Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Produksi Air Susu Ibu (ASI) yang kurang pada hari-hari pertama masa

nifas selalu menjadi pemicu bayi baru lahir diberikan susu formula yang

akhirnya mengakibatkan tidak tercapainya ASI eksklusif, yang mana ASI

eksklusif sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Pollard,

2016)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena

mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan

pertama kehidupan bayi. Seorang ibu sering mengalami masalah dalam

pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI

yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan

pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Wulandari dan Handayani,

2017).

Air Susu ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor

33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang

diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa

menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain

(kecuali obat, Vitamin, dan Mineral (Kemenkes RI, 2021).

Air Susu Ibu (ASI) mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi

karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk

mematikan kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif

1
2

dapat mengurangi resiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan

yang di hasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga. Hari keempat

sampai hari kesepuluh ASI mengandung Immunoglobulin, protein, dan laktosa

lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi

dengan warna susu yang lebih putih. Selain mengandung zat makanan, ASI

juga mengandung enzim tertentu yang berfungsi sebagai zat penyerap yang

tidak akan mengganggu enzim lain di usus. Susu formula tidak emngandung

enzimtersebut sehingga penyerapan makanan sepenuhnya bergantung pada

enzim yang terdapat di usus bayi (Kemenkes RI, 2021).

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 masih menunjukkan

rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia baru berkisar 38 persen. Jika

dibandingkan dengan target WHO yang mencapai 50%, maka angka tersebut

masihlah jauh dari target (WHO, 2016).

Menurut data Riskesdas yang diambil dari tahun 2014 - 2018 cakupan

ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 37,3%, 2015 sebesar

55,7%, tahun 2016 sebesar 54%, tahun 2017 sebesar 61,33%, dan pada tahun

2018 mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 37,3% (Riskesdas,

2018).

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2021 menunjukkan

bahwa, dari 133,418 bayi yang berusia 0 – 6 bulan, yang diberikan ASI

Eksklusif sebanyak 113.995 bayi (85,4%) yang terdiri dari Kabupaten

Lombok Barat sebanyak 12.030 bayi (10,6%), Lombok Tengah sebanyak

13.024 bayi (11,4%), Lombok Timur sebanyak 20.080 bayi (17.6%),

Sumbawa sebanyak 44.262 bayi (38.8%), Dompu sebanyak 2.259 bayi


3

(2.0%), Bima sebanyak 4.001 bayi (3.5%), Sumbawa Barat sebanyak 4.483

bayi (3.9%), Lombok Utara sebanyak 3.814 bayi (3.3%), Kota Mataram

sebanyak 450 bayi (0.4%) dan Kota Bima sebanyak 9.592 bayi (8,4%) (Dinas

Kesehatan Provinsi NTB, 2021).

Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2021 memiliki cakupan

pemberian ASI esklusif sebanyak 20.080 bayi dengan persentase 80,5% dari

24.940 bayi yang berusia 0-6 bulan. Pada tahun 2021, cakupan pemberian ASI

eksklusif di Kabupaten Lombok Timur mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 23.624 bayi dengan persentase

86,2% dari 27.399 bayi yang berusia 0 – 6 bulan. Cakupan pemberian ASI

esklusif ini belum memenuhi target. Dari 34 puskesmas di Lombok timur

tidak ada satupun yang mencapai target IMD 95%. Hanya terdapat dua

puskesmas dengan angka persentase di atas 90% yaitu puskesmas Suralaga

90,60% dan puskesmas Sakra 91,79%. Sedangkan Puskesma terara hanya

mencapai 85,61% IMD (Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, 2021).

Banyak masalah muncul dihari-hari pertama pemberian ASI seperti :

ASI yang tidak keluar atau produksi ASI kurang sehingga mengakibatkan bayi

tidak akan mendapatkan ASI yang memadai. Hal tersebut terjadi karena

banyak ibu nifas yang belum mengetahui pentingnya melakukan SPA

payudara yang bepengaruh pada kelancaran produksi ASI (Kemenkes RI,

2021).

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan pada bayi jika produksi ASI

tidak lancar antara lain : bayi rentan mengalami infeksi. Bayi yang tidak

mendapatkan ASI eksklusif nyatanya memiliki daya tahan tubuh yang lebih
4

rendah dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Hal ini membuat

bayi lebih rentan mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi

dalam tubuh. Selain itu, bayi akan berisiko mengalami gangguan kesehatan,

seperti infeksi pencernaan, infeksi saluran pernapasan bagian atas, hingga

infeksi pada telinga. Kemudian bayi juga beresiko tinggi mengalami penyakit

non infeksi seperti : obesitas, alergi, kekurangan gizi, asma, hingga eksim

(Rizal, 2022).

Pengeluaran ASI yang tidak lancar juga memberikan dampak yang

negatif terhadap ibu seperti : mengalami kesakitan karena payudara bengkak,

mastitis dan bahkan abses pada payudara yang dapat menyebabkan infeksi.

Payudara yang terinfeksi tidak dapat disusukan akibatnya bayi kurang

mendapat ASI, sehingga bayi dapat mengalami dehidrasi, kurang gizi, ikterus,

diare serta kurangnya kekebalan tubuh bayi (Rizky, 2017).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi Air

Susu Ibu (ASI) pada ibu post partum yaitu : frekuensi pemberian ASI, berat

bayi saat lahir usia kehamilan saat bayi lahir, usia ibu dan paritas dan penyakit

akut, inisiasi menyusui dini (IMD), keberadaan perokok pasif dan aktif,

konsumsi alkohol, perawatan payudara, penggunaan alat kontrasepsi dan

status gizi (Soetjiningsih, 2017).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi produksi ASI

yang tidak lancar yaitu : dengan cara melakukan SPA payudara pada masa

nifas yang bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah

tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga memperlancar pengeluaran ASI,

memeliharan kebersihan dan mengatasi putting susu data yang terbenam.


5

Gerakan pada SPA payudara bermanfaat melancarkan refleksi pengeluaran

ASI. Selain itu juga merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan volume

ASI. Spa payudara merupakan suatu metode yang digunakan untuk

meningkatkan produksi ASI dan salah satu cara untuk melancarkan proses

menyusui dengan melakukan perawatan payudara secara teratur (Risneni,

2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Terara pada tanggal

15 November 2022 menunjukkan bahwa jumlah ibu nifas dari bulan Januari –

Oktober 2022 sebanyak 626 orang. Kemudian dari hasil studi pendahuluan

yang telah dilakukan terhadap 10 ibu nifas diketahui bahwa 7 ibu nifas

menggalami gangguan produksi ASI, dikarenakan hanya boleh makan nasi

putih dan kurangnya pengetahuan ibu tentang SPA payudara dan 3 ibu nifas

lainnya produksi ASI nya lancar dan sering melakukan spa payudara untuk

melancar sirkulasi darah agar proses produksi ASI berjalan lancar (Puskesmas

Terara, 2022)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang: “Pengaruh SPA Payudara Terhadap Kelancaran

Produksi Asi Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Terara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah Ada Pengaruh SPA Payudara

Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja

Puskesmas Terara?”.
6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh SPA payudara terhadap kelancaran produksi

ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Terara.

Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kelancaran produksi ASI pada ibu nifas sebelum dan

sesudah melakukan SPA payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Terara

b. Menganalisis pengaruh SPA payudara terhadap kelancaran produksi

ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Terara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan

sebagai tambahan data untuk pengembangan ilmu kebidanan terkait

tentang SPA payudara pada ibu nifas.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Bagi Institusi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan Puskesmas mengetahui manfaat

SPA payudara terhadap ibu nifas, Sehinga biasa di terapkan sebagai

salah satu bentuk interpensi di ruang ibu nifas di puskesmas.

b. Bagi Ibu Nifas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas

tentang pengaruh spa payudara terhadap kelancaran produksi ASI.


7

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

untuk mengembangkan kualitas pendidikan di bidang kesehatan

khususnya mahasiswa bidan yang ada di Hamzar Lombok Timur..

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hadil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

acuan atau literatur untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang :

pengaruh spa payudara terhadap kelancara produksi ASI pada ibu

nifas.

E. Keaslian penelitian

Berdasarkan peninjauan berbagai sumber pustaka, peneliti menemukan

beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian yang dilakukan yaitu:

Peneliti Judul Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


Penelitian Penelitian
Muawanah, Pengaruh Jenis penelitian ini Hasil Persamananya Perbedaannya
Siti (2021) pijat laktasi adalah observasi penelitian yaitu : variabel terletak pada
terhadap eksperimen dengan menunjukkan dependent metode penelitian
kelancaran desain Quasi ada pengaruh yang diteliti yang digunakan.
produksi asi Experimental Design pijat laktasi sama yaitu : Pada penelitian
pada ibu model Non- terhadap tentang terdahulu
menyusui Equivalent Control kelancaran kelancaran menggunakan
baby SPA Group Design produksi asi produksi ASI, eksperimen
pati di pada ibu kemudian dengan desain
Manini menyusui baby analisis data quaxi
Baby Spa SPA pati di yang experimental
Kudus Manini Baby digunakan juga sedangkan peneliti
Spa Kudus sama yaitu : uji menggunakan pra
tahun 2020 wilcoxon. eksperimental.
dengan nilai p Selain itu, teknik
value sebesar pengambilan
0,000 < 0,05. sampel yang
digunakan juga
berbeda.
8

Kholisotin, Pengaruh Metode penelitian Hasil Metode Variabel


dkk (2019) Pijat yang digunakan penelitian penelitian yang independent yang
oksitosin dalam penelitian ini dengan digunakan diteliti berbeda.
terhadap adalah pra menggunakan sama yaitu : Penelitian
pengeluaran eksperimental dengan uji T paired t- pra terdahulu meneliti
asi pada ibu rancangan thestatic test ditemukan experimental. tentang pijat
post partum graoup comparison: ada pengaruh Kemudian oksitosin
primipara di randomized control pijat oksitosin variabel sedangkan peneliti
RSIA graoup only design. terhadap dependent melakukan
Srikandi IBI pengeluaran yang diteliti penelitian tentang
ASI pada ibu juga sama SPA payudara.
post partum yaitu tentang Selain itu, teknik
primipara di pengeluaran pengambilan
RSIA Srikandi ASI. sampel dan
IBI tahun 2019 analisis data yang
dengan nilai digunakan juga
P=0,001 < 0,05 berbeda.

Zulfia Hubungan Desain penelitian Hasil Variabel Metode penelitian


(2019) status gizi yang digunakan penelitian dependent yang digunakan
terhadap dalam penelitian ini menunjukkan yang diteliti berbeda. Peneliti
produksi Asi adalah cros sectional tidak ada sama yaitu : menggunakan
pada ibu atau potong lintang. hubungan tentang metode pra
menyusui di status gizi produksi ASI. experimental
Puskesmas terhadap sedangkan
Tamalanrea produksi Asi penelitian
Makasar pada ibu terdahulu
menyusui di menggunakan
Puskesmas rancangan cross
Tamalanrea sectional.
Makasar tahun Kemudian teknik
2019 dengan pengambilan
nilai p value sampel, analisis
sebesar 0,365 data yang
lebih besar dari digunakan juga
nilai α = 0,05 berbeda.

Nining dan Pengaruh Penelitian ini Hasil Variabel Metode penelitian


Aprilia stress menggunakan penelitian dependent yang digunakan
(2021) psikologi desain analitik menggunakan yang diteliti berbeda. Peneliti
terhadap dengan pendekatan uji statistic sama yaitu : menggunakan
produksi cross Mann witney tentang rancangan pra
ASI Pada sectional di U test produksi ASI. experimental
ibu post Wilayah Kabupaten ditemukan Kemudian sedangkan
partum Kediri tidak ada teknik penelitian
pengaruh stress pengambilan terdahulu
terhadap sampel yang menggunakan
produksi ASI digunakan juga pendekatan cross
didapatkan sama. sectional. Selain
nilai itu, analisis data
p value 0,166 yang digunakan
yang berarti juga berbeda.
lebih besar dari
alpha (0,05).
9

Wilis, Sri Pengaruh Metode Penelitian ini Hasil Uji Metode Tennik
(2020) SPA menggunakan Wilcoxon penelitian yang pengambilan
Payudara metode Pra Signed Ranks digunakan sampel dan
terhadap Eksperimental Test sama yaitu : analisis data yang
Kelancaran dengan rancangan didapatkan pra digunakan
Produksi One-Group Pra-Post nilai P value experimental. berbeda.
ASI Pada test design 0,000 < nilai  Variabel
Ibu Nifas di = 0,05 yang independent
Puskesmas berarti bahwa dan dependent
Gunungsari (αhitung) ≤ yang diteliti
Kabupaten 0,05 maka H1 sama yaitu :
Bojonegoro. diterima dan tentang SPA
H0 ditolak Payudara dan
artinya ada produksi ASI.
pengaruh SPA Kemudian
payudara teknik
terhadap pengambilan
kelancaran sampel yang
produksi ASI digunakan juga
pada ibu nifas sama.
Gusti Ayu Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan Variabel Perbedaannya
Mega Ardi pijat laktasi menggunakan jenis hasil uji dependent yaitu metode
Lestari terhadap penelitian quasi analisis yang diteliti penelitian yang
(2022) peningkatan eksperimental dengan bivariat, sama yaitu digunakan
produksi desain didapatkan tentang berbeda. Peneliti
ASI pada pretest-posttest one bahwa nilai p produksi ASI, menggunakan pra
ibu group design value selain analisis experimental
menyusui yaitu 0,000 < data yang sedangkan
bayi usia 0 – 0,05 atau H1 diguanakan penelitian
6 bulan di diterima dan juga sama. terdahulu
Wilayah H0 ditolak. menggunakan
Kelurahan Maka dapat quasi
Banjar disimpukan experimental.
Tengah bahwa Selain teknik
terdapat pengambilan
pengaruh pijat sampel yang
laktasi digunakan juga
terhadap berbeda.
peningkatan
produksi ASI
pada ibu
menyusui bayi
usia 0-6 bulan
secara
signifikan

Siti Pengaruh Penelitian ini Hasil Variabel Metode penelitian


Rahmatia perawatan merupakan penelitian penelitian ini dependent yang digunakan
(2019) payudara Quasi eksperimen menunjukkan yang diteliti berbeda. Peneliti
terhadap dengan pendekatan bahwa untuk sama yaitu : menggunakan pra
kelancara pre test dan post test kelompok tentang experimental
ASI pada eksperimen ada kelancaran sedangkan
ibu nifas di pengaruh ASI, selain penelitian
RSUD Syeh perawatan pendekatan terdahulu
Yusuf payudara penelitian yang menggunakan
Kabupaten terhadap digunakan juga quasi
10

Gowa kelancaran ASI sama yaitu experimental.


pada ibu nifas menggunaka Kemudian teknik
dengan nilai pretest dan pengambilan
p = 0,00 posttest. sampel dan
Sedangkan analisis data yang
untuk digunakan juga
kelompok berbeda.
kontrol nilaip =
0,083
Maya Pengaruh Penelitian ini Hasil Variabel Metode penelitian
Astuti Terapi SPA merupakan penelitian dependent yang digunakan
(2021) dengan penelitian dengan menunjukkan yang diteliti berbeda. Begitu
Ramuan pendekatan pre and ada pengaruh sama yaitu : juga dengan
Dasemon post test design with terapi SPA tentang analisis statistik
(Daun Serai control group dengan kelancaran yang digunakan
Lemon) Ramuan ASI. Selain juga berbeda.
Terhadap Dasemon teknik
Produksi (Daun Serai pengambilan
ASI dan Lemon) sampel yang
kualitas Terhadap digunakan juga
hidup ibu Produksi ASI sama.
post partum dan kualitas
di Wilayah hidup ibu post
Kerja partum di
Puskesmas Wilayah Kerja
Kemang Puskesmas
Kabupaten Kemang
Bogor. Kabupaten
Bogor dengan
nilai p value
sebesar 0,000 <
0,05.
Novia Pengaruh Metode penelitian Hasil Variabel Metode penelitian
Wahyuliani perawatan adalah quasy penelitian ada dependent yang digunakan
(2022) payudara experiment pre-post pengaruh yang yang diteliti berbeda. Peneliti
dan pijat test control group signifikan sama yaitu : menggunakan pra
oksitosin design pengaruh tentang experimental
terhadap Perawatan kelancaran sedangkan
kelancaran payudara dan ASI. Selain penelitian
produksi asi pijat oksitosin teknik terdahulu
pada ibu terhadap pengambilan menggunakan
nifas di RSU kelancaran sampel yang quasi
Gmim Produksi ASI digunakan juga eksperimental.
Bethesda dengan uji sama. Selain itu, dengan
Tomohon Wilcoxon analisis statistik
didapatkan yang digunakan
hasil Z=-3,317 juga berbeda.
dengan
signifikan
0.001 <  = 0.0

Anda mungkin juga menyukai