(CPR) Latar belakang 1. Jumlah data yang dikumpulkan mengenai kesehatan seseorang sangat banyak dan harus disimpan serta diorganisasikan dengan sistem yang lebih efisien daripada sistem yang berbasis kertas 2. Transisi terhadap dokumentasi terkomputerisasi menimbulkan tantangan unik bagi perawat dan manager perawat 3. Hambatannya sangat kecil dibandingkan dengan manfaat dari sistem komputerisasi yang sangat besar. Continu.. 4. Penggunaan Computer-based Patient Record (CPR) dapat berkembang menjadi metode penghantaran informasi yang lebih efisien dari satu pemberi perawatan kesehatan ke pemberi perawatan kesehatan yang lainnya. Hambatan pengenalan CPR • Keraguan akan keberhasilan • Perawat kurang memiliki kemampuan • Kurangnya keseragaman bahasa keperawatan • Software yang baik masih sedikit • Sistem komputerisasi mahal • Rasa takut bahwa komputerisasi tersebut terlalu sulit, akan menggantikan perawat, akan langsung mengarahkan dan mendikte asuhan keperawatan, kerahasiaan pasien akan dilanggar (bowles, 1997) Keuntungan CPR • Catatan dapat dibaca • Catatan yang siap sedia • Produktivitas perawat membaik • Salah satu penelitian (Erb, Coble, 1995) menemukan bahwa setelah menggunakan pencatatan yang terkomputerisasi, perawat menghabiskan 40% waktunya lebih banyak untuk berkomunikasi dengan pasien dan 34% untuk membantu hygiene pasien Continu.. • Mengurangi kerusakan catatan • Menunjang penggunaan proses keperawatan • Sistem dokumentasi komputer memudahkan pengkajian pada pasien • Mengurangi dokumentasi yang berlebihan • Catatan keperawatan terkategorisasi • Laporan tercetak secara otomatis • Dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan Continu.. • Peningkatan pengetahuan tentang hasil • Dapat meningkatkan penggunaan riset keperawatan dan memperbaiki kualitas untuk menyoroti masalah sistemik yang sedang terjadi atau untuk mengumpulkan informasi tentang hasil pasien. • Dapat menurunkan waktu untuk proses dokumentasi hingga 40-50% per pasien per shift. Kerugian CPR • Masalah keamanan dan kerahasiaan informasi pasien • Gangguan downtime komputer • Kesulitan perawat melepaskan lembar kerja • Biaya mahal Dokumentasi di Unit Gawat Darurat • Dokumentasi di perawatan gawat darurat merupakan dokumentasi dalam dokumentasi keadaan kritis. • Pencatatan dokumentasi ini dilaksanakan secara akurat, singkat, dan komprehensif. • Menentukan prioritas dokumentasi terhadap situasi di ruang kedaruratan. • Mencatat survei primer dan sekunder • Merumuskan dan mencatat diagnosa keperawatan • Menyertakan informasi yang diperlukan dalam situasi risiko tinggi • Perawat mendokumentasikan status mental pasien dan waktu kedatangan. Dokter menulis catatan secara singkat dan jelas. Instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan lain dicatat dalam status pasien. • Perawat juga mendokumentasikan pendidikan kesahatan yang diberikan pada pasien. Bentuk catatan yang baik dapat menunjang keakuratan komunikasi yang jelas dan efisien. Dalam catatan harus dituliskan siapa penanggung jawab situasi gawat darurat Dokumentasi di perawatan intensif • Kondisi kritis merupakan kondisi yang mengkhawatirkan dan mengancam kehidupan. • Kondisi ini memerlukan pengkajian secara kontinu, intensif, dan multidisiplin. • Kondisi kritis berada dalam intervensi yang mengacu pada pengembalian kestabilan, pencegahan komplikasi, dan adaptasi pasien. • Keadaan kritis memiliki beberapa ciri diantaranya : memerlukan perawatan total, hemodinamikanya tidak stabil, memerlukan pemantauan yang terus menerus, restriksi intake dan out put, sakit yang berlebihan, dan status neurologi yang tidak stabil. • Dalam mengatasi masalah pasien kritis, rencana keperawatan mempunyai dua tujuan yaitu menyelamatkan kehidupan dan mempertahankan kehidupan. • Perawat harus mempunyai pengetahuan dasar tentang sistem tubuh manusia, mampu mengimplemantasikan tindakan keperawatan secara cepat, serta mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan staf kesehatan yang berkepentingan. • Perawat harus cakap dalam menentukan cara untuk menyelamatkan kehidupan dan mengambil tindakan pencegahan terjadinya penyakit atau masalah psikologis. • Standar komprehensif terdiri dari: 1. Standar pertama, data dikumpulkan secara terus-menerus yang menyangkut tentang keadaan pasien yang kritis. 2. Standar kedua, masalah atau kebutuhan yang teridentifikasi dan prioritasnya berdasarkan data yang terkumpul. 3. Standar ketiga, rencana asuhan keperawatan dirumuskan dengan tepat. 4. Standar keempat, rencana asuhan keperawatan diimplementasikan menurut masalah yang diprioritaskan. 5. Standar kelima, hasil asuhan keperawatan dievaluasi secara terus menerus. • Sedangkan standar pendukung terdiri dari: 1. Standar pertama, mendokumentasikan semua data yang diperlukan pada catatan pasien. 2. Standar kedua, mencatat masalah yang aktual atau potensial dan menentukan prioritasnya dalam catatan pasien. 3. Standar ketiga, mencatat rencana asuhan keperawatan di catatan pasien. 4. Standar keempat, mendokumentasikan intervensi dalam catatan pasien. 5. Standar kelima, mencatat hasil evaluasi dalam catatan pasien Dokumentasi pasien operasi post Sistem pencatatan pasien operatif 1. Format naratif 2. Format SOAP 3. Format FOKUS 4. Format DAE Next : • Dokumentasi perawatan psikiatri dan perawatan di rumah • Dokumentasi perawatan jangka panjang dan liabilitasnya