Anda di halaman 1dari 17

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KONSUMSI JAMU UYUP-UYUP TERHADAP PRODUKSI


ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WINONG I
KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI

Oleh:
ANINDITYA AZIS
P1337424415010

KELAS REGULER
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
PENGARUH KONSUMSI JAMU UYUP-UYUP TERHADAP PRODUKSI
ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WINONG I
KECAMATAN WINONG KABUPATEN PATI

Aninditya Azis1, Endri Astuti2, Ulfah Musdalifah3


email: anindityaazis@gmail.com
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang

ABSTRACT
Jumlah bayi di Indonesia yang berumur 0-6 bulan berdasarkan data Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2014 jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
hanya 1.046.173 bayi atau 52,3%. Persentase cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6
bulan di Jawa Tengah pada tahun 2016 sebesar 54,22%. Cakupan ASI eksklusif di
Kabupaten Semarang pada tahun 2016 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2015 yaitu sebesar 49,34%. Sayur daun lembayung dapat membantu
meningkatkan produksi ASI, karena sayuran tersebut merupakan jenis tanaman
yang mengandung laktogogum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian olahan daun lembayung terhadap produksi ASI di wilayah
kerja Puskesmas Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Jimbaran Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Metode yang digunakan yaitu Quasy
Eksperiment dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control Group Design.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih kenaikan produksi ASI di hari ke
2 dan hari ke 7 pada kelompok perlakuan yaitu sebanyak 10,75 ml. Pada
kelompok kontrol, selisih kenaikannya sebesar 6,79 ml. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan olahan daun lembayung
terhadap produksi ASI, dengan nilai p-value 0,001 < α (0,05).
Petugas kesehatan khususnya di tempat penelitian ini diharapkan dapat
mengenalkan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui tentang manfaat dari
sayur bobor daun lembayung. Dan kepada keluarga diharapkan dapat memotivasi
ibu nifas untuk mengkonsumsi sayur bobor daun lembayung secara rutin untuk
meningkatkan produksi ASI.

Kata kunci : Jamu Uyup-uyup, Produksi ASI


Pustaka : 32 referensi (2007 sampai 2018)
ABSTRACT

Aninditya Azis(1), Endri Astuti(2), Ulfah Musdalifah(3)


The Effect of Consumption Uyup-uyup Herbs to Breast Milk Production in
Postpartum Mothers in the Working Area of Winong I Health Center,
Winong Subdistrict, Pati Regency
124 Sheets + 15 Table + 15 Attachments
Based on data of Indonesia Health Profile 2017, the number of infants who
get exclusive breastfeeding is only 54%. The percentage of exclusive
breastfeeding coverage in Central Java in 2017 was 54.4% The coverage of
exclusive breastfeeding in Pati Regency in 2016 has increased compared to the
year 2017 at 74,2%. Jamu uyup-uyup can help increase milk production, because
the composition of the herbal medicine are plants that contain laktogogum. The
purpose of this study was to determine the effect of jamu uyup-uyup to milk
production in the working area of Winong I Health Center, Winong Subdistrict,
Pati Regency.
This research was conducted in the working area of Jimbaran Community
Health Center, Bandungan District, Semarang District. The method used is Quasy
Experiment with research design of Non Equivalent Control Group Design.
Sampling technique is by using purposive sampling.
The results showed that the average milk production of the treatment group
increased from 477.85 ml to 518.21 ml with an average difference in the increase
in breast milk production of 40.29 ml, and p-value of 0.001. The average milk
production of the control group increased from 472.28 ml to 485.92 ml with an
average difference in the increase in breast milk production of 13.57 ml and a p-
value of 0.001. The results of the Independent T-Test obtained 0.001.
The conclusion of this study is that there is an influence of consumption of herbal
medicine on breastmilk production in postpartum mothers in the working area of
Winong I Health Center, Winong Subdistrict, Pati Regency. Suggestions from this
study are expected for postpartum mothers to consume herbal medicine regularly
as an effort to increase milk production.
Production
Library : 81 references (2001 to 2018)
(1) Primary Researcher
(2) Counselor 1
(3) Counselor 2
PENDAHULUAN Discontinuation of Exclusive
Data WHO menjelaskan bahwa Breastfeeding among Women in Kalantan,
cakupan pemberian ASI Ekslusif Malaysia menyebutkan bahwa faktor-
diberbagai Negara dunia pada Tahun faktor yang mempengaruhi ASI ekslusif
2017 sebesar 38%. Angka ini masih yaitu inisiasi menyusu dini yang
dibawah target WHO yaitu sebesar 50%. terlambat, gangguan selama menyusui,
Berbeda halnya di Indonesia, cakupan durasi bayi menyusui, dan produksi ASI
ASI ekslusif pada Tahun 2017 ternyata yang kurang dapat mempengaruhi tidak
sudah melampaui target WHO yaitu berlanjutnya menyusui.
54%. Tentu cakupan ini masih berada Menurut Nurmalasari (2012) upaya
jauh dari target Kementrian Kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan
sebesar 80%. kelancaran ASI dapat diberikan secara
Angka cakupan ASI ekslusif di nonfarmakologis dan farmakologis. Non
Provinsi Jawa Tengah juga megalami farmakolgi misalnya dengan teknik
fluktuasi, pada tahun 2015 sebesar 61,6%, akupuntur, penyinaran inframerah dan
mengalami penurunan pada tahun 2016 teknik pemijatan. Namun pemberian non
sebesar 54,22%, dan terdapat peningkatan farmakologi membutuhkan keahlian
yang tidak signifikan pada tahun 2017 dalam pemberiannya. Terapi farmakologi
yaitu sebesar 54,4%. (Dinkes Prov Jateng, terdiri dari obat obatan sistemik seperti
2017) seperti metoclopramic chlorpromazine dan
Cakupan pemberian ASI eksklusif sulfuide serta obat herbal yang dapat
di Kabupaten Pati pada tahun 2017 yang meningkatkan produksi ASI, contohnya
lalu baru mencapai 74,2%. (Dinkes daun pepaya, temulawak, temu kunci, dan
Kabupaten Pati, 2017) Meskipun biasanya bahan tersebut diracik menjadi
mengalami peningkatan dari tahun jamu tradisional.
sebelumnya tetapi Provinsi Jawa Tengah Jamu tradisional adalah bahan atau
masih harus melakukan upaya untuk ramuan bahan yang berupa bahan
dapat memenuhi target sesuai program tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
kementrian kesehatan. sediaan sarian (galenik), atau campuran
Menurut penelitian Alina, et al dari bahan tersebut yang secara turun
(2015) tentang Factors Predicting Early temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai yang baru, dengan demikian terjadi
dengan norma yang berlaku di masyarakat peningkatan alveolus (Kumalasari, 2014).
(PERMENKESRI/ No: 003/ MENKES/ Komposisi jamu uyup-uyup salah
PER/ I/ 2010). Jamu yang sering satunya adalah temulawak bermanfaat
dikonsumsi oleh masyarakat di Jawa untuk memperbanyak produksi ASI
Tengah setelah melahirkan atau selama komponen protein berkhasiat merangsang
masa nifas adalah jamu uyup-uyup. peningkatan sekresi air susu (Kumalasri,
Jamu uyup – uyup atau gepyokan 2012). Temulawak juga mengandung
merupakan jamu yang digunakan untuk polifenol dan alkaloid yang juga berperan
meningkatkan produksi ASI pada ibu dalam meningkatkan kadar prolaktin (Efi
yang menyusui. Bahan baku jamu uyup – Afifah, 2009). Selain itu, rimpang kunci
uyup sangat bervariasi antar pembuat pada jamu uyup-uyup mengandung
jamu, namun pada umumnya selalu senyawa saponin, flavonoida dan minyak
menggunakan bahan dari tanaman sekitar asiri yang berkhasiat untuk
dan empon – empon (daun pepaya, daun memperbanyak ASI dan menyegarkan
sembukan, daun meniran, daun jambu biji tubuh setelah melahirkan (Handayani,
temulawak serta kunci). Cara pengolahan 2005)
pada umumnya juga tidak jauh berbeda Hasil studi pendahuluan yang
antar penjual jamu. (Suharmiati, 2003;48) peneliti lakukan pada tanggal 9 November
Jamu uyup-uyup bermanfaat untuk 2018 di wilayah kerja Puskesmas Winong
meningkatkan produksi ASI pada ibu yang I terhadap 10 orang ibu yang telah
menyusui. Jamu uyup-uyup dapat melewati masa nifas, terdapat 80% ibu
memperlancar pengeluaran ASI karena yang pernah mengkonsumsi jamu uyup-
dapat merangsang hormon prolaktin uyup pada masa nifas, dan 20% ibu tidak
secara tidak langsung sebagai salah satu mengkonsumsi jamu uyup-uyup pada
mekanisme suatu senyawa laktogogum masa nifas. Menurut hasil wawancara ibu
(pelancar pengeluaran ASI) mengandung yang mengkonsumsi jamu uyup-uyup
protein, mineral, vitamin. Komponen mengatakan disarankan oleh orangtua
protein dan Vitamin A berperan ataupun mertuanya dengan anggapan
merangsang proliferasi epitel alveolus bahwa jamu uyup-uyup merupakan obat
tradisional dari leluhur yang dapat
memperlancar ASI serta menyehatkan
bagi
ibu nifas, ibu mengatakan setelah Winong, Kabupaten Pati. Analisa yang
mengkonsumsi jamu uyup-uyup ASI digunakan adalah menggunakan analisa
menjadi lebih lancar dan badan terasa univariat dan analisa bivariat dengan
segar sehingga memberikan rasa nyaman menggunakan uji dependent t-test dan
ketika ibu menyusui, sedangkan ibu independent t-test, dengan ketentuan
menyusui yang tidak mengkonsumsi jamu pengujian jika p<0,05 maka Ha diterima.
uyup-uyup beralasan tidak suka dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
rasa pahit dari jamu tersebut. Tabel 1.1. Karakteristik Responden
METODE PENELITIAN Karakteristik Responden
Perlakuan Kontrol
F (%) F (%)
Jenis penelitian ini adalah Quasy Usia 20-35 th 12 (85,7) 11 (78,6)
<20 dan >35 th 2 (14,3) 3 (21,4)
Eksperimen, dengan rancangan penelitian Total 14 (100 ) 14 (100 )
Pendidikan Dasar 7 (50,0) 6 (42,9)
Non Equivalent Control Group Design Menengah 7 (50,0) 8 (57,1)
Tinggi 0 0
dan pengambilan sampel pada penelitian Total 14 (100 ) 14 (100 )
Pekerjaan Tidak Bekerja 10 (71,4) 10 (71,4)
ini menggunakan teknik purposive Bekerja 4 (28,6) 4 (28,6)
Total 14 (100 ) 14 (100 )
sampling. Jumlah sampel dalam penelitian Paritas Primipara 4 (28,6) 4 (28,6)
Multipara 10 (71,4) 10 (71,4)
ini adalah Grandemultipara 0 0
Total 14 (100 ) 14 (100 )
14 orang pada kelompok pertama yang Berdasarkan hasil yang disajikan
diberikan jamu uyup-uyup selama 6 hari pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa
berturut-turut dan 14 orang pada karakteristik responden berdasarkan umur,
kelompok kedua yang tidak diberikan lebih banyak yang berusia 20-35 tahun
jamu uyup- uyup. Subjek dalam penelitian dengan jumlah 12 orang (85,7%) pada
ini adalah semua Ibu Post partum normal kelompok perlakuan dan 11 orang
di wilayah kerja Puskesmas Winong I, (78,6%) pada kelompok kontrol.
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati Karakteristik responden berdasarkan
pada bulan Februari pendidikan menunjukkan bahwa, sebagian
- Maret. Alat ukur dalam besar berpendidikan menengah sejumlah 7
penelitian ini adalah lembar kuesioner orang (50%) pada kelompok perlakuan
karakteristik responden, lembar observasi dan 8 orang (57,1%) pada kelompok
responden, kalkulator, dan kontrol. Karakteristik responden
timbangan digitalyang telah berdasarkan pekerjaan menunjukkan
dikalibrasi. Waktu penelitian bahwa, lebih banyak yang tidak bekerja
dilakukan pada tanggal 17 yaitu 10 orang
Februari 2019 – 20 Maret 2019 di wilayah
kerja Puskesmas Winong I, Kecamatan
(71,4%) pada kelompok perlakuan kelompok kontrol, rata-rata produksi ASI
maupun kelompok kontrol. Karakteristik hari ke-1 sebanyak 472,28 ml, rata-rata
responden berdasarkan paritas produksi ASI hari ke-6 sebanyak 485,92
menunjukkan bahwa, sebagian besar yaitu ml. Selisih produksi ASI pada hari ke-1
multipara sejumlah 10 orang (71,4%) pada dan ke-6 pada kelompok kontrol
kelompok intervensi maupun kelompok didapatkan rata-rata sebanyak 13,57 ml
kontrol. Analisa Bivariat
Tabel 1.2. Produksi ASI sebelum dan Tabel 1.4. Uji Normalitas Shapiro-Wilk
sesudah diberikan jamu Variabel Kelompok Perlakuan N p- Simpulan
uyup-uyup pada kelompok value
perlakuan Perlakuan Sebelum 14 0,629 Normal
Variabel Perlakuan N Mean Min Max Sesudah 14 0,855 Normal
Produksi Sebelum 14 477,85 437 523 Produksi Selisih 14 0,177 Normal
ASI Sesudah 14 518,21 473 569 ASI Kontrol Hari ke-1 14 0,798 Normal
Selisih 14 40,29 31 52 14 0,599
Hari ke-6 Normal
Selisih 14 0,255 Normal
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
diketahui bahwa dari 14 responden pada Hasil dari semua p-value tersebut
kelompok perlakuan, sebelum diberikan lebih besar dari α (0,05), maka data
jamu uyup-uyup, rata-rata produksi ASI berdistribusi normal. Karena data yang
sebanyak 477,85 ml. Setelah diberikan diperoleh berdistribusi normal, maka
jamu uyup-uyup selama 6 hari bertutut- pengujian dilakukan menggunakan uji t
turut, rata-rata produksi ASI sebesar independen dan uji t dependen.
518,21 ml. Selisih produksi ASI sebelum Tabel 1.5. Uji Homogenitas Produksi
ASI Sebelum Perlakuan
dan sesudah intervensi pada kelompok antara Kelompok
perlakuan didapatkan rata-rata sebanyak Perlakuan dan Kelompok
Kontrol
40,29 ml Variabel Kelompok N Mean p- Keterangan
value
Tabel 1.3. Produksi ASI Hari Ke-1 dan
Produksi Perlakuan 14 477,85 0,574 Homogen
Ke-6 pada Kelompok ASI Kontrol 14 472,28
Kontrol
Variabel Perlakuan N Mean Min Max
Hari ke-1 14 472,28 433 447
Uji homogenitas yang
Produksi
ASI Hari ke-6 14 485,92 513 522 dilakukan dengan uji Lavence statistic,
Selisih 14 13,57 9 22
didapatkan nilai p-value produksi ASI
Berdasarkan tabel tersebut, dapat sebelum perlakuan yaitu 0,574. Oleh
diketahui bahwa dari 14 responden pada karena nilai
p-value 0,574 > α (0,05) maka dapat yang tidak mengkonsumsi jamu uyup-uyup
disimpulkan bahwa tidak ada pada kelompok kontrol.
perbedaan yang signifikan produksi Tabel 1.8. Pengaruh Jamu Uyup-uyup
ASI sebelum perlakuan antara Terhadap Produksi ASI
Variabel Kelompok N Mean SD p-
kelompok perlakuan dan kelompok value
Produksi Perlakuan 14 40,29 7,18 0,001
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
ASI Kontrol 14 13,57 4,04
kedua kelompok memiliki produksi
ASI yang setara atau homogen sebelum Hasil uji T-paired-t-test,

perlakuan. didapatkan p-value produksi ASI sebesar

Tabel 1.6. Perbedaan ASI sebelum 0,001. Terlihat bahwa p-value 0,001 < α
dan sesudah diberikan (0,05), ini menunjukkan bahwa ada
jamu uyup-uyup pada
kelompok perlakuan pengaruh yang signifikan jamu uyup-uyup
Variabel Kelompok N Mean SD p- terhadap produksi ASI di wilayah kerja
value
Produksi Sebelum 14 477,85 27,98 0,001 Puskesmas Winong I, Kecamatan Winong,
ASI Sesudah 14 518,21 29,28
Kabupaten Pati.
Berdasarkan uji t dependen, PEMBAHASAN
didapatkan p-value produksi ASI 0,001. Karakteristik Responden Penelitian
Terlihat bahwa p-value 0,001 < α (0,05), Dari hasil penelitian, didapatkan hasil
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bahwa karakteristik responden yang
yang signifikan pada produksi ASI meliputi (usia, pendidikan, pekerjaan, dan
sebelum dan sesudah perlakuan pada paritas) memiliki pengaruh terhadap
kelompok perlakuan. produksi ASI. Umur kedua kelompok
Tabel 1.7. Perbedaan produksi ASI sebagian besar berumur 20-35 tahun.
hari ke-1 dan hari ke-6 Umur 20-35 tahun dikenal usia aman
pada kelompok kontrol
Variabel Hari N Mean SD p-value untuk kehamilan, persalinan, dan
Produksi Ke-1 14 472,28 24,55 0,001 menyusui, sehingga sesuai dengan masa
ASI Ke-6 14 485,92 23,08
reproduksi sangat baik dan mendukung
Berdasarkan uji t dependen, dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang
didapatkan p-value produksi ASI 0,001. berusia
Terlihat bahwa p-value 0,001 < α (0,05), <20 tahun perkembangan fisik dan
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan psikologis cenderung belum siap dan
yang signifikan produksi ASI ibu nifas stabil untuk hamil, bersalin, serta
merawat dan
mengasuh bayinya, sedangkan ibu yang yang baik sehingga gizi terpenuhi, gizi
berusia >35 tahun organ reproduksinya yang cukup dapat meningkatkan produksi
sudah mulai mengendur, sehingga dalam ASI dan kesehatan ibu nifas. Sedangkan
usia tersebut cenderung mengalami pendidikan rendah dapat mempengaruhi
masalah dalam pemberian ASI pola pikir ibu nifas dengan tradisi
(Kuswaningrum, 2017). berpantang makanan tertentu, dan pola
Penelitian yang telah dilakukan makan tidak baik yang dapat
Syamsul Alam (2016) menyatakan bahwa mempengaruhi produksi ASI.
ibu yang umurnya lebih muda lebih Dari data hasil penelitian ini
banyak memproduksi ASI dibandingkan menunjukkan bahwa rata-rata pekerjaan
dengan ibu yang lebih tua. Hasil responden dalam penelitian ini adalah
penelitian menunjukkan bahwa usia ibu tidak bekerja. Hal ini sesuai dengan
terbanyak berada pada rentan usia 20-35 penelitian Hardiani (2017) yang
memiliki produksi ASI yang tinggi menyatakan bahwa pekerjaan ibu dapat
dibanding dengan ibu yang usianya <20 berpengaruh terhadap produksi ASI jika
tahun dan menimbulkan stres, ketegangan, atau
>35 tahun . tertundanya pemberian ASI dalam waktu
Dari data hasil penelitian ini lama. Ibu bekerja yang mengalami stres
menunjukkan bahwa sebagian besar akan terjadi blokade dari refleks letdown,
pendidikan responden dalam penelitian ini Refleks letdown yang tidak sempurna
adalah pendidikan menegah. Hasil akan menghambat oksitosin untuk dapat
penelitian ini diperkuat oleh teori mencapai target organ mioepitelium
Waryana (2010) bahwa pendidikan secara menyebabkan terhambatnya produksi ASI
tidak langsung dapat mempengaruhi (Soetjiningsih, 2001).
pengetahuan individu dalam upaya untuk Ibu yang tidak bekerja memiliki
memperbanyak produksi ASI dan waktu yang cukup untuk menyusui
memberikannya secara eksklusif. anaknya secara teratur. Semakin sering
Pendidikan yang baik akan lebih membuat anak menghisap puting susu ibu, maka
ibu nifas memperhatikan kesehatannya akan terjadi peningkatan produksi ASI.
dengan cara tidak berpantang makanan Dan sebaliknya jika anak berhenti
tertentu, memilih menu makanan dengan menyusu maka terjadi penurunan ASI.
gizi seimbang dan mengatur pola makan
Isapan bayi juga akan merangsang Perbedaan produksi ASI sebelum dan
produksi hormon oksitosin, yang sesudah perlakuan pada kelompok
membuat sel otot disekitar alveoli perlakuan
berkontraksi, sehingga air susu didorong Berdasarkan hasil penelitian, dapat
menuju puting payudara. Jadi semakin diketahui bahwa pada kelompok perlakuan
sering rangsangan penyusuan, maka sebelum konsumsi jamu uyup-uyup, rata-
semakin banyak pula produksi ASI yang rata produksi ASI sebanyak 477,85 ml,
dihasilkan. Riksani (2011). meningkat menjadi 518,21 ml setelah
Dari data hasil penelitian ini diberikan jamu uyup-uyup. Berdasarkan
menunjukkan bahwa rata-rata paritas uji t dependen, didapatkan nilai p-value
responden dalam penelitian ini sebagian 0,001. Terlihat bahwa p-value 0,001 < α
besar adalah multipara. Hal ini sesuai (0,05), ini menunjukkan bahwa ada
dengan penelitian Hal tersebut serupa perbedaan yang signifikan produksi ASI
dengan penelitian yang dilakukan oleh sebelum dan sesudah perlakuan pada
Tan (2011) menunjukkan bahwa ibu kelompok perlakuan.
multipara dua kali lebih banyak produksi Penelitian ini sesuai dengan
ASInya di banding ibu primipara. penelitian yang dilakukan oleh
Penelitian ini memaparkan bahwa Kumalasari (2014) menunjukkan bahwa
pemberian ASI eksklusif lebih umum ibu yang mengkonsumsi jamu uyup-uyup
dilakukan oleh ibu yang memiliki anak pengeluaran ASInya lebih banyak, dari
lebih dari satu. Hal ini disebabkan oleh ibu yang tidak mengkonsumsi jamu uyup-
lebih banyaknya pengalaman ibu uyup.
multipara dalam hal menyusui karena Menurut Nurmalasari (2012), untuk
pernah merasakan dan belajar dari meningkatkan produksi ASI dapat
kelahiran anak yang sebelumnya. Ibu dilakukan dengan cara nonfarmakologis
multipara akan lebih memahami cara dan farmakologis. Non farmakolgi
untuk meningkatkan produksi ASI, jika misalnya dengan teknik akupuntur,
pengalaman menyusui ibu sebelumnya penyinaran inframerah dan teknik
merupakan pengalaman yang baik dan ibu pemijatan. Namun pemberian non
menyadari tentang manfaat dari farmakologi membutuhkan keahlian
pemberian ASI. dalam pemberiannya. Terapi farmakologi
terdiri
dari obat obatan sistemik seperti seperti Komposisi jamu uyup-uyup antara
metoclopramic chlorpromazine dan lain temulawak, daun papaya, daun
sulfuide serta obat herbal seperti jamu. meniran, daun sembukan, dan temu kunci.
Menurut penelitian Hajaroh Temulawak (Curcuma xanthorriza)
Hidayati (2013) menyebutkan bahwa banyak mengandung curcumin,
pemberian ASI dapat dipengaruhi oleh karbohidrat, protein, vitamin c, kalium,
budaya minum jamu. Kebiasaan minum fosfor, Fe serta lemak yang membantu
jamu merupakan salah satu faktor sosial memenuhi kebutuhan nutrisi ibu sehingga
budaya yang menandakan adanya menunjang produksi ASI (Nurmalasari,
keinginan sehat, dan mendorong ibu untuk 2012). Daun pepaya (Carica pepaya L.)
makan sehat sehingga produksi ASI bermanfaat untuk memperbanyak
semakin bertambah banyak. Volume ASI produksi ASI. Hasil penelitian Ramadani
yang bertambah banyak ini yang (2013) menyatakan bahwa daun pepaya
mendorong ibu untuk memberikan ASI. memiliki senyawa flavonoid yang dapat
Menurut penelitian Ratih Pratiwi meningkatkan produksi dan kualitas ASI.
(2018) Jamu uyup-uyup merupakan salah Daun Meniran (Phyllanthus niruri L)
satu macam jamu gendong yang bermanfaat sebagai antioksidan yang
bermanfaat untuk meningkatkan produksi mampu merangsang kekebalan tubuh atau
ASI pada ibu yang menyusui. Jamu uyup- menjaga tubuh selalu optimal sehingga
uyup merupakan salah satu jamu yang merangsang produksi ASI (Tohir,2010)
mengandung zat-zat laktogogum yang Komposisi jamu uyup-uyup lainnya
dapat meningkatkan produksi ASI. yaitu daun sembukan (Paederia foetida L)
Terutama kandungan protein, polifenol yang bermanfaat untuk mengobati
dan flavonoid yang mampu membantu perasaan tidak tenang sehingga
hipofise anterior untuk merangsang memberikan emosi positif yang akan
sekresi hormon prolaktin. Pada payudara, membantu reflex oksitoksin. Temu Kunci
protein, polifenol dan flavonoid juga (Boesenbergia pandurata) bermanfaat
dapat merangsang poliferasi epitel untuk menambah nafsu makan, penambah
alveolus sehingga akan terbentuk alveolus darah dan memulihkan kondisi wanita
baru dan merangsang peningkatan sekresi yang baru melahirkan (Saparinto, 2016)
susu (Soetami et al, 2009).
Perbedaan Produksi ASI Hari Ke-1 dan produksi ASI yaitu dengan memperhatikan
Ke-6 pada Kelompok Kontrol pola makan seperti makan tepat waktu dan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat mengkonsumsi makanan secukupnya
diketahui bahwa pada kelompok kontrol berupa sayuran, daging, kacang-kacangan,
pada hari ke-1, rata-rata produksi ASI buah-buahan, susu dan air putih.
sebanyak 472,28 ml meningkat menjadi Faktor frekuensi penyusuan juga
485,92 ml pada hari ke-6. Berdasarkan uji diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
t dependen, didapatkan nilai p-value oleh Tauriska (2014) semakin sering bayi
0,001. Terlihat bahwa p-value 0,001 < α mengisap payudara dengan benar, maka
(0,05), ini menunjukkan bahwa ada ASI semakin sering diproduksi. Bila bayi
perbedaan yang signifikan produksi ASI mengisap puting payudara, maka akan
pada hari ke- 1 dan hari ke-6 pada diproduksi suatu hormon yang disebut
kelompok kontrol. prolaktin, yang mengatur sel dalam alveoli
Faktor-faktor yang dapat agar memproduksi air susu. Air susu
mempengaruhi kelancaran produksi ASI tersebut dikumpulkan ke dalam saluran air
dan pengeluaran ASI yaitu asupan nutrisi, susu. Isapan bayi juga akan merangsang
frekuensi penyusuan, ketenangan jiwa dan produksi hormon lain yaitu oksitosin,
pikiran, perawatan payudara, berat lahir yang membuat sel otot disekitar alveoli
bayi, faktor fisiologi, umur kehamilan, berkontraksi, sehingga air susu didorong
istirahat, penggunaan alat kontrasepsi, menuju puting payudara. Jadi semakin
anatomis payudara, konsumsi rokok dan bayi mengisap, maka semakin banyak air
alkohol (Proverawati, 2009). susu yang dihasilkan (Perinasia, 2008).
Hal tersebut sesuai dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Kamariyah (2014) mengatakan bahwa
Permatasari (2015), membuktikan ada terdapat hubungan antara kondisi
hubungan asupan gizi dengan produksi psikologis ibu dengan kelancaran produksi
ASI pada ibu yang menyusui bayi umur 0- ASI, keadaan psikologis ibu yang baik
6 bulan. Berdasarkan hal tersebut dapat akan memotifasi untuk menyusui bayinya
dipahami bahwa makanan yang sehingga hormon yang berperan pada
dikonsumsi ibu mempengaruhi jumlah produksi ASI akan meningkat karena
ASI yang dikeluarkan sehingga
mencukupi untuk kebutuhan bayi. Cara
untuk meningkatkan
produksi ASI dimulai dari proses 40,29 ml, sedangkan yang tidak diberikan
menyusui dan akan merangsang produksi jamu uyup-uyup rata-rata produksi ASI
ASI. lebih sedikit yaitu 13,57 ml.
Anatomis payudara, jumlah lobus Berdasarkan uji t independen,
dalam payudara juga mempengaruhi didapatkan nilai p-value sebesar 0,000.
produksi ASI. Selain itu perlu Terlihat bahwa p-value 0,000 < α (0,05),
diperhatikan juga anatomis papila atau ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
puting susu ibu. Selain itu, merokok dapat yang signifikan konsumsi jamu uyup-uyup
mengurangi volume ASI karena akan terhadap produksi ASI di wilayah kerja
mengganggu hormon prolaktin dan Puskesmas Winong I, Kecamatan Winong,
oksitosin untuk produksi ASI. Merokok Kabupaten Pati.
akan menstimulasi pelapisan adrenalin Hasil ini sesuai dengan penelitian
dimana adrenalin akan menghambat Kumalasari (2014), jamu uyup-uyup dapat
hormon oksitosin. Meskipun minuman meningkatkan produksi ASI karena dapat
alkohol dosis rendah disatu sisi dapat merangsang hormon prolaktin secara tidak
membuat ibu lebih rileks sehingga langsung sebagai salah satu mekanisme
membantu proses pengeluaran ASI namun suatu senyawa laktagogum (pelancar air
disisi lain etanol dapat menghambat susu), mengandung protein, mineral dan
produksi oksitosin (Maritilia, 2012). vitamin-vitamin. Komponen protein
Pada penelitian ini tidak semua berkhasiat merangsang peningkatan
faktor yang dapat mempengaruhi produksi sekresi air susu, sedangkan steroid dan
ASI dikaji dan dijadikan variabel, seperti vitamin A berperan merangsang
asupan nutrisi, ketenangan jiwa dan proliferasi epitel alveolus yang baru,
pikiran, istirahat, penggunaan alat sehingga terjadi peningkatan alveolus.
kontrasepsi, anatomis payudara, perwatan Menurut Suprayogi (2002), jamu
payudara, keteraturan bayi menghisap, uyup-uyup tergolong jamu merupakan
frekuensi menyusui, serta konsumsi rokok ramuan yang terbuat dari tumbuhan: daun,
dan alkohol. batang, akar, bunga, biji-bijian, dan lain-
Pengaruh Konsumsi Jamu Uyup-uyup lain. Jamu laktogenik memberi ibu rasa
Terhadap Produksi ASI percaya diri dan ketenangan. Kedua jenis
Berdasarkan hasil penelitian, dapat emosi positif ini yang akan membantu
diketahui bahwa rata-rata produksi ASI
yang diberikan jamu uyup-uyup sebesar
meningkatkan refleks oksitoksin sehingga c. Produksi ASI pada kelompok
merangsang pengeluaran ASI. kontrol, pada hari ke-1 sebanyak
Senyawa yang terkandung didalam 472,28 ml, hari ke-6 sebanyak
jamu uyup-uyup antara lain, senyawa 485,92 ml. Hasil uji t dependen,
alkaloid dan flavonoid berfungsi untuk didapatkan p-value 0,001 < α
memicu hipofisis anterior mengeluarkan (0,05), menunjukkan bahwa ada
hormon prolaktin, sehingga bisa pengaruh produksi ASI pada ibu
memperlancar produksi ASI, selain itu nifas yang tidak mengkonsumsi
kandungan senyawa polifenol, steroid, dan jamu uyup- uyup.
substansi lainnya memiliki potensi dalam d. Rata-rata selisih kenaikan produksi
menstimulasi hormon oksitosin dan ASI pada kelompok perlakuan
prolaktin yang paling efektif dalam sebesar 40,29 ml, sedangkan pada
meningkatkan produksi ASI (Tohir, 2010) kelompok kontrol sebesar 13,57 ml.
SIMPULAN Hasil uji t independen, didapatkan
a. Karakteristik responden pada p- value 0,001 < α (0,05), ini
kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan bahwa ada pengaruh
sebagian besar dalam kategori konsumsi jamu uyup-uyup terhadap
reproduksi sehat yaitu berusia 20-35 produksi ASI pada ibu nifas.
tahun, berpendidikan menengah, tidak SARAN
bekerja, dan memiliki status paritas Diharapkan penelitian ini sebagai
multipara. bahan informasi, pertimbangan, serta
b. Produksi ASI pada kelompok menambah wawasan untuk ibu nifas
perlakuan sebelum intervensi tentang penggunaan obat tradisional
sebanyak 477,85 ml, sesudah khususnya jamu uyup-uyup yang
intervensi sebanyak 518,21 ml. digunakan sebagai upaya meningkatkan
Hasil uji t dependen, didapatkan p- produksi ASI dan untuk peneliti
value 0,001 < α (0,05), selanjutnya diharapkan agar lebih
menunjukkan bahwa ada pengaruh mengendalikan faktor-faktor pengganggu
produksi ASI pada ibu nifas yang serta penilaian produksi ASI dapat
mengkonsumsi jamu uyup-uyup. menggunakan spesimen darah untuk
mengetahui kadar hormon prolaktin.
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan
Alam, Syamsul (2016). Faktor-Faktor Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes
Yang Berhubungan Dengan Teknik RI
Menyusui Pada Ibu Di Puskesmas Kumalasari, R Arimbi, D. Ismunandar A.
Pattallassang Kabupaten Takalar. (2014) Pemberian Jamu Uyup Uyup
Al-Sihah : Public Health Science Terhadap Kelancaran Pengeluaran
Journal. 130-138 Air Susu Ibu (ASI) Pada ibu nifas.
Alina, dkk. (2015) Factors Predicting Jurnal Unimus.
Early Discontinuation of Exclusive Kuswaningrum, O. et al. (2017).
Breastfeeding among Women in Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Kelantan. Malaysia: Health and the Bayam Duri (Amaranthus Spinosus
Environment Journal. Vol 4, No.1. L) Terhadap Kadar Prolaktin dan
Dinkes Kabupaten Pati. (2017). Profil Produksi ASI pada Ibu Nifas,
Kesehatan Kabupaten Pati 2017. Thesis. Repository Poltekkes
Pati: Dinkes Kabupaten Pati Kemenkes Semarang
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2017). Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Tengah 2017. Jawa Tengah: Dinkes Pustaka Pelajar
Provinsi Jawa Tengah Nurmalasari, N dan Apriliani, H. (2012)
Handayani, L. (2005), Tanaman Obat Studi Kasus Pemanfaatan
Untuk Masa Kehamilan & Pasca Tumbuhan Sebagai Obat obatan
Melahirkan., Tangerang: PT Agro Tradisonal oleh Masyarakat Adat
Media Pustaka. kampung Naga. Kabupaten Tasik
Hardiani, Ratna Sari. (2017). Status Malaya: Jurnal Universitas Jendral
Paritas Dan Pekerjaan Ibu Soederman. Biosfera 29 (3)
Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu September.
Menyusui 0-6 Bulan. Volume 2, Perinasia (2008). Anatomi dan Fisiologi
Nomor 1. Jurnal Keperawatan, Laktasi. Edisi 2. Jakarta: Gramedia
ISSN: 2540- 7937. Pustaka Utama
Hidayati, Hajaroh. (2013). Hubungan Permatasari, E. (2015). Hubungan Asupan
Sosial Budaya Dengan Keberhasilan Gizi Dengan Produksi Asi Pada Ibu
Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Yang Menyusui Bayi Umur 0-6
Menyususi. [Skripsi] Yogyakarta: Bulan Di Puskesmas Sewon I Bantul
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi: Sekolah Tinggi
Kamariyah, N. (2014). Kondisi Psikologis Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Mempengaruhi Produksi ASI Ibu Yogyakarta.
Menyusui Di BPS Aski Pakis Sido PERMENKES RI/No:
Kumpul Surabaya. Diakses pada 27 003/Menkes/Per/I/2010 tentang
November 2018 Saintifikasi Jamu dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan Kesehatan
Pratiwi, Ratih. (2018). Pengobatan WHO. 2017. WHO Calls Support for
Tradisional (Jamu) Dalam Appropriate Infant and Young Child
Perawatan Kesehatan Ibu Nifas dan Feeding in the Current Emergency
Menyusui. Jurnal Kebidanan in Lebanon, and Caution About
Politeknik Harapan Bersama Tegal. Unnecessary use of Milk Product.
Riksani, Ria. (2011). Keajaiban ASI.
Jakarta : Dunia Sehat
Saparinto, Cahyo & Susiana, Rini. (2016).
Grow Your Own Medical Plant –
Panduan Praktis Menanam 51
Tanaman Obat Populer di
Pekarangan. Yogyakarta: Lily
Publisher.
Soetjiningsih. (2012). ASI Petunjuk untuk
Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC
Suharmiati. (2003). Menguak Tabir dan
Potensi Jamu Gendong. Depok: PT
Agromedia Pustaka
Suprayogi, A., (2002), Proses Produksi
Dan Formulasi Daun Katuk Sebagai
Bahan Minuman Berkhasiat,
Laporan Penelitian Teknologi
Proses Pusat Studi Ilmu Hayati,
Lembaga Penelitian Institut
Pertanian Bogor, Bogor cit.
Tan. (2011). Factors associated with
exclusive breastfeeding among
infants under six months of age in
peninsular Malaysia. International
Breastfeeding Journal; 6:2.
Tauriska, Tri Aprillia. (2014). Hubungan
Antara Isapan Bayi Dengan
Produksi Asi Pada Ibu Menyusui Di
Rumah Sakit Islam Jemursari
Surabaya. Skripsi: Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya
Tohir, Kalsan A. (2010). Bercocok Tanam
Buah Buahan. Kanisius. Yogyakarta
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Anda mungkin juga menyukai