah ,pendidik,pelindung dan pember rasa aman sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dar kelompok socialnya serta anggota
masyarakat dalam lingkungannya.

39
40
 Struktur peran informal

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga. Sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan social, serta sebagai
anggota masyarakat dan lingkungannya disamping itu juga ibu dapat peranan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga
Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai perkembangannya baik fisik,
sosial dan spiritual.

E. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif

Keluarga mengatakan bahwa hubungan antara suami dengan istri baik dan
harmonis, hubungan ayah dengan anak baik serta hubungan ibu dengan anak
juga baik. Orang tua memberikan kasih sayang kepada anaknya.
2. Fungsi Ekonomis

a. Penghasilan suami tiap bulan tidak tetap namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Keperluan belanja keluarga menjadi tanggung jawab
ibu dan istri.

b. Mencari sumber-sumber penghasilan keluarga untuk memenuh kebutuhan


keluarga

c. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuh kebutuhan


keluarga di masa yang akan datang.

3. Fungsi Sosialisasi
 Anak melaksanakan peranan psiko, social sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, social dan spiritual.
 Kehadiran anak sangat diharapkan
 Hubungan anak dengan anggota keluarga baik
 Anak diasuh sendiri oleh orangtua
 Orangtua memberikan pendidikan awal di rumah
4. Fungsi Perawatan Kesehatan

40
41
a. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas

b. Imunisasi lengkap

Jenis Di berikan
imunisasi
BCG 7 hari setelah lahir
Hepatitis B Saat setelah lahir 1 bulan, 3 bulan
DPT 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Polio 7 hari setelah lahir, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan
Campak 9 bulan

c. KB : Ibu ikut KB suntik 3 bulanan

d. Riwayat persalinan

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


Ke UK Penyulit Jenis Penolong Tempat Penyulit BB JK H/M Penyulit ASI
1 36 mggu - Spontan Bidan BPS - 3200 P H - 6 bulan

2 Hamil Ini

e. Keadaan gizi keluarga

Pertumbuhan fisik keluarga Tn. Y cukup, berat badan umumnya sesuai


dengan usia anak, secara sepintas anak tampak sehat.

f. Penyakit yang pernah diderita

Untuk sebelumnya anaknya Tn. Y juga menderita Tifoid

`g. Pengetahuan ibu

Ibu mengerti cara mengobati diare dengan obat tradisional

h. Kegiatan Sehari-hari

41
42
a. Kebiasaan tidur/ istirahat

1) Ayah tidak pernah tidur siang karena bekerja, malam dapat istirahat
cukup

2) Ibu tidak pernah siang, malam dapat istirahat cukup

3) Anak-anak siang tidur, malam istirahat cukup

b. Kebiasaan makan dan minum

Seluruh anggota keluarga makan 3 kali/hari dengan makanan


pokok nasi ditambah lauk pauk (tahu, tempe, kadang-kadang telur dan
ikan) serta sayur sayuran jarang diselang-seling dengan buah-buahan,
anak-anak sudah diberikan makan pengganti ASI yaitu pisang.

c. Penggunaan waktu senggang

Penggunaan waktu senggang oleh ibu digunakan untuk


membersihkan rumah dan mengurus keluarganya.

F. COPING KELUARGA

 Analisa Data
Dari analisa data masalah kesehatan yang dialami keluarga adalah lingkungan yang
bersih didukung oleh sosial ekonomi yang memadai dan pengetahuan tentang kesehatan
yang kurang. Dalam hal ini bidan perlu memberikan perawatan dan penyuluhan tentang
diare maupun kesehatan kehamilannya yang sekarang.
 Perumusan Masalah
Dari hasil analisa data timbul masalah pada keluarga yang disebabkan ketidaktahuan
keluarga dalam masalah kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Kehamilan dengan keluhan pusing
2. Diare

42
43
 Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarga Tn. Y maka perlu dilakukan
prioritas masalah yang ada sesuai dengan metode Hanlon kualitatif dengan USG
(Urgency/mendesak, Seriuousness/kegawatan, Growth/ perkembangan).

1. Kehamilan dengan keluhan pusing

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2. Kemungkinan ½x2 1 Adanya kemauan dari keluarga
masalah dapat untuk menghilangkan rasa
dirubah ketidaknyamanan tersebut
3. Potensi 1/3 x 1 1/3 Dengan penyuluhan tidak dapat
pencegahan membantu mengurangi keluhan
tersebut
4. Penonjolan 0/2 x 1 0 Kurangnya pengetahuan ibu
masalah tentang ketidaknyamanan saat
hamil trimester pertama
Total skor 2

2. Diare

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 3/3 x 1 1 Tidak / Kurang sehat
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Sumber dan tindakan dalam
masalah dapat memecahkan masalah dapat
dirubah dijangkau
3. Potensi 3/3 x 1 1 Dengan pola hidup sehat
pencegahan dan pemberian terapi

4. Penonjolan 2/2 x 1 1 Harus segera ditangani


masalah karena merupakan masalah
yang berat

Total Scor
5

Dari perhitungan diatas maka prioritas masalah yang harus diintervensi adalah :

43
44
1. Prioritas I : Diare

2. Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA dan MASALAH

1) Prioritas I : penyakit Diare

DS:

Ibu mengatakan anaknya BAB 6-8x sehari dengan konsistensi cair sejak 1 hari yang lalu.

DO:

-Keadaan umum : sedang

-Kesadaran : composmentis

-Tanda-tanda vital : Suhu : 37 0C

Nadi : 92 x/ menit

Respirasi : 30 x / menit

-Bibir : kering

-Anus : kemerahan, BAB > 3x/hari dengan konsistensi cair

2) Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing

Ds : Ibu mengeluh mengalami pusing saat bangun tidur dan dari duduk ke
berdiri.
Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TP : 4 April 2011
TTV : TD: 110/70 mmHg
N : 86x/menit,
S : 367 0C,
RR: 24x/menit
BB sebelum hamil : 56 kg

44
45
BB setelah hamil : 60 kg
III. PERENCANAAN

Prioritas I : Penyakit Diare

Dx : An. “ M”Usia 40 bulan dengan gastro enteritis


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan BAB berhenti dan keadaan
umum bayi/anak membaik
Kriteria Hasil : Keadaan Umum : baik
TTV batas normal
BAB normal 1-2 x/harikonsistensi tidak cair
Berat badan bertambah
Intervensi :
1. Jelaskan tentang tanda dan gejala diare
R/ agar pasien dan keluarga mengetahui sehingga lebih kooperatif
2. Pantau intake dan output
R/ pengeluaran dapat melebihi masukan yang sebelumnya tidak mencukupi
untuk kompensasi kehilangan cairan
3. Timbang BB setiap hari
R/ penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
4. Berikan oralit setiap kali mencret
R/ mengurangi mencret
5. Observasi tetesan cairan infus
R/ memantau terjadinya kemacetan infus
6. Kolaborasi dengan tim dokter medis lain dalam pemberian terapi

R/ mempercepat proses penyembuhan

Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing

Dx : Ny. “G” usia 33 th GII P1001 Ab000 UK 12-14 minggu


Tujuan : -Kehamilan berjalan normal tidak terjadi komplikasi.
-Ibu dan janin dalam keadaan baik.
Kriteria hasil : Ibu dan janin sehat

45
46
- KU : Baik
- TD : 100/70 – 130/90 mmHg
- RR : 20 - 25 x/menit
- Nadi : 80 x- 100x/menit
- TFU : sesuai usia kehamilan
- HB : > 11 gr/dl
- KSPR:
Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan bersalin dengan tenaga kesehatan
Intervensi : a. Anjurkan ibu istirahat dan tidur yang cukup dan juga mengurangi aktivitas
yang berat.
R/ Dengan mengurangi aktivitas yang berat kondisi kehamilan ibu akan lebih
terjaga dan dengan ibu beristirahat yang cukup akan membuat ibu lebih baik.
c. Anjurkan ibu teknik relaksasi.
R/ Teknik relaksasi dapat membuat ibu menjadi lebih baik karena dapat
memperlancar sirkulasi darah.
d. Jelaskan penanganan untuk mengurangi ketidaknyamanan.
R/ Ibu dapat mengatasi dan mengurangi ketidaknyamanan.
IV. IMPLEMENTASI

Tanggal :

Jam :

Prioritas I: penyakit Diare

1. Melakukan observasi TTV


2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
3. Memberikan oralit setiap kali mencret dan susu LLM
4. Mengobservasi tetesan cairan infus
5. Memberi nutrisi yang cukup pada anak dengan memberi susu LLM setiap kali
lapar
6. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian terapi

Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing

46
47
a. Mengurangi aktivitas yang berat seperti mengangkat beban yang berat-berat,
mencuci, dll
Menganjurkan ibu istirahat dan tidur cukup
- Tidur siang : 1-2 jam
- Tidur malam : 7-8 jam
- Istirahat, dengan aktivitas ringan dan menenangkan seperti nonton TV
b. Mengajari ibu teknik relaksasi
- Atur posisi yang nyaman seperti duduk, bersila
- Ambil nafas perlahan melalui hidung lalu tahan dan hembuskan melalui mulut
dengan mengatup secara perlahan
- Lakukan teknik ini disaat senggang atau mulai pusing-pusing
V. EVALUASI

Tanggal :

Jam :

Prioritas I : Penyakit Diare

S : ibu mengatakan anaknya dalam keadaaan sakit, ibu mengerti tentang penjelasan
yang telah diberikan oleh nakes
O : TTV dalam batas normal
- Mukosa mulut lembab
- UUB masih cekung
- nafsu makan membaik
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi dan Observasi

Prioritas II : Kehamilan dengan keluhan pusing

S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang keadaan pusingnya


O : Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali informasi yang telah disampaikan oleh
bidan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
47
48
- Kurangi aktivitas yang berat
- Anjurkan ibu istirahat dan tidur cukup
- Anjurkan teknik melahirkan
- Anjurkan ibu minum minuman hangat dan manis

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. “ M” USIA 40 BULAN


DENGAN DIARE

Tanggal : 06 Juli 2011


Waktu : 18.30 WIB
Tempat : Di Rumah Tn. Y
Oleh : Nia Rosyidah Hanum
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
48
49
Nama anak : An. M
Umur : 40 bln
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny. G Nama Bapak : Tn. Y
Umur : 33 Th Umur : 35 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Penghasilan : Rp.1.500.000 Penghasilan : Rp. 2.000.000
Status perkawinan : Syah Perkawinan ke : 1
Lama perkawinan : 4 Th
Alamat : Sulfat Utara RT.02 RW. 05 Kecamatan Blimbing Kabupaten Malang
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya BAB > 7x sehari dengan konsistensi cair sejak 1 hari yang lalu.
3. Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit kelainan darah seperti hemofilia
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit kelainan congenital
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit infeksi kronis seperti TBC
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus
- Ibu mengatakan anaknya tidak menderita retradasi mental.
4. Imunisasi yang didapat
- BCG : 1 kali
- Polio : 4 kali
- Hepatitis : 3 kali
- Campak : 1 kali
- DPT : 3 kali
5. Pola kebutuhan sehari-hari
Sebelum Sakit Selama Sakit
Makan : 3x/ hari Makan : 3 x/ hari
Porsi : 1 porsi kecil habis Porsi : 1 porsi kecil habis
Jenis : Susu formula, Nasi, Jenis : Susu formula, Nasi, lauk,
lauk,sayur, buah sayur, buah
Gangguan : tidak ada Gangguan : tidak ada

49
50
Minum : Minum :
Jenis : Susu formula, air putih Jenis : Susu formula, air putih
Gangguan : tidak ada Gangguan : tidak ada
6. Faktor sosial budaya
Ibu mengatakan tidak menganut adat istiadat setempat yang mempengaruhi perkembangan
anak
7. Kemampuan anak
Motorik Kasar : Berjalan sendiri tanpa jatuh
Motorik Halus : Mencoret-coret dengan alat tulis
Bahasa : Mengungkapkan keinginan secara sederhana
Perilaku Sosial : Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : sedang
- Tanda-tanda vital
Suhu : 37 oC
Nadi : 92 x/ menit
Respirasi : 30 x/ menit
c. Pemeriksaan antopometri
BB : 12 kg LIKA : 40 cm
PB : 105 cm LILA : 11 cm
d. Pemeriksaan Fisik
Kepala : tidak ada kelainan
Muka : simetris, tidak oedema
Mata : simetris
Mulut : simetris, mulut/bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi susu sudah tumbuh 1 buah
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada secret dan epitaksis
Telinga : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada secret
Kulit : kering, turgor baik
Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid
Aksila : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
e. Thorax anterior

50
51
Simetris, tidak ada retraksi sternal
f. Abdomen anterior
Tidak ada pembesaran hati dan limpa
g. Genetalia
Sesuai dengan jenis kelamin laki-laki festis sudah turun
h. Anus
Berlubang, kemerahan, BAB > 3x/hari dengan konsistensi cair
i. Ekstermitas atas dan bawah
Simetris, tidak ada oedema, dapat digerakkan bebas
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan
Rontgen : tidak dilakukan
USG : tidak dilakukan
II. IDENTIFIKASI DIGNOSA DAN MASALAH

a. Diagnosa
An. M umur 40 bulan jenis kelamin perempuan dengan DIARE
Data dasar:
Data S:
· Ibu mengatakan anaknya bernama “M” umur 40 bulan, jenis kelamin perempuan
· Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek, sulit makan dan disertai demam (kadang-kadang)
Data O
· Keadaan umum : cukup
· Kesadaran : composmentis
· Tanda-tanda vital :

Suhu : 37 0C
Nadi : 92 x/ menit
Respirasi : 30 x / menit
· Bibir : kering
· Anus : kemerahan, BAB > 7x/hari dengan konsistensi cair
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi diare dengan dehidrasi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

51
52
Amati tanda bahaya terjadinya dehidrasi .
1. Mata cekung
2. Demam
3. Anak tidak mampu minum, turgor kulit kurang
4. Sakit anak menjadi parah
V. INTERVENSI
Tanggal : 06 Juli 2011 jam : 18.30 WIB
Dx: An. M umur 40 bulan jenis kelamin perempuan dengan DIARE
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan BAB berhenti dan keadaan
umum anak membaik
Kriteria Hasil : Keadaan Umum : baik
TTV batas normal
BAB normal 1-2 x/harikonsistensi tidak cair
Berat badan bertambah
Intervensi :
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang keadaan anaknya sekarang
R/ : agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan anaknya sehingga ibu dan keluarga tidak
khawatir terhadap keadaan anaknya
2. Beritahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan obat-obatan dari warung
R/ : untuk menghindari terjadinya pemberian salah obat yang dapat memperparah penyakit
yang di derita anaknya
3. Beritahu ibu dan keluarga untuk memberikan obat dari Nakes pada anaknya dan apabila demam
kompres air hangat
R/ : untuk mempercepat penyembuhan serta mengurangi penyakit yang terjadi
4. Anjurkan ibu dan keluarga untuk minum air putih yang banyak
R/ : untuk menghindari terjadinya dehidrasi
5. Beritahu ibu dan keluarga tanda diare dan dehidrasi berat
R/ : untuk mempermudah penanganan penyakit dan deteksi dini terhadap penyakit tersebut
6. Anjurkan ibu dan keluarga memeriksakan anaknya kembali jika ada keluhan
R/ : untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan mendapatkan penanganan
segera
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 06 Juli 2011 jam : 19.00 WIB
52
53
Dx: An. M umur 40 bulan jenis kelamin perempuan dengan DIARE
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa anaknya menderita diare jadi ibu tidak perlu khawatir tapi
harus segera diberikan penanganan
2. Memberitahu ibu dan keluarga agar tidak memberikan obat-obatan dari warung karena diare
akan sembuh
3. Memberitahu ibu dan keluarga untuk memberikan obat dari Nakes apabila anaknya demam agar
mengompres dengan air hangat
4. Memberitahu ibu dan keluarga agar anaknya banyak minum air putih agar tidak dehidrasi.
5. Memberitahu ibu dan keluarga bahaya diare.
- penderita akan kehilangan cairan tubuh
- penderita tersebut menjadi lesu dan lemas
- penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak lagi
6. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memeriksakan anaknya kembali jika ada keluhan untuk
mendapatkan penanganan segera.
VII. EVALUASI
Tanggal : 06 Juli 2011 Jam : 19.30 WIB
Dx: An. M umur 40 bulan jenis kelamin perempuan dengan DIARE
S:
 Ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang sudah disampaikan.
 Ibu dan keluarga mengatakan tidak memberikan obat warung.
O:
 Ibu dan keluarga memberikan obat pada anaknya, obat yang diberikan oleh
Nakes saja.
 Ibu dan keluarga tahu bahaya diare.
 Ibu dan keluarga telah membawa anaknya ke dokter untuk memeriksakan
kondisi anaknya.
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
 Jaga pola makan anak
 Jaga kebersihan lingkungan
 Anjurkan semua keluarga makan-makanan yang bergizi.
 Minum obat secara teratur

53
54
 Kontrol ulang jika ada keluhan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “ G”


NY. “G” USIA 33 TH GII P1001 AB000 UK 12-14 MINGGU
DENGAN KELUHAN PUSING

I. PENGKAJIAN DATA
Hari/Tgl/Jam : Rabu / 6 Juli 2011
Jam : 18.30 WIB
Oleh Mahasiswa : Nia Rosyidah Hanum
A. Data Subyektif
i. Identitas/Biodata
Nama : Ny ”G” Nama suami : Tn ”Y”
Umur : 33 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
54
55
Penghasilan : Rp.1.500.000,00 Penghasilan : Rp. 2.000.000,00
Pendidikan : S1 Tamat Pendidikan : S1 Tamat
Alamat : Jl.Sufat Utara 2/5 Alamat : Jl.Sulfat Utara 2/5
ii. Keluhan utama
Ny ”G” mengatakan umur kehamilannya sekarang sudah 3 bulan dan akhir-akhir ini
sering pusing saat bangun tidur dan dari duduk ke berdiri.
iii. Riwayat kebidanan
1. Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : teratur (28 hari)
Banyaknya : 2-3x kotex/hari
Warnanya : merah segar
Baunya : tidak berbau menyengat
Keluhan : tidak ada
Fluoralbus : iya setelah menstruasi, tidak gatal, tidak berbau dan berwarna
jernih kental
HPHT : 03-04-2011 / TP : 10-01-2012
2. Riwayat pernikahan
-nikah ke :1
-status pernikahan : sah
-lama menikah : 4 tahun
3. Riwayat kehamilan dan nifas yang lalu
Suami Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
ke Ke Uk Penyulit Jenis PenolongTempatPenyulit BBL SeksH/MPenyulit ASI
1 1 40mg - spontan bidan BPS - 3,2kg ♂ H - 6 bln Suntik
eksklusif 3 bln
– 2 thn
1 2 Hamil ini
4. Riwayat kehamilan sekarang
ANC : Trimester I : ibu mengatakan saat kehamilannya mengeluh pusing saat
bangun tidur dan dari duduk ke berdiri.
Trimester II : -
Trimester III : -

55
56
Imunisasi TT : 2x, saat akan menikah dan saat awal kehamilan.
Penyuluhan yang pernah didapat :
Pada saat periksa kehamilan yang kedua ibu dihimbau untuk benyak
beristirahat.
iv. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit baik kronis maupun akut.
v. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan ayah dari ibu mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.
vi. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit akut atau kronis yang dapat
mengganggu kehamilannya.
vii. Pola kebiasaan sehari-hari
No. Kegiatan Sebelum Hamil Selama Hamil
1. Pola nutrisi Makan 3x sehari, porsi Makan 3x sehari, porsi
sedang, sayuran lauk kadang sedang, sayuran lauk
buah, minum susu, minum kadang buah, minum
air putih 7-8 gelas sehari susu, minum air putih 8-9
gelas sehari, dan lebih
sering nyemil/makan
makanan ringan.
2. Pola Tidur malam 7-8 jam, tidak Tidur malam 7-8 jam,
istirahat pernah tidur siang, dan tidak tidur siang  1jam, tidak
ada keluhan pada waktu tidur ada keluhan pada saat
tidur
3. Pola Aktivitas bekerja dan Aktivitas bekerja dan
aktivitas mengerjakan kegiatan rumah dirumah tiap hari
tangga secara rutin memasak, menyapu,
mencuci baju dan
mengepel.
4. Pola BAK 4-5 kali sehari, BAB BAK semakin sering 6-8
eliminasi 1hari sekali tiap pagi dan kali sehari, BAB 1 hari
tidak ada keluhan. sekali tiap pagi hari.
5. Pola Mandi 2x sehari ,ganti celana Mandi 2x sehari ,ganti
kebersihan dalam dan ganti baju setiap celana dalam dan ganti

56
57
habis mandi. Gosok gigi baju setiap habis mandi.
setiap mandi dan sebelum Gosok gigi setiap mandi
tidur. dan sebelum tidur.
6. Pola Melakukan aktivitas seksual Tidak pernah melakukan
seksual 3x dalam seminggu. aktivitas seksual
semenjak usia kehamilan
4 minggu.
7. Pola Tidak merokok,tidak Tidak merokok,tidak
kebiasaan mengkonsumsi jamu-jamuan, mengkonsumsi jamu-
lain tidak mengkonsumsi narkoba jamuan, tidak
dan tidak mengkonsumsi mengkonsumsi narkoba
alkohol. dan tidak mengkonsumsi
alkohol

viii. Keadaan psikososial dan budaya


a. Psikologis
- Ibu merasa senang dengan kehamilannya sekarang.
- Ibu, suami dan keluarga mengharapakan kehamilan ini.
b. Sosial
Hubungan ibu dengan suami harmonis. Hubungan dengan keluarga dan tetangga juga
baik.
c. Budaya
Selama hamil ibu tidak pantang makan dan selama hamil ibu menganut budaya
selamatan 3 bulanan. Budaya ini tidak menganggu kehamilannya.
d. Spiritual
Ibu dan anggota keluarganya beragama islam
B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum :
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
57
58
Suhu : Tidak dilakukan
- BB : sebelum hamil : 56 kg
selama hamil : 60 kg
- TB : 160 cm
- LILA : 28 cm
b. Pemeriksaan fisik :
> Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe maupun kutu
Rambut tidak rontok
Muka : tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : tidak ada pengeluaran secret
Mulut : bersih
bibir tidak pucat
ada karies gigi.
Telinga : tidak ada serumen
Tidak ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal
Hiperpigmentasi areola mammae, putting susu menonjol
Abdomen: pembesaran sesuai UK, tidak ada striae gravidarum
Tidak ada bekas operasi
Genetalia: tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas: Oedem -/-, varises -/-
> Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak nyeri saat ditekan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal
Payudara: ASI -/-, nyeri tekan (normal), tidak ada benjolan abnormal,
konsistensi kenyal.
Abdomen: Leopold I : tidak dilakukan.
Leopold II : tidak dilakukan
58
59
Leopold III: tidak dilakukan
Leopold IV: tidak dilakukan
> Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi atau weezing
Abdomen : bising usus (+)
> Perkusi :
Reflek patella positif / positif, dilakukan pada daerah tendon patella dengan
menggunakan hammer refleks.
C. Pemeriksaan panggul luar
Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan penunjang
- Hb : 12,4 gr/dl
- Golongan darah : B
- Protein : negatif (-)
- Reduksi : negatif (-)
E. Kesimpulan
Ny. “G” G1IPI00I UK 12-14 mgg, PP test (+), kesehatan normal, KU ibu cukup

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Tanggal/Jam :06 Juli 2011/18.30 WIB
Dx/Mx/Kebutuhan : Ny. “G” usia 33 th GII P1001 Ab000 UK 12-14 minggu
Data Dasar :
Ds : - Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua
- Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 04 April 2011.
- Ibu mengeluh mengalami pusing.
Do : KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TP : 4 Juli 2011
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82x / menit
RR : 24x / menit
Suhu : tidak dilakukan
- Leopold : belum teraba.
59
60
- DJJ : belum terdengar.
- Hb : 12,4 gr/dl.
Masalah
1.Pusing
Ds : Ibu mengeluh mengalami pusing saat bangun tidur dan dari duduk ke berdiri.
Do : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TP : 4 Juli 2011
TTV : TD: 110/70 mmHg
N : 86x/menit,
S : 367 0C,
RR: 24x/menit
BB sebelum hamil : 56 kg
BB setelah hamil : 60 kg

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


III.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
IV. INTERVENSI
Tanggal/Jam :06 Juli 2011/18.30 WIB
Dx/Mx/Kebutuhan : Ny. “G” usia 33 th GII P1001 Ab000 UK 12-14 minggu
Tujuan : -Kehamilan berjalan normal tidak terjadi komplikasi.
-Ibu dan janin dalam keadaan baik.
Kriteria hasil : Ibu dan janin sehat
- KU : Baik
- TD : 100/70 – 130/90 mmHg
- RR : 20 - 25 x/menit
- Nadi : 80 x- 100x/menit
- TFU : sesuai usia kehamilan
- HB : > 11 gr/dl
- KSPR:
Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan bersalin dengan tenaga kesehatan
Intervensi :
1. Jalin hubungan baik antara bidan dengan pasien dan keluarga.
60
61
R/ Dengan menjalin hubungan baik antara bidan dan pasien dan keluarga maka dapat
memperlancar tindakan dan bisa mempercepat proses perkembangan.
2. Kaji KSPR.
R/ Dengan mengkaji KSPR bidan dapat mengetahui keadaan ibu lebih lengkap dan lebih
jelas.
3. Beritahu tentang perubahan fisiologis pada kehamilan.
R/ Dengan mengetahui perubahan fisiologis kehamilan yang di alami ibu, ibu akan lebih
mene-rima perubahan tersebut.
4. Beritahu kepada ibu tentang ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester I.
R/ mengenai ketidaknyaman ibu hamil trimester I maka ibu akan lebih jelas dan paham serta
menerima ketidak nyamanan itu sebagai hal yang fisiologis dan akan hilang setelah persalinan
(seperti emosi, miksi, hiperpgimentasi).
5. Jelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
R/ agar ibu dapat segera ditangani sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat mengancam jiwa
ibu.
6. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang.
R/ memeriksakan diri secara rutin dapat mengetahui perkembangan kehamilan dan
mendeteksi komplikasi sedini mungkin .
Masalah
1.Pusing
Tujuan : Pusing pada ibu dapat teratasi dengan baik.
Kriteria hasil : - Ibu dapat beradaptasi dengan ketidaknyamanan
- Pengetahuan ibu bertambah
- KU : Baik
- TD : 100/70 – 130/90 mmHg
- RR : 20 - 25 x/menit
- Nadi : 80 x- 100x/menit
- TFU : sesuai usia kehamilan
- HB : > 11 gr/dl
Intervensi : a. Anjurkan ibu istirahat dan tidur yang cukup dan juga mengurangi aktivitas
yang berat.
R/ Dengan mengurangi aktivitas yang berat kondisi kehamilan ibu akan lebih
terjaga dan dengan ibu beristirahat yang cukup akan membuat ibu lebih baik.
61
62
e. Anjurkan ibu teknik relaksasi.
R/ Teknik relaksasi dapat membuat ibu menjadi lebih baik karena dapat
memperlancar sirkulasi darah.
f. Jelaskan penanganan untuk mengurangi ketidaknyamanan.
R/ Ibu dapat mengatasi dan mengurangi ketidaknyamanan.

III. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam :06 Juli 2011/18.45 WIB
Dx/Mx/Kebutuhan : Ny. “G” usia 33 th GII P1001 Ab000 UK 12-14 minggu
Implementasi :
1. menjalin hubungan baik dengan ibu dan keluarga untuk memperoleh komunikasi sehingga
mempercepat kesembuhan pasien .
2. Melakukan KSPR, jika skor KSPR lebih dari 6, ibu hendaknya bersalin dengan tenaga
kesehatan
Memberitahukan ibu tentang ketidak nyamanan ibu hamil trimester 1, seperti:
- Pusing
- Mual/muntah (emesis)
- Miksa
- Ngidam (pika), dl
Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda bahya kehamilan TM 1, seperti:
- Pusing berat
- Keluar bercak darah
- Demam tinggi
- Muntah terus dan tidak mau makan
Menganjurkan ibu kontrol / kunjungan ulang secara teratur:
- Kunjungan kehamilan minimal:
TM 1 : UK 0-12 minggu, 1x/bulan
TM II : UK 3-28 minggu, 2x/bulan
TM III : UK 29-33, 1x /minggu
UK 34-40, 1x/minggu
Masalah
1. Pusing
Implementasi:
62
63
a. Mengurangi aktivitas yang berat seperti mengangkat beban yang berat-berat, mencuci, dll
Menganjurkan ibu istirahat dan tidur cukup
- Tidur siang : 1-2 jam
- Tidur malam : 7-8 jam
- Istirahat, dengan aktivitas ringan dan menenangkan seperti nonton TV
b. Mengajari ibu teknik relaksasi
- Atur posisi yang nyaman seperti duduk, bersila
- Ambil nafas perlahan melalui hidung lalu tahan dan hembuskan melalui mulut dengan
mengatup secara perlahan
- Lakukan teknik ini disaat senggang atau mulai pusing-pusing
IV. EVALUASI
Tanggal / Jam : 06 Juli 2011/18.45 WIB
Diagnosa : Ny. “G” usia 33 th GII P1001 Ab000 UK 12-14 minggu
S : Ibu mengatakan umur kehamilannya sekarang 2 bulan, dan merasakan
Sering pusing akhir-akhir ini.
O : KU = baik
Kesadaran = composmentis
TTV:
TD: 120/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 367 0C
RR: 24x/menit
HB : 12,4 gr %
A : GIP0000 UK : 12-14 minggu
P : Lanjutkan intervensi

Masalah : Pusing
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang keadaan pusingnya
O : Ibu mengerti dan dapat mengulang kembali informasi yang telah disampaikan oleh
bidan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kurangi aktivitas yang berat
63
64
- Anjurkan ibu istirahat dan tidur cukup
- Anjurkan teknik melahirkan
- Anjurkan ibu minum minuman hangat dan makan makanan bergizi

64
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan studi kasus asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn. Y pada An.
M dengan keluhan utama BAB cair lebih dari 7x sehari di RT. 02 RW. 05 Desa Pandanwangi
Kecamatan Blimbing Kabupaten Malang antara teori yang telah didapat dengan praktik tidak
ada kesenjangan.

Setelah dilakukan studi kasus asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn. Y didapatkan
kesehatannya sudah tercapai serta telah memenuhi syarat kebersihan lingkungan, sehingga
hanya dibutuhkan penyuluhan terhadap Ny. G tentang cara mengatasi ketidaknyamanan yang
dialaminya. antara teori yang telah didapat dengan praktik tidak ada kesenjangan.

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan studi kasus asuhan kebidanan komunitas dan


mengadakan pembinaan kesehatan pada keluarga Tn. Y dapat ditarik kesimpulan bahwa
status kesehatan keluarga Tn. H cukup baik dan kesehatan pada ibu hamil sudah cukup
baik.

B. Saran
1. Institusi
Diharapkan Institusi lebih memberikan pengajaran yang lebih baik lagi kepada
mahasiswa, agar tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Masyarakat
Diharapkan ada peningkatan kemampuan masyarakat dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya.
3. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menyalurkan ilmunya yang didapatkan dalam teori
lebih baik lagi terhadap lahan praktek.

66
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika
Kusmiyati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Hani, Ummi dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis . Jakarta : Salemba
Medika
Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo . Jakarta : PT.
Bina Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan . Jakarta : EGC
Wibisono, Ayu Bulan. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. Jakarta : PT Agro Media
Pustaka
Wahidiyat, Iskandar. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: ECG
Mansyoer, Arif. 2000. Kapita Selecta Kedokteran. Jakarta: FKUI
Meilani, Niken : Komunitas. Yogyakarta. Fitramaya.2008.

67
68

Anda mungkin juga menyukai