PENDAHULUAN
Produksi Air Susu Ibu (ASI) yang kurang pada hari-hari pertama masa
nifas selalu menjadi pemicu bayi baru lahir diberikan susu formula yang
2016)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI
yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan
pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir (Wulandari dan Handayani,
2017).
33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah ASI yang
Air Susu Ibu (ASI) mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi
karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk
1
2
yang di hasilkan pada hari pertama sampai dengan hari ketiga. Hari keempat
lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi
dengan warna susu yang lebih putih. Selain mengandung zat makanan, ASI
juga mengandung enzim tertentu yang berfungsi sebagai zat penyerap yang
tidak akan mengganggu enzim lain di usus. Susu formula tidak emngandung
rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia baru berkisar 38 persen. Jika
dibandingkan dengan target WHO yang mencapai 50%, maka angka tersebut
Menurut data Riskesdas yang diambil dari tahun 2014 - 2018 cakupan
55,7%, tahun 2016 sebesar 54%, tahun 2017 sebesar 61,33%, dan pada tahun
2018).
bahwa, dari 133,418 bayi yang berusia 0 – 6 bulan, yang diberikan ASI
(2.0%), Bima sebanyak 4.001 bayi (3.5%), Sumbawa Barat sebanyak 4.483
bayi (3.9%), Lombok Utara sebanyak 3.814 bayi (3.3%), Kota Mataram
sebanyak 450 bayi (0.4%) dan Kota Bima sebanyak 9.592 bayi (8,4%) (Dinas
pemberian ASI esklusif sebanyak 20.080 bayi dengan persentase 80,5% dari
24.940 bayi yang berusia 0-6 bulan. Pada tahun 2021, cakupan pemberian ASI
86,2% dari 27.399 bayi yang berusia 0 – 6 bulan. Cakupan pemberian ASI
tidak ada satupun yang mencapai target IMD 95%. Hanya terdapat dua
ASI yang tidak keluar atau produksi ASI kurang sehingga mengakibatkan bayi
tidak akan mendapatkan ASI yang memadai. Hal tersebut terjadi karena
2021).
Ada beberapa dampak yang ditimbulkan pada bayi jika produksi ASI
tidak lancar antara lain : bayi rentan mengalami infeksi. Bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif nyatanya memiliki daya tahan tubuh yang lebih
4
rendah dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Hal ini membuat
bayi lebih rentan mengalami berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi
dalam tubuh. Selain itu, bayi akan berisiko mengalami gangguan kesehatan,
infeksi pada telinga. Kemudian bayi juga beresiko tinggi mengalami penyakit
non infeksi seperti : obesitas, alergi, kekurangan gizi, asma, hingga eksim
(Rizal, 2022).
mastitis dan bahkan abses pada payudara yang dapat menyebabkan infeksi.
mendapat ASI, sehingga bayi dapat mengalami dehidrasi, kurang gizi, ikterus,
Susu Ibu (ASI) pada ibu post partum yaitu : frekuensi pemberian ASI, berat
bayi saat lahir usia kehamilan saat bayi lahir, usia ibu dan paritas dan penyakit
akut, inisiasi menyusui dini (IMD), keberadaan perokok pasif dan aktif,
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi produksi ASI
yang tidak lancar yaitu : dengan cara melakukan SPA payudara pada masa
ASI. Selain itu juga merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan volume
meningkatkan produksi ASI dan salah satu cara untuk melancarkan proses
2020).
15 November 2022 menunjukkan bahwa jumlah ibu nifas dari bulan Januari –
Oktober 2022 sebanyak 626 orang. Kemudian dari hasil studi pendahuluan
yang telah dilakukan terhadap 10 ibu nifas diketahui bahwa 7 ibu nifas
putih dan kurangnya pengetahuan ibu tentang SPA payudara dan 3 ibu nifas
lainnya produksi ASI nya lancar dan sering melakukan spa payudara untuk
melancar sirkulasi darah agar proses produksi ASI berjalan lancar (Puskesmas
Terara, 2022)
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah Ada Pengaruh SPA Payudara
Puskesmas Terara?”.
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
nifas.
E. Keaslian penelitian
beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian yang dilakukan yaitu:
Wilis, Sri Pengaruh Metode Penelitian ini Hasil Uji Metode Tennik
(2020) SPA menggunakan Wilcoxon penelitian yang pengambilan
Payudara metode Pra Signed Ranks digunakan sampel dan
terhadap Eksperimental Test sama yaitu : analisis data yang
Kelancaran dengan rancangan didapatkan pra digunakan
Produksi One-Group Pra-Post nilai P value experimental. berbeda.
ASI Pada test design 0,000 < nilai Variabel
Ibu Nifas di = 0,05 yang independent
Puskesmas berarti bahwa dan dependent
Gunungsari (αhitung) ≤ yang diteliti
Kabupaten 0,05 maka H1 sama yaitu :
Bojonegoro. diterima dan tentang SPA
H0 ditolak Payudara dan
artinya ada produksi ASI.
pengaruh SPA Kemudian
payudara teknik
terhadap pengambilan
kelancaran sampel yang
produksi ASI digunakan juga
pada ibu nifas sama.
Gusti Ayu Pengaruh Penelitian ini Berdasarkan Variabel Perbedaannya
Mega Ardi pijat laktasi menggunakan jenis hasil uji dependent yaitu metode
Lestari terhadap penelitian quasi analisis yang diteliti penelitian yang
(2022) peningkatan eksperimental dengan bivariat, sama yaitu digunakan
produksi desain didapatkan tentang berbeda. Peneliti
ASI pada pretest-posttest one bahwa nilai p produksi ASI, menggunakan pra
ibu group design value selain analisis experimental
menyusui yaitu 0,000 < data yang sedangkan
bayi usia 0 – 0,05 atau H1 diguanakan penelitian
6 bulan di diterima dan juga sama. terdahulu
Wilayah H0 ditolak. menggunakan
Kelurahan Maka dapat quasi
Banjar disimpukan experimental.
Tengah bahwa Selain teknik
terdapat pengambilan
pengaruh pijat sampel yang
laktasi digunakan juga
terhadap berbeda.
peningkatan
produksi ASI
pada ibu
menyusui bayi
usia 0-6 bulan
secara
signifikan