Disusun Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat, serta hidayah- NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Teknologi Pengembangan Media tentang “Perencanaan
Media Untuk Ibu-Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 0-6 Bulan Terkait Dengan Peningkatan
Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kec.Johar Baru Tahun 2016” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat berdasarkan penilaian dalam mata kuliah Pilihan (Teknologi
Pengembangan Media) sebagai pengetahuan bagi penulis maupun pembaca makalah ini untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai “Perencanaan Media Untuk Ibu-Ibu Yang Memiliki Bayi Usia
0-6 Bulan Terkait Dengan Peningkatan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kec.Johar Baru
Tahun 2016”. Penulis sangat menyadari akan kekurangan yang dimiliki begitu pula dengan
pembuatan makalah ini. Karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna memperbaiki
segala kekurangan dalam makalah ini. Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada
Ibu Dini Indah Lestari, SKM,MPH sebagai dosen mata kuliah Pilihan (Teknologi Pengembangan
Media) yang telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini serta teman-teman yang
ikut membantu dalam pembuatan makalah baik secara langsung ataupun tidak. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Aamiin ya Rabbal’alamin
Penulis
BAB I
Analisis Situasi
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di berbagai lapisan
masyarakat diseluruh dunia, karena banyak manfaat yang diperoleh dari ASI Eksklusif dan
praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan cara pemberian
makanan yang sangat tepat dan kesempatan terbaik bagi kelangsungan hidup bayi di usia 6
bulan, dan melanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun (Harnowo, 2012).
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada tahun 2006
WHO (World Health Organization) mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian
diterapkan di seluruh dunia yang isinya adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja
kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun. Sejalan dengan
peraturan yang di tetapkan oleh WHO, Di Indonesia juga menerapkan peraturan terkait
pentingnya ASI Eksklusif yaitu dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor
33/2012 tentang pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk
menyusui bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
Selain itu pentingnya ASI juga terlihat pada acara dunia yaitu Pekan ASI sedunia
Agustus 2008, The World Alliance For Breast Feeding Action (WABA) memilih tema Mother
Support: Going For the Gold. Makna tema tersebut adalah suatu gerakan untuk mengajak
semua orang meningkatkan dukungan kepada ibu untuk memberikan bayi-bayi mereka
makanan yang berstandar emas yaitu ASI yang diberikan eksklusif selama 6 bulan pertama dan
melanjutkan ASI bersama makanan pendamping ASI lainnya yang sesuai sampai bayi berusia
2 tahun atau lebih (Depkes, 2010).
ASI Ekskusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan bayi (Prasetyono, 2009). Khasiat ASI begitu besar seperti ASI dapat
menurunkan risiko bayi mengidap berbagai penyakit. Apabila bayi sakit akan lebih cepat
sembuh bila mendapatkan ASI. ASI juga membantu pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak – anak yang tidak diberi ASI mempunyai IQ
(Intellectual Quotient) lebih rendah 7 – 8 poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI
secara eksklusif. Karena didalam ASI terdapat nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain: Taurin, Laktosa,
DHA, AA, Omega-3, dan Omega-6 (Nurheti, 2010).
Meskipun menyusui dan ASI sangat bermanfaat, namun belum terlaksana sepenuhnya,
diperkirakan 85% ibu-ibu di dunia tidak memberikan ASI secara optimal. Data mengenai
pemberian ASI pada bayi di beberapa Negara pada tahun 2005-2006 diperoleh bahwa bayi di
Amerika mendapatkan ASI eksklusif justru meningkat 60-70%. Pada Tahun 2010 cakupan ASI
Eksklusif di India saja sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di
Myanmar 24% (Yuliarti 2010).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Briawan pada tahun 2004
diperoleh data bahwa faktor penghambat pemberian ASI Eksklusif adalah sebagian besar
(51,6%) ibu merasa khawatir bahwa ASI saja tidak mencukupi untuk bayi sehingga bayi kurang
kenyang, bayi menjadi rewel dan pertumbuhan bayi terhambat. Faktor penghambat lainnya
adalah dukungan suami dimana suami kurang setuju ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan
tanpa pemberian makanan lainnya.
Dari hasil penelitian United Nation Child’s Fund (UNICEF) dari tahun 2005 hingga 2011
didapati bayi Indonesia yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama ialah sebanyak
32% dan didapati 50% anak diberikan ASI Eksklusif hingga usia 23 bulan. Tetapi persentase ini
masih rendah bila dibandingakan dengan negara berkembang lain seperti Bangladesh didapati
43% anak diberikan asi eksklusif selama 6 bulan dan 91% anak mendapat ASI sehingga usia
23 bulan (UNICEF, 2011).
Begitu pula yang terjadi di Indonesia, data dari Sentra laktasi Indonesia mencatat bahwa
berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia 2007-2010, hanya 48% ibu yang
memberikan ASI eksklusif. Di Indonesia, rata-rata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan,
sementara pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat. Dan berdasarkan data dari Bappenas
tahun 2010 menyatakan bahwa hanya 31% bayi di Indonesia mendapatkan ASI Eksklusif
hingga usia 6 bulan. Terdapat beberapa penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif yaitu
belum semua Rumah Sakit menerapkan 10 LMKM (Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui),
belum semua bayi lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), JUmlah penyuluh ASI masih
sedikit 2.921 penyuluh dari target 9.323 pemyuluh, dan promosi susu Formula yang tergolong
gencar (Bappenas, 2011).
Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Johar Baru pada tahun 2016
mencapai 44,4% yang terdiri dari 52,4% untuk laki-laki dan 36,3% untuk perempuan. Total
cakupan tertinggi ada di Puskesmas Kecamatan Johar Baru yaitu 37,8%. Cakupan tertinggi
untuk anak laki-laki adadi Puskesmas Kecamatan Johar Baru yaitu 37,8% dan cakupan tertinggi
untuk anak perempuan ada di Puskesmas Johar Baru III yaitu 40,7%. Sedangkan cakupan
terendah untuk anak laki-laki ada di wilayah Johar Baru I yaitu 8 % dan cakupan terendah untuk
anak perempuan ada di wilayah Johar Baru I yaitu 0%.
Hasil survei dan persentase penurunan cakupan ASI Eksklusif tersebut merupakan
bentuk rendahnya pengetahuan ibu menyusui akan manfaat dan pentingnya ASI. Pengetahuan
menurut Notoadmodjo (2007) adalah hasil tahu individu yang diperoleh melalui panca indra.
Rendahnya pengetahuan ini dapat disebabkan karena ibu belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang manfaat ASI dan kandungan yang terdapat dalam ASI serta tentang
manfaat perawatan payudara ketika hamil sebagai upaya untuk memperlancar ASI.
Pengetahuan para ibu yang diteliti tersebut dapat dipengaruhi sumber informasi yang didapat
ibu dari lingkungan luar terutama peran media massa dalam memberikan informasi. Informasi
yang disampaikan media massa yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu informasi
atau iklan susu formula yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh produsen
susu. Iklan tentang susu yang sering tampil di televisi yang menjadi faktor utama
memperkenalkan ibu pada produk susu sehingga ibu terpengaruh dan memiliki sikap bahwa
susu formula juga baik untuk bayi.
Berdasarkan fenomena yang terjadi bahwa rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif berdampak terhadap sikap ibu yang kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku
ibu dalam pemberian ASI. Status kesehatan di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah sikap seseorang untuk merespon suatu penyakit. Sikap ibu dari hasil survei awal yaitu
alasan keterbatasan waktu karena bekerja, adanya masalah saat menyusui (air susu tidak
langsung keluar dan sedikit) dan masih banyak ibu yang kurang setuju jika hanya memberikan
ASI saja pada bayi berumur 0–6 bulan tanpa makanan tambahan lain atau tanpa didampingi
susu formula. Hal ini menunjukkan bahwa sikap yang dimiliki tersebut akan menjadi salah satu
hambatan dalam pencapaian target keberhasilan pemberian ASI eksklusif secara maksimal.
I.2 Permasalahan
Dalam pengumpulan data yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru kepada
ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
data yang diinginkan.
I.4 Hasil Pengumpulan Data
Tabel 1. Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan dan Cakupan ASI Eklusif Pada Bayi Usia 0-6
bulan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Tabel 1 diatas berisikan data Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Johar
Baru serta Puskesmas-puskesmas kelurahan yang berada di sekitar Puskesmas Kecamatan
Johar Baru seperti Puskesmas Kel. Tanah Tinggi, Puskesmas Kel. Johar baru I, Puskesmas
Kel. Johar Baru II, Puskesmas kel. Johar Baru III, Puskesmas Kel. Kp.Rawa serta Puskesmas
Kel. Galur pada tahun 2016.
Data tersebut merupakan data sekunder yang peneliti dapatkan berdasarkan hasil
laporan yang telah dibuat oleh Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Puskesmas Kel. Tanah
Tinggi, Puskesmas Kel.Johar Baru I, Puskesmas Kel.Johar Baru II, Puskesmas Kel. Johar Baru
III, Puskesmas Kel.Kp.Rawa dan Puskesmas Kel. Galur pada tahun 2016.
Pada data tersebut Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2016 dari seluruh Puskesmas diatas
mencapai 44,4% yang terdiri dari 52,4% untuk laki-laki dan 36,3% untuk perempuan. Total
cakupan tertinggi ada di Puskesmas Kecamatan Johar Baru yaitu 37,8%. Cakupan tertinggi
untuk anak laki-laki adadi Puskesmas Kecamatan Johar Baru yaitu 37,8% dan cakupan tertinggi
untuk anak perempuan ada di Puskesmas Johar Baru III yaitu 40,7%. Sedangkan cakupan
terendah untuk anak laki-laki ada di wilayah Johar Baru I yaitu 8 % dan cakupan terendah untuk
anak perempuan ada di wilayah Johar Baru I yaitu 0%.
Laporan tersebut selain dalam bentuk table juga disajikan dalam bentuk grafik hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan analisis situasi yang terjadi terkait dengan
Cakupan ASI Eksklusif bayi usia 0-6 bulan berdasarkan jenis kelamin dan lokasi puskesamas
itu berada.
Grafik 1.Cakupan ASI Eksklusif Bayi Usia 0-6 Bulan Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Lokasi Puskesmas
70
60
50
40
Laki-laki
30 Perempuan
Total
20
10
0
Kec. Johar Tanah Johar Baru Johar Baru Johar Baru Kp. Rawa Galur
Baru Tinggi I II III
I.5 Sasaran
a. Sasaran Kelompok
Ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru I.
Sasaran ini dipilih karena menurut data yang ada pada Tabel I dan Grafik I menunjukkan
bahwa Cakupan ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kec. Johar Baru I
adalah terendah yaitu untuk anak laki-laki sebesar 8 % dan untuk anak perempuan
sebesar 0%.
b. Sasaran Utama
Sasaran utama dari perancangan media ini adalah untuk Ibu-ibu yang tidak memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya yang berusia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Johar
Baru I. Hal ini dilakukan agar sasaran dapat mengerti tentang pentungnya ASI Eksklusif
bagi bayinya sehingga media yang disampaikan dapat meningkatkan angka Cakupan
ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kel. Johar Baru I pada
khusussnya serta angka Cakupan ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas
Kec.Johar Baru, Puskesmas Kel. Tanah Tinggi, Puskesmas Kel. Johar Baru II,
Puskesmas Kel. Johar Baru III, Puskesmas Kel. Kp. Rawa dan Puskesamas Kel. Galur.
BAB II
Tujuan Umum dari perancangan dan pemberian media ini adalah untuk meningkatan angka
Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Johar Baru I pada tahun 2017. Tujuan ini
dicapai dengan cara merancang suatu media yang dapat didistribusikan kepada sasaran
sehingga dapat mengetahui informasi yang belum diketahui dengan maksud dapat
meningkatkan motivasi dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.
1) Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan tentang pentingnya ASI
Eksklusif melalui pemberian media leaflet.
2) Meningkatkan peran serta ibu yang bekerja dalam hal peningkatan keberhasilan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan melalui pemberian leaflet.
3) Meningkatkan dukungan suami dalam hal peningkatan keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan melalui pemberian leaflet.
BAB III
Selebaran atau leaflet adalah Lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan
tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa.
(Sumber : Kamus Komunikasi,Drs. Onong Uchjana Effendy, MA). Leaflet merupakan selembar
kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu sasaran dan
tujuan tertentu dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-
gambar yang sederhana. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata.
Biasanya terdiri dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet
adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel
atau halaman tersendiri. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa leaflet adalah
selebaran tercetak dengan ukuran kecil yang dilipat, berisikan informasi yang disebarkan
kepada umum secara gratis.
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi
dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami.
Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring siswa untuk
menguasai satu atau lebih KD (Murni, 2010:1).
Kualitas cetakan leaflet biasanya bagus, dibuat dengan desain yang menarik, dan berisi
informasi yang lengkap baik berupa gambar maupun tulisan. Karena bentuknya lipatan,
pembuatan leaflet biasanya memperhatikan sisi psikologi orang membuka leaflet, sehingga
desainnya pun dibuat untuk memudahkan orang menerima informasi yang ada pada leaflet
tanpa terlalu banyak membolak-balik leaflet.
Leaflet digunakan untuk bermacam hal misalnya mengenalkan produk, sebagai katalog
mini atau booklet mini, profil perusahaan, dan lain sebagainya. Leaflet digunakan untuk
memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di
tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lainlain.Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD,
pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan
perbanyakan sederhana seperti di photocopy. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan
dari penggunaan media leaflet
a. Kelebihan :
1) Dapat disimpan lama.
2) Sebagai reverensi.
3) Jangkauan dapat jauh.
4) Membantu media lain.
5) Isi dapat dicetak kembali.
6) Dapat sebagai bahan diskusi
b. Kekurangan
1) Bila cetakan kurang menarik orang enggan menyimpannya.
2) Pada umumnya orang tidak mau membaca karena hurufnya terlalu kecil.
3) Tidak bisa digunakan oleh sasaran yang buta huruf.
Dari penjelasan diatas maka peneliti memilih media leaflet sebagai sarana dalam
menyampaikan informasi atau pesan kepada sasaran kelompok serta sasaran utama untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan yaitu meningkatkan angka Cakupan ASI Eksklusif pada
bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kel.Johar Baru I. Hal ini didasarkan pada banyaknya
kelebihan dengan menggunakan media leaflet walaupun leaflet juga memiliki kekurangan akan
tetapi leaflet merupakan suatu media yang dapat mewakili suatu informasi yang ingin
disampaikan dan penyebarannya tidak terbatas.
Dalam media tersebut terdapat pesan yang akan disampaikan sebagai salah satu cara
untuk mencapai suatu tujuan yaitu dapat meningkatkan angka Cakupan ASI Eksklusif bayi usia
0-6 bulan di Puskesmas Kel.Johar Baru I. Pesan ini dibuat berdasarkan data sekunder yang
didapatkan dari hasil laporan tahunan di wilayah kerja Puskesmas Kec. Johar Baru.
Dari data tersebut diketahui bahwa Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2016 dari seluruh
Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Kec. Johar Baru mencapai 44,4% yang terdiri dari
52,4% untuk laki-laki dan 36,3% untuk perempuan. Total cakupan tertinggi ada di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru yaitu 37,8%. Cakupan tertinggi untuk anak laki-laki adadi Puskesmas
Kecamatan Johar Baru yaitu 37,8% dan cakupan tertinggi untuk anak perempuan ada di
Puskesmas Johar Baru III yaitu 40,7%. Sedangkan cakupan terendah untuk anak laki-laki ada
di wilayah Johar Baru I yaitu 8 % dan cakupan terendah untuk anak perempuan ada di wilayah
Johar Baru I yaitu 0%.
1) Informing.
2) Persuasing.
3) Advocating.
Untuk pesan yang ada media leaflet ini tujuan pemberian pesannya adalah persuasing
atau motivation yang di dalamnya terdapat reinforcing ( penguatan ) terhadap ibu-ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan yang sudah memberikan ASI secara ekslusif agar terus dilakukan
pemberian ASI selama 6 bulan tanpa diberikan minuman atau makanan tambhan, terdapat
generating emotional arousal ( peran emosi ) ini dilakukan untuk memunculkan peran emosi
yang dimiliki seorang ibu agar dapat meningkatkan motivasi dalam memberikan ASI Eksklusif
pada bayinya, juga terdapat increasing awareness ( peningkatan kesadaran ) melalui
peningkatan dukungan social dari ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan, suami, keluarga
serta masyarakat sekitar dalam mendukung keberhasilan ASI Eksklusif selama 6 bulan.
Ujicoba Media
Pada tahap-tahap sebelumnya telah dirumuskan pesan yang akan dituangkan dalam
media komunikasi. Agar pesan tersebut dipahami oleh masyarakat maka harus dilakukan uji
coba atau retesting. Materi ujicoba meliputi pesannya, gambar, tokoh yang ada dalam media
tersebut, warna, tata letak gambar dan tulisan, ilustrasi atau simbol-simbol yang ada dalam
media, dll. Kegiatan uji coba media ini sangat penting, karena hasil uji coba tersebut akan
dijadikan sebagai bahan untuk merevisi material atau menyempurnakan media sebelum media
tersebut diproduksi.
1) Membuat rencana ujicoba, meliputi tujuan, sasaran, metodologi, petugas pelaksana dan
dana.
2) Membuat intrumen ujicoba.
3) Melakukan standarisasi petugas pelaksana ujicoba.
4) Melaksanakan kegiatan ujicoba.
5) Melakukan analisa hasil ujicoba.
6) Merumuskan rekomendasi hasil ujicoba.
Metode yang digunakan dalam melakukan uji coba media adalah dengan pengisian
lembar kuesioner yang berisikan pertanyaan terbuka sehingga peneliti dapat mengetahui kesan
dari responden setelah melihat dan membaca media leaflet yang telah dibagikan bersamaan
dengan lembar kuesioner oleh peneliti.
Sasaran ujicoba media ini adalah sebagian dari sasaran kelompok yang sudah peneliti
tentukan yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kec. Johar
Baru.
BAB V
Berdasarkan sasaran utama yang sudah di tentukan yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi
usia 0-6 bulan di Puskesmas Kel.Johar Baru I, maka pendistribusian media leaflet dilakukan di
Puskesmas Kel. Johar Baru I pada saat kunjungan pemeriksaan bayi.
Jumlah media leaflet yang didistribusikan di sesuaikan dengan jumlah sasaran utama
yang sedang melakukan kunjungan pemeriksaan bayi yaitu sebanyak
1) Jumlah paparan yang diberikan (contoh : bila menggunakan media televisi/ radio berapa
kali media tersebut dipaparkan dalam 1 hari).
2) Estimasi karakteristik demografi yang terpapar media (apakah sudah sesuai dengan
sasaran utama yang dirancang).
3) Banyaknya media yang didistribusikan dan estimasi jumlah yang dibaca.
4) Respon sasaran terhadap media yang dipaparkan, apa yang mereka katakana.
5) Jumlah orang yang mengunjungi media (apabila melalui internet).
6) Jumlah media tambahan yang diharapkan sasaran
BAB VI
VI. 1 Simpulan
IV. 2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Riadi Bambang , Priyo Raharjo. 2007. PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT. Malang : Human Excellence Power Institute (HEPi).
LAMPIRAN :
1. Kuesioner/ panduan wawancara/panduan
FGD untuk analisis situasi
2. Kuesioner/ panduan wawancara/panduan
FGD untuk ujicoba media
3. Kuesioner/ panduan wawancara/panduan
FGD untuk evaluasi proses
4. Rancangan Kuesioner/ panduan
wawancara/panduan FGD untuk evaluasi
dampak
Kuesioner I ( Faktor Risiko )
Evaluasi Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Asi Ekslusif Di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru I Tahun 2017
Responden : Ibu
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan yang tersedia.
2. Masukan nomor pada kotak yang tersedia pada pertanyaan yang anda anggap benar.
3. Isilah semua pertanyaan dengan benar.
4. Lembar pertanyaan harap di kembalikan selesai diisi.
I. IDENTITAS RESPONDEN
Tanggal Wawancara :
Alternatif
No. Pernyataan
Jawaban
1. Tidak 2. Ya
2. Karyawan swasta
3. Wiraswasta
Petunjuk pengisian :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
Ibu tidak perlu membersihkan payudara sebelum
1.
menyusui bayinya.
Saya lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan
2.
memberikan ASI pada bayi.
Bagi wanita pekerja yang menyusui anaknya tidak
3. perlu ada ruangan khusus menyusui karena ada
susu formula.
Ibu harus memberikan colostrum pada bayinya pada
4.
hari oertama sampai hari ketiga untuk imunitas bayi.
Apabila ibu lelah pada malam hari lebih baik
5.
diberikan susu formula sajatidak perlu ASI Ekslusif.
Susu formula yang mahal saat ini sudah
6.
lengkapdibandingkan ASI.
7. Air Susu Ibu membuat bayi menjadi Diare.
Sebelum dan sesudah menyusui ibu harus
8.
membersihkan payudara terlebih dahulu.
Apabila payudara terasa bengkak ASI harus segera
9.
diberikan ke bayi.
Pemberian Asi ekslusif membuat ibu repot dalam
10. menjalankan aktiviasnya terutama bagi ibu yang
pekerja.
Bacalah pertanyaan dibawah ini, kemudian jawab pertanyaan yang sesuai tempat yang
disediakan.
2. Apabila jawaban no 1 tidak, apa alasan ibu tidak memberikan ASI ekslusif?
a. Karena bekerja
b. Produksi ASI sedikit atau tidak sama sekali
c. Susu Formula lebih banyak vitamin disbanding dengan ASI
3. Apakah semua anak ibu diberikan ASI Ekslusif?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika jawaban no 3 ya, apa yang membuat ibu memberikan ASI Ekslusif?
a. Dukungan suami dan keluarga
b. Pengaruh budaya setempat
c. Dari media informasi
a. Minum jamu
b. Makan sayuran dan kacang-kacangan
c. Kurangi aktivitas berat
Pada penelitian kali ini peneliti mengambil leaflet sebagai salah satu media pemberian
informasi/pengetahuan kepada ibu-ibu yang meliki bayi usia 0-6 bulan. Berikut contoh leaflet
yang akan digunakan dan sebelumnya akan di lakukan uji coba media pada sasaran yang akan
dituju.
Kuesioner / Pedoman Exit Interview
Responden : Ibu
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap pertanyaan yang tersedia.
2. Masukan nomor pada kotak yang tersedia pada pertanyaan yang anda anggap benar.
3. Isilah semua pertanyaan dengan benar.
4. Lembar pertanyaan harap di kembalikan selesai diisi.
IDENTITAS RESPONDEN
Tanggal Wawancara :
Alamat : ………………………………………………………
1. Tidak 2. Ya
2. Karyawan swasta
3. Wiraswasta
MEDIA
Bacalah pertanyaan berikut ini, kemudian jawab sesuai dengan yang anda harapkan.
A. Kelengkapan
1. Setelah melihat leaflet yang dibagikan oeh fasilitator, silahkan berikan penilaian
terhadap leaflet tersebut, kemudian deskripsikan seberapa paham Anda dengan
isi pesan pada leaflet tersebut ?
Jawab :
4. Apakah pesan pada leaflet mudah dipahami ? Jika tidak, menurut Anda hal apa
yang harus diubah pada leaflet tersebut ?
Jawab :
B. Kemenarikan
1. Apakah isi pesan pada leaflet menarik bagi Anda?
Jawab :
2. Apakah menurut Anda leaflet itu sudah menarik? Bagian leaflet manakah yang
paling menarik dan paling tidak menarik bagi Anda ?
Jawab :
3. Menurut Anda Media apa yang paling menarik untuk menyampaikan pesan
kesehatan bagi Anda ? Jelaskan alasannya?
Jawab :
C. Penerimaan
1. Jelaskan keuntungan dan kerugian yang bias Anda dapatkan setelah membaca
pesan pada leaflet tersebut?
Jawab :
2. Adakah solusi yang Anda terima setelah membaca isi pesan pada leaflet
tersebut ?
Jawab :
D. Identifikasi
1. Menurut Anda ditujukan kepada siapa pesan pada leaflet tersebut ?
Jawab :
2. Siapakah menurut Anda yang akan tertarik dengan isi pesan pada leaflet
tersebut ?
Jawab :
E. Pesrsuasi/Ajakan
1. Apa reaksi Anda terhadap isi pesan pada leaflet tersebut ?
Jawab :
2. Setelah melihat isi pesan pada leaflet, apakah Anda ingin melakukan perubahan
sesuai dengan isi pesan?
Jawab :
3. Apa yang ingin Anda sampaikan kepada orang-orang di sekitar Anda setelah
melihat isi pesan pada leaflet tersebut ?
Jawab :
4. Menurut Anda bagaimana reaksi orang-orang di sekitar Anda mengenai isi pesan
pada leaflet tersebut ? Apa yang akan mereka lakukan ?
Jawab :
1. Jumlah paparan yang diberikan (contoh : bila menggunakan media televisi/ radio berapa
kali media tersebut dipaparkan dalam 1 hari)
2. Estimasi karakteristik demografi yang terpapar media (apakah sudah sesuai dengan
sasaran utama yang dirancang)
4. Respon sasaran terhadap media yang dipaparkan, apa yang mereka katakana
5. Jumlah orang yang mengunjungi media (apabila melalui internet)
7. a. Apakah sasaran sudah pernah mendengar pesan dalam media yang dibuat ?
8. b. Bagaimana respon sasaran saat melihat dan mendengar media yang dibuat ?