Anda di halaman 1dari 8

JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA


ISSN 2615-6571 (cetak), ISSN 2615-6563 (online)
Tersedia online di http://ojs.ukmc.ac.id/index.php/JOH

Hubungan Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di


Wilayah Kerja Puskesmas Waembeleng, Manggarai, NTT

Socio-Cultural Relationships to the success of Exclusive Breastfeeding in the


Work Area of the Waembeleng Community Health Center, Manggarai, NTT

Eufrasia Prinata Padeng1, Putriatri Krimasusini Senudin1, Dionesia Octaviani


Laput1
1
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, PRODI D III Kebidanan
rinny.padeng90@gmail.com

ABSTRAK
ASI Eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Permasalahan utama dalam pemberian ASI
Ekslusif adalah sosial budaya yaitu berupa kebiasaan dan kepercayaan dari seseorang lebih khusus
ibu dalam hal pemberian ASI Ekslusif . Tujuan utama dari penelitian ini adalah melihat hubungan
sosial budaya terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Waembeleng, Manggarai, NTT. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
deskriptif korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional. Besar sampel 55 orang yang dipilih
secara total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner tertutup dan dianalisis dengan uji
Chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan sosial budaya terhadap pemberian
ASI Eksklusif karena memiliki nilai p value = 0,011 (p<0,05). Dari hasil univariatnya didapatkan
sebagian besar responden berusia 20-35 tahun yaitu 94.6%, dengan latar belakang pendidikan
Sekolah Dasar 72.8% . Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan ibu balita meningkatkan
pengetahuannya tentang ASI Eksklusif dengan mengikuti penyuluhan dan aktif mengikuti
posyandu tiap bulan sehingga selalu mendapat pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Sosial Budaya

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is the best food for babies. The main problem in exclusive
breastfeeding is socio-culture, namely in the form of habits and beliefs of a person,
especially mothers in terms of exclusive breastfeeding. The main objective of this
research is to see the socio-cultural relationship with the success of exclusive
breastfeeding in the working area of the Waembeleng Community Health Center,
Manggarai, NTT. This research is a quantitative study with a descriptive correlation
method using a cross-sectional approach. The sample size is 55 people who were selected
by total sampling. The instrument used was a closed questionnaire and analyzed using
the Chi-square test. The results of this study indicate that there is a socio-cultural
relationship to exclusive breastfeeding because it has a p value = 0.011 (p <0.05). From
the univariate results, it was found that most of the respondents aged 20-35 years were
94.6%, with an elementary school education background of 72.8%. Based on the results
of this study, it is hoped that mothers under five will increase their knowledge about
exclusive breastfeeding by attending counseling and actively participating in posyandu
every month so that they always get knowledge about exclusive breastfeeding.

Keywords : Breasfeeding, Socio-Cultural

85 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput: Hubungan
Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

Informasi Situasi dan Analisis ASI


PENDAHULUAN Eksklusif, 2014). Upaya ini
ASI merupakan Air Susu Ibu dipertegas dengan Peraturan
yang dihasilkan oleh ibu dan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012
mengandung semua zat gizi yang tentang pemberian Air Susu Ibu
diperlukan oleh bayi untuk Eksklusif. Bab 1 pasal 2
kebutuhan pertumbuhan dan menyebutkan pemberian ASI
perkembangan bayi. ASI Eksklusif Eksklusif bertujuan untuk menjamin
adalah bayi hanya diberi ASI saja pemenuhan hak bayi untuk
tanpa tambahan cairan lain seperti mendapatkan ASI Eksklusif sejak
susu formula, air, madu, dan dilahirkan sampai dengan usia enam
tambahan makanan padat seperti bulan dengan memperhatikan
pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, pertumbuhan dan perkembangannya.
bubur nasi dan nasi tim selama 6 Ibu akan mempersiapkan pemberian
bulan (Mufdlilah, 2017) ASI Eksklusif kepada anaknya dari
Pemberian Air Susu Ibu sejak kehamilannya (Permen RI,
(ASI) sedini mungkin dan secara 2012)
eksklusif dapat mencegah kematian Berdasarkan Sustainable
bayi. World Health Organization Development Goals (SDGs) 2030
(WHO) memprakirakan sekitar 10 (Nugroho, 2017), dengan menyusui
juta bayi mengalami kematian di secara ekslusif dapat melahirkan
Negara berkembang setiap tahun, manusia baru yang sehat dan
dan sekitar 60% dari kematian sejahtera. Tercapainya target
tersebut dapat dicegah, salah satunya pemerintah tentang pemberian ASI
adalah pemberian ASI dini dan Eksklusif membantu menyukseskan
secara eksklusif. ASI telah terbukti SDGs. Masalah yang erat kaitanya
dapat meningkatkan status kesehatan dengan pemberian ASI Esksklusif
bayi sehingga nyawa 1,3 juta bayi ini adalah SDGs point dua yaitu
dapat terselamatkan (Kemenkes RI. tentang kelaparan. Tujuan dari
Pusat Data dan Informasi Situasi dan pembangunan point dua ini adalah
Analisis ASI Eksklusif, 2014) mencari solusi agar tidak terjadi
Menteri Kesehatan, melalui kelaparan dan malnutrisi, harapannya
Surat Keputusan No. tidak terjadi lagi masalah gizi buruk .
450/MENKES/SK IV/2004 tanggal 7 Berbagai macam masalah gizi
April 2004 telah menetapkan yang serius di Indonesia diantaranya,
rekomendasi pemberian ASI (Air pada tahun 2016 dan 2017 cakupan
Susu Ibu) Ekslusif selama enam gizi kurang sebesar 17.8%. tahun
bulan. Dalam rekomendasi tersebut, 2016 cakupan balita pendek
disebutkan bahwa untuk mencapai (stunting) sebesar 27,5 dan
pertumbuhan, perkembangan dan mengalami kenaikan pada tahun
kesehatan secara optimal, bayi harus 2017 sebesar 29.6%. pada tahun
diberi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif 2016 cakupan gizi kurus 11.1% dan
selama enam bulan pertama, menurun pada tahun 2017 sebesar
selanjutnya demi tercukupnya nutrisi 9.5%. untuk cakupan balita
bayi, maka ibu mulai memberikan overweight pada tahun 2016 sebesar
Makanan Pendamping ASI (MP- 4.3% dan pada tahun 2017
ASI) dan ASI (Air Susu Ibu) hingga mengalami kenaikan sebesar 4.6%.
bayi berusia dua tahun atau lebih Data Info DATIN Kemenkes RI,
(Kemenkes RI. Pusat Data dan 2018 cakupan balita stunting

86 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput:


Hubungan Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

ditargetkan setinggi-tingginya 32%, kognitif pada bayi, mencegah


dan balita gizi kurang 15% . penyakit infeksi saluran pencernaan
(Riskesdas, 2018) (muntah dan diare), mencegah
Profil Kesehatan RI 2018 infeksi saluran pernafasan serta
menunjukan beberapa bentuk yang mencegah resiko kematian (Puspita,
paling umum dari masalah 2016). ASI juga dapat menurunkan
kekurangan gizi adalah stunting resiko bayi mengidap berbagai
(tinggi badan menurut umur dibawah penyakit. Apabila bayi sakit akan
standar) yaitu sebesar 30.8% dan lebih cepat sembuh bila mendapat
terjadi pada balita. Angka stunting ASI. ASI juga dapat membantu
tertinggi ini adalah di wilayah paling pertumbuhan dan perkembangan
timur yaitu di Nusa Tenggara Timur kecerdasan anak. Anak-anak yang
yaitu sebesar 42.6%. (Kemenkes RI, tidak diberi ASI mempunyai IQ
2019) (Intellectual Quotient) lebih rendah
Pada tahun 2018 menurut 7-8 point dibandingkan dengan anak-
Bapenes dan UNICEF, 12,1 % anak anak yang diberikan ASI secara
balita terkena wasting (kurus) pada eksklusif, karena di dalam ASI
usia 0-59 bulan dan 11.9% yang terdapat nutrient yang diperlukan
mengalami kelebihan berat badan untuk pertumbuhan otak bayi yang
(overweight) pada anak usia 0-59 tidak ada atau sedikit sekali terdapat
bulan. Berdasarkan Profil Kesehatan pada susu formula, antara lain;
Provinsi Nusa Tenggara Timur Taurin, Laktosa, DHA, AA, Omega 3,
jumlah kematian bayi mengalami dan Omega 6 (Yuliarti, 2010).
fluktuasi dari tahun 2014-2018 , pada Meskipun ASI merupakan
tahun 2014 kematian bayi berjumlah cara pemberian makanan secara
1.280 kasus dengan angka konversi alamiah, namun seringkali ibu-ibu
sebesar 14 per 1000 kelahiran hidup, kurang mendapatkan informasi dan
pad tahun 2015 kasus kematian bayi bahkan salah paham tentang manfaat
meningkat menjadi 1.488 kasus ASI Eksklusif, tentang bagaimana
dengan angka konversi 10 per 1000 cara menyusui yang benar, dan apa
kelahiran hidup, pada tahun 2016 yang dilakukan bila timbul kesukaran
kasus kematian bayi menurun dalam menyusui bayi. Seiring
menjadi 704 kasus dengan angka dengan perkembangan zaman, terjadi
konversi sebesar 7.7 per 1000 pula peningkatan ilmu pengetahuan
kelahiran hidup dan pada tahun 2018, dan teknologi yang demikian pesat.
kasus kematian meningkat menjadi Pengetahuan lama yang mendasar,
1.131 kasus dengan angka konversai seperti menyusui justru terlupakan
11.7 per 1000 kelahiran hidup. Jika (Rusli, 2012). Di dalam kehidupan
semua balita mendapatkan nutrisi kota besar, lebih sering bayi
yang cukup terutama dari ASI sesuai diberikan susu formula daripada
dengan jangka waktu yang disusui oleh ibunya. Sementara
dianjurkan maka segala bentuk dipedesaan, bayi baru lahir sudah
malnutrisi akan dapat dicegah diberi makanan pendamping seperti
(Bappenas dan UNICEFF,2017). pisang, nasi halus sebagai tambahan
Pemberian ASI eksklusif ASI.
memberi keuntungan bagi bayi,
diantaranya mencegah kekurangan Pemberian ASI Eksklusif
gizi bayi, meningkatkan daya tahan juga bermanfaat bagi ibu yaitu isapan
tubuh , meningkatkan kecerdasan bayi akan merangsang terbentuknya

87 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput:


Hubungan Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

oksitosin oleh kelenjar hipofisis. pengganti ASI, dan kebiasaan


Oksitosin bekerja dengan cara memberikan makanan padat/sereal
membantu involusi uteus dan pada bayi sebelum usia 6 bulan agar
mencegah perdarahan pasca bayi cepat kenyang dan tidak rewel,
persalinan pada ibu, serta penundaan pemberian makanan pra lacteal
haid sehingga dapa menekan dengan menggunakan madu, air gula,
prevalensi anemia pasca salin (Sidi teh, dan juga pisang (Safri Mulya,
2009) . 2012).
Cakupan Pemberian ASI Adapun tujuan dari penelitian
Eksklusif secara nasional sebesar ini adalah untuk melihat salah satu
80%, untuk Indonesia pemberian faktor penyebab rendahnya cakupan
ASI Eksklusif sebesar 37.3%, untuk pemeberian ASI Eksklusif di wilayah
Provinsi NTT 23%, Kabupaten kerja puskesmas Wembeleng yaitu
Manggarai 50% , cakupan ini masih faktor sosial budaya
di bawah target yang ditetapkan.
Rendahnya cakupan pemberian ASI
Eksklusif disebabkan karena METODE PENELITIAN
berbagai faktor salah satunya adalah
karena masalah sosial budaya Penelitian ini merupakan
(Riskesdas, 2018). penelitian dengan pendekatan
Puskesmas Waembeleng kuantitatif yaitu penelitian yang
merupakan salah satu Puskesmas di dilakukan dengan menganalisis data
Kabupaten Manggarai. Cakupan ASI hasil penelitian secara eksak dengan
Eksklusif di Puskesmas Waembeleng menggunakan perhitungan statistik.
dari tahun 2017-2019 mengalami Rancangan penelitian ini adalah studi
fluktuasi , pada tahun 2017 sebesar potong lintang (crossectional study)
60% dan pada tahun 2018 65% dan dimana pengukuran terhadap
pada tahun 2019 sebesar 63%. Data variable bebas variable terikat
tersebut diatas masih dibawah target dilakukan pada waktu yang
yang ditetapkan oleh Kemenkes RI bersamaan (Riyanto, 2010).
yaitu 80%. Rendahnya cakupan Penelitian ini dilakukan di
pemberian ASI Eksklusf dipengaruhi Wilayah kerja Puskesmas
oleh beberapa faktor di antaranya Waembeleng. Populasi dalam
adalah karena sosial budaya. penelitian ini adalah 55 orang ibu
Pemahaman ibu-ibu setempat juga yang memiliki bayi usia ≤6 bulan
sangat rendah terkait pemberian ASI dengan berat badan lahir normal dan
Eksklusif . sedang menyusui. Tekhnik sampling
Masalah budaya yang masih dalam penelitian ini menggunakan
banyak ditemukan sangat bervariasi. total sampling dengan analisa data
Beberapa diantaranya yang Chi Square.
mengganggu praktik menyusui. Instrumen pengumpulan data
Permasalahan Utama dalam yang digunakan adalah kuesioner
pemberian ASI eksklusif adalah tertutup dengan 10 pertanyaan
sosial budaya yaitu berupa kebiasaan dimana responden menentukan
dan kepercayaan seseorang dalam pilihan jawaban yang sudah tertera
pemberian ASI Eksklusif. Adapun pada kuesioner, yaitu jawaban Ya
kebiasaan ibu yang tidak mendukung dan Tidak. Skala Pengukuran yang
pemberian ASI adalah kebiasaan digunakan adalah skala nominal
memberikan susu formula sebagai dimana dari 10 pertanyaan yang ada,
88 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput: Hubungan
Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

jika menjawab Ya 8-10 pertanyaan ( variabel independen ( ASI Eksklusif)


≥ 75 %) diberi kriteria 0 (Negative), dengan tingkat kemaknaan 95% ((α =
apabila menjawab Ya 0-7 pertanyaan 0,05).
(≤ 74%) diberi kriteria 1 (Positife)
kemudian data dianalisis dengan HASIL PENELITIAN
analisis univariat untuk memperoleh
gambaran distribusi frekuensi ibu Karakteristik ibu yang dianalisis
yang mencakup usia, pekerjaan dan dalam penelitian ini terdiri dari Usia,
pendidikan ibu . Analisis bivariat Pekerjaan dan pendidikan , dapat
menggunakan uji chi square untuk dilihat pada tabel berikut :
mengetahui hubungan dua variabel
dependen (Sosial Budaya) dengan

Tabel 1. Karakteristik Ibu di wilayah kerja Puskesmas Waembeleng


Karakteristik N %
Usia
< 20 Tahun 2 3.6
20-35 Ahun 42 76.5
>35 tahun 11 19.9
Pekerjaan
Tidak Bekerja 52 94.6
Bekerja 3 5.4
Pendidikan
SD 40 72.8
SMP 7 12.8
SMA 5 9.0
PT 3 5.4
TOTAL 55 100

Berdasarkan tabel 1, karakteristik ibu


balita berdasarkan umur sebagian
besar berumur 20-35 tahun sebanyak
42 orang (76.5%), berdasarkan
pekerjaan sebagian besar ibu tidak
bekerja sebanyak 52 orang (94.6%),
dan berdasarkan pendidikan sebagian
besar berpendidikan Sekolah Dasar
(SD) sebanyak 40 orang (72.8%).
Tabel 2 Hubungan Sosial Budaya Terhadap keberhasilan Pemberian
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Waembeleng
ASI Ekslusif Value
Sosial Budaya ASI Tidak ASI
Eksklusif Ekslusif
N % N % 0.011
Baik 1 1.8 3 5.4
Tidak Baik 15 27.3 36 65.5
Total 16 29.0 39 71.0

89 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput: Hubungan
Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

Berdasarkan tabel 2 diatas, dari 55 optimal untuk memberi makan bayi.


ibu sebagian besar memiliki sosial Asi meningkatkan perkembangan
budaya Tidak Baik dan tidak sensorik dan kognitif, serta
memberikan ASI Eksklusif kepada melindungi bayi dari penyakit
bayinya yang berusai 0-6 bulan yaitu menular dan kronis. Pemberian ASI
sebanyak 36 orang (65.5%). Eksklusif mengurangi kematian bayi
Berdasarkan hasil uji Chi square karena penyakit umum masa kanak-
didapatkan p-value 0,011 < 0,05 kanak. Hasil penelitian ang
menunjukan bahwa ada hubungan dilakukan oleh (Zehner, 2011)
yang signifikan antara sosial budaya mandapatkan hasil faktor sosial
terhadap keberhasilan pemberian budaya sangat mempengaruhi
ASI Eksklusif di Wilayah kerja kegagalan pemberian ASI Eksklusif.
Puskesmas Waembeleng Sosial budaya dapat mempengaruhi
perilaku ibu. Oleh karena itu akses
PEMBAHASAN informasi dan faktor sosial budaya
Berdasarkan hasil ujistatistik yang positif meningkatkan kesiapan
menunjukan bahwa variable sosial ibu hamil untuk memberikan ASI
budaya merupakan factor yang Eksklusif. Inisiatif promosi
berpengaruh terhadap pemberian ASI kesehatan dianjurkan untuk
Eksklusif karena memiliki nilai meningkatkan akses informasi dan
OR>1 yakni sebesar 1,11 dan pada meningkatkan nilai-nilai sosial
Confidence Interval tidak mencakup budaya dan keyakinan yang positif
angka 1 (1,02–1,23). Variabel ini guna meningkatkan kesiapan ibu
juga berhubungan signifikan dengan hamil untuk memberikan ASI
pemberian ASI Eksklusif di wilayah eksklusif.
kerja Puskesmas Waembeleng Faktor sosial budaya yang
karena memiliki nilai p value = 0,011 ada di masyarakat mempengaruhi
(p<0,05).Nilai odds ratio (OR) perilaku ibu dalam praktik pemberian
sebesar 1,11, yang berarti bahwa ibu ASI Eksklusif kepada bayinya, hal
yang mempunyai sosial budaya yang ini sesuai dengan penelitian
negatif memiliki pengaruh 1,11 kali terdahulu yang menyebutkan bahwa
lebih besar dibandingkan dengan ibu mitos/kepercayaan ada keeratan
yang mempunyai sosial budaya hubungan budaya dengan pemberian
positif berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif . Biasanya masyarakat
ASI Eksklusif. sering terpengaruhi oleh budaya
Hasil penelitian ini sejalan setempat, terutama intervensi dari
dengan penelitian yang dilakukan keluarga untuk tidak memberikan
oleh Setyaningsih (2018) yang ASI kepada bayinya. Penelitian yang
menunjukan bahwa ada hubungan dilakukan oleh(Safri Mulya, 2012)
yang signifikan antara kepercayaan pemberian ASI Eksklusif tidak lepas
dan tradisi (Setyaningsih dan Farapti, dari pengaruh kebiasaan yang
2019). Hasil penelitian (Safri Mulya, diwarnai oleh adat (budaya )
2012) juga menunjukkan hal serupa, setempat, adanya tradisi turun
bahwa ada pengaruh social budaya temurun untuk memberikan pisang
terhadap pemberian ASI Eksklusif atau madu pada bayi sebelum berusia
dengan nilai p=0,000. 6 bulan.
Pemberian ASI Ekslusif Penelitian yang dilakukan
selama 6 bulan adalah cara yang oleh (Media Yulfira,

90 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput: Hubungan
Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

Kasnodihardjo,Prasodjo S. Wilayah kerja Puskesmas


Rachmalina, 2005) faktor sosial Waembeleng, Manggarai,
budaya merupakan faktor yang NTT
melatar belakangi perilaku Saran
pemberian ASI. Pemberian madu, air a. Kepada Tenaga Kesehatan
putih, air madu/air gula merah, Diharapkan tenaga kesehatan
pisang, bubur dan biskuit pada bayi selalu memberikan
usia dini merupakan pola perilaku penyuluhan terkait ASI
yang dilakukan turun termurun yang Eksklusif
didasari nilai-nilai masyarakat b. Kepada reponden
setempat, sehingga hal ini Diharapkan agar ibu-ibu yang
menyebabkan ibu –ibu tidak bisa memiliki anak usia 0-6 bulan
memberikan ASI secara eksklusif . dapat meningkatkan
Hasil penelitian yang pengetahuannya tentang ASI
dilakukan di wilayah kerja Eksklusif dengan mengikuti
Puskesmas Waembeleng didapatkan penyuluhan dan aktif
bahwa tidak berhasilnya pemberian mengikuti posyandu tiap
ASI Eksklusif di wilayah kerja di bulan sehingga selalu
Puskesmas Waembelengdi pengaruhi mendapat pengetahuan
karena adanya sosial budaya tentang ASI Eksklusif.
setempat yang tidak mendukung
keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif . Adapun beberapa
mitos/kepercayaan yang
menghambat tersebut diantaranya :
bayi usia 0-6 bulan diberikan kopi Daftar pustaka
pahit agar kuat jantung, bayi berusia
0-6 bulan di berikan madu dan air Kemenkes RI. Pusat Data dan
putih dan diberikan air tajin. Informasi Situasi dan Analisis ASI
Eksklusif (2014) “Kementrian
KESIMPULAN DAN SARAN Kesehatan Replubik Indonesia.”
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka Kemenkes RI (2019) Profil
dapat disimpulkan bahwa : Kesehatan Indonesia 2018
1. Ibu yang menjadi responden [Indonesia Health Profile 2018].
sebagian besar berumur 20- Tersedia pada:
35 tahun http://www.depkes.go.id/resources/d
2. Ibu yang menjadi responden ownload/pusdatin/profil-kesehatan-
sebagian besar berdasarkan indonesia/Data-dan-
pekerjaan tidak bekerja Informasi_Profil-Kesehatan-
sebanyak Indonesia-2018.pdf.
3. Ibu yang menjadi
respondensebagian besar Media Yulfira,
berpendidikan Sekolah Dasar Kasnodihardjo,Prasodjo S.
4. Terdapat hubungan yang Rachmalina, M. H. (2005) “faktor-
signifikan antara sosial faktor-sosial-budaya-yang-melatar
budaya terhadap keberhasilan belakangi pemberian ASI Eksklusif,”
pemberian ASI Eksklusif di hal. 241–246.

91 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput:


Hubungan Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Waembeleng, Manggarai, NTT
JKSP Volume 4 Nomor 1, Februari 2021

Nugroho, Y. (2017) “Mekanisme Setyaningsih, F. T. E. dan Farapti, F.


Pendanaan Pembangunan (2019) “Hubungan Kepercayaan dan
Berkelanjutan/SDGs,” (November). Tradisi Keluarga pada Ibu Menyusui
dengan Pemberian ASI Eksklusif di
Permen RI (2012) “PP 33 2012 Ttg Kelurahan Sidotopo, Semampir,
Pemberian Asi Ekslusif.” Tersedia Jawa Timur,” Jurnal Biometrika dan
pada: Kependudukan, 7(2), hal. 160. doi:
http://pergizi.org/images/stories/dow 10.20473/jbk.v7i2.2018.160-167.
nloads/PP/pp 33 2012 ttg pemberian
asi ekslusif.pdf. Zehner, E. R. (2011) “SOCIO
CULTURAL FACTORS
Riskesdas (2018) Riset Kesehatan AFFECTING BREAST FEEDING
Dasar. Jakarta: Kementrian PRACTICES AND M C
Kesehatan Republik Indonesia. Yadavannavar and 2 Shailaja S Patil
Department of Community Medicine
Safri Mulya, P. R. A. (2012) . BLDEU ’ s Shri . B . M . Patil
“Pemberian ASI Eksklusif,” Medical College , Bijapur-586
Pemberian ASI Eksklusif, (1 Maret RESULTS & DISCUSSIONS,” (2),
2012), hal. 2. doi: 10.1007/s11837- hal. 46–50.
012-0378-1.

92 | Eufrasia Prinata Padeng, Putriatri Krimasusini Senudin, Dionesia Octaviani Laput:


Hubungan Sosial Budaya terhadap keberhasilan Pemberian ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Waembeleng, Manggarai, NTT

Anda mungkin juga menyukai