Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE KEHAMILAN TRIMESTER II


DI PUSKESMAS PENAWANGAN II

NUR LAILA IZZATI


P1337424822259

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Kehamilan Trimester II di Puskesmas Penawangan II, telah


disahkan oleh pembimbing pada :

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Kehamilan yang telah


diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi
Pendidikan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang Tahun
2022.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Sarni, S.ST Nur Laila Izzati


NIP. 19691217 199003 2 003 NIM. P1337424822259

Pembimbing Institusi

Rizky Amelia, S.SiT.,M.Kes


NIP. 19810520 2002122 2 002
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan asuhan kebidanan
Kehamilan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas praktek kebidanan stage Kehamilan.
Dalam penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian laporan ini:
1. Ibu Rizky Amelia, S.SiT., M.Kes selaku pembimbing institusi Poltekkes Kemenkes
Semarang.
2. Ibu Sarni, S.ST., selaku pembimbing lahan praktik yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis selama praktik stage Kehamilan di Puskesmas
Penawangan II.
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga laporan ini
terselesaikan
4. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Grobogan, September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam Fatimah &
Nuryaningsih (2017), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir.
Peran bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah menghindari
terjadinya komplikasi bagi ibu maupun bayinya. Untuk mengurangi terjadinya
komplikasi atau resiko kehamilan tersebut maka perlu dilakukan ANC yang
berkualitas, terutama dalam penanganan ketidaknyamanan selama kehamilan.
Ketidaknyamanan ini bervariasi dari yang ringan hingga dapat mengganggu
aktifitas ibu sehari-hari. Ketidaknyamanan ini jika tidak dikelola dengan baik
dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin.
Secara fisik pada kehamilan terjadi perubahan yang dapat menyebabkan
ketidaknyaman. Perubahan dan ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil pasti
berbeda. Salah satu ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil adalah pusing.
Keluhan pusing yang darasakan oleh wanita hamil, disebabkan karena aliran
darah yang berusaha mengimbangi sirkulasi darah yang meningkat seiring
dengan pertumbuhan janin, ketika masuk trimester kedua kehamilan, rahim yang
membesar dapat menekan pembuluh darah, sehingga kepala terasa sakit atau
pusing. Pusing yang berkelanjutan berdampak pada gejala anemia, tekanan darah
yang naik turun, dehidrasi hingga sinkope (pingsan) (Puspitasari &
Indrianingrum, 2020).
Pada ibu hamil dengan pusing akan terjadi gangguan pola istirahat
sehingga aliran darah ibu ke bayi terganggu, selain itu ibu akan mengalami stres
(depresi) sehingga akan menyebabkan distres janin. Pusing yang terjadi pada
kehamilan trimester I dan II adalah keadaan fisiologis, kecuali pusing yang
dialami mengarah ke hipertensi,anemia, atau gejala lainnya (Puspitasari &
Indrianingrum, 2020).
Cara pengobatan untuk mengurangi dan menghilangkan sakit kepala
yang dibagi menjadi 2, pertama dengan pemberian terapi obat-obatan, kedua
dengan cara alternatif seperti pemberian aroma terapi, pijat relaksasi, kompres
panas- dingin. Pengobatan alternatif untuk obat yang dapat menyebabkan sakit
kepala, salah satunya adalah pijat relaksasi, pengobatan ini dilakukan dengan
cara melakukan pemijatan pada area temporalis, kepala, bahu dan punggung
dengan lembut (Jayanti & Mayasari, 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul “ Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan
Kehamilan Trimester II Pada Ibu dengan Pusing di Puskesmas Penawangan II”

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester II dengan Pusing
di Puskesmas Penawangan II?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan secara menyeluruh terhadap
kasus kebidanan pada Ibu hamil dengan pusing di Puskesmas Penawangan
II.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada ibu hamil trimester II
dengan pusing di Puskesmas Penawangan II
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada ibu hamil trimester II
dengan pusing di Puskesmas Penawangan II.
c. Mampu melakukan analisa pada ibu hamil trimester II dengan pusing di
Puskesmas Penawangan II.
d. Mampu melakuan tindakan yang akan dilakukan pada ibu hamil
trimester II dengan pusing di Puskesmas Penawangan II.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan mengamati suatu
permasalahan sehingga mendapat pengalaman yang nyata bagi penulis.
2. Bagi Akademik
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk laoran kasus berikutnya
sebagai wahana untuk menambah bahan kepustakaan
3. Bagi lahan penelitian
Dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan melaksanakan asuhan
kebidanan secara teori dan standart pelayanan yang berlaku.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam
Fatimah & Nuryaningsih (2017), Kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan
sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi
dan plasenta melalui jalan lahir.
Menurut Saefudin dalam Fatimah & Nuryaningsih (2017) definisi
dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Menurut Prawirohardjo dalam Fatimah & Nuryaningsih (2017)
kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I,
dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II,
dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-28minggu);
trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan (29-42minggu)
(Fatimah & Nuryaningsih, 2017).

b. Tanda Gejala Kehamilan


Menurut Yulizawati et al., (2021) tanda dan gejala kehamilan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1) Tanda dugaan hamil
Tanda dugaan hamil terbagi menjadi dua yaitu gejala subjektif
dan gejala objektif. Gejala subjektif didapatkan dari pengakuan
ibu/klien hasil anamnesa. Beberapa gejala subjektif adalah mual
muntah (morning sickness), gangguan miksuria, cepat lelah, terasa
gerakan janin. Tanda ini tidak dapat memastikan sebuah kehamilan
karena juga merupakan tanda gejala dari beberapa diagnosis lain
seperti anemia, infeksi saluran kemih dan psikosomatis karena
tingginya harapan ibu untuk hamil. Gejala objektif dikenal oleh ibu
yang sudah pernah mengalami kehamilan, yaitu seperti terlambat
menstruasi, perubahan pada mamae, pigmentasi kulit dan obdominal
striae.
2) Tanda tidak pasti hamil
Tanda tidak pasti hamil diantaranya adalah terjadinya
pembesaran abdomen, terjadi perubahan konsistensi bentuk dan
ukuran uterus, perubahan anatomi serviks. Selain itu terjadinya
braxton hicks dan munculnya tanda chadwick, piscasek dan tanda
hegar. Tanda chadwick adalah perubahan warna menjadi kebiruan
atau keunguan pada vulva, vagina dan serviks. Tanda piscacek
adalah pembesaran asimetri dan penonjolan pada salah satu kornu
pada pemeriksaan bimanual. Tanda hegar adalah pelunakan dan
kompresibilitas ismus serviks sehingga ujung-ujung jari seakan
dapat ditemukan apabila ismus ditekan dari arah yang berlawanan.
Ketiga tanda ini biasa terjadi pada masa kehamilan awal, namun
tidak dapat dijadikan tanda pasti kehamilan karena juga dapat
merupakan tanda patologi atau pertumbuhan tumor ada sistem
reproduksi.
3) Tanda pasti hamil
Tanda pasti hamil didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Tanda pasti hamil diantaranya adalah
terdengar detak jantung janin. Biasanya detak jantung janin mulai
bisa didengarkan pada usia kehamilan 16-20 minggu (doppler) atau
mulai terdengar usia kehamilan 14-16 minggu
(Ultrasonografi/USG). Tanda pasti hamil lainnya yaitu terasa
gerakan janin pada saat palpasi leopold, pada pemeriksaan USG
tampak kerangka, jantung dan gerak janin.

c. Tahapan/Patofisiologis Kehamilan
Menurut Fatimah & Nuryaningsih (2017) fisiologi kehamilan
dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Fertilisasi
Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula harus
melewati korona radiata dan zona pelusida. Enzim- enzim akrosom,
yang terpajan saat membran akrosom rusak saat sperma berkontak
dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat
terowongan menembus sawar-sawar protektif tersebut. Sperma
pertama yang mencapai ovum itu sendiri berfusi dengan membran
plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang
mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus
sperma lain (Fenomena Black To Polyspermy).
Kepala sperma yang berfusi tertarik dan ekor lenyap. Penetrasi
sperma ke dalam sitoplasma memicu pembelahan meiosis akhir
oosit sekunder. Nucleus sperma dan ovum menyatu membentuk
zigot lalu menjadi morula dan masuk uterus setelah uterus sudah
bisa dimasuki oleh morula, lalu manjadi blastokista dan terjadi
implantasi di dinding endometrium.
Fertilisasi berlangsung di oviduktus ketika telur yang dilepaskan
dan sperma yang diletakkan di vagina bertemu di tempat ini. Ovum
yang telah dibuahi mulai membelah diri secara mitosis. Dalam
waktu seminggu ovum tumbuh dan berdiferensiasi menjadi sebuah
blastokista yang dapat melakukan implantasi. Sementara itu,
endometrium telah mengalami peningkatan vaskularisasi dan
dipenuhi oleh simpanan glikogen di bawah pengaruh progesterone
fase luteal. Blastokista terbenam di lapisan yang telah dipersiapkan
tersebut melalui kerja enzim-enzim yang dikeluarkan oleh lapisan
luar blastokista. Enzim ini mencernakan jaringan endometrium kaya
nutrient, melaksanakan dua fungsi yaitu membuat lubang di
endometrium untuk implantasi blastokista sementara pada saat yang
sama membebaskan nutrient dari sel endometrium agar dapat
digunakan oleh mudigah yang sedang berkembang.
2) Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat selama
perjalannya dalam tuba falopii. Bila kelompok sel yang dsebut
sebagai morula mencapai cavum uteri maka terbentuklah ” inner
cell mass”. Pada stadium Blastosis, mass tersebut di bungkus
dengan sel trofoblas primitif. Didalam sel tersebut terjadi produksi
hormon secara aktif sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF
(early pregnancy factor) yang mencegah reaeksi hasil konsepsi.
Pada stadium ini, zygote harus mengadakan implantasi untuk
memperoleh nutrisi dan oksigen yang memadai. Terjadi
perkembangan “inner cell mass” kedalam lapisan ektodermal dan
endodermal. Diantara kedua lapisan tersebut terbentuk lapisan
mesodermal yang akan tumbuh keluar untuk membentuk mesoderm
ekstra embrionik. Pada stadium ini terbentuk 2 rongga yaitu “yolc
sac” dan cavum amnion. Kantung amnion berasal dari ektoderm dan
yolc sac dari endoderm. Pada stadium ini, cavum amnion masih
amat kecil. 2 rongga yang terbungkus oleh mesoderm bergerak
kearah blastosis. Batang mesodermal akan membentuk talipusat.
Area embrionik yang terdiri dari ektoderm – endoderm dan
mesoderm akan membentuk janin. Cavum anion semakin
berkembang sehingga mencapai sampai mencapai dinding blastosis.
Bagian dari Yolc sac tertutup dalam embrio dan sisanya membentuk
tabung yang akan menyatu dengan tangkai mesodermal.
3) Plasentasi
Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan demikian
membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis)
akan tertekan dan kehamilan akan semakin mengembang ke arah
dalam cavum uteri. Perkembangan desidua kapsularis secara
bertahap memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan
menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan.
Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion ini disebut
Chorion Laeve.
Pada sisi yang berlawanan, villi mengalami pertumbuhan dan
pembesaran dan disebut sebagai Chorion Frondusum. Dengan
semakin luasnya ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel
dengan desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi. Trofoblas
primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses
ini, kelenjar dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal
yang kecil akan mengalami dilatasi membentuk sinusoid. Trofoblas
mengembangkan lapisan seluler yang disebut sitotrofoblas dan
lapisan sinsitium yang disebut sinsitiotrofoblas. Struktur yang
disebut villi chorialis ini terendam dalam darah ibu.
Dengan kehamilan yang semakin lanjut, struktur viili chorialis
menjadi semakin komplek dan viili membelah dengan cepat untuk
membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa
umbilkalis membentuk percabangan yang berhubungan erat dengan
permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis
yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas
dalam darah ibu sehingga memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien
dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat pada jaringan
maternal dan disebut sebagai anchoring villi. Struktur dan hubungan
villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar
penampangnya.
Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara
vaskularisasi trofoblas dan maternal menjadi semakin erat.
Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis maternal yang
berasal dari ruang intervillous Perubahan fisiologi yang berakibat
dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium. Perubahan ini
berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam
vaskularisasi yang bersifat “ low resistance – high flow vascular
bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin intra uterin.
Dengan semakin lanjutnya kehamilan maka transfer nutrien – sisa
metabolisme – hormon dan CO serta O2 plasenta akan semakin
meningkat dimana struktur pemisah antara sirkulasi ibu dan anak
menjadi semakin tipis. Tidak ada hubungan langsung antara kedua
jenis sirkulasi dan “placental barrier” pada akhir kehamilan terletak
di microvilli sinsitiotrofoblas yang memperluas permukaan transfer
nutrien dan lain lain.
Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan mesoderm janin akan semakin
tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi. Plasenta yang sudah
terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm ± 500
gram. Talipusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya
terdapat ‘Wharton Jelly’yang bertindak sebagai pelindung arteri dan
vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat,
umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.
d. Perubahan Fisiologis Kehamilan
Menurut Sarwono (2005) dalam Fatimah & Nuryaningsih (2017),
perubahan fisiologis pada Ibu hamil antara lain :
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
Setelah kehamilan melebihi 12 minggu, uterus menjadi
terlalu besar untuk tetap berada di dalam panggul, sehingga
kemudian uterus melewati rongga panggul dan menempel ke
dinding abdomen anterior, menggeser usus ke lateral dan ke atas
dan terus naik sehingga mencapai hepar. Saat uterus naik terjadi
renggangan pada ligamentum latum dan ligamentum rotundum.
Pada Trimester II kehamilan, besar uterus bergantung pada
pertumbuhan janin dan ukuran hasil konsepsi lainnya seperti
plasenta dan cairan amnion, yang dapat dideteksi dengan
melakukan palpasi abdomen, yakni menemukan ukuran uterus
dan ukuran seharusnya berdasarkan usia gestasi (Bidan dan
Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).
Ukuran uteri dan fundus uteri yang diukur menggunakan
palpasi abdomen menurut Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia
(2018) yaitu:
(1) Kehamilan 16 minggu : pertengahan antara simfisis pusat
(2) Kehamilan 20 minggu : 3 jari di bawah pusat
(3) Kehamilan 24 minggu : Setinggi pusat
(4) Kehamilan 28 minggu : 3 jari di atas pusat
b) Vagina/Vulva
Pada ibu hamil vagina mengalami hipervaskularisasi
menimbulkan warna merah ungu kebiruan yang disebut tanda
Chadwick. Vagina ibu hamil berubah menjadi lebih asam,
keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi 6.5 sehingga
menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina
terutama infeksi jamur.
c) Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh
plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen.
Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi,
tidak terjadi siklus hormonal menstruasi (Tyastuti and
Wahyuningsi, 2016)
2) Payudara
Akibat pengaruh hormon estrogen maka dapat memacu
perkembangan duktus (saluran) air susu pada payudara, menimbulkan
penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
makin besar kemudian tekanan serat syaraf akibat penimbunan
lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
Sedangkan hormon progesterone menambah sel-sel asinus pada
payudara dan mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara,
serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Pada ibu hamil payudara
membesar, Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi,
Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola
mamae
3) Sistem perkemihan
Pada trimester II terjadi pembesaran uterus sehingga kandung
kemih terdorong ke arah anterior dan superior. Perpindahan ini
mengubah letak intravesikuler ureter (Bidan dan Dosen Kebidanan
Indonesia, 2018). Terjadi gerakan uriner ke kandung kemih yang
lebih lambat dan dapat meningkatkan kemungkinan pielovefritis.
Suplai darah ke kandung kemih meningkat dan pembesaran uterus
menekan kandung kemih dapat menyebabkan meningkatnya
berkemih (Syaiful and Fatmawati, 2019)
4) Sistem pencernaan
Pada trimester kedua kehamilan terjadi sulit buang air besar hal
ini dipengaruhi oleh karena peningkatan dari hormon progeseteron
yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien,
ditambah oleh penekanan rahim yang membesar di daerah perut,
selain itu konsumsi suplemen zat besi/kalsium yang tidak diserap
dengan baik oleh tubuh. Selain susah buang air besar, pada trimester
ini juga ketidaknyamanan yang muncul adalah panas di bagian perut.
Hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya tekanan akibat rahim
yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan
relaksasi otot saluran cerna sehinga mendorong asam lambung kearah
atas (Ramadhina Putri & Elba, 2019).
Pada trimester kedua ketidaknyamanan yang dirasakan lebih
mengarah pada gangguan pencernaan seperti sulit buang air besar,
perut kembung dan heartburn. Jika tidak ditangani secara benar, maka
gangguan ini akan bertambah buruk, misalnya pada heartburn dapat
mengganggu saat ibu tidur sehingga ibu tidak dapat beristirahat
dengan baik (Ramadhina Putri & Elba, 2019).
5) Sistem Kardiovaskuler
Terjadi retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah
jantung, Terjadi hemodilusi sehingga menyebabkan anemia relative,
hemoglobin turun sampai 10%, curah jantung bertambah 30-50%
maksimal akhir trimester I kemudian menetap sampai akhir
kehamilan, trimester kedua denyut jantung meningkat 10-15 kali
permenit, dapat juga timbul palpitasi, tekanan darah sistolik maupun
diastolik pada ibu hamil trimester I turun 5 sampai 10 mm Hg, hal ini
kemungkinan disebabkan karena terjadinya vasodilatasi perifer akibat
perubahan hormonal pada kehamilan kemudian tekanan darah akan
kembali normal pada trimester III kehamilan dan volume darah
maternal keseluruhan bertambah sampai 50% (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016).
6) Sistem Darah
Vasodilatasi perifer terjadi pada ibu hamil berguna untuk
mempertahankan tekanan darah supaya tetap normal meskipun
volume darah pada ibu hamil meningkat. Produksi sel darah merah
meningkat selama hamil, peningkatan sel darah merah tergantung
pada jumlah zat besi yang tersedia. Meskipun produksi sel darah
merah meningkat tetapi haemoglobin dan haematokrit menurun, hal
ini disebut anemia fisiologis. Ibu hamil trimester II mengalami
penurunan haemoglobin dan haematokrit yang cepat karena terjadi
ekspansi volume darah yang cepat. Penurunan Hb paling rendah pada
kehamilan 20 minggu kemudian meningkat sedikit sampai hamil
cukup bulan. Ibu hamil dikatakan anemi apabila Hb < 11 gram %
pada trimester I dan III, Hb < 10,5 gram % pada trimeter II (Tyastuti
and Wahyuningsih, 2016).

7) Sistem Intergumen
Ibu hamil sering mengalami perubahan pada kulit yaitu terjadi
hiperpigmentasi atau warna kulit kelihatan lebih gelap. Hal ini
disebabkan karena adanya peningkatan Melanosit Stimulating
Hormon (MSH). Hiperpigmentsi dapat terjadi pada muka, leher,
payudara, perut, lipat paha dan aksila. Hiperpigmentasi pada muka
disebut kloasma gravidarum biasanya timbul pada hidung, pipi dan
dahi. Hiperpigmentasi pada perut terjadi pada garis tengah berwarna
hitam kebiruan dari pusat ke bawah sampai sympisis yang disebut
linea nigra. Perubahan keseimbangan hormon pada ibu hamil dapat
juga menimbulkan perubahan berupa penebalan kulit, pertumbuhan
rambut maupun kuku. Perubahan juga terjadi pada aktifitas kelenjar
meningkat sehingga wanita hamil cenderung lebih banyak
mengeluarkan keringat maka ibu hamil sering mengeluh kepanasan.
Peregangan kulit pada ibu hamil menyebabkan elastis kulit mudah
pecah sehingga timbul striae gravidarum yaitu garis–garis yang
timbul pada perut ibu hamil. Garis–garis pada perut ibu berwarna
kebiruan disebut striae livide. Setelah partus, striae livide akan
berubah menjadi striae albikans. Pada ibu hamil multigravida
biasanya terdapat striae livide dan striae albikans (Tyastuti &
Wahyuningsih, 2016).
e. Perubahan Psikologis
Trimester II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan
karena pada saat ini ibu merasa lebih sehat. Trimester kedua biasanya
adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai
merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di luar dari dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa
tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido. Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan
mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan,
ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu
besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai
menerima dan mengerti tentang kehamilannya (Tri Rusmi Widayatun,
1999) dalam (Tyastuti and Wahyuningsih, 2016).
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama
kehamilannya, ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus
bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga
menimbulkan blok pikiran. Ibu hamil tak perlu terpengaruh dengan hal
ini, sediakan catatan kecil untuk membantu mengingat dan
beristirahatlah sedapat mungkin. Pada kehamilan minggu ke 15-22 ibu
hamil akan mulai merasakan gerakan bayi yang awalnya akan terasa
seperti kibasan tetapi di akhir trimester II akan benar-benar merasakan
pergerakan bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak dapat
mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22. Pada saat ibu
sudah merasakan gerakan bayinya, ibu menyadari bahwa di dalam
dirinya ada individu lain sehingga ibu lebih memperhatikan kesehatan
bayinya. Pada saat ini jenis kelamin bayi belum menjadi perhatian.
Suami lebih giat mencari uang karena menyadari bahwa tanggung
jawabnya semakin bertambah untuk menyiapkan kebutuhan biaya
melahirkan dan perlengkapan untuk istri dan bayinya. Pada semester ini
perut ibu sudah semakin kelihatan membesar karena uterus sudah keluar
dari panggul, membuat suami semakin bersemangat. Hal ini juga
dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya ketika
meraba perut istrinya (Tyastuti and Wahyuningsih, 2016)
f. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester II
Menurut Tyastuti & Wahyuningsih (2016), kebutuhan Ibu hamil
trimester II antara lain :
1) Kebutuhan oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk
dapat memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan
diafragma karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan
berhubungan dengan meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena
selain untuk mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi
kebutuhan O2 janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit
kepala, pusing ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini
disebabkan karena kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian
tersebut hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan
banyak orang. Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat,
supaya melakukan jalan–jalan dipagi hari, duduk– duduk di bawah
pohon yang rindang, berada di ruang yang ventilasinya cukup.
2) Kebutuhan nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa
hamil, banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar
dari pada sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB
bertambah, penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa
Tubuh) / BMI (Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung
dengan cara BB sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2019) angka
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang
dianjurkan (per orang per hari) bagi ibu hamil trimester II yaitu
sebagai berikut:

No. Nutrisi Kebutuhan No. Nutrisi Kebutuhan


1. Energi +300 12. Vit K (mcg) +0
(kkal)
2. Protein (g) +10 19. Vit B1 (mg) +0,3
3. Lemak total +2,3 20. Vit B2 +0,3
(g) (mcg)
4. Omega 3 (g) +0,3 21. Vit B3 +4
(mcg)
5. Omgea 6 (g) +2 22. Vit B5 +1
(Pantotenat)
(mg)
6. Karbohidrat +40 23. Vit B6 (mg) +0,6
(g)
7. Serat (g) +4 24. Folat (mcg) +200
8. Air (ml) +300 25. Vit B12 +0,5
(mcg)
9. Vit A +300 26. Biotin (mcg) +0,5
10. Vit D (mcg) +0 27. Kolin (mg) +25
11. Vit E (mcg) +0 28. Vit C (mg) +10
12. Kalsium +200 29. Fosfor (mg) +0
(mg)
13. Magnesium +0 30. Besi (mg) +9
(mg)
14. Iodium +70 31. Seng (mg) +4
15. Selenium +5 32. Mangan +0,2
(mcg) (mg)
16. Fluor (mg) +0 33. Kromium +5
(mcg)
17. Kalium (mg) +0 34. Natrium +0
(mg)
18. Klor (mg) +0 35. Tembaga +100
(mcg)

3) Personal Hygien
a) Perawatan vulva dan vagina
Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap
mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari depan ke
belakang kemudian dikeringkan dengan handuk kering. Pakaian
dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan vagina
selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab pada
vulva dan vagina Penyemprotan vagina (douching) harus
dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu
mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan
vagina yang kuat (dengan memakai alat semprot) ke dalam
vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika
sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya membersihkan
vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam
vagina.Deodorant vagina tidak dianjurkan karena dapat
menimbulkan dermatitis alergika.Apabila mengalami infeksi
pada kulit supaya diobati dengan segera periksa ke dokter.
b) Perawatan gigi
Saat hamil sering terjadi karies yang disebabkan karena
konsumsi kalsium yang kurang, dapat juga karena emesis-
hiperemesis gravidarum, hipersaliva dapat menimbulkan
timbunan kalsium di sekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil
diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi
sumber infeksi, perawatan gigi juga perlu dalam kehamilan
karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang
sempurna. Untuk menjaga supaya gigi tetap dalam keadaan
sehat perlu dilakukan perawatan sebagai berikut:
(1) Periksa ke dokter gigi minimal satu kali selama hamil
(2) Makan makanan yang mengandung cukup kalsium (susu,
ikan) kalau perlu minum suplemen tablet kalsium.
(3) Sikat gigi setiap selesai makan dengan sikat gigi yang
lembut.
c) Perawatan kuku
Kuku supaya dijaga tetap pendek sehingga kuku perlu dipotong
secara teratur, untuk memotong kuku jari kaki mungkin perlu
bantuan orang lain. Setelah memotong kuku supaya dihaluskan
sehingga tidak melukai kulit yang mungkin dapat menyebabkan
luka dan infeksi.
d) Perawatan rambut
Wanita hamil menghasilkan banyak keringat sehingga perlu
sering mencuci rambut untuk mmengurangi ketombe. Cuci
rambut hendaknya dilakukan 2– 3 kali dalam satu minggu
dengan cairan pencuci rambut yang lembut, dan menggunakan
air hangat supaya ibu hamil tidak kedinginan.
4) Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang
longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan
bagian perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu
sirkulasi darah. Stocking tungkai yang sering dikenakan sebagian
wanita tidak dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah.
Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan mempunyai
kemampuan untuk menyangga payudara yang makin berkembang.
Dalam memilih BH supaya yang mempunyai tali bahu yang lebar
sehingga tidak menimbulkan rasa sakit pada bahu. Sebaiknya
memilih BH yang bahannya dari katun karena selain mudah dicuci
juga jarang menimbulkan iritasi. Celana dalam sebaiknya terbuat
dari katun yang mudah menyerap airsehingga untuk mencegah
kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi apalagi ibu
hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih
oleh pembesaran uterus. Korset dapat membantu menahan perut
bawah yang melorot dan mengurangi nyeri punggung. Pemakaian
korset tidak boleh menimbulkan tekanan pada perut yang membesar
dan dianjurkan korset yang dapat menahan perut secara lembut.
Korset yang tidak didesain untuk kehamilan dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan tekanan pada uterus, korset seperti ini tidak
dianjurkan untuk ibu hamil.
5) Eliminasi (BAK dan BAB)
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi
dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka
dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul yang
memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi
dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-
makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan
cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada
penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan
kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin
menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas)
tumbuh subur sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan.
Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang memudahkan
terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan
mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan banyak minum
dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
6) Seksual
Memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali.
Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi
kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan
lebih leluasa daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum
terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual,
muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang
dan tubuh terasa lebih nyaman. Hubungan intim akan lebih aman
bila sudah memasuki trimester kedua, di mana janin sudah mulai
besar, sudah keluar dari rongga panggul, dan ari-ari sudah melekat
pada dinding rahim, sehingga umumnya tidak mengganggu saat
hubungan intim. Hubungan seks selama kehamilan dapat
meningkatkan perasaan cinta, keintiman dan kepedulian antara
suami istri. Sebagian besar wanita merasa bahwa gairah seks
mereka meningkat selama masa kehamilan terutama triwulan kedua.
Hal ini disebabkan oleh adanya peninggian hormon seks yang amat
besar yang mulai bersirkulasi sepanjang tubuh ibu hamil sejak masa
konsepsi (pembuahan). Hormon-hormon ini juga menyebabkan
rambut lebih bercahaya, kulit berkilat dan menimbulkan perasaan
sensual. Aliran darah akan meningkat terutama sekitar daerah
panggul dan menyebabkan alat kelaminnya lebih sensitive sehingga
meningkatkan gairah seksual.
g. Cara Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah
Kecukupan kebutuhan Fe tidak hanya dipenuhi dari
konsumsi makanan sumber Fe atau pemberian Fe saja, tetapi perlu
diberikan makanan yang mempercepat (enhancer) penyerapan Fe
serta mengurangi konsumsi makanan yang menghambat (Inhibitor)
penyerapan Fe (Rimawati et al., 2018). Zat-zat yang dapat
menghambat penyerapan Fe yaitu fitat (katul, kedelai, jagung, coklat,
susu dan kacang-kacangan), polifenol (tanin) pada teh, bayam, kopi,
kacang kacangan, kalsium (susu, keju), phospat (susu, keju). Ibu hamil
dianjurkan untuk membatasi konsumsi teh dan kopi. Teh
memiliki kandungan tanin yang menurunkan penyerapan besi non hem
dengan membentuk ikatan komplek tidak dapat diserap. Tanin ketika
tercampur air panas menghasilkan asam galat, dalam pencernaan
melapisi dinding usus, sehingga absorbsi makanan minimal. Asam
galat berada di atas permukaan teh dan terlihat jelas pada teh tubruk dan
susu. Konsumsi tanin atau kafein yang sering maka kerak akan
menumpuk sehingga proses absorpsi zat gizi ataupun Fe terhambat
sehingga jika dikonsumsi terlalu banyak dan konsumsi makanan tidak
seimbang maka akan mengakibatkan anemia. Pemberian tablet Fe
perlu di perhatikan waktu dan cara mengonsumsinya, hal tersebut
terkait zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi, jika waktu
konsumsi zat besi bersamaan dengan konsumsi zat yang dapat
menghambat zat besi maka penyerapan dalam tubuh tidak
efektif dilakukan sehingga jumlah kadar hemoglobin dalam tubuh
tetap rendah (Rimawati et al., 2018).
2. Pusing
a. Pengertian Pusing
Pusing atau perasaan pingsan atau melayang adalah gejala
normal selama kehamilan. Hal ini lebih sering terjadi pada trimester
pertama, tetapi ibu mungkin mengalami hal itu selama kehamilannya
(Puspitasari & Indrianingrum, 2020)
Sakit kepala merupakan nyeri difus diberbagai bagian kepala
yang bervariasi dalam intensitas, sisi dan durasi yang merupakan
keluhan neurologis tersering selama kehamilan. Sakit kepala ini secara
fisiologis timbul seiring dengan pertumbuhan janin, karena aliran
darah pada ibu hamil akan berusaha mengimbangi sirkulasi darah
yang meningkat secara tiba – tiba (Jayanti & Mayasari, 2019)
b. Penyebab Pusing
Sakit kepala atau pusing yang lebih sering dari biasanya dapat
disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Faktor lain yang
dapat menyebabkan cephalgia adalah pola makan yang tidak teratur,
perasaan tegang dan depresi (Kurniyati et al., 2020).
Meningkatnya produksi dan aliran darah pada masa awal
kehamilan merupakan pemicu terbesar, beberapa kemungkinan lain
yaitu karena kurang tidur, depresi, kelaparan atau bahkan kelelahan.
Ibu hamil yang mempunyai riwayat sering sakit kepala saat sebelum
hamil akan lebih beresiko mengalami hal serupa dengan gangguan
yang lebih buruk (Jayanti & Mayasari, 2019).
Wanita hamil sering merasakan pusing, disebabkan karena aliran
darah yang berusaha mengimbangi sirkulasi darah yang meningkat
seiring dengan pertumbuhan janin, ketika masuk trimester kedua
kehamilan, rahim yang membesar dapat menekan pembuluh darah,
sehingga kepala terasa sakit atau pusing. Selain itu, pusing juga
disebabkan oleh faktor fisik, mual, lelah, lapar, serta tekanan darah
yang cenderung rendah juga dapat memicu terjadinya pusing atau
sakit kepala (Nurhayati et al., 2018).
c. Bahaya Pusing
Pusing yang berkelanjutan berdampak pada gejala anemia,
tekanan darah yang naik turun, dehidrasi hingga sinkope (pingsan).
Sebenarnya sakit kepala bukanlah gangguan yang berat namun bagi
ibu hamil akan terjadi gangguan pola istirahat sehingga aliran darah
ibu ke bayi terganggu, selain itu ibu juga akan mengalami stres
(depresi) sehingga akan menyebabkan distres janin (Nurhayati et al.,
2018).
d. Penatalaksanaan Pusing
1) Pijat Relaksasi
Pengobatan alternatif untuk obat yang dapat menyebabkan
sakit kepala, salah satunya adalah pijat relaksasi, pengobatan ini
dilakukan dengan cara melakukan pemijatan pada area temporalis,
kepala, bahu dan punggung dengan lembut (Jayanti & Mayasari,
2019).
Pada penelitian yang dilakukan Jayanti & Mayasari (2019)
saat dilakukan pijat relaksasi selama 10 menit dengan
menggunakan baby oil pada kepala bagian pelipis, responden
merasa rileks, nyaman dan senang saat dipijat relaksasi, responden
merasakan nyeri kepala berkurang sesaat setelah dilakukan pijat
relaksasi. Melakukan pemijatan dengan lembut di bagian pundak
yang sakit sangat efektif untuk mengurangi rasa sakit kepala.
Responden dianjurkan melakukan terapi pijat relaksasi secara rutin
untuk mengurangi nyeri kepala yang dirasakan agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
2) Akupresur
Akupresur (pemijatan) merupakan teknik penanganan penyakit
dengan memijat bagian tubuh tertentu untuk mengaktifkan
peredaran energi vital qi. Akupresur juga disebut dengan
akupuntur tanpa jarum karena tekniknya menekan titik-titik
tertentu menggunakan jari tangan (Kurniyati et al., 2020).
Karena dengan melakukan akupresur dapat mengaktifkan
peredaran energi vital qi sehingga dapat meningkatkan
pengeluaran hormone endorphin dari dalam darah. Dengan
meningkatnya hormone endorphin sehingga nyeri dapat terkontrol.
Selain itu, dengan akupresur dapat menutup gerbang terhadap
rangsang nyeri sehingga menurunkan intensitas pusing (Kurniyati
et al., 2020).
Akupresur dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk meminimalkan rasa nyeri pada ibu hamil. Prinsip
dalam akupresur adalah dengan menghilangkan penghalang,
merevitalisasi meridian, dan membantu memulihkan kesehatan
dan akupresure dapat merangsang hormon endhoprin (Kurniyati et
al., 2020).
3) Prenatal Yoga
Yoga merupakan salah satu alternatif kegiatan yang dapat
membantu ibu untuk mengatasi ketidaknyamanan yang dialami
selama kehamilannya. Telah banyak studi yang menjelaskan
bahwa yoga memiliki keuntungan secara fisik dan mental untuk
ibu hamil. Diantaranya yoga dapat mengurangi gangguan
psikologis selama masa kehamilan, mengurangi depresi
postpartum, mengurangi stress, kecemasan, obesitas, masalah
jantung, hipertensi, nyeri punggung ringan, asma, pusing dan
artitis (Marc et al., 2011) dalam (Winarni & Nuryanti, 2020).
4) Aromaterapi
Pada kondisi hamil, salah satu aroma terapi yang aman
digunakan yaitu aroma terapi lavender untuk mengatasi keluhan
mual, morning sickness dan pusing. Pada kondisi ini aromaterapi
yang dibutuhkan adalah jenis yang memberikan relaksasi lebih,
menenangkan serta memberikan rasa kesegaran yang semuanya ini
terdapat dalam aroma lavender. Mekanisme kerja perawatan
aromaterapi dalam tubuh manusia berlangsung melalui dua system
fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman
(Primadiati, 2010) dalam (Pratiwi et al., 2017).
Penciuman dapat mempengaruhi kesehatan dalam jangka
panjang dan daya ingat serta emosi dalam jangka pendek. Bila
minyak essensial dihirup, respon bau yang dihasilkan akan
merangsang kerja sel neurokimia otak sehingga akan
menghantarkan pesan elektrokimia ke system saraf pusat. Pesan
ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan pesan baik ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantarkan ke seluruh tubuh
akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan senang,
rileks, dan tenang (Pratiwi et al., 2017).

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan


1. Manajemen Kebidanan
a. Definisi Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Husanah, 2015).
b. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Manajemen yang digunakan oleh bidan adalah “Helen
Varney’s” (1997), adapun 7 langkah manajemen kebidanan menurut
Helen Varney’s (1997) dalam Tonasih & Sari (2019:245-249), yaitu:
1) Pengumpulan Data/PengkajianData dapat dikumpulkan atau
diperoleh melalui data subyektif dan data obyektif. Data subyektif
merupakan informasi langsung yang diterima untuk mengetahui
biodata, keluhan dan riwayat pasien. Sedangkan data obyektif
diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan seperti
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
a) Subyektif
(1) Identitas klien meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, suku/
budaya, agama, identitas suami dan alamat.
Usia yang optimal bagi seorang ibu hamil adalah usia 20-35
tahun karena pada usia tersebut rahim matang dan mampu
menerima kehamilan baik ditinjau dari segi psikologi dan
fisik. Usia 20-35 tahun merupakan usia yang dianggap aman
untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Karena pada usia
<20 tahun kondisi fisik terutama organ reproduksi dan
psikologis belum 100% siap menjalani masa kehamilan dan
persalinan. Sedangkan kehamilan pada usia >35 tahun
merupakan keadaan yang dikategorikan dalam resiko tinggi
terhadap kelainan bawaan serta adanya penyulit selama masa
kehamilan dan persalinan (Sulistyawati, 2011) dalam (Rinata
and Andayani, 2018).
(2) Riwayat kesehatan sekarang
(a) Keluhan utama, ditanyakan untuk mengetahui alasan klien
datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk
memeriksa keluhan lain.
(b) Riwayat kesehatan personal, ditanyakan untuk mengetahui
karakteristik personal termasuk hubungan klien dengan
orang lain, riwayat pengobatan termasuk apakah klien
mempunyai riwayat penyakit menular/keturunan.
(c) Riwayat menstruasi, ditanyakan untuk mengetahui tentang
faal alat reproduksi, hal yang dikaji adalah usia menarche,
siklus, lama menstruasi, nyeri, penjendalan, perdarahan
intra menstruasi, problem dan prosedur (contoh:
amenorrhoe, perdarahan irreguler).
(d) Riwayat seksual, ditanyakan untuk mengetahui
penggunaan kontrasepsi klien serta masalah yang dialami.
selama penggunaannya, penyakit transmisi seksual jika
ada.
(e) Riwayat ginekologi. ditanyakan untuk mengetahui adanya
masalah/penyakit ginekologi.
(f) Riwayat kesehatan keluarga, ditanyakan untuk
mengetahui adanya resiko penyakit menular atau
diturunkan, kelainan-kelainan dalam genetik (Mufdlilah,
2017).
(3) Riwayat obstetric
Ditanyakan untuk mengetahui riwayat kehamilan sebelumnya
misalnya adanya komplikasi pada kehamilan dan kelahiran,
faktor resiko.
(a) Paritas klien, dituliskan dengan G....P....A....dimana G
adalah Gravida (jumlah kehamilan sampai dengan
kehamilan saat ini, P adalah paritas (jumlah kelahiran) dan
A abortus yaitu berapa kali ibu mengalami abortus pada
kehamilan sebelumnya.
(b) HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir) ditanyakan
untuk memperkirakan tanggal persalinan. Apabila siklus
menstruasi 28 hari HPL (Hari Perkiraan Lahir) dapat
dihitung dengan menambahkan 7 pada tanggal,
mengurangi 3 atau menambah 9 pada bulan, dan
menambah 1 atau tetap pada tahun (+7, -3, +1}/ (+7, +9,
+1), sementara kalau siklus menstruasi 35 hari maka
tanggal ditambahkan 14 (+14, - 3, +1) tahun atau tetap.
(c) Usia Kehamilan, dituliskan dalam minggu.
(d) Gerak janin pertama kali, ditanyakan untuk mengetahui
gerak janin yang pertama dirasakan ibu pada umur
kehamilan berapa minggu dan mengetahui masalah yang
mungkin terjadi pada janin yang dikandung.
(e) Keluhan yang dialami selama kehamilan, misal
nausea(mual), frekwensi kencing, nyeri kepala, leukorrhea
(keputihan), oedema, konstipasi, perdarahan, nyeri
abdomen dan lain- lain.
(f) Pengobatan atau obat-obatan yang digunakan sejak
kehamilan, paparan terhadap penyakit khususnya rubella
dan penyakit imun, sakit yang dialami selama/sejak
kehamilan, paparan terhadap toksin di tempat kerja (bila
bekerja/di tempat tinggal) diperlukan untuk mengetahui
efek yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut pada
kehamilan.
(g) Reaksi dan adaptasi terhadap kehamilan, reaksi dan
adaptasi terhadap kehamilan bagi pasangan dan keluarga,
hubungan suami dengan klien dan keluarga, ditanyakan
untuk mengetahui penerimaan klien, pasangan, dan
keluarga terhadap kehamilan yang dapat mempengaruhi
pemeliharaan kehamilan (Mufdlilah, 2017).
(4) Kebutuhan dasar sehari-hari
(a)Nutrisi, tanyakan pada klien jenis, kesukaan, pantangan,
intake untuk mengetahui pemenuhan nutrisi selama hamil.
(b)Eliminasi, tanyakan pada klien perubahan yang terjadi
baik BAB maupun BAK selama hamil.
(c)Aktivitas dan Latihan, tanyakan ada gangguan atau tidak
(d)Istirahat - Tidur. tanyakan tentang pola. lama, dan
gangguan tidur baik pada waktu siang maupun malam.
(e)Seksualitas, tanyakan tentang pendidikan seksual dan
kesiapan fungsi seksual, konsep seksual diri dan identitas,
sikap terhadap seksualitas. efek terhadap kehamilan.
(f) Persepsi dan Kognitif, kaji tentang status mental,
pendengaran, berbicara, penciuman, perabaan, kejang, dan
nyeri (Mufdlilah, 2017).
(5) Persepsi diri dan konsep diri, tanyakan motivasi terhadap
kehamilan, efek kehamilan terhadap body image, orang
terdekat, dan tujuan dari kehamilan (Mufdlilah, 2017).
(6) Keyakinan budaya (culture) (Mufdlilah, 2017).
(7) Kepercayaan dan Ibadah (Mufdlilah, 2017).
(8) Kebiasaan yang merugikan, seperti merokok, minum alkohol,
dll (Mufdlilah, 2017).
b) Obyektif
(1) Tanda – tanda vital
(a) Tekanan darah, biasanya normal kecuali bila ada kelainan.
Bila tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih,
mintalah ibu berbaring miring ke kiri dan santai sampai
terkantuk selama 20 menit kemudian ukurlah tekanan
darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi menunjukkan ibu
menderita preeklamsia yang harus dirujuk ke dokter. Bila
ibu menderita preeklamsia maka pemeriksaan tekanan
darah dilakukan setiap 1 minggu sekali dan anjurkan
merencanakan kelahiran di rumah sakit.
(b) Denyut Nadi
(c) Suhu (Mufdlilah, 2017)
(2) Pemeriksaan cephalo caudal
(a) Kepala, muka dan leher.
Perhatikan adanya kloasma gravidarum, pucat pada
wajah. pembengkakan pada wajah. Bila terdapat pucat
pada wajah, periksa konjungtiva mata dan kuku.
Konjungtiva mata dan kuku yang pucat menandakan ibu
menderita anemia sehingga memerlukan tindakan lebih
lanjut. Jelaskan pada ibu apakah ibu kurang darah atau
tidak. Apabila ibu tidak kurang darah ibu akan kuat
selama kehamilan dan persalinan. Jelaskan manfaat tablet
tambah darah. Bila terdapat edema di wajah, perhatikan
adanya bengkak pada tangan dan mata kaki. Pada
kehamilan normal sedikit bengkak pada mata kaki
dianggap normal dan bila bengkak menimbulkan
cekungan yang tidak cepat hilang bila ditekan, hal ini
merupakan tanda bengkak tidak normal. Bila bengkak
terjadi pada tangan dan wajah suatu pertanda terjadinya
preeklamsia. Perhatikan wajah ibu apakah bengkak,
tanyakan apakah ibu ada kesulitan dalam melepas cincin
atau gelang yang biasa dipakai- Bila ibu mengalami hal
ini maka pantau ketat kehamilan, tekanan darah, rujuk ke
dokter, dan rencanakan.persalinan di rumah sakit, Selain
itu perhatikan juga adanya ikterus pada mata (Mufdlilah,
2017).
(b) Mulut klien, perhatikan: pucat pada bibir, pecah-pecah,
stomatitis, ginggivitis, gigi tanggal, gigi berlubang, caries
gigi, dan bau mulut (Mufdlilah, 2017).
(c) Leher (pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan
kelenjar tyroid) (Mufdlilah, 2017).
(d) Dada dan payudara, pada kunjungan pertama periksa
adanya kemungkinan benjolan yang tidak normal,
perhatikan ukuran payudara simetris/tidak, puting
payudara (menonjol, datar/ masuk). keluarnya
kolostrum/cairan lain, hiperpigmentasi areola mamae dan
kebersihannya, perhatikan retraksi dada, dan adanya
kemungkinan massa/nodul pada aksila (Mufdlilah,
2017).
(e) Abdomen
Tujuan pemeriksaan abdomen adalah untuk menentukan
letak dan presentasi janin, turunnya bagian janin yang
terbawah, tinggi fundus uteri, dan denyut jantung janin.
Perhatikan bentuk pembesaran perut (melintang,
memanjang, asimetris) adakah pigmentasi di linea
alba/nigra, striae gravidarum, luka bekas infeksi, gerakan
janin, lakukan juga palpasi untuk merasakan adanya
gerakan janin, apakah pembesaran perut sesuai umur
kehamilan (Mufdlilah, 2017).
(f) Pemeriksaan punggung di bagian ginjal
Tepuk punggung di bagian ginjal dengan bagian sisi
tangan yang dikepalkan, bila ibu merasa nyeri, mungkin
terdapat gangguan ginjal dan salurannya (Mufdlilah,
2017).
(g) Genetalia
Pada vulva mungkin didapatkan cairan jernih atau sedikit
berwarna putih tidak berbau. Pada keadaan normal, tidak
ada rasa gatal, luka, atau perdarahan, raba kulit pada
daerah selangkangan, pada keadaan normal tidak teraba
benjolan kelenjar. Perhatikan adanya varises (Mufdlilah,
2017).
(h) Ekstremitas
Periksa adanya oedema yang paling mudah dilakukan
pretibia dan mata kaki, dengan cara menekan jari
beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas
pulih kembali, berarti edema posilif. Edema positif pada
tungkai menandakan adanya preeklamsia. Positif (+)1
apabila cekung 2 mm, +2 apabila cekung 4 mm, +3
apabila cekung 6 mm, +4 apabila cekung 6mm
(Mufdlilah, 2017).
(i) Pemeriksaan lutut (patella)
Minta ibu duduk dengan tungkai tergantung bebas.
jelaskan apa yang hendak dilakukan. Raba tendon di
bawah lutut. Dengan menggunakan hammer ketuklah
tendon pada lutut bagian depan. Tungkai bawah akan
bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila reflek lutut
negatif kemungkinan klien kekurangan B1. bila gerakan
berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan preeklamsia
(Mufdlilah, 2017).

2) Interpretasi Data (Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan)


Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa untuk
mendapatkan diagnosa, masalah-masalah yang ada berdasarkan data,
dan kebutuhan klien.
3) Identifikasi diagnosa/masalah potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
kemungkinan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis/masalah potensial ini
terjadi. Misalnya kemungkinan distosia bahu, apabila data yang
ditemukan adalah kehamilan besar.
4) Identifikasi kebutuhan penanganan segera/kolaborasi
Merupakan tindakan segera terhadap kondisi yang
diperkirakan akan membahayakan klien. Tindakan ini dilaksanakan
secara kolaborasi dan rujukan sesuai kondisi klien. Misalnya seperti
pada kasus-kasus kegawatdaruratan kebidanan, seperti perdarahan
yang memerlukan KBE dan KBI.
5) Perencanaan Asuhan menyeluruh (intervensi)
Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan,
rencana pelaksanaan dan evaluasi. Rencana harus rasional dan benar-
benar valid, up to date serta evidence based sesuai asumsi tentang apa
yang akan dilakukan klien.
6) Pelaksanaan (Implementasi)
Melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat di langkah
ke lima secara aman dan efisien. Pemberian asuhan dapat dilakukan
oleh bidan. klien/keluarga atau tim kesehatan lainnya namun
tanggung jawab utama tetap pada bidan untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Asuhan yang dilakukan secara efisien yaitu hemat
waktu, hemat biaya dan mutu meningkat.
7) Evaluasi
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan asuhan yang
diberikan. Yang dievaluasi adalah apakah diagnosa sesuai, rencana
asuhan efektif, masalah teratasi, masalah telah berkurang, timbul
masalah baru dan kebutuhan telah terpenuhi.

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. R USIA 30 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 17 MGG, JANIN
TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN
DI PUSKESMAS PENAWANGAN II

PENGKAJIAN
Tanggal : 6 September 2022
Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. R 1. Nama : Tn. AL
2. Umur : 30 tahun 2. Umur : 31 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD 4. Pendidikan : SMU
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Swasta
6. Suku : Jawa 6. Suku : Jawa
Bangsa Bangsa
7. Alamat : Leyangan 5/1 7. Alamat : Leyangan 5/1

DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan mengalami pusing-pusing dan sedikit batuk.
Uraian keluhan utama :
Ibu mengatakan mengalami pusing-pusing sudah 2 hari ini, batuk-batuk sejak
semalam.
RIWAYAT KESEHATAN :
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit hipertensi: pusing,
kepala berat, jantung: berdebar-debar, nyeri dada, DM : sering kencing, mudah
haus, TBC: batuk berdahak disertai darah, hepatitis : sakit perut, mual, demam,
PMS/HIV/AIDS : keputihan tidak berbau dan tidak gatal, dan ibu mengatakan
tidak ada alergi makanan ataupun obat-obatan.
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan):
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis, PMS dan penyakit menurun seperti hipertensi, jantung,
DM dan tidak ada keturunan kembar.
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun
Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : teratur, 30-32 hari
Lama : 5-7 hari
Warna darah : merah khas
Leukhorea : tidak ada
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut perhari
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) Hamil ke 2, usia 17 minggu
2) HPHT : 30 April 2022
3) HPL : 3 Februari 2023
4) Gerakan janin
 Pertama kali : belum terasa
 Frekuensi dalam 12 jam : belum terasa
5) Tanda bahaya : tidak ada
6) Kekhawatiran khusus : tidak ada
7) Imunisasi TT : TT5
8) ANC : 3X
ANC Tanggal Tempat Suplemen Masalah Tindakan/Pendkes
Ke & Fe
(Jenis&Jml)
1 16 Juli Pusk. SF 1x1 Mual Pemeriksaan
2022 Penawangan Kalk 3x1 muntah Laboratorium I,
II Vit. 1x1 ANC terpadu.
Dimen- Pendkes:
hydrinate memberitahu
3x1 bahwa keluhan
mual muntah
merupakan
ketidaknyamanan
ibu hamil di
trimester I dan
tidak berbahaya
selagi tidak terjadi
muntah
berlebihan dan
penurunan
kesadaran, aturan
dalam
mengkonsumsi
SF, Kalk,
Vitamin, dan
dimenhydrinate.
2. 4 Pusk. Etabion xx T.A.K Kembali 1 bulan
Agustus Penawangan Kalk xxx lagi
2022 II
3. 06 Sept Pusk. Pamol x Pusing- Aturan dalam
2022 Penawangan Kalk pusing, mengkonsumsi
II Syrup OBH batuk obat yang
diberikan
c. Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang lalu :
Kehamilan Persalinan Nifas Kead
Frek Keluhan/ UK Jenis Penolong JK/ Penyu IMD Penyulit Asi anak
Tahun
ANC Penyakit BB lit Ekskl skarang
usif
2015 8x Tidak ada 39 Spo Bidan Lk/ Tidak  Tidak  Sehat
mg ntan 250 ada ada
0 gr
2. RIWAYAT KB :
a. Jika pernah :
Jenis Kontrasepsi Lama Pemakaian Keluhan Alasan dilepas
IUD 7 tahun Tidak ada Ingin memiliki
anak lagi
b. Rencana Setelah Melahirkan : IUD
3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
Sebelum hamil :
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 2-3 x perhari
b) Komposisi
Nasi : 2-3 x @ 1 piring sedang
Lauk : 2-3 x @ 1 potong sedang, jenisnya telur, tahu, tempe, ayam,
ikan
Buah : 1 x sehari, jenis pepaya, jeruk, pisang, jambu, dll
Camilan : 1 x sehari, jenis makanan ringan
c) Pantangan : tidak ada
2) Minum
a) Jumlah total + 10 gelas perhari, jenis air putih
b) Susu : susu ibu hamil
3) Perubahan selama hamil ini :
Semenjak hamil ibu menjadi lebih sering ngemil karena sering merasa
lapar dan lebih sering minum.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
a) Buang air kecil :
Frekuensi perhari : 3x, warna kuning jernih
Keluhan/masalah : tidak ada
b) Buang air besar :
Frekuensi perhari : 1x, warna kecoklatan, konsistensi lembek
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini :
Ibu mengatakan selama hamil ini menjadi lebih sering buang air kecil.
Frekuensi perhari >5x sehari.
Personal hygiene
1) Sebelum hamil :
Mandi 2x sehari
Keramas 3x seminggu
Gosok gigi 2x sehari
Ganti pakaian 2x sehari, celana dalam 2x sehari atau lebih ketika
merasa celana dalam basah atau tidak nyaman
Kebiasaan memakai alas kaki : ibu selalu memakai alas kaki apabila
keluar rumah
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
selama hamil ini
c. Hubungan seksual
1) Sebelum hamil :
Frekuensi 3-4x seminggu
Contact bleeding : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan semenjak hamil ini jarang
melakukan hubungan, tetapi di TM II ini sudah mulai intens kembali 1-
2x seminggu.
d. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil :
Tidur malam 7-8 jam
Tidur siang : 1-2 jam
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
e. Aktivitas fisik dan olahraga
1) Sebelum hamil :
Aktivitas fisik (beban pekerjaan): pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, menyapu, mengepel, dll.
2) Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
f. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
1) Merokok : ibu mengatakan tidak merokok
2) Minuman beralkohol : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol
3) Obat-obatan : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan
4) Jamu : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
4. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 22 tahun
2) Pernikahan ini yang ke 1, sah, lamanya 8 tahun
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : sangat mendukung
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : musyawarah/berdiskusi
d. Ibu tinggal serumah dengan : suami dan orang tua
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri
f. Orang terdekat ibu : suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : belum ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Puskesmas oleh
bidan
i. Penghasilan perbulan : Rp + 4.000.000, cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa / apakah ibu berpuasa selama hamil ini: tidak berpuasa
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan:
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
 lainnya : ..................................................................................
k. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan
Hal-hal yang ingin diketahui ibu: ketidaknyamanan ibu hamil di trimester 2
dan cara mengatasinya
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 100/60 mmHg
4) Nadi : 88x/menit
5) Suhu : 36oC
6) RR : 22x/menit
7) BBSblm / Sekarang : 59 kg/60 kg
8) TB : 153 cm
9) LILA : 28 cm
10 IMT : 25,2 kg/m2
)
b. Status Present
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut bersih, tidak rontok
Mata : Simetris. Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat
Hidung : Simetris, tidak ada polip, septum di tengah
Mulut : Bibir tidak kering, tidak pucat, tidak ada stomatitis,
gigi tidak ada caries, gigi tidak ada yang berlubang,
lidah tidak kotor
Telinga : Simetris, tidak ada sekret
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,
vena jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
Lipat Paha : Tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
Vulva : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises, vaskularisasi
cepat
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang
Refleks Patela : +/+
Anus : Tidak ada hemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi :
Muka : Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : Simetris, putting susu menonjol, belum terlalu terlihat
hiperpigmentasi areola mamae
Abdomen : Pusat mendatar, tidak ada bekas luka jahitan, striae
livide tidak ada, hiperpigmentasi linea nigra tidak
terlihat
Vulva : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises
2. Palpasi
Leopold I :-
Leopold II :-
Leopold III :-
Leopold IV :-
3. TFU : 2jr ↓ pusat
4. TBJ : -
5. Auskultasi :
DJJ : 152x/mnt
d. Pemeriksaan penunjang : -
Tanggal : -
III. ANALISA
Diagnosa : Ny. R Usia 30 Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 17
Kebidanan minggu, Janin Tunggal Hidup Intrauterin
Masalah : Pusing, batuk
Kebutuhan : Pendidikan kesehatan cara mengatasi
ketidaknyamanan ibu hamil trimester II
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 6 September 2022 Jam : 09.10 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa berat badan 60 kg, tekanan darah
100/60 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 22x/menit. Menjelaskan secara
keseluruhan ibu dalam kondisi yang normal atau baik.
Hasil : Ibu mendengarkan dengan seksama hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
2. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai keadaan pusing yang
dialaminya. Perasaan pusing atau ingin pingsan adalah gejala normal selama
kehamilan. Sakit kepala ini secara fisiologis timbul seiring dengan
pertumbuhan janin.
Hasil: Ibu mendengarkan dengan seksama dan mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
3. Memberitahu ibu cara mengatasi mual yang dialami ibu yaitu dengan pijat
relaksasi pada kepala bagian pelipis selama 10 menit menggunakan baby
oil/ dapat dilakukan pula dibagian pundak, pijat dilakukan secara lembut.
Dapat pula dengan metode akupresur, melakukan prenatal yoga, dan
menggunakan aromaterapi yang menenangkan.
Hasil: Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran yang telah diberikan
4. Memberitahu ibu bahwa IMT yaitu 25,2 ibu masuk ke dalam kategori berat
badan gemuk ringan dan rekomendasi peningkatan berat badan ibu selama
hamil adalah 11,5 - 16kg. Sehingga ibu diharapkan untuk tetap
memperhatikan kenaikan berat badan selama hamil.
Hasil: Ibu bersedia memperhatikan kenaikan berat badan selama hamil.
5. Memberikan obat untuk meredakan pusing-pusing yaitu Paracetamol (X)
diminum 3x sehari jika merasa pusing dan stop mengkonsumsi jika keluhan
sudah mereda, Kalk (XXX), dan syrup batuk.
Hasil: Ibu bersedia meminum sesuai anjuran
6. Memberitahu kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan yang
akan datang yaitu tanggal 6 Oktober 2022 atau sewaktu-waktu jika ada
keluhan.
Hasil: Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan
lagi sesuai anjuran.
Rumah Pasien Leyangan Nama Pasien : Ny. R
5/1 Usia : 30 tahun
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan
dan Jam Paraf
20 1. Subyektif :
September Ibu mengatakan keluhan pusing dan batuk sudah
2022 sembuh.
10.00 2. Obyektif :
WIB a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36,5°C
b. Palpasi
Leopold I : belum teraba
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
TFU : 2 jari ↓ pusat
TBJ : -
DJJ : 150x/mnt
c. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3. Analisa :
Ny. R Usia 30 Tahun 21P1A0 Umur Kehamilan 19
Minggu, Janin Tunggal Hidup Intrauterin
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu
hamil
4. Penatalaksanaan :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
bahwa secara umum keadaan baik, tanda-tanda
vital dalam batas normal
Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
kebutuhan gizi ibu hamil bahwa pada kehamilan
awal, gizi ibu sangat penting digunakan untuk
membantu pembentukan organ-organ janin. Ibu
harus mengkonsumsi gizi seimbang, makan
makanan yang mengandung asam folat seperti
telur, brokoli, jeruk, bayam, hati sapi, pepaya,
pisang, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian,
dll, gunanya untuk membantu membentuk
tabung syaraf janin, mencegah beberapa cacat
lahir pada bayi. kemudian makanan
mengandung zat besi seperti daging merah,
telur, buah bit.
Hasil : Ibu mengerti dan telah mengikuti anjuran
yang telah diberikan
c. Mengingatkan kembali pada ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 1 bulan setelah
periksa pertama di Puskesmas yaitu tanggal 6
Oktober 2022 atau apabila terdapat keluhan
sewaktu-waktu.
Hasil: Ibu mengerti dan akan melakukan
kunjungan ulang
d. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi
vitamin yang diberikan dari puskesmas secara
rutin
Hasil: Ibu mengatakan selalu mengkonsumsi
vitamin secara rutin sesuai anjuran.
Puskesmas Penawangan II Nama Pasien :Ny. R
Usia :30 tahun
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP) Nama dan
dan Jam Paraf
056 1. Subyektif :
Oktober Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan
2022 rutin
10.00 2. Obyektif :
WIB a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36,5°C
b. Palpasi
Leopold I : belum teraba
Leopold II : -
Leopold III : -
Leopold IV : -
TFU : setinggi pusat
TBJ : -
DJJ : 154x/mnt
c. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
3. Analisa :
Ny. R Usia 30 Tahun G2P1A0 Umur Kehamilan 21
Minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterin
Masalah: Taka da keluhan
Kebutuhan :
4. Penatalaksanaan :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
bahwa secara umum keadaan baik, tanda-tanda
vital dalam batas normal
Hasil: Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
kebutuhan gizi ibu hamil bahwa pada kehamilan
awal, gizi ibu sangat penting digunakan untuk
membantu pembentukan organ-organ janin. Ibu
harus mengkonsumsi gizi seimbang, makan
makanan yang mengandung asam folat seperti
telur, brokoli, jeruk, bayam, hati sapi, pepaya,
pisang, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian,
dll, gunanya untuk membantu membentuk
tabung syaraf janin, mencegah beberapa cacat
lahir pada bayi. kemudian makanan
mengandung zat besi seperti daging merah,
telur, buah bit.
Hasil: Ibu mengerti dan telah mengikuti anjuran
yang telah diberikan.
c. Mengingatkan kembali pada ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 1 bulan setelah
periksa pertama yaitu tanggal 6 November 2022
atau apabila terdapat keluhan sewaktu-waktu.
Hasil: Ibu mengerti dan akan melakukan
kunjungan ulang sesuai jadwal.
d. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi
vitamin yang diberikan secara rutin.
Hasil: Ibu mengatakan selalu mengkonsumsi
vitamin secara rutin sesuai anjuran.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data Dasar
1. Subjektif
Pengkajian yang penulis lakukan pada kunjungan pertama tanggal 6
September 2022 di Puskesmas Penawangan II. Penulis mendapatkan data
melalui anamnesa, meliputi: biodata, alasan datang, keluhan utama, riwayat
kesehatan, riwayat obstetri, riwayat persalinan dan nifas yang lalu, riwayat
perkawinan, riwayat KB, pola pemenuhan sehari-hari sebelum dan selama
kehamilan, data psikososial, data spiritual, dan tingkat pengetahuan pasien.
Hasil pengkajian didapatkan Ny. S umur 21 tahun. Usia yang optimal bagi
seorang ibu hamil adalah usia 20-35 tahun karena pada usia tersebut rahim
matang dan mampu menerima kehamilan baik ditinjau dari segi psikologi dan
fisik (Sulistyawati, 2011) dalam (Rinata and Andayani, 2018). Dalam
kunjungan ini ibu mengeluh mual. Secara teori mual muntah terjadi antara
minggu keempat sampai ketujuh setelah periode menstruasi terakhir dan
berkurang pada minggu ke-20 setelah masa kehamilan pada hampir semua
wanita hamil (Wiraharja et al., 2011) dalam (Rofi’ah et al., 2017).
Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari. HPHTnya tanggal 12 Juni 2022
dan HPLnya tanggal 20 Maret 2022. Metode penghitungan berdasarkan haid
terakhir menggunakan rumus naegele, yaitu (tanggal +7 hari), (bulan +9),
(tahun +0) untuk haid terakhir pada bulan Januari-Maret dan (tanggal +7 hari),
(bulan -3), (tahun +1) untuk haid terakhir pada bulan April-Desember (Savitri,
2018:173). Ibu mengatakan baru pertama kali melakukan ANC di Puskesmas.
Hal ini belum sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa setiap wanita hamil
sedikitnya memerlukan minimal dua kali kunjungan ANC pada trimester I
dan minimal 1x pemeriksaan oleh dokter. Namun Ny. S belum melakukan 2x
kunjungan dikarenakan usia kehamilan ibu masih menginjak usia 5 minggu,
ibu telah disarankan untuk melakukan kunjungan ketika terdapat jadwal dokter
untuk Antenatal Care.
Berdasarkan data subyektif yang diperoleh penulis bahwa ibu mengalami
ketidaknyamanan ibu hamil yaitu mual. Hal ini merupakan hal yang normal
karena pada ibu hamil trimester pertama terdapat peningkatan hormon HCG
yang dapat menyebabkan keluhan mual muntah tonus otot-otot traktus
digestivus menurun sehingga kemampuan bergerak seluruh traktus digestivus
juga berkurang (Kusmiyati & Wahyuningsih, 2015) dalam (Rofi’ah et al.,
2017).

B. Interpretasi Data Dasar


Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan kasus
morning sickness didapatkan data subjektif ibu mengeluh mual dan pada
pengukuran IMT didapatkan hasil 17,9 sehingga ibu termasuk kedalam kategori
normal. Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala
yang timbul pada morning sickness dalam kehamilan. Hal ini membuktikan
bahwa tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
1. Analisa : Ny. S Usia 21 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 11 Minggu Janin
Tunggal Hidup Intrauterin
2. Masalah : Mual

C. Identifikasi Diagnosa Potensial


Perlu adanya pemantauan terhadap mual yang dialami. Diagnosa potensial
yang kemungkinan terjadi adalah hyperemesis gravidarum.
Mual dan muntah pada kehamilan memberikan dampak yang signifikan bagi
tubuh dimana ibu menjadi lemah, pucat dan cairan tubuh berkurang sehingga
darah menjadi kental, keadaan ini dapat memperlambat peredaran darah dan
berakibat pada kurangnya suplay oksigen serta makanan kejaringan sehingga
dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin (Ayudia & Ramadhani, 2020).

D. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera


Pada studi kasus Ny “S” tidak ada indikasi yang memerlukan tindakan segera
dan cepat dengan tenaga kesehatan yang lainnya. Rencana asuhan untuk
mengatasi masalah pada kasus Ny. S yaitu memberikan pendidikan kesehatan
perubahan fisiologis pada ibu hamil, memberitahu ibu cara mengatasi mual yang
dialami ibu, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi minuman jahe sereh hangat,
evaluasi kenaikan berat badan ibu selama hamil yaitu 11,5-16 kg, memberikan
vitamin asam folat 0,4 mg tablet (XXX) diminum pada malam hari.
Asuhan yang diberikan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang
keadaan mual yang ibu alami merupakan sesuatu hal yang normal yaitu salah satu
ketidaknyamanan pada kehamilan trimester I. Hal ini sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Tyastuti and Wahyuningsih (2016) yaitu memberikan pendkes
tentang cara mengatasi mual muntah yang dialami oleh ibu yaitu makan porsi
kecil tetapi sering, menghindari makanan yang dapat merangsang untuk muntah,
minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Kemudian penelitian oleh
Menurut Rofi’ah et al. (2017) Terapi awal pada morning sickness sebaiknya
konservatif disertai dengan perubahan diet, dukungan emosional, dan terapi
alternatif seperti herbal. Ramuan tradisional bisa digunakan dengan meminum
secangkir jahe hangat. Konsumsi jahe sereh efektif untuk mengatasi morning
sickness pada ibu hamil trimester I. Kombinasi kandungan zat yang terdapat pada
jahe dan sereh semakin memperkuat efeknya dalam menurunkan derajat mual
muntah. Kombinasi kandungan zat yang terdapat pada jahe dan sereh semakin
memperkuat efeknya dalam menurunkan derajat mual muntah. Aroma sereh yang
menyengat dapat ternetralisir dengan aroma jahe yang lebih menyenangkan bagi
ibu hamil. Hal ini dapat disebabkan karena komponen utama minyak atsiri jahe
yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingibero. Jahe merupakan
bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut. Jahe juga merupakan
stimulan aromatik yang kuat, disamping dapat meningkatkan gerakan peristaltik
usus. Sekitar 6 senyawa di dalam jahe telah terbukti memiiki aktivitas anti emetik
yang manjur. Kerja jahe sereh sebagian besar pada tingkat ringan/ mild. Efek
farmakologis jahe adalah menambah nafsu makan, memperkuat lambung, peluruh
kentut, peluruh keringat, pelancar sirkulasi darah, penurun kolesterol, anti muntah,
anti radang, anti batuk, dan memperbaiki pencernaan. Sereh menurut Akbar
(2015) dalam penelitian Rofi’ah et al. (2017) bermanfaat untuk meredakan rasa
nyeri ketika haid dan meredakan timbulnya rasa mual bagi wanita, memperkuat
dan meningkatkan fungsi sistem saraf, menghangatkan dan melemaskan otot,
meredakan kejang-kejang, meredakan infeksi kulit, lambung, usus, saluran kemih,
dan luka, menyegarkan kulit, menghilangkan jerawat, serta menghilangkan bau
badan tak sedap.
Kemudian penelitian Maternity et al. (2017) mengungkapkan bahwa
pemberian inhalasi lemon pada ibu hamil trimester I efektif dalam mengurangi
mual muntah. Menurut Maternity et al. (2017) aromatherapy mampu menurunkan
skor frekuensi mual muntah pada kehamilan karena baunya yang segar dan
membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat,
gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan merangsang proses
penyembuhan. Ketika minyak essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung
dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem linbik adalah daerah yang
mempengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal,
kelenjar hiposis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung,
tekanan darah, stress, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan. Sehingga
aromaterapi lemon baik untuk mengurangi mual muntah.

E. Pelaksanaan Perencanaan
Pada kasus Ny “S” dengan keluhan mual muntah, semua tindakan yang
direncanakan terlaksana dengan baik. Pemantauan pada tanggal 02 September
2022 yaitu mengatakan mual sudah berkurang namun masih mengalami mual dan
ibu sudah mencoba meminum jahe hangat dengan hasil mual berkurang. Keadaan
umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, respirasi 21 x/menit,
suhu 36,5°C. Pada pemeriksaan leopold belum teraba.
Tindakan yang dilakukan dalam rencana tindakan pada pemantauan tanggal
05 September 2022 yaitu memberitahukan ibu bahwa mual yang dialaminya
merupakan hal yang wajar dialami oleh ibu hamil pada trimester I dan biasanya
dialami sampai usia kehamilan 20 minggu, mengingatkan kembali pada ibu cara
mengatasi mual muntah yang dialami ibu, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
minuman jahe sereh hangat dan bisa menggunakan inhalasi lemon untuk
mengurangi mual muntah, memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan
gizi ibu hamil bahwa pada kehamilan awal, mengingatkan kembali pada ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 1 bulan setelah periksa pertama yaitu tanggal 31
September 2022 atau apabila terdapat keluhan sewaktu-waktu, memberitahu ibu
untuk tetap mengkonsumsi vitamin yang diberikan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Ayudia, F., & Ramadhani, I. P. (2020). Pengaruh Aromaterapy Lemon Terhadap
Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Kota Padang.
Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 11(2), 1–6.
Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. (2018). Kebidanan: Teori dan Asuhan, Vol.
1 (E. Yosefni & S. Yulia (eds.); 1st ed.). EGC.
Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Kehamilan (Vol.
53, Issue 9). Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Husanah, E. (2015). Rujukan Lengkap Konsep Kebidanan. Deepublish.
Jayanti, N. D., & Mayasari, S. I. (2019). Pengaruh Pijat Relaksasi Terhadap
Penurunan Sakit Kepala Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Ilmiah Media
Husada, 8(2), 71–76.
Kurniyati, E. M., Satriawati, A. C., & Camila, H. E. (2020). Pengaruh Akupresur
Terhadap Pengurangan Nyeri Kepala pada Ibu Hamil Trimester 1 di Tempat
Praktek Mandiri Bidan Muarofah Surabaya. Journal Of Health Science (Jurnal
Ilmu Kesehatan), 5(1), 11–15. https://doi.org/10.24929/jik.v5i1.940
Maternity, D., Ariska, P., & Sari, D. Y. (2017). Inhalasi Lemon Mengurangi Mual
Muntah pada Ibu Hamil Trimester Satu. Jurnal Kebidanan, 2(3), 10–15.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia, Pub. L.
No. 28, hukor.kemkes.go.id (2019).
Mufdlilah. (2017). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Nuha Medika.
Nurhayati, S., Isro’aini, A., & Mardikawati, P. D. (2018). Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny “Z” G1P0A0 Kehamilan Normal Dengan Keluhan
Pusing Di PBM Siti Zulaikah, S. St. Desa Jogoroto Kecamatan Jogoroto
Kabupaten Jombang. https://repo.stikesicme-jbg.ac.id/795/
Pratiwi, R., Misrawati, & Zulfitri, R. (2017). Efektifitas Pemberian Aroma Terapi
Lavender dalam Menurunkan Rasa Mual dan Muntah pada Pasien Hiperemesis
Gravidarum. Jurnal Ners Indonesia, 2(1), 60–69.
Puspitasari, I., & Indrianingrum, I. (2020). Ketidaknyamanan Keluhan Pusing Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 11(2), 265.
https://doi.org/10.26751/jikk.v11i2.844
Ramadhina Putri, V., & Elba, F. (2019). Gambaran Kebiasaan Ibu Hamil Dalam
Mengatasi Ketidaknyamanan Selama Kehamilan Di RSUD R. Syamsudin, SH.
Jurnal Sehat Masada, 12(1), 28–35. https://doi.org/10.38037/jsm.v12i1.53
Rimawati, E., Kusumawati, E., Gamelia, E., Sumarah, S., & Nugraheni, S. A. (2018).
Intervensi Suplemen Makanan Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada
Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
https://doi.org/10.26553/jikm.v9i3.307
Rinata, E., & Andayani, G. A. (2018). Karakteristik ibu (usia, paritas, pendidikan)
dan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil trimester III. Medisains,
16(1), 14. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2063
Rofi’ah, S., Handayani, E., & Rahmawati, T. (2017). Efektivitas Konsumsi Jahe dan
Sereh dalam Mengatasi Morning Sickness. Jurnal Ilmiah Bidan, II(2), 57–63.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). Asuhan Keperawatan Kehamilan. CV. Jakad
Publishing.
Tonasih, & Sari, V. M. (2019). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. K-
Media.
Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016a). Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan.
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016b). Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pusdik SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Winarni, L. M., & Nuryanti. (2020). Implementasi Senam Prenatal Yoga Untuk
Mengurangi Ketidaknyamanan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3,
312–318.
Yulizawati, Fitria, H., & Chairani, Y. (2021). Continuty Of Care (Tinjuan Asuhan
Pada Masa Kehamilan, Bersalin, Nifas, Bayi Bayi Baru Lahir Dan Keluarga
Berencana). Indomedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai