Disusun oleh :
INDRI HENI DAMANIK (2019201020)
HESTI DESMAWATI GULO (2019201018)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dari
dosen mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun berkat dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan .Oleh karenanya ,penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun
dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amien.
.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………………4
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Furunkel merupakan satu jangkitan kulit yang biasa terjadi pada neonates, biasanya
juga merupakan radang atau infeksi yang di sebabkan oleh kuman atau bakteri
staphylococcus aureus. Bila ada gatal pada kulit lalu di garuk sedangkan kebersihan kurang
terjaga, sehingga bakteri akan masuk dan terjadi infeksi , dan menimbulkan furunkel atau
bisul.
Furunkel mungkin saja muncul sejak bayi bahkan pada bayi baru lahir. Ibu-ibu
terutama yang baru punya anak umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya. Pada
bayi kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum
berlangsung dengan baik, sehingga rentang terhadap berbagai gangguan dari lingkungan.
Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini dan belum sempurnanya berbagai
fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat sikecil mudah sekali terserang
organism seperti virus bakteri dan jamur . Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita
tersebut adalah asuhan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita.
Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah penyimpangan yang dapat menyebabkan
gangguan pada neonatus, bayi dan balita.
Atas dasar pemikiran di atas, maka kami menyusun makalah ini dengan harapan
mahasiswa kebidanan dapat dengan mudah memahami masalah yang lazim terjadi pada
neonatus, bayi, dan balita terutama masalah bisulan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Furunkel ?
2. Apa penyebab dari Furunkel ?
3. Bagaimana patofisiologi Furunkel?
4. Apa saja pembagian dan tanda gejala Furunkel ?
5. Bagaimana cara mengatasi Furunkel?
4
1.3Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
- Mengetahui apa yang di maksud dengan Furunkel
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Etiologi
a. Iritasi pada kulit
b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh Staphylococcus Aureus
6
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang:
o Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila
lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala
bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam
bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main,
anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan
mempermudah terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak
menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih
berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di
daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya
terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di
tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan kurang dijaga kebersihkan badan
sang bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
o Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu
pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
o Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah kebajikan.
o Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat
memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun,
sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan
tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
o Sistem imuniti
Badan yang lemah seperti pembawa HIV. Menurunnya daya tahan tubuh bisa
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti
anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti
diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan
ada beberapa sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul biang
keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya
pun rendah, akhirnya jadi bisul.
7
Gejala untuk furunkel ini hampir menyamai penyakit kulit yang lain seperti:
o Nanah di bahagian tengah bisul
o Keputihan, lelehan mengandungi darah daripada bisul tersebut
o Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
o Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.
Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk
kubah, dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman. Apabila
bisul sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang
menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan
lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang
terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah.
Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.
2.4 Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan
penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya
b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan
nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan
ke daerah lainnya
d. Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara homogen
e. Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat
berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi
f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
1) Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent
2) Minta seseorang untuk memegangi anak
3) Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada
puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya.
Dengan cara ini, akan membuka jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu
pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah
syaraf
8
4) Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri
5) Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassa
dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar
6) Bersihkan alat – alat
7) Pesankan akan ganti perban
g. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya
penyakit.Misalnya dengan pemberian Achromyem 250mg 3 atau 4 kali per hari
h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka
kenali faktor predisposisi adanya diabetes melitus
2.5 Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri
merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
o Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
o Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
o Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu
banyak keringat yang keluar
o Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
o Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
o Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
o Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
o Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
o Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
o Pahami penanganannya
9
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. R DENGAN FURUNKEL
I. PENGUMPULAN DATA
Data Subyektif
Identitas
Nama bayi : Bayi. R
Umur bayi : 2 Bulan
Tanggal/jam lahir : 13 Januari 2022/ 02.00 WIB
Jenis Kelamin : laki-laki
Identitas Suami/Istri
Nama suami/Istri : Tn.A / Ny.H
Umur : 26 / 21 th
Suku/ Bangsa : Batak / Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani / IRT
Alamat : Segati
Telp. : 081243658792
Data Obyektif
Pada Tanggal 13 Maret 2022 pukul 09.00 WIB
Keluhan Ibu : ibu mengatakan sudah 3 hari bayinya rewel dan terdapat benjolan
berwarna merah pada dahi dan lengan atas.
1. Riwayat penyakit kehamilan : ibu tidak ada riwayat penyakit seperti perdarahan,
pre-eklampsia, eklamsia, dan penyakit kelamin
2. Kebiasaan sewaktu hamil
a. Makan sehari-hari : 3 x/hari, dengan nasi lauk pauk, sayur, buah susu
10
b. Obat-obatam : tidak pernah mengkonsumsi obat / jamu kecuali obat yang
diberikan oleh bidan seperti vitamin
c. Merokok : tidak pernah merokok
d. Minuman alkohol : tidak pernah minum alkohol
e. Lain – lain : tidak ada pantangan selama ham
3. Jenis persalinan : normal
4. Usia kehamilan : 39 Minggu
5. Penolong persalinan : bidan
6. Lama persalinan : +- 30 menit
7. Ketuban pecah : spontan, jernih, dan tidak berbau. Jumlah +- 550 cc
8. Plasenta : utuh
9. Komplikasi persalinan : Tidak ada
Keadaan Bayi baru lahir : warna kulit kemerahan, bunyi jantung normal, bayi
menangis kuat, gerakan badan bayi aktif, refleks bayi menangis.
11
c. Mata Simetris, kelopak mata Cembung, tidak tampak kuning, Konjungtiva
tidak tampak pucat, pupil mengikuti arah cahaya, reflek positif.
d. Telinga. :Simetris, sejajar dengan alis Mata, bersih, elastis terdapat lubang
e. Hidung: Simetris, terdapat dua lubang, bersih, tidak ada pernapasan Cuping
hidung
f. Mulut lembab, kemerahan, tidak ada bibir sumbing, tidak terdapat Gigi. Tidak
ada lesi, terdapat garis tengah pada lidah saat bayi.
g. Leher: Pergerakan bebas, tidak ada pembesaran KGB dan thyroid.
h. Dada Putting susu sejajar, bunyi jantung lup-dup, tidak ada suara tambahan
pada paru-paru.
i. Bahu, lengan, tangan Tidak ada fraktur, kedua Tangan sama Panjang, jumlah
jari lengkap kiri dan kanan, terdapat kuku. Terdapat Bisul dilengan kanan atas
j. Abdomen: Bentuk globuler, tidak ada Benjolan atau massa, turgor. Kulit baik.
k. Genetalia Testis sudah turun kedalam Skrotum, terdapat lubang diTengah
penis.
l. Kaki dan tungkai: Tidak ada fraktur, kedua kaki sama panjang.Jumlah jari
lengkap kiri dan kanan, terdapat kuku
m. Punggung Tidak ada cekungan dan Benjolan, tidak ada kelainanTulang
punggung
n. Anus : bersih
o. Kulit : warna merah muda, tidak ada Tanda lahir.
p. Refleks :
a. Reflex rooting Positif, terlihat pada saat proses menyusui, bayi Dapat
menghisap dengan baik.
b. Reflex suckling: Positif, terlihat pada saat bayi menelan asi.
c. Reflex tonick neck: Positif, ketika leher bayi disentuh bayi akan
menggerakkan lehernya
d. Reflex graphs: Positif, ketika telapak tangan disentuh bayi akan
menggenggam
e. Reflex morro: Positif, ketika bayi menarik popok, tangan dan kaki
langsung bergerak seperti hendak memeluk
f. Reflex stapping: Positif, saat kaki bayi menyentuh Permukaan yang dalar,
bayi seperti ingin berjalan
12
II. Interpretasi Data Dasar
Diagnosa
Data Subjektif :
2. Ibu mengatakan sudah 3 hari bayinya rewel, dan terdapat benjolan berwarna merah
pada dahi dan tangan
Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Suhu : 36.5°C
Nadi : 136 x/menit.
Pernapasan :54 x/menit
Tugor kulit : baik
Pemeriksaan fisik : Dahi dan lengan kanan atas terdapat bisul
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
13
IV. Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
Merujuk
V. Perencanaan
Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Tanggal 13 Maret 2022
Pukul 09.20 WIB. :
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, agar ibu dapat mengetahui keadaan
bayinya
b. Beritahu ibu tentang penyebab bisulan, agar ibu mengetahui penyebabnya.
c. Anjurkan kepada ibu untuk tetap memberi AS sesering mungkin, agar kebutuhan
nutrisi bayi terpenuhi. 4. Anjurkan ibu untuk mengkompres didaerah sekitar bisul,
agar mempercepat keluar nanah.
d. Berikan obat kepada ibu, agar mencegah kuman kuman menjalar dikulit lainnya.
VI. Pelaksanaan
Tanggal 13 Maret 2022 pukul : 09.25 WIB
1. hasil pemeriksaan kepada ibu, meliputi suhu 36.5°C, nadi 13
x/menit, pernapasan 54 x/menit, tugor kulitnya baik yang
menandakan bayi tidak mengalami dehidrasi.
14
bayi, sehinnga kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi dan untuk
mengantikan cairan yang hilang. 4. Menganjurkan ibu untuk
mengkompres dengan air hangat apabila kain sudah dingin ulangi
kompres, lakukan sampai beberapa kali. Dan setelah bisul pecah
cuci luka dengan obat dan tutupi dengan perban yang bersih untuk
melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar dan
jangan sekali sekali memijat bisul karena akan dapat membantu
kuman-kuman menjalar kejaringan lannya.
VII. Evaluasi
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Internet:
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/12/11/konsep-asuhan-neonatus-bayi-dan-anak-
balita-515225.html
http://www.scribd.com/doc/48015855/Asuhan-Neonatus-Bayi-dan-Anak-Balita
17