TEORI OREM
PENGAMPU : ROSE NURHUDHARIANI, S.SiT, M.Kes
Noor Anisa
Novi Noorrahmi Fakhru R.
Nur Rohmawati
Rifkia Lathief Hanief K.
Rika Rahmawati
Rina Wijayanti
Rini Handayani
(1604088)
(1604089)
(1604090)
(1604091)
(1604092)
(1604093)
(1604094)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Teori Orem ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Konsep Kebidanan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai Teori Orem. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon
dimaafkan, akhir kata kami ucapkan Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................
iii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang...............................................................................................
4
B. Tujuan............................................................................................................
4
C. Manfaat..........................................................................................................
4
BAB II : Pembahasan
A. Teori Dorothea E.Orem.................................................................................
.....................................................................................................................5
B. Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Orem.....................................
6
C. Penerapan Teori Orem dalam contoh kasus Praktik Kebidanan ...................
8
BAB III: Penutup
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang
digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau
konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan
ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek
yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik
perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar
suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide
yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masingmasing.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
"Nursing Conceps of Practice Self Care".
Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980
dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada
edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Dorothea E. Orem
a. Teori Self-care
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan
untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa memenuhi
kebutuhan self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi
bayi,anak,orang yang sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua
merupakan Dependent Care Agent.
Kebutuhan Self Care dibagi 3 kategori :
1. Universal Self Care
Yaitu kebutuhan
dasar
manusia
meliputi
kebutuhan
4. Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan
melaksanakannya bantuan yang dapat diberikan adalah berupa:
berperan atau melakukan, mengajak, membimbing, mendukung dan
menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
5. Untuk dapat memberikan maka bidan harus memperhatikan aspek
penting yaitu:
a. Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai
b.
c.
d.
e.
pasien
diperlukan
pengetahuan
tentang
manusia,
observasi,
pola
pengukuran
normal
dan
kebutuhan
wawancara
pasien
untuk
sehari-hari,
b. Developmental
Mengidentifikasi perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan
dan kebutuhan akan pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
c.
Health Deviation
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang
dapat mengarah pada penyakit.
2. Perencanaan
Setelah mengidentifikasi self-care deficit maka data ini dapat dipakai
sebagai pemyataan masalah dalam rencana keperawatan. Kemudian perawat
menentukan sistem keperawatan yang diperlukan: totally compensatory,
partially compensatory atau educative or supportive serta tujuan yang telah
ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care deficit.
3. Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan,
memberi
penyuluhan,
membimbing,
mendukung
dan
menciptakan
(kebutuhan
perawatan
diri
pengembangan)
Klien mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan
dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan antara lain
menimbulkan peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera makan,
keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi
vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi).
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan
seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan
cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang,
takhi kardi, dan hemiparesis. Pada klien terjadi ketidakseimbangan antara
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien
akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat
mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh
lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh
klien bumil dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit.
Menurut Orem peran bidan dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana
klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya
sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan
sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Dorothea E. Orem terdapat 3 konsep model asuhan kebidanan yaitu
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system
Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Dorothea E. Orem yaitu :
1.
2.
3.
4.
Pengkajian
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun
sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami diwaktu
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwana, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Marmi, S.ST., M.Kes, Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta