Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Kajian Gender Dalam Pelayanan Kebidanan”.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah ilmu
pengetahuan tentang Proses yang benar tentang Kajian Gender Dalam Pelayanan
Kebidanan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, Agustus 2022

Kelompok II
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................

A. LATAR BELAKANG......................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................
C. TUJUAN KHUSUS..........................................................................
D. TUJUAN UMUM.............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................
A. Definisi Bidan, Kebidanan dan Konsep Asuhan Kebidanan............
B. Konsep Gender.................................................................................
C. Perangkat Analisis Gender................................................................
D. Fungsi Bidan Dalam Gender Dan HAM ..........................................
BAB III PENUTUP......................................................................................
A. Simpulan...........................................................................................
B. Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gender merupakan konstruksi masyarakat atas peran sosial dan
hubungan, karakter, sikap, tingkah, laku, nilai, kekuasaan, pengaruh antara
dua jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Secara sederhana jenis kelamin
merupakan perbedaan jenis kelamin secara biofisik, sedang gender
merupakan perbedaan peran sosial (Vlassof C, 2007).
Kondisi sosial budaya , agama , politik , ekonomi, pendidikan,
gender dan lainnya memberikan pengaruh terhadap pandangan perempuan
akan posisi dan perannya didalam keluarga dan masyarakat. Berbagai nilai
yang berlaku di masyarakat mulai pengalaman pergeseran atau prubahan.
Pandangan terhadap laki-laki dan perempuan berbeda dari masa
sebelumnya, terutama di perkotaan. Oleh karena itu keinginan untuk
mempunyai anak, mengatur kehamilan, dan sebagainya sedikit banyak
dipengaruhi oleh berbagai tata nilai atau pandangan yang berlaku di
masyarakat tersebut.
Angka Kematian Ibu (AKI) DI Indonesia tertinggi di kawasan
ASIA Tenggara. Sustainable Development Goals (SDG) mengencangkan
pencapaian AKI 70 per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 2016-
2030. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) 2012
menunjukan AKI meningkat menjadi 359/100.000 KH dibandingkan tahun
2007 yaitu 208/100.00 KH.Selain itu terjadi peningkatan fertilitas di
Indonesia dari 2,41 menjadi 2,6 target 2,1 tahun 2014. Hal ini diakibatkan
kegagalan program KB.
Disamping masalah tersebut berdasarkan data dari Indek
Pembangunan Gender (IPG) yang diukur dengan melihat kesenjangan
anatar perempuan dan lai-laki di bidang pendidikan , kesehatan, ekonomi,
dan mendapatkan perempuan dalam pengambilan keputusan masih rendah.
Berdasarkan data diatas, maka kami akan mengkaji lebih dalam
bagaiaman peran bidan dalam pelayanan gender.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Bidan, Kebidanan dan Konsep Asuhan Kebidanan ?
2. Apakah yang dimaksud Konsep Gender ?
3. Apakah Perangkat Analisis Gender ?
4. Bagaimana Fungsi Bidan Dalam Gender Dan HAM ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Bidan, Kebidanan dan Konsep Asuhan Kebidanan.
2. Mengetahui Konsep Gender.
3. Menjelaskan tentang Perangkat Analisis Gender.
4. Menganalisis Fungsi Bidan Dalam Gender Dan HAM.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Bidan, Kebidanan dan Konsep Asuhan Kebidanan


1. Definisi Bidan
Bidan merupakan seorang perempuan yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan yang diakui oleh pemerintah dan telah lulus
ujian sesuia dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi
izin secara sah untuk menjalankan praktik (IBI 2003).
2. Definisi Kebidanan
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seorang
yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar
ataumendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Pelayanan kebidanan
merupakan bagian integral dari pelayanankesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga yangberkualitas.
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang di berikan oleh
bidansesuai dengan kewenangan nya untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan anakdi keluarga maupun masyarakat. Dalam rangka pemberian
pelayanankebidanan pada ibu dan anak di komunitas deperlukan bidan
yang kompeten.

3. Paradigma Kebidanan
Definisi Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan
dalam memberikan pelayanan. Keberhasilan pelayanan dipengaruhi oleh
pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal
balik antara manusia, wanita, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kebidanan serta keturunan( Asrinah, dkk, 2020)
Adapun komponen paradigm Kebidanan antaralain sebagai berikut :
a. Wanita
Wanita adalah mahluk Bio - psiko - sosio – kultural dan spiritual yang
unik punya kebutuhan dasar untuk berperkembang. Penerus generasi
keluarga dan bangsa pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yg ada di lingkungan dan terlibat dalam
interaksi individu saat beraktifitas yang meliputi lingkungan fisik, psiko
sosial, biologis dan budaya.
c. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungan, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakan. Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi
kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari pertolongan persalinan akan
mempengaruhi kesejahteraan ibu & janin, demikian juga perilaku ibu
pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu & bayi
4. Ruang lingkup Asuhan kebidanan
Asuhan kebidanan difokuskan pada aspek preverensi dan promosi
kesehatan serta kealamiahannya. Asuhan kebidanan harus dilaksanakan
secara kreatif, fleksibel, mendukung, melayani, membimbing, memantau,
dan mendidik yang berpusat,pada kebutuhan personal yang unik pada
perempuan. Bidan sebagai pemberi layanan kesehatan yang mempunyai
ototnomi penuh dalam pratiknya yang juga berkolaborasi dengan aggota
tim kesehatan lainnya (Purwandari, 2008).
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya. Berdasarkan ilmu kebidanan. Peranan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab Bidan yang memiliki kebutuhan
atau masalah dalam bidang kesehatan, meliputi (Sseptina dan
Srimulyawati, 2020):
a. Pelayanan asuhan kebidanan pada anak
b. Pelayanan asuhan kebidanan pada wanita
c. Pelayanan asuhan kebidanan pada wanita bersalin
d. Pelayanan asuhan kebidanan pada wanita nifas
e. Pelayanan asuhan kebidanan pada Keluarga Berencana (KB)
f. Pelayanan asuhan kebidanan pada Kesehatan Masyarakat
g. Pelayanan asuhan kebidanan pada Komunitas

B. Konsep Gender
1. Definisi Gender
Gender merupakan pandangan masyarakat tentang perbedaan
peran, fungsi, dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang
merupakan hasil kontruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Rekayasa sosial yang menghasilkan
perilaku diskriminasi yang menimbulkan dampak negative, Gender
berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang
diharapkan sebagai laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena
perbedaan (WHO, 1998).
Gender adalah perbedaan tampzk antara laki-laki dan perempuan
ditinjau dari segi nilai dan tingkah laku ( Webster’s New World
Dictionary). Definisi Gender juga diartikan sebagai suatu konsep yang
digunakan untuk mengidenrifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan
terlihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender adalah suatu bentuk
rekayasa masyarakat (sosial Construction ).
2. Perbedaan Gender dan Seksualitas
Seksualitas atau jenis kelamin adalah karakteristik biologis anatomisal
(khususnya system reproduksi dan hormonal ) diikuti dengan
karakteristik fisiologis tubuh yang menentukan seseorang adalah laki-
laki atau perempuan. ( Depkes RI, 2002)
Perbedaan Gender dan Seksualitas

No Karakteristik Gender Seks

1 Sumber Pembeda Manusia (Masyarakat ) Tuhan

2 Vis Kebiasaan Kesetaraan

3 Unsur Pembeda Kebudayaan (Tigkah Biologis (alat


Laku) reproduksi )

4 Sifat Harkat, martabat, dapat Kodariat, tertentu,


dipertukarkan tidak dapat
dipertukarkan

C. Perangkat Analisis Gender


1. Konstruksi sosial Gender
Sex adalah perbedaan secara biologis antara laki-laki dan
perempuan perbedaan dalam sistem reproduksi seperti organ kelamin
(penis, testis, rahim, dan payudara), hormon yang dominan dalam tubuh
(estrogen dengan testosterone), kemampuan untuk memproduksi
sperma atau ovarium (telur), kemampuan untuk melahirkan dan
menyusui (IPAS, 2001).
Gender mengacu pada kesempatan dan atribut ekonomi, sosial dan
kultural yang diasosiasikan dengan peran laki-laki dan perempuan
dalam situasi sosial pada saat tertentu.
Konstruksi sosial seksualitas menjelaskan bahwa tubuh lak-laki
dan perempuan memainkan peranan penting dalam seksualitas mereka.
Konstruksi sosial seksualitas jugamelihat dengan seksama konteks
historis khusus dan budaya untuk memahami bagaimana pemikiran
khusus dan keyakinan tentang seksualitas dibentuk, disetujui, dan
diadaptasi
a. Pembagian pekerjaan berbasis Gender
Dalam masyarakat, perempuan dan laki-laki melakukan
aktivitas yang berbeda, walaupun karakteristik dan cakupan
aktivitas tersebut berbeda melintasi kelas dan komunitas.
Perempuan biasanya bertanggung jawab dalam perawatan anak dan
pekerjaan rumah tangga atau sering disebut peran reproduksi,
tetapi mereka juga terlibat dalam produksi barang'barang untuk
konsumsi rumah tangga atau pasar atau yangdikenal dengan peran
produktif. Laki-laki biasanya bertanggung jawab memenuhi
kebutuhan rumah tangga, makanan, minuma dan sumber daya
terutama peran produktif.
b. Peran Gender dan Norma
Dalam masyarakat laki-laki dan perempuan diharapkan
untuk berperilaku sesuai dengan norma dan peran maskulin dan
feminin. Mereka harus berpakaian dengan cara yang berbeda,
tertarik kepada isu atau topik yang berbeda dan memiliki respon
yang tidak sama dalam segala situasi. Ada persepsi yang disepakati
bersama bahwa apa yang dilakukan oleh laki-laki baik dan lebih
bernilai daripada yang dilakukan perempuan. Dampak dari peran
gender yang dibentuk secara sosial. Perempuan diharapkan
membuat diri mereka menarik dari laki-laki, tetapi bersikap agak
pasif, menjaga keperewanan,tidak pernah memulai akti"itas seksual
dan melindungi diri dari hasrat seksual laki'laki yangtidak
terkendali.
c. Kekuasaan dalam pengambilan keputusan
Mempunyai akses dan kontrol yang lebih besar atas sumber daya
biasanya membuat laki-laki lebih berkuasa daripada perempuan
dalam kelompok sosial manapun.Hal ini dapat menjadi kekuasaan
kekuatan fisik, pengetahuan dan keterlampilan, kekayaan dan
pendapatan, atau kekuasaan untuk mengambil keputusan karena
merekalah yang memegang otoritas.
2. Keadilan Gender
Keadilan gender merupakan keadilan pendistribusian manfaat dan
tanggung jawab perempuan dan laki-laki. Konsep yang mengenali
adanya perbedaan kebutuhan dan kekuasaan antara perempuan dan laki-
laki yang harus diidentifikasi dan diatasi dengan cara memperbaiki
ketidakseimbangan antara jenis kelamin.
Definisi keadilan gender dalam kesehatan menurut WHO (World
Health Organitation ) mengandung dua aspek:
a. Keadilan dalam status kesehatan yaitu tercapainya derajat kesehatan
yang setinggi mungkin (fisik,psikologis, dan sosial) bagi setiap
warga negara.
b. Keadilan dalam pelayanan kesehatan,yang berarti bahwa pelayanan
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanpa tergantung pada kedudukan
sosial seseorang, dan diberikan sebagai respon terhadap harapan
yang pantas dari masyarakat, dengan penarikan biaya pelayanan
yang sesuai dengan kemampuan bayar seseorang.
3. Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan Gender dalam pelayanan kesehatan
a. Ketidaksetaraan Gender
Ketidaksetaraan Gender merupakan keadaan deskriminatif
(sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin ) dalam
memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber, dan hasil
pembangunan serta akses terhadap pelayanan, contohnya
sebagai berikut :
1) Bias gender dalam penelitian kesehatan
2) Perbedaan gender dalam akses terhadap pelayanan
kesehatan
b. Ketidakadilan Gender
Dalam berbagai aspek ketidaksetaraan gender tersebut sering
ditemukan ketidakadilan gender yaitu ketidakadilan
berdasarkan norma dan standar yang berlaku
4. Isu gender dalam kesehatan reproduksi
Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukan kesenjangan laki-laki
dan perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-
citakan (norma) dengan kondiis sebagaimana adanyanya (objektif).
Adapun isu gender dalam kesehatan reproduksi antaralain :
a. Keterbatasan perempuan untuk mengambil keputusan yang
menyangkut kesehatan dirinya (missal: menentukan kapan hamil)
b. Rendahnya peserta ber-KB pada laki-laki
c. Perempuan tidak dapat memilih metode kontrasepsi
d. Ketidakadilan dalam tanggung jawab, missal : putus sekolah
e. Ketidakadilan dalam aspek hukum , missal : dalam tindakan aborsi
illegal, perempuan diancam sanksi.
D. Fungsi Bidan Dalam Gender Dan HAM
1. Pengertian HAM
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan : 2002). Dalam pasal 1 UU No 39 tahun 1999
tentang HAM disebutkan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugrah –Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungn harkat dan martabat
manusia.
2. Fungsi Bidan dalam gender
Secara kuadrat perempuan dan laki-laki adalah dua jenis kelamin
berbeda. Perbedaan yang bersifat universal tersebut banyak yang salah
artikan sebagai sebuah sekat yang membentengi ruang gerak.
a. Peran Bidan untuk kesetaraan gender dalam pelayanan KB adalah
meningkatkan pelayanan Bidan dalam hal konseling dan pedidikan
kesehatan tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga untuk keluarga
b. Indonesia masih menempati urutan tertinggi dengan AKI mencapai
307/100 ribu kelahiran dan AKB mencapai 45/1000 kelahiran
hidup. Perempuan sering menghadapi hambatan mendapat akses
pelayanan kesehatan, hal ini disebabkan jarak geografis, jarak sosial
budaya dan ekonomi. Sehingga Bidan sangat berperan dalam
menyelesaikan permasalahan ini untuk memberikan pelayanan yang
layak kepada perempuan terutam daerah terpencil.
c. Bidan dalam memberikan pelayanan tidak membeda-bedakan status
ekonomi seseorang melainkan mengutamakan keselamatan terlebih
dahulu tampa melihat ekonomi seseorang.
3. Fungsi Bidan dalam HAM
Adapun fungsi Bidan dalam Hak Asasi Manusia sebagai berikut :
a. Memberikan hak kepada semua pasangan dan individual untuk
memutuskan dan bertanggung jawab terhadap jumlah, jeda dan
waktu untuk mempunyai anak serta hak atas informasi yang
berkaitan dengan hal tersebut./ contohnya bidan memberikan
informasi secara lengkap kepada klien saat klien tersebut ingin
menggunakan jasa KB (Keluarga Berencana) dan bidan memberi
hak kepada klien untuk mengambil keputusan sesuai keinginan
kliennya
b. Memberikan hak kepada masyarakat untuk mendapatkan
kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi yang terbaik serta
memberikan hak untuk mendapatkan pelayanan dan informasi agar
hal tersebut dapat terwujud. Misalnya, bidan membrikan
penyuluhan tentang kehidupan seksual dan kesehatan reproduksi
kepada masyarakat dan memberikan pelayanan serta informasi
kepada masyarakat agar masyarakat mendapatkan kehidupan
seksual dan kesehatan reproduksi yang terbaik.
c. Memberikan hak untuk membuat keputusan yang berkenaan
dengan reproduksi yang bebas dari diskriminasi, pemaksaan dan
kekerasan. Akhlak reproduksi merupakan hak asasi manusia.
Contohnya setelah bidan memberikan informasi kepada klien,
bidan tidak boleh memaksakan klien atau menekan klien untuk
mengambil keputusan secepatnya.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Persoalan Gender bukanlah persoalna baru dalam kajian-kajian sosial,
hokum, kesehatan, maupun lainnya. Kajian tentang geder masih tetap actual
dan menarik, mengigat masih banyaknya masyarakat yang belum memahami
persoalan ini. Masih banyak terjadi berbagai ketimpangan dalam penerapan
Gende, sehingga menimbulkan terjadinya ketidakadilan gender temasuk
dalam hal kesahatn dan reproduksi.
B. Saran
Sebagai tenaga Bidan untuk tetap menimba ilmu dan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Bidan harus memiliki wawasan
luas dan cerdas untuk mnerapkan keadilan gender.

Anda mungkin juga menyukai