Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah

MANAJEMEN PUSKESMAS

“PUSKESMAS NON PERAWATAN”

HALAMAN SA MPUL

KELOMPOK 3

Andi Jumriani ( J1A116005) Elisa Ratman ( J1A116028)

Annisa Febrianti Ahmad (J1A116006) Elvi Indria Ningsi ( J1A116030)

Asmawati ( J1A116009) Haspianti Sapitri (J1A116041)

Aulya Safitri ( J1A116011) Herlina (J1A116043)

Cathlya Vebrilia Rahman (J1A116013) Indah Pertiwi (J1A116053)

Chindy Fajriah ( J1A116014) Imelda Yuliani Tasilangik (J1A116050)

Dyah Puspa Sari (J1A116025) Irna Muliati (JIA116058)

Eka Andriani Sidame (J1A116027)

KONSENTRASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas

segala karunia, rahmat, maupun hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi tentang “Puskesmas Non

Perawatan”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata

kuliah bersangkutan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen

mata kuliah, karena dengan tugas ini wawasan serta pengetahuan dapat

bertambah. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Akhir kata, penulis mengharapkan

perbaikan dan penyempurnaan agar tugas ini dapat berguna bagi pembaca lain
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang
tidak lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya
dalam koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang
dibentuk oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan
hidup anggota berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain
di sekelilingnya. Di kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita
artikan sebagai “kebutuhan publik”. Salah satu contoh kebutuhan publik yang
mendasar adalah kesehatan (Raha, 2014).
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya
dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak,
negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu
dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan
publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya
Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu namun dengan
biaya yanng relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan
kelas ekonomi menengah ke bawah (Raha, 2014).
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai “Pelayanan Puskesmas”
karena Puskesmas sebagai bentuk nyata peran birokrasi dalam memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan sdan
karena Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
(Raha, 2014).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam makalah ini permasalahan yang akan dibahas hanya mencakup
tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan puskesmas non perawatan?
2. Apa fungsi dari puskesmas non perawatan?
3. Apa saja perbedaan puskesmas perawatan dan puskesmas non perawatan?
4. Bagaimana tata ruang puskesmas non perawatan sesuai permenkes 75
tahun 2014?
5. Puskesmas apa saja yang menerapkan non perawatan di kota kendari?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
kecelakaan kerja:

1. Mengetahui pengertian puskesmas non perawatan.


2. Memahami fungsi dari puskesmas non perawatan.
3. Mengetahui perbadaan puskesmas perawatan dan puskesmas non
perawatan.
4. Memahami tata ruang puskesmas non perawatan sesuai permenkes 75
tahun 2014.
5. Mengetahui puskesmas di kendari yang merapka puskesmas non
perawatan di kota kendari.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PUSKESMAS NON PERAWATAN

1. Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/Sk/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1428/Menkes/Sk/XII/2006 Tentang Pedoman penyelenggaraan kesehatan
lingkungan puskesmas, menyatakan bahwa Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(KEPMENKES, 2014).

a. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota (UPTD),
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta sebagai ujung tombak.

b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan (Dinkes)
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota
sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Sedangkan menurut Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan


Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pendirian puskesmas
harus memenuhi kriteria sebagai berikut (PERMENKES, 2014):
a. Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit.
b. Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari
puskesmas sekitarnya.
c. Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai
tenaga yang memadai,
d. Jumlah kunjungan puskesmas minimal 100 orang per hari.
e. Penduduk wilayah kerja puskesmas dan penduduk wilayah 3
puskesmas disekelilingnya minimal rata-rata 20.000
orang/Puskesmas.
f. Pemerintah daerah bersedia untuk menyediakan anggaran rutin yang
memadai (Depkes RI, 2009).

Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah :


a. Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
b. Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang
tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program Puskesmas
merupakan program kesehatan dasar, meliputi:
a. Promosi kesehatan.
b. Kesehatan lingkungan.
c. KIA (Kesehatan ibu dan anak) dan KB (keluarga berencana).
d. Perbaikan gizi.
e. Pemberantasan penyakit menular.
f. Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang
medik (laboratorium dan farmasi).

2. Pengertian Puskesmas Non Perawatan

Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di puskesmas yang melayani
pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh
prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan
merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas (Romaningsih,
2016).
Jenis Puskesmas non perawatan hanya melakukan pelayanan kesehatan
rawat jalan (Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi
Telkom, 2012). Permenkes No.029 tahun 2010 menyebutkan kegiatan di
pelayanan kesehatan rawat jalan yakni observasi, diagnosis, pengobatan, dan atau
pelayanan kesehatan lainnya tanpa dirawat inap (Sugeng, 2015).
Jenis puskesmas non perawatan hanya melakukan pelayanan kesehatan
rawat jalan (Direktorat penelitian dan pengabdian masyarakat institut teknologi
telkom,2012). Puskesmas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal
(Permenkes RI nomor 75 tahun 2014). Menurut Permenkes nomor 029 tahun 2012
menyebutkan kegiatan di pelayanan kesehatan rawat jalan yakni observasi,
diagnosis, pengobatan, dan pelayanan kesehatan lainnya termasuk konsultasi
psikologi tanpa menginap di ruang perawatan (Romaningsih, 2016).
Pertumbuhan yang cepat dari rawat jalan ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) Penekanan biaya untuk mengontrol peningkatan harga perawatan
kesehatan dibandingkan dengan rawat inap.
b) Peningkatan kemampuan dan sistem reimbursement untuk prosedur di
rawat jalan.
c) Perkembangan secara terus menerus dari teknologi tinggi untuk
pelayanan rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan rawat jalan.

2.2 FUNGSI PUSKESMAS NON PERAWATAN

Kegiatan di pelayanan kesehatan non perawatan yakni antara lain:

1. Observasi

Adapun kegiatan observasi yang dilakukan adalah melakukan pengamatan


langsung atas pemberian pelayanan yang ada di Puskesmas non perawatan.

2. Diagnosis
Diagnosis secara implisit telah tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan
demikian dalam prosesdiagnosis bukan hanya sekadar mengidentifikasi jenis dan
karakteristiknya, serta latarbelakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu,
melainkan juga mengimplikasikansuatu upaya untuk meramalkan kemungkinan
dan menyarankan tindakan pemecahannya.

3. Pengobatan
Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan, dalam bidang keilmuan
mencakup berbagai praktek perawatan sekeatan baik yang rawat inap maupun non
perawatan yang secara continue terus berubah untuk mempertahankan dan
memulihkan kesehatan dengan cara pencegahan dan pengobatan penyakit.
4. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan pelaksanaan pemeliharaan kesehatan dalam
rangka mencapai derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat secara
optimal. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ini terdapat hubungan antara
pasien, tenaga kesehatan dan sarana kesehatan.

2.3 PERBEDAAN PUSKESMAS PERAWATAN DAN PUSKESMAS NON


PERAWATAN

Terdapat dua jenis puskesmas menurut Departemen Kesehatan RI (2001)


yaitu puskesmas perawatan dan puskesmas nonperawatan.

a. Puskesmas Perawatan (Rawat Inap)

Puskesmas Perawatan adalah Puskesmas yang berdasarkan Surat Keputusan


Bupati atau Walikota menjalankan fungsi perawatan dan untuk menjalankan
fungsinya diberikan tambahan ruangan dan fasilitas rawat inap yang sekaligus
merupakan pusat rujukan antara (Departemen Kesehatan RI, 2007).

Puskesmas perawatan (rawat inap) berfungsi sebagai pusat rujukan pasien


yang gawat darurat sebelum dibawa ke rumah sakit. Tindakan operatif terbatas
seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit dan penyakit lain yang
bersifat gawat darurat. Puskesmas perawatan sebagai puskesmas rawat inap
tingkat pertama memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi observasi,
diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dengan tinggal di ruang rawat inap
puskesmas (Kepmenkes nomor 28/MENKES/SK/IX/2008).

b. Puskesmas Non Perawatan

Jenis Puskesmas non perawatan hanya melakukan pelayanan kesehatan


rawat jalan (Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi
Telkom, 2012). Permenkes No.029 tahun 2010 menyebutkan kegiatan di
pelayanan kesehatan rawat jalan yakni observasi, diagnosis, pengobatan, dan atau
pelayanan kesehatan lainnya tanpa dirawat inap (Sugeng, 2015).
2.4 TATA RUANG PUSKESMAS NON PERAWATAN SESUAI
PERMENKES 75 TAHUN 2014

Menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas memang dibutuhkan


upaya maksimal baik dari ketenagaan, pelayanan, sarana dan prasarana hingga
penataan ruangan.

Demikian pula bagi puskesmas yang merupakan pelayanan kesehatan bagi


masyarakat. Penatanaan ruangan juga menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya
demi menunjang kenyamanan dan kelancaran pelayanan bagi penggunanya.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes/PMK) Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat telah diatur mengenai standar ruangan
puskesms dan puskesmas pembantu.

Terdapat perbedaan antara puskesmas rawat inap dengan puskesmas non


rawat inap. Pada kesempatan kali ini kami akan membagikan informasi kepada
para pembaca Mitra Kesehatan Masyarakat mengenai Tata Ruang Puskesmas Non
Rawat Inap sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes 75 tahun 2014.

Kaitannya dengan ruangan puskesmas, berikutnya kami akan membagikan


informasi mengenai Tata Ruang Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas
Pembantu.

Tata Ruang Puskesmas Non Rawat Inap Sesuai Permenkes 75 Tahun 2014
penataan ruangan di puskesmas tempat anda bekerja, berikut ini standar yang
telah di tetapkan dalam Permenkes 75 tahun 2014:

1. Ruang Kantor

Ruang kantor puskesmas non rawat inap terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. Ruangan administrasi;
b. Ruangan kepala puskesmas; dan
c. Ruangan rapat yang dapat digunakan untuk kegiatan lain dalam
mendukung pelayanan kesehatan (multifungsi).

2. Ruang Pelayanan

Ruang pelayanan puskesmas non rawat inap terdiri dari:

a. Ruangan pendaftaran dan rekam medik;


b. Ruang tunggu;
c. Ruang pemeriksaan umum;
d. Ruang tindakan yang juga digunakan untuk pelayanan gawat darurat;
e. Ruangan KIA, KB dan imunisasi;
f. Ruangan kesehatan gigi dan mulut;
g. Ruangan ASI;
h. Ruangan Promosi Kesehatan yang dapat dipergunakan untuk
konsultasi dan konseling;
i. Ruang farmasi sesuai standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas.
Ruangan peneriamaan resep dapat digabungkan dengan ruang
penyerahan obat dan dirancang agar tenaga kefarmasian dapat bertatap
muka dengan pasien;
j. Ruangan persalinan;
k. Ruangan rawat pasca persalinan yang hanya terdiri dari 1 (satu) tempat
tidur;
l. Laboratorium sesuai standar pelayanan laboratorium di puskesmas;
m. Ruang sterilisasi;
n. Ruangan penyelenggaraan makanan yang dapat memiliki fungsi hanya
sebagai penyajian makanan;
o. Kamar mandi/WC pasien. Dipisahkan untuk perempuan dan laki-laki
serta dikondisikan agar dapat digunakan oleh penyandang disabilitas;
p. Kamar mandi/WC untuk persalinan. Dikondisikan agar dapat
digunakan oleh penyandang disabilitas;
q. Kamar mandi/WC petugas. Dikondisikan agar dapat digunakan oleh
penyandang disabilitas;
r. Gudang umum.

3. Ruangan Pendukung

Ruangan pendukung di puskesmas non rawat inap terdiri dari:

a. Rumah dinas tenaga kesehatan yang merupakan rumah jabatan tenaga


kesehatan dan berjumlah minimal 2 (dua) unit;
b. Tempat parkir kendaraan roda 2 dan roda 4 serta garasi untuk
ambulans dan puskesmas keliling.

Itulah standar ruangan yang harus ada di puskesmas non rawat inap sesuai
permenkes 75 tahun 2014. Mengenai tata letak ruangan dapat anda lihat pada
gambar berikut:
Tata Ruang Puskesmas Non Rawat Inap (Permenkes 75 Tahun 2014)

2.6 DAFTAR PUSKESMAS NON PERAWATAN YANG ADA DI KOTA


KENDARI
Sampai tahun 2009, Pemerintahan Kota Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi
Tenggara, melalui Dinas Kesehatan Kota Kendari, menggkoordinir sejumlah 13
puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan, terdiri dari 9 puskesmas
rawat jalan non perawatan, 4 puskesmas rawat inap perawatan umum dan
kebidanan.
Berikut ini kami tampailkan sepintas profil singkatnya :

NAMA SEJAK STATUS ALAMAT KEPALA


PUSKESMAS TAHUN PUSKESMAS PUSKESMAS
Pusk. 1978 Rawat Jalan Kel. Puwatu, Drg. Fauziah
Mandonga Kec. Puuwatu
2006 Rawat Inap
(skrg.
Puuwatu)
Pusk. 1982 Rawat Jalan Kel. Bende, Kec. Dr. I Putu
Perumnas Kadia Sudayasa,
MKes.
Pusk. Lepo- 1982 Rawat Jalan Kel. Baruga, Dr. Dewi W.B.
lepo Kec. Baruga
2005 Rawat Inap
Pusk. Poasia 1990 Rawat Jalan Kel. Dr. Juriadi
Rahandouna Paddo, MKes.
2002 Rawat Inap
Kec. Poasia
Pusk. Mata 1987 Rawat Jalan Kel. Kessilampe Drg. Meyreke
Puspita
Kec. Kendari
Pusk. Benu- 1997 Rawat Jalan Kel. Punggaloba Dr. Sukirman,
benua MARS
Kec. Kendari
Barat
Pusk. 1998 Rawat Jalan Kel. Kemaraya Drg. Nining
Kemaraya Kristianingsih
Kec. Kendari
Barat
Pusk. Labibia 2000 Rawat Jalan Kel. Labibia Kamaruddin,
SKM
Kec. Mandonga
Pusk. Mokoau 2004 Rawat Jalan Kel. Padaleu Dr. Asriati,
MKes.
Kec. Kambu
Pusk. Abeli 2004 Rawat Jalan Kel. Abeli Safar, S.Sos.
(plksn
2007 Rawat Inap Kec. Abeli
sementara)
Pusk. Mekar 2005 Rawat Jalan Kel. Kadia, Drg. Andriaty
Porosi
Kec. Kadia
Pusk. Jatiraya 2008 Rawat Jalan Kel. Dr. Nicolas
Wawoanggu, Duma, MKes.

Kec. Kadia
Pusk. Wua- 2009 Rawat Jalan Kel. Anaiwoi, Dr. Antoni
wua Manurung
Kec. Wua-wua

BAB III PENUTUP


DAFTAR PUSTAKA

kepmenkes, K. M. (2014). Keputusan Menteri Kesehatan . Kebijakan Dasar Pusat


Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan Republik Indonesia .
Permenkes, P. M. (2014). Permenkes. Pusat Kesehatan Masyarakat .

Raha, S. (2014, Oktober 12). Warnet Vast Raha . Dipetik Oktober 21, 2018, Dari
Makalah Permasalahan Puskesmas :
Http://Munabarakati.Blogspot.Com/2014/10/Makalah-Permasalahan-
Puskesmas.Html

Romaningsih, A. (2016, November 16). Dipetik Oktober 21, 2018, Dari


Puskesmas :
Https://Aniromaningsih.Blogspot.Com/2016/11/Puskesmas.Html

Sugeng, M. (2015, Oktober). Tips Serba Serbi. Dipetik Oktober 21, 2018, Dari
Jenis-Jenis Puskesmas Menurut Departemen Kesehatan :
Https://Tipsserbaserbi.Blogspot.Com/2015/10/Jenis-Jenis-Puskesmas-
Menurut.Html

Anda mungkin juga menyukai