Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FURUNKEL
( Disusun dalam rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kebidanan Perinatal, Neonatus, Anak dan Lingkungan Hidup)
Dosen Pembimbing :
Sripina Ulandari,S.S.T.,M.M

Disusun oleh :
EMA LULUK FITHRIYAH
NIM : 2017620136

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud
dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dari dosen mata
kuliah Asuhan Kebidanan Perinatal, Neonatal , Anak dan lingkungan hidup anak lanjutan .
Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun berkat dukungan dari
berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati saya ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan
.Oleh karenanya ,penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-
rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amien.
.

Probolinggo, 5 Januari 2018

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………… 4

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………………………………4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………4

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………………………4

1.3.1 Tujuan Umum ………………………………………………………………………………………………………………….4

1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………………….6

2.1 Pengertian Bisul ( Furunkel ) …………………………………………………………………………………………………. 6

2.2 Etiologi …………………………………………………………………………………………………………………………………..6

2.3 Tanda-tanda dan Gejala Bisul (Furunkel) ………………………………………………………………………………7

2.4 Penatalaksanaan …………………………………………………………………………………………………………………..8

2.5 Pencegahan ………………………………………………………………………………………………………………………….9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………..10

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………………11

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
Furunkel merupakan satu jangkitan kulit yang biasa terjadi pada neonates, biasanya
juga merupakan radang atau infeksi yang di sebabkan oleh kuman atau bakteri staphylococcus
aureus. Bila ada gatal pada kulit lalu di garuk sedangkan kebersihan kurang terjaga, sehingga
bakteri akan masuk dan terjadi infeksi , dan menimbulkan furunkel atau bisul.
Furunkel mungkin saja muncul sejak bayi bahkan pada bayi baru lahir. Ibu-ibu terutama
yang baru punya anak umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya. Pada bayi
kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung
dengan baik, sehingga rentang terhadap berbagai gangguan dari lingkungan. Fungsi kulit bayi
yang masih dalam perkembangan ini dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-
komponen penting pada kulit, membuat sikecil mudah sekali terserang organism seperti virus
bakteri dan jamur . Asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita tersebut adalah asuhan
yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir, bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita
dengan masalah penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan
balita.
Atas dasar pemikiran di atas, maka kami menyusun makalah ini dengan harapan mahasiswa
kebidanan dapat dengan mudah memahami masalah yang lazim terjadi pada neonatus, bayi,
dan balita terutama masalah bisulan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Furunkel ?
2. Apa penyebab dari Furunkel ?
3. Bagaimana patofisiologi Furunkel?
4. Apa saja pembagian dan tanda gejala Furunkel ?
5. Bagaimana cara mengatasi Furunkel?

1.3Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
- Mengetahui apa yang di maksud dengan Furunkel

1.3.2 Tujuan Khusus :


1. Untuk mengetahui pengertian Furunkel
2. Untuk mengetahui penyebab dari Furunkel

4
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Furunkel
4. Untuk mengetahui apa saja pembagian dan tanda gejala dari Furunkel
5. Untuk mengetahui bagaimana cara Furunkel

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1 Pengertian Bisul (Furunkel)
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutan di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur.
Paling sering ditemukan di daerah leher, payudara, wajah dan bokong. Akan terasa
sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan. Furunkel
berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini
akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa
pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit
darah.
Bisa disertai nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak
kemerahan atau meradang. Kadang disertai demam, lelah dan tidak enak badan. Jika furunkel
sering kambuhan maka keadaannya disebut furunkulosis
Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas
serta pembentukan jaringan parut. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Pembentukan dan
penyembuhan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa
menyebabkan demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius.
Lebih sering terjadi pada pria dan paling banyak ditemukan di leher bagian belakang.
Karbunkel juga cenderung mudah diderita oleh penderita diabetes, gangguan sistem kekebalan
dan dermatitis. Infeksi ini menular, bisa disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan
ke orang lain. Tidak jarang beberapa orang dalam sebuah rumah menderita karbunkel pada saat
yang sama.

2.2 Etiologi
a. Iritasi pada kulit
b. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
c. Daya tahan tubuh yang rendah
d. Infeksi oleh Staphylococcus Aureus
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang:
o Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila
lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala
bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam
bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak

6
tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan
mempermudah terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga
kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang
terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah
pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan
akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang
bersih tapi kalau jarang dimandikan dan kurang dijaga kebersihkan badan sang bayi,
dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
o Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu
pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
o Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah kebajikan.
o Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat
memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun,
sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan
tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
o Sistem imuniti
Badan yang lemah seperti pembawa HIV. Menurunnya daya tahan tubuh bisa
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti anemia,
mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan
sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa
sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena
gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya
jadi bisul.

2.3 Tanda-tanda dan Gejala Furunkel


Gejala untuk furunkel ini hampir menyamai penyakit kulit yang lain seperti:
o Nanah di bahagian tengah bisul
o Keputihan, lelehan mengandungi darah daripada bisul tersebut
o Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
o Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.

7
Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk
kubah, dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman. Apabila bisul
sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke
area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena
bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul yang
pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat
pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.

2.4 Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit
yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
a. Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan
sendirinya
b. Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
c. Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan
nodul.Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan
ke daerah lainnya
d. Jangan memijit furunkel terutama di daerah hidung dan bibir atas karena dapat
menyebabkan penyebaran kuman secara homogen
e. Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat
berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi
f. Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
1) Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent
2) Minta seseorang untuk memegangi anak
3) Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada
puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya.
Dengan cara ini, akan membuka jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu
pisau bedah jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah
syaraf
4) Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri
5) Tutuplah luka dengan kain kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kassa
dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar
6) Bersihkan alat – alat
7) Pesankan akan ganti perban

8
g. Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya
penyakit.Misalnya dengan pemberian Achromyem 250mg 3 atau 4 kali per hari
h. Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka
kenali faktor predisposisi adanya diabetes melitus

2.5 Pencegahan
Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri
merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan.
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
o Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
o Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
o Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu
banyak keringat yang keluar
o Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
o Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
o Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
o Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
o Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
o Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
o Pahami penanganannya

BAB III

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan jaringan
subkutan di sekitarnya. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus, tetapi bisa juga disebabkan
oleh bakteri lainnya atau jamur. Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan
“bermata” atau berbentuk kubah, dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah
terinfeksi kuman.

3.2 Saran
Penyusun berharap hendaknya kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang
macam-macam masalah sering terjadi pada neonatus, bayi dan balita terutama Seborrhea,
Milliariasis, Bisulan. Serta bagaimana tindakan kita untuk mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

10
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta : Salemba
Medika.

Internet:
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/12/11/konsep-asuhan-neonatus-bayi-dan-anak-
balita-515225.html
http://www.scribd.com/doc/48015855/Asuhan-Neonatus-Bayi-dan-Anak-Balita

11

Anda mungkin juga menyukai