MODEL DOKUMENTASI
DOSEN PENGAMPUH :
UNIVERSITAS BENGKULU
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya. Sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan
yang telah banyak membantu memberikan sumbang saran sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………..................
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Model kardeks…………………………………………………………………………….
B. Model base control based patient record…………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kebidanan dan keperawatan merupakan pelayanan profesional dari pelayanan
kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara berkelanjutan selama masa perawatan
pasien. Dengan demikian, pelayanan kebidanan dan keperawatan memegang peranan
penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit dan
puskesmas.
Dokumentasi kebidanan dan keperawatan tidak hanya merupakan dokumen sah tapi juga
instrument untuk melindungi para pasien, perawat dan bidan secara sag oleh karna iitu
bidan/ perawat diharapkan dapat bekerja sesuai dengan standar profesional.
Ada berbagai macam model dalam pendokumentasian asuhan yang dapat dibuat oleh
bidan maupun perawat, baik itu dengan naratif secara tradisional sampai dengan
menggunakan alat modern yaitu komputer.
Adapun model dokumentasi nya yaitu : a. model kadeks dan model base control basd
patient record
B. RUMUS MASALAH
1. Bagaimana Model kadeks?
2. Bagaimana Model base control based patient record?
C. TUJUAN
1. Untuk Mendiskripsikan Bagaimana Model kadeks) ?
2. Untuk mendiskripsikan Model base control based patient record ?
BAB II
PEMBAHASAN
MODEL KADEKS
A. PENGERTIAN MODEL DOKUMENTASI KARDEK
Wildan dan Hidayat (2009) menyatakan bahwa Kardek merupakan pendokumentasian
tradisional yang dipergunakan di berbagai sumber mengenai informasi pasien yang
disusun dalam suatu buku. Sistem ini terdiri dari serangkaian kartu yang disimpan pada
indeks file yang dapat dengan mudah dipindahkan yang berisikan informasi yang
diperlukan untuk asuhan setiap hari. Kardek biasa juga disebut sebagai sistem kartu.
Suatu sistem dokumentasi dengan menggunakan serangkaian kartu dan membuat data
penting tentang klien, ringkasan problem klien, dan terapinya. Sebagai contohnya yaitu
kartu ibu, kartu anak, kartu KB, dan lain sebagainya.
B. KOMPONEN MODEL DOKUMENTASI KARDEK
Komponen model dokumentasi kardek meliputi data pasien, diagnosa kebidanan,
pengobatan sekarang, tes diagnostik, dan kegiatan-kegiatan yang diperbolehkan (Wildan
dan Hidayat, 2009).
3. Data Pasien.
Data pasien pada kardek meliputi:
a. Nama, alamat, status perkawinan.
b. Tanggal lahir.
c. Social security sumber.
d. Agama dan kepercayaan.
2. Diagnosa Kebidanan, berupa daftar prioritas masalah.
3. Pengobatan sekarang atau yang sedang dilakukan.
Data ini meliputi:
a. Perawatan dan pengobatan.
b. Diet.
c. Intravenous therapy.
d. Konsultasi.
4. Test Diagnostik.
Data yang ada di test diagnostik meliputi:
a. Tanggal / Jadwal.
b. Lengkap dengan hasilnya.
5. Kegiatan-Kegiatan yang Diperbolehkan, Berupa Kegiatan Sehari-Hari.
Kardek sering ditulis dengan pensil kecuali jika kardeks digunakan sebagai bagian
permanen dari catatan klien maka harus ditulis dengan pena. Muslihatun, Mudlilah, dan
Setiyawati (2009) menekankan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
rencana asuhan pada kardeks, yaitu rencana asuhan ini ditulis ketika bidan:
a. Membahas tentang masalah kebutuhan klien.
b. Melakukan ronde setelah identifikasi atau peninjauan masalah klien.
c. Setelah diskusi dengan anggota tim kesehatan lain yang bertanggung jawab
terhadap
d. Setelah berinteraksi dengan klien dan keluarganya.
Pada kardeks harus ditulis tentang data pengkajian kebidanan yang berhubungan
diagnostik, instruksi (observasi yang harus dilakukan, prosedur terkait dengan pemulihan,
pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan), cara khusus yang digunakan untuk
mengimplementasikan tindakan kebidanan, melibatkan keluarga dan perencanaan pulang
serta hasil yang diharapkan.
1. Keuntungan Kardek
2. Kelemahan kardek
Kelemahan dari sistem kardeks yaitu informasi dalam kardeks hanya terbatas untuk tim
kebidanan saja (diisi tidak lengkap), tidak cukup tempat untuk menulis rencana
kebidanan bagi klien dalam memasukkan data yang diperlukan dengan banyak masalah,
tidak dibaca oleh bidan sebelum mereka memberikan pelayanan atau asuhan dan tidak up
to date.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model dokumentasi kardek adalah pendokumentasian tradisional yang
dipergunakan diberbagai sumber mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu
buku. Sistem ini terdiri dari serangkaian kartu yang disimpan pada indeks file yang dapat
dengan mudah dipindahkan yang berisikan informasi yang diperlukan untuk asuhan
setiap hari. Kardek biasa disebut sebagai sistem kartu yaitu suatu sistem dokumentasi
dengan menggunakan serangkaian kartu dan membuat data penting tentang klien,
ringkasan problem klien, dan terapinya. Contohnya seperti kartu ibu, kartu anak, kartu
KB, dan lain sebagainya. Komponen model dokumentasi kardek meliputi data pasien,
diagnosa kebidanan yang berupa daftar prioritas masalah, pengobatan sekarang atau yang
sedang dilakukan, tes diagnostik, serta kegiatan sehari-hari yang diperbolehkan.
Keuntungan menggunakan sistem kardeks ini yaitu memungkinkan mengkomunikasikan
informasi yang berguna kepada sesama anggota tim kebidanan. Sedangkan kelemahannya
adalah informasi dalam kardeks yang hanya terbatas untuk tim kebidanan saja.
Model dokumentasi sistem komputerisasi sebagai berikut adalah sistem komputer
yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian, dan pendidikan. Beberapa
keuntungan dari sistem komputerisasi ini diantaranya meningkatkan pelayanan pada
pasien, meningkatkan pengembangan pada protokol, meningkatkan penatalaksaan data
dan komunikasi, serta meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien.
Sedangkan kelemahan dari sistem komputerisasi ini diantaranya malfunction, impersonal
effect, privacy, informasi tidak akurat, dan kosa kata terbatas. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini antara lain perencanaan perlunya
sistem komputer, pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna, pemakaian sistem
komputer, keamanan data, legalitas data, kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan
sistem komputer bagi pengguna, klien, dan administrasi.
B. SARAN
Semoga makalah ini bermamfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk penyempurnaan
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Afroh, & Sudarti (2010). Buku ajar dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Gondodiputro, S. (2007). Rekam medis dan sistem informasi kesehatan di pelayanan kesehatan
primer (Puskesmas). Diakses dari http://resources.unpad.ac.id/unpad
content/uploads/publikasi_dosen/Rekam%20Medis%20dan%20SIK.PDF.
Muslihatun, Mudlilah, & Setiyawati (2009). Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Pusdiknakes-WHO-JHIPIEGO. (2003). Konsep asuhan kebidnan. Jakarta: Pusdiknakes.
Samil, R.S. (2001). Etika kedokteran Indonesia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sweet, B & Tiran, D. (1997). Maye’s midwifery: a textbook for midwive. London: Baillire
Tindal.
Varney (1997). Varney’s midwifery, 3rd Edition. Sudbury England: Jones and Barlet
Publishers.
Widan & Hidayat (2011). Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.