TAHUN 2019
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
1
KATA PENGANTAR
Puju syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan pada Anak “A” dengan Diare Akut Ringan Sedang di Unit Kesehatan
Anak RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim Tahun 2019”.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan praktik
kebidanan di RSUD Dr. H. M. Rabain Muara Enim. Pada kesempatan ini kami
melakukan pengkajian data di Unit Kesehatan Anak RSUD Dr. H. M. Rabain Muara
Enim. Makalah ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah ikut serta
dalam memberikan masukan dan saran dan bimbingan sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ini menyampaikan terima
kasih kepada yang terhormat :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
2.3 Etiologi............................................................................................................5
2.5 Patofisiologi....................................................................................................6
2.7 Komplikasi......................................................................................................8
BAB IV PENUTUP..................................................................................................21
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................21
4.2 Saran...............................................................................................................21
Daftar Pustaka............................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Diare akut sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak
saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Diare akut merupakan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang.
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)
dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan diare sebagai kejadian buang air
besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi 3 kali
atau lebih selama 1 hari atau lebih.
Secara umum, diperkirakan lebih dari 10 juta anak berusia kurang dari 5
tahun meninggal setiap tahunnya, sekitar 20 % meninggal karena infeksi
diare. Di Amerika Serikat, 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahunnya.
Di dunia sebesar 6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare, di mana
sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Meskipun
mortalitas dari diare dapat diturunkan dengan program rehidrasi/terapi cairan
namun angka kesakitannya masih tetap tinggi. Pada saat ini angka kematian
yang disebabkan diare adalah 3,8 per 1000 per tahun.
1
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa, dan penularan nya
secara fekal-oral. Berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut,
termasuk sindroma malabsorpsi. Diare dapat mengenai semua kelompok
umur dan berbagai golongan sosial, baik di negara maju maupun di negara
berkembang, dan erat hubungannya dengan kemiskinan serta lingkungan
yang tidak higienis.
Virus merupakan penyebab diare tersering dan umumnya bersifat self-
limiting. Sehingga hal yang penting dalam terapi diare adalah mencegah
komplikasi diare seperti dehidrasi. Penyebab utama kematian akibat diare
adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang
cepat dan tepat.
Sebagai seorang bidan yang akan terjun di dalam masyarakat,
pemahaman tentang tatalaksana diare sangatlah penting agar dapat
melakukan terapi maupun edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan
diare. Diharapkan dengan penulisan laporan kasus ini dapat memberikan
tambahan pengetahuan mengenai penyakit diare.
1. Tujuan umum
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendapatkan gambaran isu
dan penatalaksanaan penanganan penyakit diare.
2
2. Tujuan khusus
1.4 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diare adalah peradangan pada mukosa lambung dan usus halus (Lewis,
2000). Diare adalah inflamasi membran-membran mukosa lambung dan usus
halus yang ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan
cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit
(Cecyly, 2002). Menurut (Ardiansah, 2012) Diare adalah radang pada lambung
dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan
sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.
1. Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang
dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus patogen yang menduduki
urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
2. Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi
laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali
oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan
maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai
hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
3. Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan
diare akut.
4
2.3 Etiologi
Etiologi menurut (Sudoyo, 2009) memiliki beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
5
3. Nyeri perut banyak penderita yang mengeluh sakit perut. Rasa sakit perut
banyak jenisnya. Lokasi dan kualitas nyeri perut dari berbagai organ akan
berbeda, misalnya pada lambung dan duodenum akan timbul nyeri yang
berhubungan dengan makanan dan berpusat pada garis tengah epigastrium.
Pada usus halus akan timbul nyeri disekitar umdilikus yang mungkin dapat
menjalar kepunggung bagian tengah.
4. Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari
yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu (set point)
hipotalamus (Sylvia A Price, 2005).
2.5. Patofisiologi
Menurut Muttaqin (2011), peradangan pada diare disebabkan oleh
infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin
dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan
peningkatan sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan
terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
Menurut Diskin (2008) adapun mekanisme dasar yang menyebabkan
diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap
oleh mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat
produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan
aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus,
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
6
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia).
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
bertambah).
3. Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah.
2.7 Komplikasi
Bila diare berlangsung terus maka dapat timbul :
7
1) Dehidrasi Ringan : kehilangan air 5% dari berat badan.
2) Dehidrasi Sedang : kehilangan air 10% dari berat badan.
3) Dehidrasi Berat : kehilangan air 15% dari berat badan.
c. Klasifikasi tingkatan dehidrasi menurut WHO.
Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat
badan). Gejala :
a. Muka memerah.
b. Rasa sangat haus.
c. Kulit kering dan pecah-pecah.
d. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari
biasanya.
e. Pusing dan lemah.
f. Kram otot terutama pada kaki dan tangan.
g. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya.
h. Sering mengantuk.
i. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen
dari berat badan).
Gejala:
a. Gelisah, cengeng.
b. Kehausan.
c. Mata cekung.
d. Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak
segera kembali ke posisi semula.
e. Tekanan darah menurun.
f. Pingsan.
g. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung.
h. Kejang.
i. Perut kembung.
j. Gagal jantung.
k. Ubun-ubun cekung.
l. Denyut nadi cepat dan lemah.
8
Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari
berat badan).
Gejala:
a. Berak cair terus-menerus.
b. Muntah terus-menerus.
c. Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk.
d. Tidak bisa minum, tidak mau makan.
e. Mata cekung, bibir kering dan biru.
f. Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik.
g. Kesadaran berkurang,tidak buang air kecil.
h. Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab.
i. Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba.
j. Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur.
k. Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.
9
biokimia dalam tubuh yang menandakan tubuh kekurangan oksigen.
Biokimia dalam tubuh yang mengakibatkan asidosis metabolik sehingga
aliran darah tidak lancar, suplai darah diutamakan ke organ – organ tubuh
yang vital.
4. Malnutrisi hal ini dikarenakan absorbsi zat gizi yang tidak adekuat
menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang ditandai berat badan turun,
konjungtiva anemis, badan lemas.
5. Asidosis Metabolik disebabkan karena tubuh kehilangan bikarbonat.
Perbandingan bikarbonat dan asam karbonat berkurang, yang
mengakibatkan ph darah menurun (menjadikan lebih asam/asidosis).
Sedangkan pada proses metabolisme dengan menggunakan C02 sehingga
dalam tubuh terjadi penumpukan asam laktat maka terjadi asidosis
metabolik. (Syaifuddin, 2006).
10
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “ A’’ DENGAN DIARE AKUT
TAHUN 2019
11
1. DATA SUBJEKTIF
A. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan anaknya BAB cair hingga 10x/hari.
B.RIWAYAT KESEHATAN
Ibu mengatakan anak tidak memiliki riwayat penyakit menular dan
menurun yang pernah diderita.
C. RIWAYAT IMUNISASI
JENIS 0 I II III IV
BCG √
HEPATITIS √
B
POLIO √ √ √ √
DPT,HB,HI √ √ √
B
CAMPAK √
D.KEBUTUHAN ELIMINASI
1. BAK 2. BAB
Frekuensi : 4x/hari Frekuensi : 10x/hari
Warna : kuning pekat Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada keluhan : Mulas pada perut
12
Kesadaran : Compos mentis
TTV : N : 106 x/menit T : 36,5 °C
RR : 24 x/menit
B.PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Berat badan sebelum MRS : 13 kg
Berat badan sesudah MRS : 12 kg
Panjang badan : 87 cm
Lingkar kepala : 47 cm
Lingkar dada : 50 cm
C.PEMERIKSAAN KHUSUS
D.POLA NUTRISI
13
Jenis : susu formula
Frekuensi : 3 kali 120 cc
Pola makan
Frekuensi : 3x/hari
Pagi : Nasi, lauk/pauk,dan sayuran.
Siang : Nasi,lauk/pauk,dan sayuran.
Malam : nasi,lauk/pauk,dan sayuran.
E. PERKEMBANGAN
Motorik kasar : baik, anak sudah bisa berjalan dengan lancar.
Motorik halus : baik, anak sudah bisa makan sendiri walaupun masih
berantakan.
Bahasa dan berbicara : baik, anak sudah bisa menirukan perkataan seseorang.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tidak dilakukan.
III.ANALISA DATA
Diagnosa : diare akut dan dehidrasi ringan sedang.
IV : PENATALAKSANAAN
1. Memperkenalkan diri pada pasien (bidan atau perawat) yang dinas pada hari itu
di setiap pergantian shift.
2. Menanyakan identitas pasien (nama, No. RM dan tanggal lahir) yang
disesuaikan dengan gelas identitas pasien sebelum melakukan tindakan pasien.
14
3. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
4. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi pasien.
5. Memberitahu ibu bahwa anaknya diare.
6. Anjurkan ibu untuk memberikan anaknya banyak minum air putih
± 1500 ml/hari atau 6 gelas/hari.
7. Kolaborasi dalam pemberian obat.
IVFD RL 1 KOLF/ 4 JAM → KAEN 3B gtt X x/Menit.
Pct Syrup 3x1 cth
Omeprazole 1x10 mg /iv
L.Bio 2x1 sachet
L.Zinc 1x2 cth
Ceftriaxone 1x800 mg/ iv
Ondasentron 1x1 mg/iv (k/p).
8. Memberikan KIE tentang kebersihan dan personal hygiene.
9. Memberikan KIE tentang cuci tangan 6 langkah efektif.
CATATAN PERKEMBANGAN
l l Nama
09-09- 08.30 Perawat S : Ibu os mengatakan anaknya mencret 4x.
2019 O: KU lemah, turgor kulit kembali lambat.
N : 106 x/m T : 37,5 C RR : 24 x/m
A:Diare akut dehidrasi ringan sedang dan
peningkatan suhu tubuh.
P:
Mengobservasi KU dan TTV
Mengobservasi BAB (frekuensi,
konsistensi).
Mengobservasi tetesan infus KAEN 3B
dengan gtt X x/menit kolf 1.
Menganjurkan ibu untuk terus memberi
15
minum dan makan yang cukup pada anak.
Memberikan KIE tentang cuci tangan
6 langkah efektif.
Memberikan therapy obat;
1. Inj.ceftriaxone 1×800mg.
2. Inj.omefrazole 1x10mg.
3. Inj.ondansentron 1x1 mg.
4. L-Zinc 1x2 sachet.
L-Bio 1x1 sachet.
16
Mengobservasi ku dan ttv.
Mengobservasi BAB (frekuensi ,
kosistensi ).
Mengobservasi tetesan infus KAEN 3B
dengan gtt X x/menit kolf 2.
Mengobservasi pola tidur pasien (pasien
tidur pukul 21:00 WIB)
10-09- 10.00 Perawat S : ibu os mengatakan anaknya masih bab cair 3x.
2019 O : T = 36,5oC RR=24x/m N : 83 x/m , KU
lemah, turgor kulit kembali lambat.
A : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
P:
Mengobservasi keadaan pasien dan TTV
Mengobservasi BAB (frekuensi,
konsistensi).
Mengobservasi tetesan infus
KAEN 3B dengan gtt X x/menit kolf 3.
Menganjurkan ibu untuk terus memberi
minum dan makan yang cukup pada anak
Kolaborasi pemberian therapy obat;
1. Inj.ceftriaxone 1×800mg.
2. Inj.ondansentron 1x1 mg (k/p)
3. L-Zinc 1x1 cth
4. L-Bio 1x1 sachet.
17
Mengobservasi BAB (frekuensi ,
konsistensi).
Mengobservasi tetesan infus
KAEN 3B dengan gtt X x/menit kolf 3.
Menganjurkan ibu untuk terus memberi
minum dan makan yang cukup pada anak
Kolaborasi pemberian therapy obat.
L-Bio 1x1 sachet.
P:
18
Mengobservasi TTV dan KU
Mengobservasi cairan IVFD KAEN 3B
X gtt x/m kolf 4.
Kolaborasi pemberian therapy obat;
1. Cefriaxon 1x800 mg / iv.
2. L-Bio 1x1 sachet.
3. L zinc 1x2 cth.
11-09- 15:00 Perawat S : ibu os mengatakan anaknya tidak mencret
2019 lagi.
O : KU : baik , N = 105×/m ,RR = 28×/m,
T=36,2oC.
A : Diare terehidrasi.
P:
Mengobservasi KU dan TTV.
Mengobservasi tetesan infus KAEN 3B
dengan gtt X x/menit kolf 5.
Menganjurkan ibu untuk terus memberi
minum dan makan yang cukup pada
anaknya
Kolaborasi dalam pemberian therapi
L-bio 1x1 sachet
19
minum dan makan yang cukup pada
anaknya
BAB IV
20
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare
dengan atau tanpa muntah (muntah berak) (Junaedi, dkk. 1995:585). Diare adalah
buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dan biasanya
(normal 100-200 ml per jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cair, padat. Disertai pula frekuensi detekasi yang meningkat (Mansjoer,1999).
Menurut WHO (1997) diare adalah buasngair besar atau cair lebih dari tiga kali.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Diare adalah peradangan pada
lambung dan usus yang memberikan gejala diare yaitu buang air besar lebih dari
3 x dengan konsistensi cair dengan atau tanpa lendir dan darah (Ngatiyah, 1997).
4.2 Saran
Bidan atau tenaga kesehatan dapat segera mengidentifikasi tanda dan gejala
penyakit diare dengan dengan dehidrasi sedang sehingga dapat melakukan
antisipasi/ tindakan segera, merencanakan asuhan kebidanan pada balita
dengan dehidrasi sedang agar tidak terjadi diare dengan dehidrasi berat.
3. Bagi RSUD
21
Disarankan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan dehidrasi ringan
sedang secara optimal melalui penanganan yang cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
22
Adisasmito W. Faktor Resiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia:
systematic review penelitian akademik bidang Kesehatan Masyarakat. Makara
Kesehatan. Juni 2007: 1-10.
23