Anda di halaman 1dari 14

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA


KLINIK/PRAKTEK DOKTER DI KOTA MAKASSAR

NADIA UTAMI

D121 13 015

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2017
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT PADA KLINIK/PRAKTEK
DOKTER DI KOTA MAKASSAR
1
Mary Selintung, 2Irwan Ridwan Rahim, 3Nadia Utami
1
Dosen Pengajar Departemen Teknik Lingkungan,
Universitas Hasanuddin
2
Dosen Pengajar Departemen Teknik Lingkungan,
Universitas Hasanuddin
3
Mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Limbah pelayanan kesehatan adalah mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi
kesehatan, fasilitas penelitian dan laboratorium. Pengelolaan limbah medis padat harus dilakukan
secara khusus mulai dari pewadahan pada sumber hingga pengolahan limbah medis. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sumber, jumlah timbulan, jenis, komposisi dan pengelolaan
limbah medis padat pada klinik di Kota Makassar. Metode penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini mengambil 30 lokasi penelitian (klinik)
sebagai sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa timbulan limbah medis fluktuatif setiap
harinya pada masing- masing lokasi penelitian (klinik). Adapun jenis serta komposisi limbah
medis yang dihasilkan yaitu jenis infeksius 81%, benda tajam 12%, kimia 5%, farmasi 2% dan
radioaktif 0%. Penanganan limbah medis mulai dari sumber sampai pengangkutan/pengolahan
pada masing – masing lokasi penelitian (klinik) bervariasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa pengelolaan limbah medis padat pada masing – masing lokasi penelitian (klinik) di Kota
Makassar sebagian kecil masih belum sesuai dengan pengelolaan limbah medis menurut
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P. 56/Menlhk-Setjen/2015. Saran yang
diberikan kepada masing – masing pihak dari lokasi penelitian (klinik) serta instansi – instansi
yang terkait adalah agar selalu meningkatkan pengetahuan dan kepedulian serta pengawasan
yang tegas terkait masalah penanganan limbah medis yang baik.
Kata Kunci: Limbah Medis, Klinik, Pengelolaan Limbah Medis Padat

ABSTRACT
Health care waste includes all waste derived from health installations, research facilities and
laboratories. The management of solid medical waste must be done specially from the source at
the source to the medical waste treatment. This research is aimed to know the source, the
amount of generation, the type, the composition and the management of the solid medical waste
at the clinic in Makassar City. This research method is descriptive method with quantitative
approach. Technique of data collection is done through observation, interview and
documentation. The study took 30 research sites (clinics) as samples. The results of this study
indicate that the flow of medical waste fluctuates every day at each study site (clinic). The types
and composition of medical waste generated are 81% infectious type, 12% sharp object,
chemical 5%, pharmaceutical 2% and radioactive 0%. Handling of medical waste from source
to transport / processing at each research site (clinic) varies. The conclusion of this study is that
the management of solid medical waste at each of the research sites (clinics) in Makassar City is
still insufficient in accordance with the management of medical waste according to the Minister
1
of Environment and Forestry Regulation no. P. 56 / Menlhk-Secretariat / 2015. Advice given to
each party from the research sites (clinics) and related agencies is to always increase knowledge
and awareness and strict supervision related to the problem of handling good medical waste.
Keywords: Medical Waste, Clinic, Solid Medical Waste Management

I. PENDAHULUAN penelitian dengan judul “Analisis Pengelolaan


1.1 Latar Belakang Limbah Medis Padat Pada Klinik/Praktek
Limbah klinik adalah limbah Dokter di Kota Makassar”
yang dihasilkan selama pelayanan pasien
secara rutin pembedahan dan di unit-unit 1.2 Rumusan Masalah
resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya Berdasarkan latar belakang permasalahan
dan mengakibatkan resiko tinggi infeksi di atas, maka perumusan masalah dalam
kuman dan populasi umum . Oleh karena itu penelitian ini adalah “Bagaimanakah sistem
perlu diberi label yang jelas sebagai resiko penanganan limbah medis padat
tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah klinik/praktek dokter di Kota Makassar ?”.
perban atau pembungkus yang kotor, cairan 1.3 Tujuan Penelitian
badan, anggota badan yang diamputasi, 1.3.1 Tujuan Umum
jarum-jarum dan suntikbekas, kantung urine Mengidentifikasi proses pengelolaan
dan produk darah (Joko, 2001). limbah medis padat pada klinik/praktek
Kota Makassar merupakan salah satu dokter di Kota Makassar.
kota besar yang juga memiliki pusat 1.3.2 Tujuan Khusus
pelayanan kesehatan yang cukup maju seperti A. Analisis karakteriksik limbah medis padat
rumah sakit pemerintah maupun swasta. pada klinik/praktek dokter di Kota Makassar
Begitupun juga dengan pusat pelayanan yang meliputi sumber, jumlah timbulan,
kesehatan lainnya seperti puskesmas maupun komposisi dan jenis limbah.
klinik/praktek kedokteran. Sehubung dengan B. Mengetahui gambaran
permaslahan limbah, telah banyak rumah penanganan/pengelolaan limbah medis padat
sakit yang sudah mengolah limbah medisnya pada klinik/praktek dokter di Kota Makassar.
dengan baik dan telah sesuai dengan peraturan
pemerintah walaupun masih, begitupun juga 1.4 Manfaat Penelitian
dengan pusat kesehatan masyarakat 1.3.3 Bagi Peneliti
(puskesmas) yang telah menangani limbahnya Dapat menambah pengetahuan dan
secara benar walaupun hanya sebagian kecil wawasan penulis mengenai bagaimana sistem
saja, khususnya di kota Makassar. Adapun penanganan limbah medis yang benar dan
klinik yang juga merupakan pusat pelayanan sesuai dengan peraturan perundangan yang
kesehatan yang juga menghasilkan limbah – berlaku, serta mengetahui bentuk penanganan
limbah B3 yang berbahaya apabila tidak limbah medis secara nyata pada masing –
ditangani secara baik. Ada beberapa klinik masing lokasi penelitian.
yang telah menangani limbah medisnya 1.3.4 Bagi Universitas
secara baik ada pula yang belum. Hasil penelitian dapat dijadikan
Hal seperti inilah yang penting untuk informasi bagi civitas akademika lainnya
diperhatikan mengingat pencemaran yang akan menyelenggarakan penelitian
lingkungan sangat erat kaitannya dengan dengan tema yang serupa.
kesehatan manusia dan lingkungan itu sendiri. 1.3.5 Bagi Klinik
Sehubungan dengan permasalahan limbah Dapat mengetahui/menambah
medis, maka peneliti akan melakukan pengetahuan pihak klinik mengenai dampak
yang dapat ditimbulkan oleh limbah medis
serta bagaimana pengelolaan limbah medis
yang benar.

2
1.4 Batasan Masalah limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
Mengidentifikasi sistem farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
penanganan/pengelolaan limbah medis padat limbah radio aktif, limbah kontainer
klinik/praktek dokter di Kota Makassar bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Tempat III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di 30 klinik
3.1 Kerangka Penelitian
di Kota Makassar. Berikut adalah tahapan atau langkah –
1.5.2 Ruang Lingkup Waktu langkah penelitian yang dilakukan :
Penelitian ini dilaksanakan pada awal
bulan Juli hingga akhir Agustus 2017.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian, Jenis dan Prasarana
Klinik
A. Pengertian Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan dan
menyediakan pelayanan medis dasar dan atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari
satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh
seorang tenaga medis (Permenkes RI No.28,
2011).
B. Jenis Klinik
a) Klinik Pratama Gambar 1. Bagan alir proses penelitian
Klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar baik umum maupun 3.2 Fokus Penelitian
khusus. Klinik pratama merupakan klinik Penelitian ini mengambil 30 klinik di
yang menyelenggarakan pelayanan medik Kota Makassar sebagai sampel. Adapun yang
dasar yang dilayani oleh dokter umum dan ingin diteliti pada klinik yaitu untuk
dipimpin oleh seorang dokter umum. mengetahui jumlah timbulan limbah medis
Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat tiap harinya selama 8 hari berturut-turut, jenis
dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan dan komposisi limbah medis yang dihasilkan
(Permenkes RI No.28, 2011). dari tindakan – tindakan medis pada klinik
yang bersangkutan, serta bagaimana proses
b) Klinik Utama pengeloalaannya, mulai dari proses
Klinik yang menyelenggarakan pewadahan pada sumber sampai pada proses
pelayanan medik spesialistik atau pelayanan pembuangan/pemusnahannya.
medik dasar dan spesialistik. Spesialistik
3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian
berarti mengkhususkan pelayanan pada satu
Jenis penelitian yang digunakan
bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
golongan umur, organ atau jenis penyakit
tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
spesialis ataupun dokter gigi spesialis
3.4.1 Lokasi Penelitian
(Permenkes RI No.28, 2011).
Penelitian ini dilakukan di 30 klinik di
Kota Makassar. Adapun profil umum dari
Pengertian Limbah Medis Padat
masing-masing lokasi penelitian (klinik) yaitu
Menurut Kepmenkes RI No. 1204,
pada Tabel 1 sebagai berikut :
2004, Limbah medis padat adalah limbah
Tabel 1. Profil Umum Lokasi Penelitian
padat yang terdiri dari limbah infeksius,
3
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh klinik di Kota Makassar yang
terdaftar sebagai pelayanan kesehatan
masyarakat di Dinas Kesehatan Kota
Makassar yaitu berjumlah 155 klinik.
B. Sampel
Untuk menghitung penentuan jumlah
sampel dari populasi tertentu, pengambilan
sampel menggunakan rumus Slovin.
Perhitungan pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

(1)

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Batas Toleransi (0,05)

3.6 Teknik Pengumpulan Data


A. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan panca indera maupun
pencatatan langsung terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan persoalan-persoalan yang
diteliti.
B. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak
klinik yang bersangkutan atau yang dapat
memeberikan informasi seperti dokter, kepala
klinik, manager klinik, perawat dan cleaning
service/OB.
C. Dokumentasi
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Dokumentasi penelitian ini dilakukan
3.4.2 Waktu Penelitian dengan mengabadikan keadaan lokasi
Penelitian dimulai dengan pengambilan penelitian dengan memotret/mengambil
data di lapangan pada 30 klinik melalui gambar dengan kamera.
wawancara dan observasi yang dilakukan Pengambilan sampel dalam penelitian
mulai tanggal 17 Juli – 26 Juli 2017, ini dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994
selanjutnya dilakukan pengamabilan data mengenai Pengukuran Timbulan dan
melalui sampling dalam jangka waktu 8 hari Komposisi Sampah Perkotaan yang dilakukan
berturut – turut pada masing – masing lokasi selama 8 hari berturut – turun pada masing –
penelitian mulai tanggal 27 Juli – 24 Agustus masing lokasi penelitian. Adapun peralatan
2017. yang digunakan saat pengambilan sampel
3.5 Populasi Dan Sampel Penelitian yaitu :
A. Populasi

4
1) Trash bag, digunakan sebagai wadah % berat komposisi limbah =
pengumpul limbah medis dari sumber (4)
(klinik)
2) Alat pelindung diri seperti masker dan
kaos tangan
3) Timbangan 20 kg, yang digunakan untuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
menimbang berat limbah medis yang 4.1 Pelaksanaan Penelitian
dihasilkan tiap hari Pengambilan data di lapangan pada
30 klinik melalui wawancara dan observasi
3.7 Teknik Analisis Data dilakukan mulai tanggal 17 Juli – 26 Juli
Analisis Statistik 2017, selanjutnya dilakukan pengambilan data
Teknik analisis data yang digunakan dalam melalui sampling dalam jangka waktu 8 hari
penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif. berturut – turut pada masing – masing lokasi
Analisis deskriptif digunakan karena data yang penelitian mulai tanggal 27 Juli – 24 Agustus
akan dituangkan dalam bentuk kalimat, tabel, 2017.
atau diagram.
4.2 Analisis Data
Statistik Deskripstif A. Timbulan Limbah Medis Pada Klinik
Statistik deskriptif berhubungan dengan 1. Menghitung Timbulan Limbah Medis
pengumpulan dan peringkasan data serta
penyajian hasil peringkasan data yang dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik
sebagai dasar untuk berbagai pengambilan
keputusan inferensi.
a. Menghitung Timbulan Limbah Medis
Klinik
Berdasarkan data berat timbulan Gambar 3. Proses penimbangan timbulan
yang dihasilkan masing-masing klinik, limbah medis
kemudian dijumlahkan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut: 2. Hasil Pengukuran Timbulan Limbah Medis
Berdasarkan hasil penelitian,
Timbulan limbah medis (kg/hari) =
didapatkan jumlah rat-rata total timbulan
(2) limbah medis medis pada semua klinik yaitu
sebesar 29, 71 kg.
Berikut adalah grafik total timbulan
Data berat timbulan harian tersebut
dan rata – rata total timbulan limbah medis
dikumpulkan dalam periode penelitian yang
pada klinik selama 8 hari :
dilakukan yakni selama 8 (delapan) hari dan
dilakukan rata-rata timbulan limbah medis
(kg/hari) sehingga diperoleh jumlah berat
limbah medis klinik total dalam kg/hari,
sebagai berikut:
Timbulan limbah medis (kg/hari) =
(3)

b. Komposisi Limbah Medis


Gambar 4. Grafik berat total timbulan dan
Untuk menghitung % (persentase)
rata-rata timbulan timbah medis klinik per
dari komposisi limbah medis maka digunakan
hari
persamaan berikut :

5
Klinik 12 merupakan klinik besar/balai yang kecil serta menggunakan produk/bahan
yang menghasilkan timbulan limbah medis kimia sampai habis.
paling banyak sedangkan klinik 28
merupakan klinik yang menghasilkan B. Pemilahan dari sumber
timbulan limbah medis paling sedikit diantara Berdasarkan pengamatan, pemilahan
timbulan limbah klinik lainnya. yang dimaksud adalah upaya memisahkan
wadah limbah dari sumber berdasarkan
kategorinya dan dengan warna kantong
B. Jenis, Sumber dan Komposisi Limbah plastik yang sesuai serta memiliki
Medis label/simbol pada wadah limbah. Dari hasil
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh penelitian, telah dilakukan proses pemilahan
jenis, sumber dan komposisi limbah medis limbah medis secara benar oleh beberapa
dari lokasi penelitian (klinik) yang mengacu klinik seperti melakukan pemisahan limbah
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup medis dan non medis, wadah sampah
dan Kehutanan No. 56 Tahun 2015. Adapun memiliki simbol/label, limbah diletakkan
jenis limbah yang dihasilkan yaitu sesuai kategorinya, serta warna kantong
daintaranya seperti spuit, jarum suntik, plastik limbah medis yang sesuai kategori.
masker, sarung tangan, kapas, perban, kain
kasa, tabung darah, botol obat, botol kimia, C. Penyimpanan Sementara
vial, vacum, dressing, lanset dan pipet Berdasarkan pengamatan, penyimpanan
pasteur. Sumber limbah medis pada semua sementara yang dimaksud adalah limbah
lokasi penelitian (klinik) yaitu berasal dari medis yang dikumpulkan dari sumber
ruang rawat inap, rawat jalan/poliklinik disimpan sementara pada tempat
(umum dan spesialis), ruang OK (bedah) dan penyimpanan yang disediakan baik berupa
laboratorium. bangunan khusus yang terletak diluar klinik
Berikut adalah persentase komposisi maupun ruangan-ruangan tertentu di dalam
limbah medis selama 8 hari berturut – turut klinik.
pada semua lokasi penelitian (klinik): Dari hasil penelitian, telah dilakukan
proses penyimpanan sementara limbah medis
oleh semua lokasi penelitian (klinik) dengan
cara menyimpan sementara pada bangunan
khusus TPS limbah medis, tempat sampah
troli, ruangan kosong, ruangan poliklinik serta
ada pula yang langsung menyimpan pada
tempat sampah domestik.

D. Pengangkutan dan Pengolahan Limbah


Medis
Berdasarkan pengamatan, pengangkutan
/pengolahan yang dimaksud adalah proses
Gambar 5. Komposisi limbah medis pada
pembuangan akhir limbah medis yang
semua klinik
dilakukan oleh klinik seperti menyerahkan
limbah medis kepada pihak ketiga seperti
4.3 Pengelolaan Limbah Medis
menyerahkan kepada perusahaan
Pengelolaan limbah medis pada klinik
pengangkut/pengolahan limbah,
A. Minimisasi dari sumber
meyerahkan/menitipkan ke rumah sakit, serta
Berdasarkan hasil penelitian, semua
ada pula yang melakukan pembakaran sendiri
lokasi penelitian (klinik) melakukan
secara manual pada tempat sampah
minimisasi limbah medis dari sumber dengan domestik/halaman belakang klinik dan
pengadaan produk/bahan kimia dalam jumlah membuangnya pada tempat sampah domestik.

6
4.4 Jumlah Klinik Yang Sesuai dan A. Jenis dan komposisi limbah medis
Tidak Sesuai Dengan Peraturan Dari hasil penelitian, limbah medis
yang dihasilkan dari semua jenis/ketegori
Berikut adalah grafik jumlah klinik limbah medis pada semua lokasi penelitian
yang penanganannya sudah sesuai dengan (klinik) yaitu limbah medis jenis infeksius
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan dengan persentase sebanyak 81%,
Kehutanan No. 56 Tahun 2015 sebagai kemudian untuk jenis benda tajam
berikut : sebanyak 12%, untuk jenis kimia sebanyak
5%, untuk jenis farmasi sebanyak 2% dan
untuk jenis radioaktif sebanyak 0%.
Komposisi yang paling banyak
dihasilkan dan ada pada pada semua lokasi
penelitian (klinik) yaitu spuit, jarum suntik,
masker, sarung tangan, kapas dan
perban/kain kasa.

B. Sumber limbah Medis


Sumber limbah medis pada semua
lokasi penelitian (klinik) yaitu berasal dari
Gambar 6. Diagram jumlah klinik yang ruang rawat inap, rawat jalan/poliklinik
penanganannya sudah sesuai peraturan (umum dan spesialis), ruang OK (bedah)
Keterangan Gambar Grafik : dan laboratorium.

= Pemisahan wadah limbah non medis C. Timbulan limbah medis


dan medis Dari hasil pengukuran timbulan
limbah medis pada semua lokasi penelitian
= Pemberian label/simbol pada wadah
(klinik) menunjukkan bahwa klinik yang
limbah
paling banyak menghasilkan limbah adalah
= Warna kantong tempat sampah klinik 12 dan klinik yang paling sedikit
sesuai kategori menghasilkan limbah adalah klinik 28 .
Menurut pengamatan adapun yang
= Pemisahan limbah medis benda mempengaruhi hal ini yaitu disebabkan
tajam dan non benda tajam oleh banyak atau tidaknya unit pelayanan
= Penanganan akhir limbah medis yang tersedia, banyak atau tidaknya jumlah
benda tajam oleh pihak yang pasien serta besar atau kecilnya tindakan
berwenang yang diberikan kepada pasien. Klinik 12
merupakan balai kesehatan sehingga
= Penanganan akhir limbah medis non banyak menghasilkan timbulan limbah
benda tajam oleh pihak yang medis setiap harinya.
berwenang
D. Penanganan/pengelolaan limbah medis
Berdarakan hasil wawancara dan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
observasi, penanganan limbah medis pada
5.1 Kesimpulan
masing-masing klinik bervariasi seperti
Berdasarkan hasil penelitian
yang tertulis di dalam hasil dan
mengenai Analisis Pengeelolaan Limbah
pembahasan. Dari semua sampel yang
Medis Padat Pada Klinik/Praktek Dokter di
diamati, hampir semua sampel klinik
Kota Makassar, maka dapat ditarik
melakukan pemilahan limbah medis
kesimpulan sebagai berikut :
dengan baik sesuai dengan peraturan yang
berlaku seperti memisahkan sampah medis

7
dan non medis serta diberi label pada c. Mengadakan kegiatan penyuluhan dan
wadahnya, tetapi dalam hal pengumpulan, pelatihan terkait pengelolaan limbah medis
penyimpanan, pengangkutan serta
pengolahan limbah medis, sebagian klinik d. Perlu mengevaluasi dan memperbaiki
masih melakukannnya dengan kurang baik. prosedur tetap mengenai pengelolaan
Sebagian klinik masih menyimpan limbah medis sehingga petugas dan
limbah medisnya pada tempat yang kurang pengelola sampah (cleaning service)
memenuhi syarat seperti di teras klinik, di melaksanakan pengelolaan limbah medis
halaman belakang, serta di dalam ruangan secara maksimal.
yang tidak diberi pendingin, kemudian C. Bagi peneliti lain
mengangkut limbah medis secara manual,
serta mengolah limbah medis dengan cara Penelitian ini masih jauh dari
yang tidak tepat, seperti membuang pada kesempurnaan, maka dari itu perlu dilakukan
tempat sampah domestik dan dibakar lagi penelitian lebih mendalam terkait sarana
secara manual. Hal ini diakibatkan karena dan prasarana penunjang pengelolaan limbah
masih kurangnya perhatian dari pihak dan peran semua petugas kesehatan dalam
klinik terhadap penanganan limbah medis pelaksanaan pengelolaan limbah medis pada
yang baik serta kurangnya pengawasan klinik/praktek dokter khususnya di Kota
oleh instansi terkait. Makassar.

5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA


A. Bagi klinik
Ali, Muhammad Mulyohadi, dkk. 2006.
a. Perlu peningkatan pengetahuan bagi Kemitraan Dalam Hubungan Dokter
pihak klinik baik perawat, cleaning Pasien. Jakarta. Konsil Kedokteran
sevice, dokter maupun yang lainnya Indonesia.
tentang pentingnya pengelolaan limbah
medis secara baik dan benar melaui Arifin, M. (2008). Pengaruh Limbah
pelatihan dan peyuluhan baik oleh Rumah Sakit Terhadap Kesehatan.
Dinas Kesehatan maupun Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat:
Hidup Daerah. Universitas Indonesia.
b. Menyediakan sarana dan prasarana Bishop, P.L 2001. Pollution Prevention:
penanganan limbah medis sesuai Fundamental and Practice. Boston:
dengan peraturan pemerintah yang The McGraw-Hill
berlaku, seperti wadah khusus limbah Departemen Kesehatan RI. 1997. Buku
medis, pemberian simbol/pelabelan, Panduan Manajemen Penyuluhan
kantong plastik dengan standar yang Kesehatan Masyarakat Tingkat
tepat, serta menyediakan Propinsi. Jakarta: Depkes RI.
ruangan/bangunan khusus untuk Departemen Kesehatan. 2004. Nomor:
penyimpanan sementara limbah medis 1204/MENKES/SK/X/2004.
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit. Dirjen PPM & PL
B. Bagi pihak sanitarian atau dinas yang Depkes RI. Jakarta.
bersangkutan Departemen Kesehatan RI. (2006).
a. Melakukan pemantuan/pengawasan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan
penanganan limbah secara berkala di Limbah Padat dan Limbah Cair di
masing – masing lokasi yang terkait. Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat
Jenderal PPM & PPL dan Direktorat
b. Memberi peringatan yang tegas Jenderal Pelayan Medik.
terhadap pihak – pihak dari lokasi yang
terkait.

8
Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Beracun dan Berbahaya.
Depkes RI.
Depkes RI .1995. Farmakope Indonesia, Edisi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
IV, 112, Departemen Kesehatan Republik Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
Indonesia, Jakarta. P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis
Djoko, Sasongko. 2001. Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Rumah Sakit. Sipil Soepra : Jurnal Sipil dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan
3(8): 91-9 Kesehatan.
Ditjen PP & PL. 2011. Kebijakan Kesehatan Pratiwi, Dyah. 2013. Anlisis Pengelolaan
Lingkungan Dalam Pengeolaan Limbah Limbah Medis Padat Pada Puskesmas
Medis di Fasyankes. Jakarta: Direktorat Kabupaten Pati. Jawa Tengah :
PL. Universitas Negeri Semarang.
Hasan, M M, et al. 2008. Pattern of Medical Pruss, A , Giroult, E, & Rushbrook, P. 2005.
Waste Management: Existing Scenario in Pengelolaan Aman Limbah Layanan
Dhaka City, Bangladesh. BMC Public Kesehatan (Penerjemah: Munaya
Health, 8 (36). Fauziah, Mulia Sugiarti & Ela Lelasan).
http://www.biomedcentral.com/1471- Jakarta. EGC.
2458/8/36 Sugiono. 2012. Penelitian Kualitatif
Leonita, Emy. 2014. Pengelolaan Limbah Kuantitatif. Bandung alfabetam
Medis Padat Pada Puskesmas Se-kota
Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas Wulandari, Puri. 2011. Upaya Minimisasi
Vol. 2 No.4 Mei 2014. dan Pengelolaan Limbah Medis Di
Mayonetta, Gloria. 2016. Evaluasi Rumah Sakit Haji Jakarta. Jakarta :
Pengelolaan Limbah Padat B3 Fasilitas Universitas Indonesia
Puskesmas di Kabupaten Sidoarjo.
Institute Teknologi Sepuluh Nopember Yudha Khomang, Widiartha. 2012. Analisis
(online), diunduh 05 Agustus 2017. Sistem Pengelolaan Limbah Medis
http://repository.its.ac.id/48806/1/3310100 Puskesmas Di Kabupaten Jember
009-Undergraduate-Theses.pdf (online), diunduh 06 Agustus 2017.
http://repository.unej.ac.id/bitstream/ha
Muftah, Adel. 2011. Pengelolaan Limbah Padat ndle/123456789/20641/gdlhub
Secara Terpadu di Rumah Sakit. Jurnal Dian
Vol. 11 No.2 Mei 2011 WHO. 2005. Management of Solid Health
Paramita, N. (2007). Evaluasi Pengelolaan Care Waste at Primary Health Care
Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan Centres. Geneva: WHO.
Darat Gatot Soebroto. Jurnal Presipitasi Wulandari, Puri (2011). Upaya Minimisasi
Vol. 2 No.1 Maret 2007, Issn 1907-187x : dan Pengelolaan Limbah Medis di
Semarang Rumah Sakit Haji Jakarta. (Skripsi).
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 9 Tahun 2014 Tentang
Klinik
Permenkes RI nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
Peraturan Menteri Lngkungan Hidup No. 18
Tahun 2009 Tentang Tata Cara

9
10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai