Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN ini dapat terselesaikan.
Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat desi wildayani S.keb , Bd yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menyelesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami memohon saran dan kritik dari dosen pembimbing .

Padang, 15 September 2014


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persalinan adalah suatu proses fisiologi yang memungkinkan serangkaian


perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini
di definisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau keduanya, akibat
kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap 5 menit dan
berlangsung sampai 60 detik.

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani


komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk
melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Tiap campur
tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga resiko potensial pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa observasi yang cermat

Kematian ibu banyak disebabkan oleh infeksi Nifas yaitu infeksi luka jalan
lahir. Seperti Toxemia 19,2%, Hemorrhage 14,4%, infeksi 23,4%, Non Abortus 12,8%,
Abortion 10,6% dan yang lainnya 43,0%. Kebanyakan kematian ibu dapat
dicegah,misalnya kematian akibat perdarahan dengan pertolongan tepat dan cepat dan
dengan persediaan darah yang cukup,Toxaemia dengan prenatal care (perawatan dan
pengawasan sebelum melahirkan), yang teliti,infeksi dengan kebersihan badan,
pertolongan aseptis dan dengan antibiotika,dapat menurunkan angka kematian ibu.

Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab persalinan


sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada proses persalinan
dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN

2.1.1 PASSANGER
Passanger atau jalan sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
faktor yakni ukurankepala janin ,persentasi letak, sikap , dan posisi janin maka dia juga
dianggap sebagai bagian dari passanger yang menyertai janin , namun plasenta juga
dapat menghambat proses persalinan normal pada kehamilan.

A. JANIN

1. Kepala Janin dan Ukurannya


Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Biasanya apabila kepala janin sudah lahir,maka bagian-bagian lain dengan
mudah menyusul kemudian.

Gambar 2.4 tulang tengkorak

a. Tulang tengkorak

1) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.


a) Os nasalis (tulang hidung)
b) Os maksilaris (tulang rahang atas)
c) Os mandibularis (tulang rahang bawah)
d) Os Zygomaticum (tulang pipi)

2) Bagian tengkorak
a) Os frontalis (tulang dahi)
b) Os parietalis (tulang ubun-ubun)
c) Os temporalis (tulang pelipis)
d) Os occipitalis (tulang belakang kepala)

3) Sutura
a) Sutura sagitalis (sela panah)
b) Sutura coronaria (sela mahkota)
c) Sutura Lambdoidea (sela lambda)
d) Sutura frontalis (sela dahi)

4) Ubun-Ubun (fontanel)
a) Ubun-ubun besar (fontanel mayor)=bregma
b) Ubun-ubun kecil (fontanel minor)

5) Daerah-daerah
a) Sinciput (depan kepala)
b) Vertex (puncak kepala)
c) Occiput (belakang kepala)

b. Ukuran kepala

1) Ukuran Diameter
a) Diameter Suboccipito-Bregmatika: 9,5 cm
b) Diameter Suboccipito-Frontalis :11 cm
c) Diameter Occipito-Frontalis : 12cm (letak puncak kepala)
d) Diameter Mento-occipitalis : 13,5 cm (letak dahi)
e) Diameter submento-Bregmatika: 9,5 cm
f) Diameter Biparietalis : 9 cm
g) Diameter bitemporalis : 8 cm
2) Ukuran Lingkaran
a) Circumferensia Fronto-Occipitalis : 34 cm
b) Circumferensia Mento-occipitalis : 35 cm
c) Circumferensia SubOccipito-bregmatika: 32 cm

2. Postur Janin Dalam Lahir

a. Sikap (Habitus)
Sikap menunjukan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya
terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi diman kepala,tulang
punggung dan kaki dalam keadaan fleksi,serta lengan bersilang di dada

b. Letak janin (situs)


Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu, misalnya
letak lintang dimana sumbu janin tegak lurus pada sumbu ibu, letak membujur dimana
sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu: ini bisa letak kepala,atau letak sungsang
c. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah rahim
yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi
kepala,presentasi bokong,presentasi bahu,dll.
d. Bagian terbawah janin
Sama dengan presentasi hanya lebih diperjelas istilahnya.
e. Posisi
Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah
sebelah kanan,kiri,depan atau belakang terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya
pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan,UUK kanan
belakang.
B . PLASENTA

1. Pengertian plasenta
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada
plasenata,baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal plasenta.
Pada penampang sebuah plasenta, yang masih melekat pada dinding rahim Nampak
bahwa plasenta terdiri dari 2 bagian,yaitu:
a. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup atau membrane
chorii,yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin,chorion
dan villi.
b. Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring deciduas atau piring
basal yang terdiri dari decidua compacta dan sebagian dari deciduas
spongiosa,yang kelak ikut lepas dengan plasenta.

2. Faal plasenta

a. Plasenta sebagai tempat pertukaran zat:


Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan penghancuran dan absorpsi dari
decidua,dan kemudian dari darah ibu.
Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang,zat lemak, zat
protein,vitamin dan mineral diambil dari darah ibu. Ada juga bukti bahwa zat-zat
immune ibu dapat masuk ke dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti CO2
dan ureum dibuang kedalam darah ibu.
b. Plasenta dapat menghasilkan hormone:
1) Steroid hormone: estrogen dan progesterone
2) Protein hormone: Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG), Human
Plasental Lactogen Hormone (HPL), Human Chorionic Thyrotropin Hormon
(HCT), Human Chorionic Corticotropin Hormon (HCCT)
3) Releasing Hormon: TSH releasing hormone dan LH/FSH releasing
hormone.
c. Plasenta sebagai Barrier
1) Barrier mekanis physis terhadap erythrocyte,kuman dan molekul besar.
Plasenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu kedalam
janin,tapi virus sedemikian kecilnya hingga tidak dapat terhalang oleh plasenta.
2) Barrier kimiawi
Beberapa zat yang masuk kedalam syncitium dirubah,seperti insulin yang berasal dari
ibu.

C. AIR KETUBAN

1. Pengertian air ketuban

Air ketuban berada dalam ruangan amnion. banyaknya kadang-kadang sangat


berbeda. Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban,kalau banyaknya lebih dari 2 liter
dinamakan Polyhydramnion atau Hydramnion. kalau terlalu sedikit,kurang dari
500cc disebut oligohidramnion.
Air ketuban untuk sebagaian besar terdiri dari air tapi mengandung juga sedikit
ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzim-enzim. Sifat-sifat
air ketuban seperti jernih atau keruhnya,banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan
untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi.

2. Faal air ketuban adalah:

a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas


kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal
ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka
pertumbuhan tentu terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu
terhadap gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang,pergerakan anak
dirasakan nyeri oleh ibu.

c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.

d. Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput janinke


dalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang
menonjol waktu his disebut ketuban, dan ketuban inilah yang membuka
serviks.

2.1.2 PSIKIS (PSIKOLOGIS)

Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat


merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa
kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas kewanitaan
sejati yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya.
Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan
waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang
nyata.

Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

2.1.3 PENOLONG
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

2.2 KELAINAN-KELAINAN PADA POWER,PASSENGER DAN PASSAGE

2.2.1 Kelainan His

1. Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi
menjadi :
a. Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah
b. Inertia uteri sekunder: His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah
terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin
sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas
atau ke dokter spesialis.

2. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi
otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
Persalinan Presipitatus yaitu Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat
mungkin fatal :
a. Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
b. Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan
c. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri
d. Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim

3. Inkoordinasi otot rahim


Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan
otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam
rahim.
2.2.2 Kelainan pada jalan lahir

1. Serviks
a. Serviks yang kaku
Terdapat pada primi tua primer atau sekunder. Serviks yang mengalami banyak
cacat perlukaan atau (sikatrik)

b. Serviks gantung
Ostium uteri eksternum terbuka lebar, namun ostium uteri internum tidak terbuka.
Ostium uteri internum terbuka, namun ostium uteri eksternum tidak terbuka.

c. Edema serviks
Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir
sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema
serviks

2. Vagina
Kelainan vagina yang dapat menggangu perjalanan persalinan yaitu:
Vagina septum: trans vaginal septum vagina,longitudinal septum vagina tumor
pada vagina.

3. Himen dan Perineum


Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi
kekakuan sehingga memerlukan episiotomi yang luas.

2.2.3 Kelainan genetic

a. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, janin makrosomia


b. Kelainan pada letak kepala : presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi
dan kelainan oksiput
c. Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak mengolak, presentasi
rangkap ( kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat )
BAB 3
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
5 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat diprediksi
akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan utama adalah :
power, passage, passanger. Tetapi bukan berarti bahwa psykologis ibu hamil dan
faktor penolong tidak ikut menentukan.

3.2 SARAN
Bagi Penolong persalinan lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil dengan
mengutamakan 4 P (power,passenger,passage,psykis) , terutama pada persalinan,
dan dapat melakukan pendekatan dengan baik agar dapat menjaga hubungan baik
antara ibu dan petugas kesehatan, selain itu bidan harus memantau dan
mengantisipasi kejadian atau kelainan yang bisa terjadi pada ibu dan bayi pada saat
persalinan.

Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan tiada


gading yang tak retak. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Prawiroharjo Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka

Manuaba, Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC,

Padjajaran Universitas,Obstetric Fisiologi,.


TUGAS ASKEB 2
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN PASSENGER

OLEH : KELOMPOK 3
KELAS IIB

RENI HARMOYENI SARGAD (13211428)


SHERLY OKTAVIA (13211435)
REGINA DELVIKA SARI (13211427)
SILVIA (13211436)
DWIRA NOVIA USMAN (13211403)
TIWI TRIPAROLI (13211442)
HENNI YUSTINA (13211409)
ROSI PUSPITA SARI (13211432)
SANTRI MARTIN (13211433)
ANNISA ROSA RESEDA (13211395)

DOSEN PEMBIMBING:
DESI WILDAYANI, S.Keb,. Bd

PRODI D-III KEBIDANAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2014

Anda mungkin juga menyukai