DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH:
Yuliawati (A.15.20.0043)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga “Mengidentifikasi Perkembangan KB di
Indonesia”.
Makalah ini saya susun dengan maksimal dan saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan
keluarga ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 LatarBelakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
3.1. Kesimpulan.........................................................................................16
3.2. Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan KB di Indonesia?
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia?
3. Apakah organisasi yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia dirintis oleh para ahli kandungan
sejak tahun 1950-an dengan maksud untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi yang
tinggi pada waktu itu.
Pada tahun 1967, akhirnya PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen
Kehakiman. Dalam Kongres Nasional I PKBI di Jakarta, diambil keputusan bahwa dalam
usahanya mengembangkan dan memperluas program KB, PKBI akan bekerjasama dengan
instansi pemerintah. Pada tahun itu juga, Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi
Kependudukan Dunia yang berisi kesadaran pentingnya merencanakan jumlah anak dan
menjarangkan kelahiran sebagai hak asasi manusia. Setelah urun rembuk dengan para
menteri serta tokoh masyarakat yang terlibat dalam usaha KB, pada tanggal 17 Oktober
1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) dengan status sebagai
Lembaga Semi Pemerintah. Kemudian pada tahun 1970, ditetapkanlah Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan dr. Suwardjo Suryaningrat sebagai
kepalanya. Pada tahun 1972, lembaga ini resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non-
departemen yang berkedudukan langsung di bawah Presiden.
3
2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan KB di Indonesia
a. Sosial ekonomi
b. Budaya
c. Pendidikan
4
memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan oleh pasangan
yang lebih berpendidikan.Dihipotesiskan bahwa wanita yang berpendidikan
menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk
mengambil resiko yang terkait dengan sebagai metode kontrasepsi.
d. Agama
e. Status wanita
5
PKBI merupakan salah satu LSM yang menjadi pelopor keluarga
Berencana dan berkomitmen meningkatkan status kesehatan reproduksi rakyat
Indonesia.
a) Sejarah
Pada tahun 1970 PKBI menjadi unit pelaksana dari program nasional yang
dikoordiner oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Pada tahun 1970 PKBI menjadi unit pelaksana dari program nasional yang
dikoordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
6
b) Filosofi
·Dimensi Masa depan artinya bahwa masa depan anak itu ditentukan sendiri
oleh mereka, dan bukan oleh orang tuanya.
c) Misi
7
reproduksi.
d) Nilai.
e) Struktur Organisasi
· Tujuan
8
Memperkuat kemampuan organisasi, membangun komunikasi internal dan
eksternal di semua tingkatan, meningkatkan profesionalisme dan
memperluas akses ke sumber-sumber dana dan pendukung lainnya.
Area Kegiatan:
9
Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan
untuk mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program
nasional.
10
4. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara asing
maupun badan-badan internasional dalam bidang keluarga berencana selaras
dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
· Tugas pokok
11
· Landasan hukum
TAP MPR No. IV/1999 ttg GBHN; UU No. 22/1999 ttg OTODA; UU No.
10/1992 ttg PKPKS; UU No. 25/2000 ttg PROPENAS; UU No. 32/2004 ttg
PEMERINTAHAN DAERAH; PP No. 21/1994 ttg PEMBANGUNAN KS;
PP No. 27/1994 ttg PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN; KEPPRES
No. 103/2001; KEPPRES No. 110/2001; KEPPRES No. 9/2004;
KEPMEN/Ka.BKKBN No. 10/2001; KEPMEN/Ka.BKKBN No. 70/2001
· Grand Strategi:
12
· Strategi
· Tujuan
2. Keluarga sehat.
3. Keluarga berpendidikan.
4. Keluarga sejahtera.
5. Keluarga berketahanan.
13
Contoh Kasus :
Ibu ingin menggunakan KB dalam jangka waktu yang lama dan tidak ingin jika
mempengaruhi kualitas dan produksi ASI-nya, karena ibu sedang menyusui dan berencana
untuk menyusui selama ± 2 tahun. Setelah menjelaskan tentang implan bahwa implan tidak
menganggu produksi dan kualitas ASI. Maka, ibu setuju dengan tindakan yang akan
dilakukan dan keadaan fisik ibu yang mendukung untuk melaksanakan tindakan
pemasangan. Tindakan pemasangan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai
rencana dan tahap pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan. Peneliti tidak menemukan
hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien dan
keluarga yang kooperatif dan adanya sarana serta fasilitasi yang mendukung dalam
pelaksanaan tindakan.
Pemantaun kedua pada hari ketiga yaitu Ny “N” merasakan nyeri dan bengkak
semakin berkurang, menganjurkan untuk tetap menjaga kebersihan luka bekas pemasangan
implan dan Ny “N” melakukan hal tersebut.
Pemantuan ketiga pada hari ketujuh pasca pemasangan implan, Ny “N” sudah tidak
merasakan nyeri dan bengkak serta kering bagian lengan bekas pemasangan implan,
plaster/band aid terlepas pada hari kelima pasca pemasangan implan.
14
Pada pemantauan kali ini menjelaskan kembali pada ibu tentang efek samping implan yaitu
adanya perubahan pola haid seperti amenorea (tidak haid), spotting (pendarahan bercak),
eksplusi (keluarnya kapsul implan), infeksi, berat badan naik/turun dan menganjurkan
untuk menghindari benturan atau tekanan pada daerah insisi tersebut, ibu bisa segera
bekerja seperti biasanya secara rutin dan ibu mengerti dengan yang dijelaskan dan akan
melakukan apa yaang dianjurkan.
Pemantauan keempat dilakukan pada hari ke tiga puluh lima pasca pemasangan
implan, Ny “N” merasakan nyeri pada lengan yang terpasang implan, ketika mengangkat
barang yang berat, nyeri segera menghilang ketika beban diletakkan. Menganjurkan pada
Ny “N” untuk tidak memakai lengan yang terpasang implan mengangkat barang yang berat,
memindahkan barang yang berat untuk wanita tidak anjurkan untuk mengangkat, ibu
mengerti dengan yang dijelaskan dan tidak akan melakukan lagi hal tersebut.
Pada pemantauan terakhir hari kelima puluh enam, keadaan ibu selama menjadi
akseptor baru implan, Ny “N” mengalami amenorea dan penurunan berat badan. Hal ini
telah diberikan tindakan asuhan kebidanan yaitu menjelaskan kepada ibu tentang salah satu
efek samping implan yaitu dapat menyebabkan amenorea (tidak haid), kemungkinan besar
salah satu faktor ibu tidak haid yaitu karena saat ini ibu sedang menyusui. Sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa menyusui selama 8 kali dalam sehari, selama ± 6
bulan merupakan metode amenorea laktasi. Ibu sebelumnya sudah mengetahui efek
samping dari implan sehingga ibu siap dan menerima hal tersebut.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebaiknya jika seorang wanita sudah ingin menikah atau telah memiliki keluarga
sebaiknya ia mengatur jarak kehamilan antara anak yang satu dan yang lain serta
sebaiknya melahirkan cukup dua anak saja karena pemerintah juga sudah membuat
program Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk mengatur kehidupan keluarga
serta menurunkan anggka kelahiran di Negara Indonesia khususnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://asuhankebidanan29.blogspot.com/2017/10/mengidentifkasi-perkembangan-kb-di.html
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
https://stikesypib.ac.id/blog/sejarah-keluarga-berencana-di-dunia-internasional-dan-di-indonesia/