Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang ibu yang baru melahirkan akan mengalami perubahan

hidup karena kehadiran buah hatinya. Prioritas pertama saat itu adalah

memberikan ASI sebagai makanan bagi bayinya. Pemberian Air Susu Ibu

(ASI) bagi bayi baru lahir merupakan salah satu upaya untuk mencegah

kematian dan masalah kekurangan gizi pada bayi dan balita

Air susu ibu (ASI) sangat bermanfaat bagi bayi dan ibu khususnya

pemberian ASI hingga usia 6 bulan (ASI Eksklusif). Manfaat pemberian

ASI bagi bayi yaitu bayi akan tumbuh sehat, bersifat lemah lembut dan

mempunyai IQ yang tinggi. Kandungan nutrisi yang terdapat dalam ASI

dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga dapat mencegah

terjadinya penyakit dan kematian pada bayi (Maryunani,2019). Manfaat

menyusui bagi ibu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan,

mempercepat pemulihan kecepatan ibu, seperti involusi rahim,

menunda kehamilan, dan mengurangi resiko terkena kanker payudara.

(Roesli utami dalam Oriza 2019).

ASI yang tidak sering dikeluarkan dapat berkembang menjadi

bendungan ASI, payudara terisi sangat penuh dengan ASI, aliran susu

menjadi terhambat dan akan menyebabkan payudara bengkak.

Selanjutnya jika bendungan ASI tidak segera tertangani akan

1
2

mengakibatkan terjadinya tingkat keparahan yang berlanjut.(Saifuddin,

2018)

Kejadian Bendungan ASI yang disebabkan oleh pengeluaran air

susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu pada

ibu nya.Gangguan ini dapat menjadi lebih parah apabila ibu jarang

menyusukan bayinya, if dan apabila tidak segera di tangani maka akan

menyebabkan Bendungan ASI pada payudara. Pembendungan ASI

dapat terjadi karena penyempitan ductus lakteferi atau oleh kelenjar-

kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada

puting susu sehingga terjadinya pembengkakan pada payudara karena

peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan

ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan akibatnya bayi tidak

mendapatkan ASI secara Eksklusif. ( Sulistyawati,2019)

Sementara, pemberian ASI Eksklusif telah direkomendasikan oleh

badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) sejak tahun

2001. Menurut data UNICEF per tahun 2020, hanya 44% bayi di dunia

yang

mendapatkan ASI Eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sementara di Asia

Selatan dan Asia Pasifik berturut-turut hanya sebesar 57% dan 30% ibu-

ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (UNICEF, 2020).

Menurut survey SDKI 2017, ibu nifas yang mengalami bendungan

ASI sebanyak 3.712 orang. Sehubungan dengan hal tersebut ditetapkan


3

Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu

(ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5

persen – atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari

enam bulan- yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau menurun 12

persen dari angka di tahun 2019. Sedangkan bersarkan data Badan

Pusat Statistik capaian ASI eksklusif Provinsi Sulawesi Selatan tahun

2022 sebesar 75,88% , angka ini mengalami penuruan dari tahun 2019

sebesar 76,43%. (BPS, 2022).

Salah satu masalah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI

Ekslusif karena adanya bendungan ASI. Bendungan ASI biasanya terjadi

pada hari kedua hingga hari keempat masa nifas. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya bendungan ASI diantaranya adalah faktor ibu

dan bayi. Faktor ibu yaitu kurangnya pengetahuan, psikologis, nutrisi,

teknik menyusu, perawatan payudara, sedangkan faktor bayi yaitu daya

hisap bayi yang lemah. Kesalahan dalam perilaku menyusu, meliputi

pengeluaran susu yang tidak lancar, bayi tidak cukup sering menyusu,

produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi

kurang baik, pembatasan waktu menyusu.(Ambarwati :2019)

Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan

penginderaan melalui panca indera. Sebagian pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga (Wawan dan dewi , 2019). Seorang ibu yang
4

mampu mengetahui hingga mengevaluasi informasi yang diperoleh maka

pengetahuannya akan baik sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu

untuk mengatasi bendungan ASI.

Di Indonesia angka kejadian bendungan asi pada ibu nifas

berkisar antara 10%-20% dari populasi ibu nifas. Data Survey Demografi

dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2019 menyebutkan bahwa terdapat

ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 35.985 atau

(15,60%) ibu nifas (Oriza, 2019). Sementara penelitian yang dilakukan

oleh Yusaran dkk (2019) di RSIA Khadijah 1 Makassar di dapatkan data

pada tiga bulan terakhir yakni April-Juni 2018 diperolah jumlah ibu

melahirkan sebanyak 288 orang. Hasil wawancara yang dilakukan oleh

10 ibu diruang nifas mengeluh belum menyusui anaknya di hari kedua

dikarenakan terjadinya bendungan asi (Khaerunnisa, 2021)

Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa bendungan

asi sebagai salah satu penyebab gagalnya ASI Eksklusif menjadi

masalah penting yang perlu diatasi dalam upaya peningkatan capaian

ASI eksklusiff, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengetahuan

ibu nifas tentang bendungan ASI di Puskesmas Baruga Kabupaten

Bantaeng Tahun 2023”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

gambaran pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI di Puskesmas

Baruga Kabupaten Bantaeng Tahun 2023 ?


5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang bendungan ASI di Puskesmas Baruga Kabupaten

Bantaeng Tahun 2023

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI

berdasarkan umur ibu di Puskesmas Baruga Kabupaten

Bantaeng Tahun 2023.

2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI

berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Baruga Kabupaten

Bantaeng Tahun 2023.

3. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI

berdasarkan paritas ibu di Puskesmas Baruga Kabupaten

Bantaeng Tahun 2023.

4. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang bendungan ASI

sebelum dan sesudah KIE di Puskesmas Baruga Kabupaten

Bantaeng Tahun 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.


6

2. Bagi diri sendiri

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan

pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat menjadi bahan bacaan dan referensi tambahan bagi

mahasiswa kebidanan tentang bendungan ASI.

4. Bagi masyarakat / Ibu nifas

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang bendungan

ASI di masyarakat setempat.

Anda mungkin juga menyukai