Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan utama bagi bayi. ASI ini
menjadi sumber utama kehidupan bayi sampai usia 6 bulan. Selama 6 bulan
di upayakan bayi hanya minum ASI saja tanpa ada tambahan lainnya atau
sering disebut ASI Esklusif ketidak berhasilan ibu memberikan ASI atau
menghentikan proses menyusui lebih dini disebabkan karena kurangnya
pengertian dan pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan manfaat
menyusui ( Bakri, S. dkk., 2022).
Tingginya angka kematian bayi menjadi salah satu faktor utama
yang disebabkan oleh kurangnya gizi pada bayi. Yang menjadi kebutuhan
utama nutrisi pada bayi adalah ASI (Aswitami, N. 2019).
UNICEF dan WHO Merekomendasikan pemberian ASI Ekslusif
sampai bayi berusia 6 bulan, diatas usia 6 bulan bayi harus diberikan makanan
tambahan baik yang bersifat semi padat maupun padat. Pemberian ASI
Ekslusif sangat berperang dalam dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian anak, dikarenakan ASI merupakan makanan terbaik yang
mengandung nutrisi yang sangt dibutuhkan oleh bayi pada usia 0 – 6 bulan
( Oktavia H. 2021).
Secara Nasional, cakupan bayi mendapat ASI Ekslusif tahun 2021
yaitu sebesar 56,9 %. Angka tersebut sudah melampui target program tahun
2021 yaitu 40 %. Presentasi tertinggi cakupan ASI Ekslusif terdapat pada
provinsi Nusa Tenggara Barat (82,4 % )., sedangkan presentasi terendah
terdapat di provinsi Maluku ( 13,0 % ). Terdapat lima provinsi yang belum
mencapai target program tahun 2021, yaitu Maluku, papua, Gorontalo, papua
barat, dan Sulawesi utara. Cakupan bayi mendapat ASI Ekslusif ( Kemenkes
RI 2021). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB). Pemberia ASI Ekslusif pada bayi di provinsi NTB
tahun 2021 sebesar 85,4 %. Jika dibandingkan tahun 2020, capaian ASI
Ekslusif tahun ini hamper sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 85,4

1
%. Rentang
presentasi capaian ASI Ekslusif antara kabupaten / kota cukup
lebar capaian cakupan terendah terdapat di kota mataram sebesar 51,5 %dan
capain tertinggi terdapat di kabupaten Lombok barat sebesar 94,8 %.
Konseling dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pemberian
ASI Ekslusif pada bayi. Berdasarkan data dari Dinkes Kabupaten Dompu
bahwa pemberian ASI Ekslusif pada tahun 2020 yaitu sebesar 81,3% belum
mencapai target yang ditetapkan, dimana target SPM untuk cakupan pemberian
ASI Ekslusif adalah 80%, dalam hal ini hanya terdapat 1 puskesmas yang
dapat melampui target tersebut, perlu berbagai upayah yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Ekslusif misalnya dengan
melakukan penyuluhan tentang pentingnya dan manfaat pemberian ASI
Ekslusif sehingga pengetahuan ibu semakin meningkat dan akan
menumbuhkan kesadaran pada ibu untuk memberikan ASI Ekslusif ,
menyediakan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatan dukungan dari
keluarga dan masyarakat dan juga toko masyarakat (Dinkes Kabupaten Dompu
2020).
Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung
komponen makro dan mikro nutrien. Makronutrien adalah karbohidrat, protein
dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Setiap
komponen ASI memiliki manfaat tersendiri untuk pertumbuhan bayi. Sekitar
88% dari ASI adalah airi (Giting, 2020). Air ini berrguna untuk melarutkan zat
yang ada didalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolic adalah
aman.Air yang relative tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan
rangsangan harus dari bayi. ASI Esklusif untuk bayi yang diberikan ibu
ternyata mempunyai peranan penting, yakni meningkatkan ketahana tubuh bayi
(Hidayah, 2021).
Cakupan ASI Eksklusif masih banyak yang tidak mencapai target
dan masih banyak ibu yang tidak memberian ASI Ekslusif kepada bayinya
karena minimnya pengetahsun mengenai manfaat ASI Ekslusif dan sikap atau
kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukannya
baik atau tidak dalam pemberian ASI.

2
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dari 10 ibu, 6 orang
diantaranya pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan dari tenaga kesehatan
di Puskesmas, namun mereka menyatakan kurang paham dengan materi
penyuluhan yang disampaikan dengan alasan banyaknya peserta penyuluhan
dan suasana yang ribut sehingga ibu kurang mendengar dan mengerti apa
yang disampaikan oleh penyuluh, metode penyuluhan yang bersifat ceramah
dan monoton sehingga cenderung membosankan pendengar, penyuluh yang
kurang atraktif, dan kurang umpan balik pertanyaan antara penyuluh dengan
audiens. Hal inilah yang menyebabkan ibu kurang paham dengan materi
penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “efektifitas penyuluhan ASI Eksklusif terhadap
peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki bayi umum 0-6 bulan di wilayah
kerja Poskesdes desa adu tahun 2022.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah penyuluhan ASI Eksklusif efektif terhadap
peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki bayi umum 0-6 bulan di wilayah
kerja poskesdes desa adu tahun 2022?
1.3. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan
ASI Eksklusif terhadap peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki bayi
umum 0-6 bulan di wilayah kerja Poskesdes desa adu tahun 2022.
2) Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu sebelum diberikan
penyuluhan kesehatan tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja
Poskesdes adu tahun 2022.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu setelah diberikan
penyuluhan kesehatan tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja
Poskesdes adu tahun 2022.

3
c. Untuk menganalisis efektifitas penyuluhan ASI Eksklusif terhadap
peningkatan pengetahuan ibu yang memiliki bayi umum 0-6 bulan di
wilayah kerja poskesdes adu tahun 2022.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangsi teoritis terhadap pengembangan dan pengetahuan
khususnya Jurusan SI Kebidanan.
2. Manfaat Praktis
Sumber informasi bagi pihak Puskesmas dan instansi terkait lainya
dalam rangka menentukan kebijakan dan peningkatan pelayanan
perprogram kesehatan.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dalam.
mengaplikasikan ilmunya dan menambah wawasan mengenai pemberian
imunisasi
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Merdhika (2014) dengan judul
penelitian “Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan Ibu
Tentang Asi Eksklusif Dan Sikap Ibu Menyusui Di Kecamatan Kanigoro
kabupaten Blitar” Jumlah sampel sebanyak 104 ibu. Jenis penelitian
menggunakan metode eksperimen semu (quasi experi-mental). Tehnik
pengambilan sampel yaitu total sampling. Instrument penelitian yang
digunakan adalah soal tes, angket, dan perangkat permainan simulasi.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu jumlah sampel dan tehnik
pengambilan sampel, dimana penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30
ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan, tehnik pengumpulan data
menggunakan accidental sampling. Sedangkan Suryaningsih mengambil
sampel 20 orang ibu dengan tehnik pengumpulan data Purposive Sampling

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI Ekslusif


2.1.1 Pengertian ASI Ekslusif
Air susu ibu ( ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam – garam organik anorganik yang
disekresikan oleh kelenjar mammae ibu, dan berguna sebagai makanan
bayi air susu ibu ( ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia
untuk dikonsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang
dapat mencerna makanan padat (hirman, A. dkk 2021).
ASI merupakan makanan utama yang sangat dibutuhkan oleh
bayi. ASI mengandung protein , lemak, gula, kalsium dengan kadar
yang tepat. ASI juga mendapat zat-zat yang disebut antibody,
melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusui ( ramdani
2017).
ASI ekslusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa
memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai
berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti
setelah pemberian ASI ekslusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi
tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun ( roesli, 2014).
Defenisi ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI
kepada bayi tanpa disertai tambahan cairan ataupun makanan lain
kecuali obat, vitamin, dan mineral sampai bayi berusia 6 bulan (Nufus,
H. dkk., 2021) .
2.1.2 Tujuan Pemberian ASI Ekslusif
Menurut (Haryono,R. dkk 2014) selama 6 bulan bayi hanya diberikan
ASI Esklusif karena :
1. ASI mengadung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk
menjamin tumbuh kembang secara optimal sampai 6 bulan.
2. Bayi dibawah 6 bulan mempunyai pencernaan yang belum
sempurna sehingga belum mampu mencerna makanan dengan

5
baik.
3. Ginjal bayi yang masih mudah belum mampu bekerja dengan
baik. Makanan tambahan termasuk susu sapi,biasanya banyak
mengandung mineral yang dapat memberikan fungsi ginjal bayi
yang sempurnah.
4. Makanan tambahan bagi bayi yang menimbulkan energy
mengandung zat tambahan yang berbahaya misalnya zat
pewarna dan pengawet.
2.1.3 Manfaat ASI dan Menyusui
Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu,
keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling
sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim
pencernaan. ASI juga dapat mencegah. Terjadinya penyakit infeksi
karena mengandung zat penangkal penyakit yaitu imunoglobulin. ASI
bersifat praktis, murah, bersih dan mudah diberikan kepada bayi.
Kandungan zat yang terdapat di dalam air susu ibu (ASI) merupakan
makanan yang paling baik untuk bayi karna komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal. Pemberian ASI secara Eksklusif
mempunyai manfaat positif seperti berat badan ideal, sistem kekebalan
tubuh yang kuat (Anggreni, S. dkk 2018).
Menurut Widyanindra, S. 2020 manfaat pemberian ASI
Eksklusif adalah sebagai berikut:
a. Manfaat ASI untuk bayi.
1. Membantu perkembangan otak dan fisik bayi
Manfaat ASI Ekslusif bisa menunjang sekaligus membantu
proses perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut
dikarenakan, usia 0 – 6 bulan seorang bayi belum diijinkan
mengkonsumsi nutrisi apapun selain ASI. Karna asi juga dapat
meningkatkan kecerdasan yang lebih tinggi.
2. Mencegah Terserang Penyakit.
ASI Ekslusif untuk bayi yang diberikan ibu mempunyai
peranan penting, yakni meningkatkan ketahanan tubuh

6
bayi.karna ASI mengandung zat anti bodi pembentuk
kekebalan tubuh.
3. Meningkatkan Perkembangan Kognitif
Pemberian ASI Ekslusif bisa meningkatkan
perkembangan kognitif bayi.
4. Berat Badan Bayi Ideal
bayi yang diberikan ASI Ekslusif lebih besar
kemungkinan tumbuh dengan bobot yang normal karna
menurut parah ahli, ASI lebih sedikit merangsang produksi
insulin ketimbang susu formula.
5. Memenuhi Seluruh Kebutuhan Nutrisi
ASI Merupakan Makanan Terbaik bagi bayi. Sebab ASI
mencukupi kebutuhan energy dan zat gizi yang diperlukan si
kecil selama awal kehidupannya.
b. Manfaat ASI Untuk Ibu
Secara rinci, manfaat pemberian ASI Eksklusif untuk ibu
adalah sebagai berikut:
1. Mencegah kanker payudara.
Pemberian ASI bisa meminimalkan timbulnya resiko
kangker payudara. Karna ibu yang menyusui akan terus
mengeluarkan hormone oksitosin dan prolactin. Hormon ini
akan mencegah produksi hormone estrogen. Hormone estrogen
merupakan hormone yang memicu kanker.
2. Sebagai KB alami
ASI bisa menghambat terjadinya ovulasi. Dalam dunia
medis, metode ini di sebut dengan metode amenorelaktasi.
3. Ungkapan Kasih Sayang
Ibu yang memberikan ASI akan selalu melakukan
sentuhan kulit atau kontak fisik dengan bayinya.
c. Bagi Suami Dan Keluarga
1. Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

7
digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk
keperluan lainnya.Penghematan juga disebabkan karena bayi
yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
2. Aspek psikologi
Kebahagian keluarga bertambah, karna kelahiran lebih
jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karna dapat diberikan dimana
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol,
dan dot yang harus diberikan serta minta pertolongan orang
lain.
d. Bagi Negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya factor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian
menurun,
2. Menghemat devisa Negara
ASIdapat dianggap sebagai kekayaan nasional.
3. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi rumah sakit akan berkurang, karna rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi.
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI akan tumbuh kembang secara
optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.
2.1.4 Komposisi ASI
Mengetahui komposisi taurin, DHA, dan AA yang ada pada
ASI. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam
ASI, yang berfungsi sebagai neuron transmitter dan berperang
penting untuk proses pematangan sel otak. Defenisi taurin dapat

8
mengakibatkan gangguan pada retina mata. Jumlah DHA dan AA
dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertubuhan dan
kecerdasan anak sifat khas manusia adalah otak yang besar dan rumit,
yang mengalami banyak perkembangan selama 2 tahun pertama. ASI
menyediakan laktosa, sistein, kolestrol, dan tromboplastin yang
diperlukan untuk sintesis jaringan system syaraf pusat. Namun,
karena ASI merupakan nutrisi yang sempurna, analisis komponenya
memungkinkan kita memproduksi pengganti untuk ditambahkan
kedalam susu formula. Maka dari itu, susu formula tidak akan secara
sempurna menyerupai ASI. Walaupun ASI mungkin dapat dianggap
nutrisi yang sempurna, komposisinya bervariasi. Komposisi ASI
bervariasi dari orang ke orang, dari satu periode laktasi ke periode
lain, dan setiap jam dalam sehari. Kolostrum merupakan cairan
pertama yang keluar dari kelenjar payudara dan keluar pada hari
kesatu sampai dengan ke tuju, yang mempunyai komposisi berubah –
ubah dari hari ke hari, cairan ini kental dan berwarna kekuning –
kuningan, lebih kuning dibandingan susu matur. (Ratnawati, S. 2020).

9
Table 1.1 kandungan yang terdapat didalam ASI
ASI
Komposisi
Kolestrum ASI transisi ASI matur

Protein (g%) 4,1 1,6 1,2

Lemak (g %) 2,9 2,9 3,7

Laktosa (g %) 3,5 3,5 7

Kalori (kcal/100ml) 57 63 65

Natrium (g %) 48 29 15

Kalium (g %) 74 64 57

Kalsium (g %) 39 46 35

Fosfor (g %) 14 20 15

Sumber : menurut ( boedihartono, 2015).

Komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut:


a. Karbohidrat
Karbohidrat pada ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang sangat tinggi
dibandingkan dengan susu formula. Jumlah laktosa yang lebih banyak
terkandung dalam ASI membuat rasa ASI menjadi lebih manis
dibandingkan dengan susu formula, laktosa akan difermentasikan
menjadi asam laktat dalam pencernaan bayi, suasana asam dapat
memberikan keuntungan bagi pencernaan bayi, antara lain :
1. Menghambat pertumbuhan bakteri patologis.
2. Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam
organic dan mensintesis protein.

10
3. Memudahkan terjadinya pengedapan dari Ca caseinal.
4. Memudahkan absopsi dari mineral seperti kalsium, fosfor, dan
magnesium.
b. Protein
ASI mengandung protein yang lebih rendah dibandingkan dengan susu
formula, namun protein ASI yang disebut “whey” bersifat lebih lembut
sehingga mudah dicerna oleh pencernaan bayi.

c. Lemak
Kadar lemak antara ASI dengan susu formula relative sama, namun
lemak dalam ASI mempunyai beberapa keistimewaaan antara lain :
1. Bentuk elmusi lemak lebih sempurna karna ASI mengadung enzim
lipase yang memecah trigliserida menjadi digliserida kemudian
menjadi monogliserida sehingga lemak dalam ASI lebih mudah di
cerna oleh bayi.
2. ASI mengadung asam lemak tak jenuh yaitu omega -3, omega-6, dan
DHA yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk jaringan otak.
d. Mineral
ASI mengadung mineral yang lengkap dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi sampai berusia 6 bulan.
2.1.5 Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh
isapan mulut bayi sehingga rangsangan hormon oksitosin akan keluar
melalui rangsangan ke puting susu melalui isapan mulut bayi atau melalui
pijatan tulang belakang dan ibu akan merasa tenang, rileks,meningkatkan
abang rasa nyeri dan mencintai bayinya, sehingga dengan begitu hormon
oksitosin akan keluar dan ASI pun akan keluar dengan cepat.(Ismiyanti,H.
2021).
Berdasarkan waktu diproduksi ASI dapat dibagi menjadi 3
menurut Dr. Hj. Sembiring, N. 2022 yaitu:
1. Colostrum
Colostrum merupakan cairan yang pertaman dikeluarkan
oleh kelenjar pada hari pertaman hingga hari ke 3 – 5 setelah

11
persalinan. Komposisi kolestrum ASI setelah persalinan
mengalami perubahan. Koletrum berwarna kuning ke emasan
disebabkan oleh tingginya komposisi protein dan sel – sel hidup.
Kandungan protein pada kolestrum lebih tinggi dibandingkan
protein dalam susu matang, sedangkan kandungan laktosanya lebih
rendah dibandingkan ASI. Jumlah kolestrum yang di hasilkan ibu
hanya sekitar 7, 4 sedok the 36,23 ml per hari. Tetapi pada hari
pertama bayi, kapasitas perut bayi pada = 5,7 ml (atau sebesar
kelereng kecil), pada hari ke dua = 12 – 13 ml, dan pada hari ke
tiga = 22- 27 ml (atau sebesar kelereng besar / gundu). Karenanya,
meskipun jumlah kolestrum sedikit tetapi cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi baru lahir.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Sesuai dengan namanya, ASI pada masa transisi di
produksi pada hari ke 3-5 hingga hari ke 7- 14 dengan komposisi
yang sedang berubah. Jumlah volume ASI semakin meningkat
tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan
hidrat arang semakin tinggi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan
bayi karna aktifitas bayi yang mulain beradaptasi dengan
lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
3. ASI Matang ( ASI matur)
Merupakan ASI yang dikeluarkan pada hari ke-14 hingga
seterusnya. ASI matang merupakan nutrisi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai 6 bula. ASI matang
dibedakan menjadi dua yaitu susu awal atau susu primer, dan susu
akhir tau susu sekunder. susu awal adalah susu yang dikeluarkan
pada awal menyusui sedangkan susu akhir adalah susu yang
dikeluarkan pada akhir menyusui. Susu awal, menyediakan
pemenuhan kebutuhan bayi akan air. Sedangkan susu akhir memiliki
banyak lemak.
2.1.6 Teknik menyusui.

12
Proses menyusui akan berjalan dengan lancar jika ibu memiliki
keterampilan dalam menyusui, sehingga ASI dapat mengalir dari payudara
ibu ke bayi dengan efektif. Posisi dasar menyusui terdiri dari posisi badan
ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu
( perlekatan /attachement).

Menurut hegar (2018).

a. susui bayi segera atau selambatnya 1 jam setelah bayi lahir.


Mintalah kepada bidan untuk membantu melakukan hal ini.
b. Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum
menetekkan
c. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting.
d. Ibu duduk atau tiduran / berbaring dengan santai
e. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi:
1) Perut bayi menempel keperut ibu.
2) Dagu bayi menempel ke payudara.
3) Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus.
4) Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting
susu.
f. Cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyentuhkan putting
susu pada bibir atau pipi bayi.

13
g. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan putting dan
sebagian besar lingkaran/daerah gelap sekitar putting susu ke dalam
mulut bayi.
h. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke
payudara lainnya
i. Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong
tadi.
2.1.7 Masalah Pemberian ASI
Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan
kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% - 20%, sehingga menghambat
perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Ada beberapa
masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :
1. Pembengkakan Payudara .
Pembengkakan payudara merupakan kondisi fisiologis yang
tidak menyenangkan yang ditandai dengan bengkak dan nyeri pada
payudara yang terjadi karena peningkatan volume ASI, dan kongesti
limfatik serta vaskuler. Penangananya dengan menggunakan
tanaman lida buaya karna memiliki kandungan antar kuinon yang
mengandung aloin dan emodin yang dapat berfusi sebagai analgesik
yang dapat mengurangi rasa nyeri ( berliana, v. poltekes tanjung
karang, 2021).
2. Putting yang luka.
Putting yang sakit atau luka dapat disebabkan oleh posisi
menyusui yang tidak tepat , kegagalan dalam proses menyusui
sering kali disebabkan oleh beberapa masalah. Bagi sebagaian ibu
yang tidak mengetahui cara menyusui yang benar , bisan menjadi
masalah saat menyusui . sehingga ibu sering mengalami putting
yang sakit ( Riza. dkk, pengabdian masyarakat 2020).
3. Saluran Yang Tersumbat
Bendungan ASI adalah suatu kejadian dimana aliran vena dan
limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada
saluran ibu alveoli meningkat. Kejadian ini biasanya disebabkan karna

14
air susu yang terkumpul tidak dikeluarkan sehingga menjadi sumbatan.
Pada umumnya bendungan ASI terjadi sejak hari ketiga sampai hari ke
enam setelah persalinan.gejala yang sering muncul pada saat bendungan
ASI antara lain payudara bengkak, payudara terasa panas dan keras suhu
tubuh ibu sampai 38 0 c ( khaerunisa, N. dkk midwifery 2021).
4. Affterpains
Affterpains dirasakan ibu nifas saat menyusui karena kebiasaan
timbul saat menyusui yang menyebabkan ibu nifas merasa tidak nyaman
untuk menyusui bayinya. Hal ini berdampak pada bayi yang beresiko
kurang nutrisi dan jatuh sakit bila ibu tidak memberikan ASI ( Awaru, A.
gizi dan keluarga 2022).
5. Persepsi Tentang Jumlah Susu Yang Tidak Adekuat
Pemberian ASI yang tidak adekuat dapat menyebabkan
kekurangan nutrisi pada bayi rentang terhadap penyakit (Istikomah, I.
ilmu keperawatan sai betik 2020).
6. Mastitis
Mastitis adalah suatu proses inflamasi pada satu atau lebih
segmen payudara yang dapat disertai dengan infeksi atau tanpa infeksi.
Putting/ fisura pecah – pecah dapat menjadi pintu masuk infeksi S.
aureus. Menerapkan beberapa tetesan susu pada putting pada akhirnya
menyusui dapat meningkatkan penyubuhan. Mastitis merupakan masalah
yang sering dijumpai pada ibu menyusui (yuni, H. 2018).
7. Masalah pada Bayi.
Merasa sakit atau tidak nyaman merupakah salah satu penyebab
bayi tidak mau menyusu. Hal ini dapat disebabkan oleh gigi yang
tumbuh, sariawan, atau herpes simpleks yang menyebabkan mulut terasa
sakit saat menyusui ( dr. Makarim, F. 2021).
2.1.8 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
1) Perawatan payudara
Pengetahuan ibu mengenai Perawatan payudara merupakan
salah satu factor yang mempengaruhi kelancaran produksi ASI ,
karna semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan

15
payudara maka akan mempengaruhi pola piker dan sikap ibu
sehingga menumbuhkan perilaku positif untuk melakukan
perwatan payudara ( Katuuk, M. 2018).
2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Keterlibatan ayah dalam memberian dukungan emosinal dan
fisik kepada ibu menyusui sehingga keterlibatan ayah tersebut turut
menentukan kelancaran reflex pengeluaran ASI (let down reflex)
yang dipengaruhi emosi ibu. Dukungan suami merupakan salah
satu factor yang mempengaruhi keberhasilan ibu dalam
memberikan ASI Ekslusif (Devi, N. dkk 2020).
3) Isapan Anak atau Frekuensi penyusuan
Pengetahuan ibu tentang tehnik menyusui adalah hasil dari
tahu dan mengingat sesuatu hal setelah seseorang melakukan cara
memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan
bayi dengan benar yang didapat melakui pendengaran, penglihatan
maupun pengalaman yang didapat dari petugas kesehatan dan
social media yang lainnya (Syahda, S. dkk 2019).
4) Fisiologi
Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua
hormone, prolactin dan oksitosin. Prolactin mempengaruhi jumlah
produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses
pengeluaran ASI. Prolactin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin
asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga
banyak. Kandungan gizi dan manfaat sayur mayor bagi kesehatan.
Memperlancar produksi ASI pada ibu yang menyusui, mencega
penyakit anemia dan melancarkan peredaran darah, memperkuat
tulang, sendi dan juga gigi, penambah tenaga dan juga mencegah
lemah, letih, dan kelesuan, mencegah kerontokan rambut dan
mengatasi payudara bengkak setelah melahirkan (Djam, N. 2018)
2.2 Pengetahuan Ibu Menyusui
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan ialah segala apa yang kita ketahui dan

16
merupakan suatu yang baru terhadap suatu obyek tertentu dengan
pengamatan akal dan pikiran. Pengamatan terjadi melalui panca
indra yaitu indra penglihatan adalah mata, indra pendengaran atau
telinga, indra penciuman yaitu hidung, indra peraba yaitu kulit dan
indra pengecap atau lidah. Oleh karena itu pengetahuan juga berarti
sebuah hasil dari proses pengamatan panca indra manusia untuk
mengingat dan menerapkan dalam kehidupan (Donsu, 2017).
Menurut Notoatmodjo (2018), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah Pendidikan,
media massa atau informasi, Sosial ekonomi, Lingkungan, Usia,
Pengalaman, Keyakinan, Jenis kelamin dan Pekerjaan. Berbagai
macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah dengan cara tradisional untuk
memperoleh pengetahuan diantaranya adalah dengan cara coba
salah (trial dan error), cara kekuasaan atau otoritas, berdasarkan
pengalaman pribadi dan melalui jalan pikiran.
2.2.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
yang berbeda – beda, dan menjelaskan bahwa ada 6 tingkatan
pengetahuan ( Daryanto, dkk 2017). yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge).
Tahu diartikan hanya sebagai recall ( ingatan ).
Seseorang dituntut untuk mengetahui fakta tanpa dapat
menggunakannya.
2. Pemahaman (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang
diketahui.
3. Penerapan (Application).
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasihkan

17
prinsip yang diketahui pada situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis).
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen – komponen yang terdapat dalam suatu objek.
5. Sintesis (Synthesis).
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi – formulasi yang telah ada.
Sintesis menunjukan kemampuan seseorang untuk
merangkup atau meletakan dalam suatu hubungan yang
logis dari komponen – komponen pengetahuan yang
dimiliki.
6. Penilaian (Evaluation).
Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada
suatu kriteria atau norma – norma yang berlaku di
masyarakat.
Menurut Arikunto (2019), tingkat pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu:
 Baik : Nilai : 76-100%
 Cukup : Nilai : 60-75%
 Kurang : Nilai : ≤60%


2.2.3 Faktor Factor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut notoatmodjo 2015 faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain :

1. Factor internal
a. pendidikan
Tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan
semakin mudah menerima informasi tentang obyek atau yang
berkaitan dengan pengetahuan. Pengetahuan umumnya dapat

18
diperoleh dari informasi yang disampaikan oleh orang tua,
guru, dan media masa. Pendidikan sangat erat kaitannya
dengan pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk
pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerimah, serta
mengembangkan pengetahuan dan teknologi.
b. pekerjaan
Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses
mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu obyek.
c. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja.

2. Factor eksternal

a. Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b. Sosial budaya
Kebudayaan beserta kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang
terhadap sesuatu.
2.3 Penyuluhan
2.3.1 Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui tehnik
praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau

19
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun
masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat ( Diantari , 2019).
Penyuluhan merupakan suatu usaha penyebarluasan hal –
hal yang baru agar masyarakat tertarik, berminat dan bersedia untuk
melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari – hari.
Penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan
dapat mengerti, memahami, tertarik, mengikuti apa yang disuruh
dengan baik, benar, dan atas kesadaran sendiri berusaha untuk
menerapkan ide – ide baru dalam kehidupanya ( Riadi, M. 2020).
Penyuluhan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya
pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Metode penyuluhan
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan setalah dilakukan post-
test dibandingkan dengan pengetahuan pre-test. Dalam penelitian
Bart, mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar
pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan. Jadi pengetahuan memadai sangat dibutuhakn
ibu dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
2.3.2 Tujuan dan Sasaran Penyuluhan
1) Tujuan
Tujuna penyuluhan ini adalah memberikan pengetahuan yang
benar-benar pada ibu hamil tentang ASI Ekslusif dengan
memberikan kuesioner sebelum dan sesudah, penyuluhan dan
pemberian leaflets sebagai bahan bacaan dan sumber informasi.
( kasmawati, K. dkk, 2021).
2) Sasaran
Menurut Nurmala,I.,dkk. (2018). Sasaran penyuluhan
kesehatan yaitu mencakup individu, kelurga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan pada individu biasanya dilakukan dirumah

20
sakit, klinik, puskesmas, posyandu. Keluarga binaan dan masyarakat
binaan. Materi atau pesan yang disampaikan dalam penyuluhan
kesehatan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.3.3 Metode dan Teknik Penyuluhan
Menurut kurniasi N. (2021). Metode penyuluhan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara
optimal.
a. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk
membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik
pada suatu perubahan perilaku dan inovasi. Dasar digunakan
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut.
b. Metode penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan
formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
2.3.4 Teknik – teknik penyampaian metode penyuluhan
a. Ceramah
Ceramah adalah merupakan suatu cara dalam menerangkan dan
sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.
b. Wawancara
menyelesaikan suatu ide, penyedian atau pesan secara lisan
kepada sekelompok sasaran Wawancara merupakan salah satu
metode penyuluhan kesehatan dengan jalan Tanya jawab yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
c. Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatau cara penyajian pengisian ide
yang diperoleh yang dipersiapkan dengan seksi untuk memperlihatkan

21
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, dengan atau
menggunakan suatu prosedur penyajian ini disertai penggunaan alat
peraga dan tanya jawab.
d. Alat Peraga Penyuluhan ASI Eksklusif dengan Leaflet
Leaflet adalah sebuah informasi yang dicetak di selembar
kertas kecil agar mudah dibagikan dan dibawa orang. Terkadang,
selembar leaflet dilipat menjadi dua atau tiga supaya terlihat lebih
ringkas dan praktis. Tujuan dari leaflet adalah untuk menyebar
luaskan suatu informasi. Leaflet biasanya dicetak dalam jumlah
banyak dan dibagikan ke masyarakat yang menjadi target
penyampaian informasinya. (Notoatmodjo 2017).
Keuntungan menggunakan media leaflet ini antara lain sasaran
dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena
mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat
santai dan sangat ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau
dibaca oleh anggota kelompok sasaran, sehingga bisa didiskusikan
dapat memberikan informasi yang detail yang mana tidak diberikan
secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah
disesuaikan dengan kelompok sasaran.
2.3.4 Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
skema di bawah ni :

Factor predisposisi:

 Pengetahuan,
pendidikan,pekerjaan
ibu, umur ibu, dan social
budaya Pengetahuan Ibu Tentang
ASI Esklusif
Faktor pendukung:

Ketersediaan sumber-sumber/
fasilitas dan alat yang
digunakan.

22
Factor pendorong:

Sikap dan perilaku ibu dalam


pemberian ASI
Sumber: (Wulansari, 2014

Gambar 2.1 kerangka teori penelitian Notoatmodjo (2015).

23
2.3.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara


konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Nursalam 2015). Kerangka konsep akan membantu peneliti
dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka konsep
pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Penyuluhan Pengetahuan Ibu tentang ASI


Kesehatan Eksklusif

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian


Keterangan :
Variabel Independen : Penyuluhan kesehatan
Variabel endependen : Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

2.3.5 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang diperlukan sebagai jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian, yang harus diuji keaslianya secara
empiris ( Nursalam 2015). Hipotesis dapat dipandang sebagai kesimpulan
yang sifatnya sangat sementara. Sehubung dengan pendapat itu penulis
berkesimpulan bahwa hipotesis adalah merupakan sesuatu jawaban atau
dugaan sementara yang bisa di anggap benar dan bisa di anggap salah,
sehingga memerlukan pembuktian dari kebenaran hipotesis tersebut
melalui penelitian yang akan dilakukan.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho: Penyuluhan ASI Eksklusif tidak efektif terhadap peningkatan


pengetahuan ibu yang memiliki bayi umum 0-6 bulan di wilayah kerja
Poskesdes Adu 2022.

Ha: Penyuluhan ASI Eksklusif efektif terhadap peningkatan pengetahuan


ibu yang memiliki bayi umum 0-6 bulan di wilayah kerja Poskesdes
Adu 2022

24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


3.1.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain pre tes and post
test without control. Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan
pengaruh Asi Ekslusif dengan cara melibatkan satu kelompok
subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan tindakan,
kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Pengujian sebab akibat
dilakukan dengan cara membandingkan hasil pre tes dengan post tes
( Yusuf, M. Dkk. 2017).
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross
sectional menganalisis data variabel yang dikumpulkan pada satu
titik waktu tertentu ( Notoatmodjo 2015).
Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

R 01 X1 0

Keterangan:
R : Responden penelitian semua mendapat perlakuan /
intervensi
01 : Pre tes pada kelompok perlakuan
02 : Post test setelah perlakuan
X1 : Uji coba/intervensi pada kelompok perlakuan sesuai
protokol (Yusuf, M. Dkk 2017).
Gambar.3.1. Desain Penelitian Pre tes And Post Test Without
Control
3.1.3.Definisi operasional variabel penelitian
Defenisi operasional adalah pengertian variabel yang diungkap

25
dalam definisi konsep secara operasional, praktik, dan nyata dalam lingkup
obyek penelitian atau obyek yang diteliti, yang dijelaskan sebagai berikut:
Table 2. Fariabel Penelitian Dan Defenisi Operasional.

Cara
No Variabel Defenisi operasional Hasil ukur skala
ukur
1 Penyuluhan Penyuluhan kesehatan Kuesio 1. Baik bila Nominal
adalah kegiatan yang ner skor jawaban
dilakukan untuk benar benar dengan
penambahan nilai 1 nilai 76-
pengetahuan dan Salah 100% (15-
kemampuan seseorang nilai 0 20).
melalui tehnik praktik 2. Kurang
belajar atau instruksi baik bila
dengan tujuan skor
mengubah atau jawaban
mempengaruhi benar
perilaku manusia <76% (0-14
secara individu,
kelompok maupun
masyarakat untuk
dapat lebih mandiri
dalam mencapai tujuaj
hidup sehat
2 Pengetahua ASI ekslusif adalah Kuesio 1. Ya jika Nominal
n tentang memberikan hanya ner diberi
ASI ekslusif ASI saja tanpa ASI
memberikan makanan saja
dan minuman lain selama
kepada bayi sejak 6 bulan
lahir sampai berumur 2. Tidak
6 bulan, kecuali obat jika
dan vitamin. diberi

26
tambah
an lain
selain
ASI

3.1.3 Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
usia 0-6 bulan di wilayah kerja Poskesdes Adu periode januari sampai
desember tahun 2022 sebanyak 49 orang.

2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki bayi usia
0-6 bulan di wilayah kerja Poskesdes Adu tahun 2022.
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut:

= N

. +1 2

(Nursalam, 2016)

keterangan:
N : Jumlah Populasi
n : Jumlah sampel
2
: Tingkat Kepercayaan 0,10

a. Berdasarkan rumus di atas maka didapatkan jumlah sampel sebagai


berikut:
n= N
. 10 +2 1

Berdasarkan rumus diatas maka didapatkan jumlah sampel sebagai


berikut:
n = N

27
,10 +1
n = 49
2
49,10 +1
n = 49
1,49
= 32,88 = 33

(Nursalam, 2016).

jadi sampel dalam penelitian ini adalah 33 orang.


b. Tekhnik pengambilan sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode nonprobability sampling yaitu tehnik sampling yang
memberikan peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tehnik sampling ini menggunakan
purposive sampling merupakan tehnik penentuan sampel, dimana peneliti
menentukan pengambilan sampel dengan caran menetapkan ciri- ciri
khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalah penelitian. Dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi:
1. Ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan
2. Ibu yang memberikan ASI esklusif selama 6 bulan
3. Ibu yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria ekslusif
1. Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis
2. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
3. bu yang dengan keadaan bayi sakit

3.1.4 Waktu dan tempat penelitian


1. Waktu
Penelitian ini Telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai
desember tahun 2022.
2. Tempat

28
Penelitian ini Telah dilakukan di wilayah kerja Poskesdes Adu, di
dusun Adu dan dusun Karohe.

3.2 Jenis dan cara pengumpulan data


1. Data Primer melalui pre-tes dan post-tes yang meliputi :
a. Data karakteristik responden yang terdiri dari nama, umur
ibu, pekerjaan ibu, pendidikan terakhir ibu tentang ASI
eksklusif.
b. Data pengetahuan ASI eksklusif dari hasil pre-tes dan post-
tes dilakukan setelah seminggu dari pelaksanaan pre- test,
dimana sebelum diberikan post-test akan diberikan
intervensi berupa penyuluhan melalui media leaflet.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari institusi yang
terkait dengan pelaksanaan penelitian antara lain data tentang cakupan
ASI Eksklusif dan jumlah Ibu menyusui di Wilayah Kerja Poskesdes
Adu tahun 2022.
3.2.1 Tehnik pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Kuesioner
Kuesioner yang dibuat adalah kuesioner tentang pengetahuan
ibu mengenai ASI esklusif. Dimana kuesioner pengetahuan ibu
tentang ASI esklusif pilihan jawaban yang diberikan benar, salah
dalam pengisian kuesioner,. Sebelum diberikan kepada responden
sebelumnya peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas karena
instrument yang digunakan dibuat oleh peneliti sendiri.kuesioner yang
diberikan berjumlah 20 nomor soal dengan kuesioner pengetahuan
tentang ASI esklusif.

Tabel 3 kuesioner penelitian

Variabel Komponen No. Tidak valid Valid

29
(jumlah
soal (jumlah soal)
soal)
Pengetahuan Pengertian ASI esklusif 1 3
ibu tentang Manfaat ASI esklusif 2 2
ASI esklusif Kandungan dalam ASI 3 2
esklusif
Manfaat colestrum bagi bayi 4-8 1
Volume ASI 9 2
Jadwal pemberian ASI 10 1
Prosedur pemberian ASI 11-12 2
Keunggulan ASI esklusif 13-19 3
Manfaat gizi untuk prosedur 20 2
kelancaran pengeluaran ASI
1

TOTAL 20 2 18

3.2.2 Pengelolaan, Analisis dan penyajian data


1. Pengelolaan data
Data yang diperoleh diolah secara manual menurut (Notoatmodjo,
2018) sebagai berikut:
2. Penyuntingan data ( Editing)
Pemeriksaan kelengkapan data yang diperoleh atau yang
dikumpulkan melalui kuesioner. Jika ternya masih ada data atau
informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara
ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out) ( Notoatmodjo
2018).

3. Lembaran kode(Coding)

30
Coding adalah kegiatan setelah data diteliti maka selanjutnya
diberikan kode dengan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/ bilangan sehingga memudahkan peneliti dalam
memasukan data ke dalam computer ( Notoatmodjo 2018).

4. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing


Entri data adalah mengisi kolom- kolom atau kotak- kotak lembar kode
atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing- masing pertanyaan
( Notoatmodjo 2018).

5. Pembersihan Data (Cleaning)


Yang membersikan data yang merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah dimasukan apakah ada kesalahan atau tidak
dalam penelitian ini menghilangkan tada yang tidak sesuai dan tidak
diperlukan oleh peneliti (Notoatmodjo 2018). Analisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian.

3.3 Variabel penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau


ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu
konsep pengertian tertentu ( Notoatmodjo 2015). Variabel dalam penelitian
ini terdiri atas:

a. Variabel Independen (Bebas): Mencakup penyuluhan kesehatan


b. Variabel dependen (Terikat): yaitu pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif.
3.3.1 Analisis Data
Setelah seluruh data diperoleh telah akurat maka diadakan proses
analisis data dengan 2 cara yaitu :
1) Analisa univariat

31
f
p= x 100 %
n
keterangan :
f : frekuensi yang sedang dicari persentase
n : number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
p : angka persentase (Notoatmodjo, 2015)
2) Analisa Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat pengaruh yang bermakna. Skala uji sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan menggunakan Leaflet. Penelitian ini
menggunakan uji t berpasangan (pairednt test), jika data
berdistribusi normal. Sedangkan jika data tidak berdistribusi
normal maka menggunakan uji Wilcoxon yaitu untuk mengetahui
efektifitas sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan
menggunakan Leaflet, pada tingkat kemaknaan (α) = 5% (0,05),
dengan df = n-1 (Sugyiono, 2018). Rumus uji t adalah sebagai
berikut :
hig = d
/√n

Keterangan :
thitung = Keberartian koefisien regresi
d = Selisih nilai rata-rata sampel
S = Simpangan baku
n = Besarnya sampel Interpretasi:
a) Jika t hitung >t tabel atau ρ value < α (0,05), maka H0 ditolak yang
berarti ada pengaruh antara variabel independen dan variabel
dependen
b) Jika t hitung <t tabel atau ρ value > α (0,05), maka H0 ditolak yang
berarti tidak ada pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen.
3.3.2 Penyajian Data
Data yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk table

32
distribusi yang disertai dengan narasi yang menjelaskan isi tabel tersebut
3.4 Jalannya Penelitian
Jalanya penelitan ini sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan uji validitas dan rehabilitas alat ukur penelitian
2. Peneliti mengurus surat izin penelitian diwilayah kerja poskesdes Adu
yang akan dijadikan tempat penelitian.
3. Peneliti mendapat surat balasan penelitian
4. Peneliti menjelaskan tujuan, proses manfaat penelitian dan aturan –
aturan yang harus dipenuhi responden apabilabersedia menjadi
responden penelitian
5. Peneliti memberikan surat pernyataan persetujuan menjadi responden
untuk ditanda tangani responden sebagai bukti bersedia menjadi
responden penelitian.
6. Memberikan koesioner
7. Pemeriksaan koesioner
8. Pengolahan data
3.5 Instrumen penelitian
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penelitian terutama sebagai pengukuran dan
pengumpulan data berupa angket, seperangkat soal tes, lembar observasi,
dsb. ( Sugiyono, 2018).
Pemberian kuesioner diberikan 2 kali kepada responden yaitu
sebelum diberikan penyuluhan dan 1 minggu setelah penyuluhan.
Kuesioner pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan skala
Guttman yang terdiri dari 20 item pertanyaan tentang ASI eksklusif yang
dijawab oleh responden, jiwa jawaban benar diberikan nilai 1 dan jika
jawaban salah diberi nilai 0. Dikatakan memiliki pengetahuan cukup
jika menjawab dengan benar pertanyaan lebih dari 10 pertanyaan dan
dikatakan memiliki pengetahuan kurang jika menjawab dengan benar
pertanyaan kurang dari 10 pertanyaan.
Dalam penjelasan data, maka digunakan rumus:
3.6 Etika penelitian

33
Penelitian kesehatan yang mengikutsertakan subjek manusia
harus memperhatikan aspek etik dalam kaitan menaruh hormat atas martabat
manusia (Dahlan 2016 ). Terdapat dua komponen yang penting dalam
memberikan informasi tentang etika. Kedua komponen itu adalah isu etika
dan informed consent. Pada bagian isu etika proposal penelitian ini, peneliti
menyampaikan langkah- langkah yang akan dilakukan supaya peneliti
memenuhi syarat etik seperti mengenai bagaimana data diperoleh,
bagaimana menjaga kerahasiaan subjek penelitian, bagaimana data akan
dipublikasikan, bagaimana ijin peneliti akan diperoleh dari subjek
penelitian, bagaimana melaporkan advesen event dan serious adverse event
dan komisi etik mana yang akan melakukan penilaian kelayakan proposal
penelitian (Dahlan 2016).
kedua adalah formulir informed consent. Adapun syarat
informed consent adalah sebagai berikut:
1. Aspek bahasa. Bahasa yang digunakan dalam formulir informed
consent adalah bahasa untuk orang awam.
2. Aspek kelengkapan dokumen.
3. Aspek kelengkapan informasi, informasi yang diberikan pada
subyek harus lengkap. Informasi tersebut diklasifikasikan menjadi
dua elemen, yaitu elemen dasar dan elemen tambahan.
4. Aspek kelengkapan persetujuan
Pada bagian persetujuan, harus ada informasi mengenai nama
subjek sendiri. Pada bagian persetujuan harus ada nama peneliti,
tanda tangan dan tanggal penandatanganan yang harus diisi sendiri
oleh peneliti.

34
Lampiran 1

KUISIONER

EFEKTIFITAS PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUANIBU YANG MEMILIKI BAYI UMUM
0-6 BULAN

DI WILAYAH KERJA POSKESDES

ADU TAHUN 2022

I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
II. Pengetahuan ASI Esklusif
No Pengetahuan Benar Salah
1 Pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian Air
Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6
(enam) bulan tanpa makanan tambahan lainya.
2 Manfaat ASI Ekslusif untuk bayi yang diberikan ibu
mempunyai peranan penting, yakni meningkatkan
ketahanan tubuh bayi. karna ASI mengandung zat
anti bodi pembentuk kekebalan tubuh.

3 Putting yang sakit atau luka dapat disebabkan oleh


posisi menyusui yang tidak tepat.
4 ASI yang keluar pertama kali berwarna
Kekuningan ( colestrm) sehingga baik diberikan
kepada bayi
5 Salah satu manfaat kolostrum adalah
mempercepat pertumbuhan bayi
6 Pada usia 0-6 bulan, ketika anak merasa lapar,
ibu bisa langsung memberikan susu formula

35
7 Dengan memberikan ASI dapat mempererat
hubungan antara ibu dengan anak
8 Dukungan suami merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi keberhasilan ibu dalam memberikan
ASI Ekslusif.
9 Frekuensi menyusui yang sering ( tidak dibatasi)
mengakibatkan volume ASI yang dihasilkan
banyak
10 ASI mengadung zat gizi yang ideal dan mencukupi
untuk menjamin tumbuh kembang secara optimal
sampai 6 bulan.
11 Sebelum ibu memberikan ASI kepada bayi, yang
dilakukan oleh ibu adalah membersihkan putting
susu dan bagian hitam sekitar putting dengan
sabun
12 Salah satu manfaat pemberian ASI bagi ibu dan
anak adalah menjalin hubungan emosional (ikatan
batin antara ibu dan bayi).
13 Untuk menghindari payudara bengkak dan nyeri
pada proses menyusui, maka ibu perlu
membersihkan dengan alcohol
14 ASI yang disimpan di ruangan terbuka bisa
bertahan selama 10-15 jam
15 Jika ibu sedang bekerja, A S I dapat diganti
dengan susu formula
16 ASI yang telah diperah dan disimpan di dalam
lemari pendingin dapat diberikan kembali setelah
dihangatkan
17 Pemberian ASI dapat menunda masa kesuburan
ibu
18 Pemberian pisang pada bayi usia kurang dari 6
bulan dapat membuat bayi lebih sehat dan

36
mencegah bayi terkena diare
19 Jika ibu sakit sebaiknya tidak menyusui bayinya
agar tidak tertular
20 Daun katup dan daun kelor dapat membuat ibu
menghasilkan ASI lebih banyak

Widya sari, T. dkk 2018.

Lampiran 2

SURAT PERMINTAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Ibu/Responden
Di
Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :


Nama : Teti Hijriati
Nim :1520122594

Sebagai Mahasiswa Universitas Kamarullhuda Badaruddin Bagu Jurusan S


I Kebidanan, bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas
Penyuluhan ASI Ekslusif Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Yang
Memiliki Bayi Umur 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Poskesdes Adu tahun 2022”.
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon ibu/responden meluangkan waktunya
untuk mengisi kuisioner (pertanyaan berikut ini dengan jujur dan benar). Ibu
/responden berhak untuk menyetujui atau meolak pengisian pertanyaan ini, namun
apabila setuju ibu /responden dipersilahkan untuk menandatangani surat
persetujuan ini.

37
Atas partisipasinya dan kesediaan ibu/responden, saya ucapkan terima
kasih.

Hormat Saya

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Kamarul
Huda Badaruddin Bagu jurusan SI Kebidanan dengan judul “Efektifitas
Penyuluhan ASI Ekslusif Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Yang
Memiliki Bayi Umur 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Poskesdes Adu tahun 2022”.
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia, demikian pernyataan ini
dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun, semoga dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Dompu 2022
Responden

(……………………..)

Teti Hijri

38

Anda mungkin juga menyukai