PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
United Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) merekomendasikan sebaiknya anak hanya
disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan. Hal ini
dilakukan dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian
anak. Upaya perbaikan gizi melalui penerapan pemberian ASI
eksklusif telah diamanatkan melalui Undang-Undang NO. 36 tahun
2009 menyatakan bahwa bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif dan
Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012 menyebutkan bahwa
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
bertanggungjawab dalam program ASI eksklusif (Kemenkes RI,
2013).
Di Indonesia,pada Tahun 2014 target pemberianASI ekslusif
sebesar 80% dan tidak mencapai terget dimana cakupan pemberian
ASI ekslusif hanya mencapai 52,3% saja atau sebanyak 1.046.173 bayi
dari 2.000.000 bayi yang dilahirkan. Menurut provinsi hanya provinsi
Nusa Tenggara Barat yang mencapai terget yaitu sebanyak 84,7%
sedangkan terendah adalah di provinsi sumatra utara yaitu 37,6% saja
dengan jumlah 61.416 bayi dari 163.522 bayi yang dilahirkan. Angka
capaian di Provinsi Sumatera Utara tersebut lebih rendah dari rata-rata
capaian pemberian ASI eksklusif secara nasional.(Kemenkes RI,
2014).
Pencapain cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di Kota Medan
dari tahun 2014-2016 tidak stabil dimana pada tahun 2014 capaian
cakupan ASI eksklusif sebesar 45,50% dan mengalami penurunan
pada tahun 2015 menjadi 32,01%. Sedangkan pada tahun 2016
meningkat kembali menjadi 41,76% dari jumlah bayi sebanyak 3.647
bayi (Dinkes Kota Medan, 2017).
1
Pada tahun 2015 yang tidak mencapai target nasional yaitu 40%.
Kota dengan pencapaian >40% untuk kabupaten yaitu Labuhan Batu
Utara 97,90%, Samosir 94,8%, Humbang Hasundutan
84,0%,Simalungun 60,6%, Dairi 55,7%, Pakpak Barat 50,5%, Deli
Serdang 47,1%, Asahan 43,6%, Labuhan batu 40,9%,dan untuk kota
Gunung sitoli 84,5%, Sibolga 46,7% daerah dengan pencapaian <10
% yaitu Kota Medan 6,7%, Tebing tinggi 7,4%. (Profil Kesehatan
Sumatra Utara,2016).
Bayi baru lahir di Sumatra Utara mendapatkan Inisiasi Menyusui
Dini > dari 1 jam 30,3% pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan
12,4 % dan pemberian ASI 0-5 bulan 46,8 % angka ini menunjukan
masih rendahnya pemenuhan akan butuhnya gizi bayi baru lahir.
(Profil Kesehatan Indonesia,2016).
Dampak dari tidak menyusui yaitu bertambahnya kerentanan
terhadap penyakit baik pada anak maupun pada ibu. Dengan menyusui
dapat mencegah sepertiga terjadinya infeksi saluran pernafasan atas
dan mengurangi 58% kejadian usus parah pada bayi prematur.
Sedangkan bagi ibu resiko kanker payudara juga dapat menurun 6-
10% (IDAI,2016).
ASI tidak ternilai harganya, selain meningkatkan kesehatan ASI
juga membuat anak potensial, memiliki emosi yang stabil, spritual
yang matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik, 80%
perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia
3 tahun yang dikenal periode emas (golden age), oleh karena itu
diperlukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan
sampai anak berusia 2 tahun (Kemenkes RI, 2014).
Banyak ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayinya setelah
melahirkan dikarenakan adanya alasan tidak cukup ASI, tidak keluar
ASI setelah melahirkan, tidak diberikan izin oleh suami untuk
menyusui. Berbagai cara sebenarnya dapat digunakan untuk
memperlancar produksi ASI agar bayi mendapatkan cukup ASI, salah
2
satunya yaitu dengan cara metode pemberian kompres kunyit dan
wedang kunyit.
Kunyit atau Curcuma domestica Val. Termasuk anggota famili
Zingiberaceae. Tanaman ini juga dikenal dengan nama Kunyet
(Aceh),Kuning (Gayo), Temu Kuning (Jawa), Kunyir.
Dalam buku “Herbal Medicine : Biomolecular and Clinical
Aspects” mengungkapkan kunyit memiliki lipopolisakarida yang dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh ini sangat penting
untuk melindungi Ibu dari batuk, pilek dan flu saat menyusui.
Menurut National Center for Complementary and Integrative
Health, Ibu menyusui yang rutin mengonsumsi kunyit akan lebih
rendah dalam menderita radang sendi dan nyeri. Salah satu nyeri pada
umumnya yang dialami ibu nifas adalah mastitis pada payudara.
Bagian tanaman kunyit yang sering digunakan sebagai obat adalah
rimpangnya. Adapun komposisi kimia rimpang kunyit, antara
lain :Senyawa kimia yang disebut Curcuminoid yang terdiri dari
kurkumin, desmetoksikumin (10%), dan bisdestoksikurkumin (1-5%),
Minyak atsiri, Lemak (1-3%), Karbohidrat (3%), Protein (30%), Pati
(8%), Vitamin C (45-55%), Garam-garam mineral (zat besi, fosfor dan
calsium).
Melihat rendahnya cakupan ASI eksklusif di Kota Medan yang
biasanya dikarenakan banyak ibu nifas yang mengeluh ASI tidak
lancar keluar, tidak cukup ASI, tidak adanya dukungan dari
suami/keluarga dan beberapa penolakan/studi literatur tentang kunyit
dapat memperlancar ASI, maka kami tertarik untuk meneliti efektivitas
wedang kunyit dan kompres kunyit pada ibu nifas untuk memperlancar
ASI.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat di rumuskan apakah kompres kunyit dan wedang kunyit dapat
meningkatkan produksi ASI.
3
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas wedang kunyit dan kompres
kunyit dapat meningkatkan produksi ASI.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui volume ASI sebelum diberikan kompres
kunyit.
2. Mengetahui volume ASI sebelum diberikan wedang
kunyit.
3. Mengetahui volume ASI sesudah diberikan kompres
kunyit.
4. Mengetahui volume ASI sesudah diberikan wedang kunyit.
5. Mengetahui perbandingan volume ASI sebelum dan
sesudah diberikan kompres kunyit.
6. Mengetahui perbandingan volume ASI sesudah diberikan
wedang kunyit.
7. Mengetahui perbandingan volume ASI sesudah diberikan
kompres kunyit dan wedang kunyit terhadap ibu yang tidak
diberikan kompres kunyit dan wedang kunyit
D. MANFAAT PENELITIAN
D.1 Manfaat Teoritis
Untuk menambah sumbangan ilmu pengetahuan bagi pendidikan
mengenai kompres kunyit dan wedang kunyit untuk produksi ASI.
1. Bagi institusi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dalam proses pembelajaran dan pemanfaatan tanaman
obat keluarga. Terutama memberikan gambaran masukan dan
informasi bagi penelitian selanjutnya.
1. Bagi tenaga kesehatan
4
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan bagi tenaga kesehatan dalam mengelolah tanaman
obat keluarga terutama kunyit terhadap peningkatan produksi ASI.
2. Bagi lahan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah
informasi dan masukan dalam upaya peningkatan produksi ASI
yang mengeluh bahwa ASI nya tidak lancar.
E. KEASLIAN PENULIS
a. Penelitian sebelum nya ahmad baeqny,suprio,sri hidayati pada
buan maret-april 2016 di puskesmas buaran semarang tentang
pemberian jamu (kunyit,rmuan daun katuk,asam jawa) terhadap
produksi ASI pada ibu nifas.
b. Menurut penelitian Adela Mentari; Prof. Dr. Suwijiyo Pramono
dan DEA, Apt, yang berjudul “Kajian Hubungan Komposisi dan
Khasiat Ramuan Obat Tradisional yang Digunakan Oleh Ibu-ibu
pada Masa Nifas di Kabupaten Sleman Bagian Barat”. Hasil
penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kajian hubungan
komposisi ramua obat tradisional dengan khasiat dan efek samping
yang mungkin terjadi pada wanita dalam masa nifas yang
menggunakan ramuan obat tradisional yang berada di wilayaha
Kabupaten Sleman bagian barat.
c. Menurut penelitian Krismawulan yang berjudul “Pengaruh
Tahapan Pencucian, Pengeringan, dan Ekstraksi Rimpang Kunyit
(Curcumae domesticae Val.) Terhadap Jumlah Cemaran
Kapang/Khamir. Hasil penelitian dilakukan bahwa dalam proses
pencucian, pengeringan, dan ekstraksi mempengaruhi jumlah
cemaran kapang/khamir pada rimpang basah, serbuk rimpang
kering, dan ekstrak rimpang kunyit.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ASI
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu
melalui proses menyusui. ASI merupakan makanan yang telah disiapkan
untuk calon bayi saat ibu mengalami kehamilan. ASI mempunyai nilai gizi
paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh tangan
manusia ataupun susu yang berasal dari hewan, seperti susu sapi, kerbau, atau
kambing. (khasanah,2013).
6
memproduksi ASI yang lebih tinggi. Kekurangan asup mkanan dapat
menurunkan produksi ASI (Almatsier,2011).
7
dan bersentuhan antara kulit ke kulit. Bayi juga bisa
mendengarkan detak jantung ibu. Merasakan
kehangatan sentuhan kulit ibu dekapan ibu.
Aspek penurunan berat badan ibu yang menyusui secara
ekslusif ternyata lebih mudan atau cepat kembali ke
berat badan semula sebelum hamil. Pada saat
hamil,badan bertambah besar,selain karena ada
janin,juga karena adanya timbunan lemak yang
disiapkan untuk sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi Asi.. dengan menyusui tubuh akan
menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan
lemak yang berfungsi sebagai tenaga akan terpakai .
Dan jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu
akan mengalami penurunan seperti sebelum hamil.
Menyusui bisa membakar ekstra kalori sebanyak 200-
500 kalori per hari. Jumlah kalori ini hampir sama
dengan jumlah kalori yang dibuang seseorang jika ia
berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama
satu jam.
2. Manfaat ASI bagi keluarga
Tidak perlu uang untuk membelin susu formula, botol
susu, kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu
atau peralatan.
Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih
sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan
berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM
dari ASI eksklusif.
Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat
tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
8
3. Manfaat ASI bagi Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu
mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk
mempersiapkannya.
Bayi sehat membuat bayi lebih sehat.
Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena
jumlah bayi sakit lebih sedikit.
Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan
menurunkan kematian.
ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi
dan baru.
9
berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke
dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang
secara perlahan-lahan bertemu didalam aerola dan membentuk sinus
lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya,
yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam)
mulut bayi.
Berdasarkan waktu produksi, ASI dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Colostrum
Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mammae yang mengandung tissue debris dan redual material
yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mammae
sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Tentang Colostrum :
Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai
hari ketiga atau hari keempat, dari masa laktasi.
Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI
Mature.
Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan
meconeum usus bayi baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
Mature, tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein
yang utama adalah caesin. Pada kolostrum protein yang
utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya
perlindungan terhadap infeksi.
10
Tabel Komposisi Kolostrum dan Kegunaannya
A.5 KUNYIT
a. Karateristik
Kunyit atau Curcuma domestica Val. Termasuk anggota famili
Zingiberaceae. Tanaman ini juga dikenal dengan nama Kunyet
(Aceh),Kuning (Gayo), Temu Kuning (Jawa), Kunyir.
Kunyit merupakan tanaman semak, tingginya sekitar 70 cm, batang
semu berwarna hijau kekuningan, tegak dan membentuk rimpang.
Daunnya tunggal, berwarna hijau pucat, berbentuk lanset memanjang,
ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5
cm, dan pertulangannya menyirip. Jumlah helai daun dalam satu
tanaman adalah tiga sampai delapan. Bunganya termasuk bunga
majemuk, berambut, bersisik, dengan panjang tangkai 16-40 cm.
Mahkota bunga memiliki panjang sekitar 3 cm, lebar sekitar 1,5 cm,
berwarna kuning. Kelopak bunga berbentuk silindris, berwarna ungu,
11
bercangap 3, tipis, dengan pangkal daun pelindung berwarna putih.
Akarnya termasuk akar serabut, berwarna cokelat muda.
Bagian tanaman kunyit yang sering digunakan sebagai obat adalah
rimpangnya. Adapun komposisi kimia rimpang kunyit, antara lain :
Senyawa kimia yang disebut Curcuminoid yang terdiri dari
kurkumin, desmetoksikumin (10%), dan bisdestoksikurkumin
(1-5%)
Minyak atsiri
Lemak (1-3%)
Karbohidrat (3%)
Protein (30%)
Pati (8%)
Vitamin C (45-55%)
Garam-garam mineral (zat besi, fosfor dan calsium)
1. Kompres kunyit
Kunyit mengandung banyak senyawa yang berkhasiat sebagaiobat.
Diantaranya : kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,desmetoksikumin
dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat manfaat lainya. Salah satu khasiat
kunyit yaitu untuk mempelancar ASI.
Cara mengunakanya:
Ambil satu rimpang kunyit segar
Cuci bersih dan tumbuk hingga halus
Oleskan kunyit yang dihaluskan di sekitar payudara
Lakukan 2 hari sekali secara teratur
Hasilnya , produksi ASI akan meningkat
2. Wedang kunyit
Kunyit tidak hanya baik digunakan untuk olesan luar seperti pada resep
pertama. Kunyit juga sangat baik untuk dijadikan minuman sehat.
Kandungannya dapat merangsang produksi ASI lebih lancar.
12
Cara membuatnya :
Ambil satu rimpang kunyit
Bersihkan dan tumbuk hingga halus
Setelah halus,rebus kunyit dengan 2 gelas air putih
Tambahkan 1 potong gula merah
Rebus hingga airnya tersisa setengahnya saja
Minum selagi hangat
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Pretest Posttest
Kel. Eksperimen X 02
02
Kel. Kontrol
02 : Postest dilakukan pada ibu nifas yang menyusui dengan lembar observasi
14
B.2 Waktu Penelitian
C. Populasi
C.1 Populas
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek
yang diteliti (Notoatmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu dan bayi dibawah 6 bulan yang menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Pancur Batu tahun 2019.
C.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Menurut Rosque penelitian bisa dilakukan 10
sampai 20 sampel teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara porposive
samping dimana didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu dan
berdasarkan sifat dan ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Jumlah sampel penelitian adalah 15 orang ibu nifas yang menyusui.
Kriteria Inklusi
1. Ibu menyusui umur 20-35 tahun
2. Hb normal
3. Bayi baru lahir normal dengan berat badan normal, umur kurang dari 6
bulan
4. Frekuensi menyusui 6-8x/hari
15
5. ASI Ekslusif
Kriteria Ekslusi
16
E. Alat Ukur Instrumen Penelitian dan Bahan Penelitian
Instrument adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrument yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengukur
produksi ASI melalui berat badan bayi dengan menggunakan timbangan.
Untuk melihat frekuensi ibu mengonsumsi wedang jahe dan kompresan
parutan jahe, frekuensi menyusui, frekuensi buang air kecil digunakan
lembar observasi.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini adalah:
1. Menentukan masalah dalam penelitian. Dalam tahap ini peneliti
mengadakan survei awal terhadap ibu nifas yang menyusui di Wilayah
Kerja Puskesmas Pancur Batu.
2. Penelusuran kepustakaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penelusuran kepustakaan yang
dilakukan berdasarkan buku dan jurnal yang berkualitas dengan
permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh informasi yang
relevan.
3. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu persiapan dan
pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan pengumpulan data dan
mengukur skore hasil observasi. Peneliti memberikan wedang jahe dan
parutan jahe kepada ibu nifas yang menyusui bayi berusia dibawah 6
bulan selama 14 hari berturut-turut.
4. Data terkumpul
Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisa univarial dan
bivarial.
17
G. Pengolahan dan Analisis Data
G.1 Pengolahan Data
Dalam pengolahan data menurut (Notoatmojo, 2013) dilakukan
dengan 4langkah yaitu sebagai berikut:
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan lembar ceklist
apakah lembar ceklist sudah diisikan dengan lengkap dan jelas oleh
responden.
2. Coding
Merupakan kegiatan untuk merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan.
3. Processing
Setelah data dikoding maka langkah selanjutnya melakukan entry dari
data lembar ceklist kedalam program komputer.
4. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data sudah diantri ada
kesalahn atau tidak.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan dengan cara membuat distribusi
frekuensi dari setiap variabel dependent dan independent, variabel
dependent yaitu kecukupan ASI pada bayi berusia dibawah 8 bulan
ditinjau dari berat badan bayi dengan variabel independent adlah
wedang jahe dan kompresan parutan jahe.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara 2
variabel yaitu masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
Yaitu efektifita wedang jaeh dan kompresan partan jahe terhadap
kecukupan ASI pada bayi dibawah 6 bulan dan dilakukan
perbandingan dengan uji Independent Sampless Test.
18
H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian mengajukan permohonan izin kepada
Kepala Puskesmas Pancur Batu untuk mendapatkan persetujuan, kemudian
peneliti melakukan penelitian dengan menekankan aspek etika penelitian
yang meliputi:
1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent)
Informed consent berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden,
tujuan pemberiannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2. Kerahasiaan (convidentially)
Kerahasiaan menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.
19