A UMUR 2 TAHUN
DI BPM FAIKOH, Amd.Keb
DS. UDAN WUH KEC. KALIWUNGU
KAB. SEMARANG
OLEH :
NI MADE DEVI A 0612033
SOFIYATI 0612044
2014
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan studi kasus ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Praktik
Laporan studi kasus ini telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Akademik
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik,
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
ini disusun untuk memenuhi laporan target Praktik Klinik Kebidanan I dan II.
Pada kesempatan yang bahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi dalam menyelesaikan
2. Faikoh Amd. Keb, selaku pembimbing lahan praktik dan pemilik BPM yang telah
3. Farida Utamingtyas, S.ST , selaku Pembimbing dan Koordinator Praktik PKK II yang
6. Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Ar-Rum Salatiga yang senantiasa
memberikan motivasi.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan yang telah membantu dan
Penulis menyadari Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga penulis mengharap saran dan kritik yang membangun, semoga Laporan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan 3
A. PENGKAJIAN ..................................................................................... 45
BAB V PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN ..................................................................................... 59
D. ANTISIPASI ......................................................................................... 60
E. INTERVENSI ....................................................................................... 61
F. IMPLEMENTASI .................................................................................. 61
G. EVALUASI ...................................................................................... 61
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 62
B. Saran ...................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Keaslian Data
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) di Indonesia pada tahun
2008 masih cukup tinggi, yaitu 31,04% per 1000 kelahiran hidup artinya terdapat
31,04% bayi meninggal per 1000 kelahiran. Angka tersebut lebih tinggi dibanding
Malaysia dan Singapura yang masing-masing sebesar 16,39% per 1000 dan 2,3%
lingkungan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hal ini tidak lepas dari upaya
sehat bagi setiap penduduk. Selain masalah kesehatan, masalah lain yang ada di
negara Indonesia adalah tingginya angka kesakitan dan kematian pada balita.
mengalami penurunan antar periode, nilai AKB (0-11bulan) di Jawa Tengah terus
per 1000 kelahiran hidup pada SDKI 2012 (tahun rujukan 2007-2012). Dengan
Tengah.
AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75 per 1000 kelahiran
hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34 per 1000
ke-4 tahun 2015 sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sudah cukup baik karena telah melampaui target.
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian balita 0-5 tahun
per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKABA menggambarkan
AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 11,85 per 1000 kelahiran
hidup, meningkat dibandingkan tahun 2011 sebesar 11,50 per 1000 kelahiran hidup.
Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup, AKABA Provinsi
Balita adalah semua anak termasuk bayi baru lahir yang berusia 0 sampai 5
tahun. Penyakit yang diderita balita salah satunya adalah ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut).
dan virus) ke dalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari,
penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada bayi usia dibawah 5 tahun
angka kematian karena ISPA adalah dengan memastikan adanya akses yang lebih
baik pada penanganan kasus ini dan melakukan penanganan tepat pada waktunya
(Sarasvati, 2010).
ISPA merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada balita di
negara berkembang. ISPA termasuk dalam kategori infeksi berat. Dari hasil reset di
negara berkembang menunjukkan bahwa 20-30% kematian bayi dan anak balita
disebabkan ISPA. Diperkirakan 2-5 juta bayi dan anak balita di berbagai negara
setiap tahun meninggal karena ISPA. 2 per 3 dari kematian ini, terjadi pada
kelompok usia bayi terutama bayi usia 2 bulan pertama sejak kelahiran (Zain, 2005).
sebesar 28% salah satu sasaran pemberantasan ISPA pada balita adalah
menurunkan angka kematian balita. ISPA hingga saat ini merupakan masalah
kesehatan masyarakat karena angka kesakitan dan kematian akibat ISPA masih
tinggi.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan kebidanan balita sakit pada An. A Umur 2 tahun dengan ISPA
di BPM Faikoh, Amd. Keb Ds. Udan Wuh Kaliwungu Kab. Semarang ? “.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan balita sakit dengan ISPA di BPM Faikoh, Amd. Keb
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data dasar pada balita sakit
dengan ISPA.
b. Agar mahasiswa mampu melakukan interpretasi data terdiri dari diagnosa
kebidanan, masalah kebidanan, dan kebutuhan pada balita sakit dengan ISPA.
c. Agar mahasiswa mampu menentukan diagnosa potensial yang mungkin akan timbul
d. Agar mahasiswa mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada balita
e. Agar mahasiswa mampu melaksanakan rencana yang dibuat pada balita sakit
dengan ISPA.
f. Agar mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari asuhan yang
D. Pembatasan Kasus
1. Sasaran
Subyek yang diambil dalam studi kasus ini pada seorang pasien balita pada An. A
2. Tempat
Lokasi pengambilan kasus adalah BPM Faikoh, Amd. Keb Ds. Udan Wuh Kaliwungu
Kab. Semarang .
3. Waktu
1. Bagi Penulis
pengetahuan serta memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA.
2. Bagi Institusi
Sebagai daftar pustaka untuk menambah referensi bagi mahasiswa dan sebagai
3. Bagi balita
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan kasus ini agar lebih jelas dan berkesinambungan maka
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
kasus.
subyek studi kasus, waktu pengambilan kasus, instrumen dan alat pengambilan data
rutin sesuai dengan tinjauan teori yang mulai dari pengkajian hingga evaluasi.
BAB V PEMBAHASAN
Berisi antara bandingan teori dengan praktek pada kasus yang disajikan
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
G. Keaslian Studi Kasus
Perbedaan dari ketiga keaslian data diatas dengan kasus ini terletak pada
dengan studi kasus ini terletak pada judul yaitu pada balita sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Balita
a. Pengertian Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak
akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
b. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1–3 tahun
(batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan
konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih
kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda - beda, namun prosesnya
1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah (sefalokaudal).
2. Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha
Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif. Pada konteks ini,
berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada
tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak,
a. Pengertian
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak
diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju dan
sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya
cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ mulai dari hidung
sampai alveoli beserta organ seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
b. Patofisiologi
1. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
2. Proses
Virus (streptococcus
danstapylococus
Masuk ke Bronkus
Tampak tanda dan gejala ISPA : seperti batuk, pilek, demam dan sakit kepala.
c. Tanda Gejala
1. Pada sistem pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/tertariknya
kulit kedalam dinding dada, napas cuping hidung/napas dimana hidungnya tidak
lobang, sesak kebiruan, suara napas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada
2. Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah,
3. Pada sistem Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
5. Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:
tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.
6. Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa
minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang
biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, mendengkur, mengi, demam dan
dingin.
d. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada penyakit ISPA adalah imunisasi yang tidak lengkap,
e. Komplikasi
3. Penatalaksanaan
a. Untuk penatalaksanaan ISPA yang tergolong ringan atau non pneumonia adalah jika
anak penderita ISPA ringan maka perawat cukup dilakukan dirumah tidak perlu
dibawa ke dokter atau puskesmas. Di rumah dapat diberikan obat penurun panas
yang di jual di toko obat atau apotek, akan tetapi jika dalam dua hari gejala belum
hilang anak harus segera di bawa ke dokter atau puskesmas terdekat. Selain itu
juga bisa dengan menggunakan cara tradisional yaitu dengan ½ sendok teh jeruk
nipis di tambah ½ sendok teh kecap manis atau madu di minumkan pada anak 3-4
kali/hari di minumkan selama kurang lebih 2-3 hari jika batuknya tidak kunjung
mikroba untu membunuh virus dan bakteri yang ada dan mendapatkan terapi
oksigen 2 sampai 4 liter 1 hari. Terapi yang diberikan pada penyakit ini biasanya
pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat
c. Untuk penatalaksanaan ISPA yang tergolong berat atau pneumonia berat harus
perawatan dengan perawatan khusus seperti oksigen dan infus Pada pasien anak,
ia harus tinggal didalam lingkungan yang selalu hangat selama 2-3 hari, nafsu
2) Makanan yang mengandung protein :putih telur, tempe, tahu, ikan, makanan
Varney’s Midwifery.
keseluruhan.
masalah.
1. Langkah I : Pengkajian
Pada langkah ini yang dilakukan adalah mengumpulkan data informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien dan disusun secara
sistematis. Data balita dengan ISPA dapat diperoleh melalui ibu/keluarga dan juga
selanjutnya.
a. Data Subyektif
a) Identitas yaitu berisi nama yang digunakan untuk membedakan antara pasien satu
(1) Nama orang tua ditanyakan nama jelas dan lengkap yang bertujuan untuk
menjaga kemungkinan bila ada nama klien yang namanya sama agar tidak keliru
dalam penanganannya.
(2) Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui keadaan pasien dan mempermudah
memberikan therapy.
(3) Agama untuk mengetahui kayakinan klien tersebut untuk membimbing atau
(5) Pekerjaan berguna untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi, karena
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan mengenali tanda dan gejala
3) Riwayat kesehatan
keluarga terhadap gangguan kesehatan klien dan balitanya, yaitu apabila ada
hepatitis.
a) Pola nutrisi
b) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar yang
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, warna feses , dan kebiasaan buang air kecil
c) Pola aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas balita setiap hari apakah balita bergerak aktif atau
d) Pola istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat dan relaksasi dan setiap bantuan untuk
b. Data Obyektif
Data obyektif dari hasil pemeriksaan fisik secara langsung yang dilakukan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pucat, sianosis dan
lainnya.
a) Tanda-tanda vital
(1) Pernafasan
Pernafasan bayi balita normal adalah 60-80x/menit, tanpa retaksi dada dan tanpa
Denyut jantung balita normalnya 100-160x/menit, etapi masih dianggap normal jika
diatas 160x/menit dalam jangka waktu pendek, beberapa kali dalam satu hari
(3) Suhu
hipotermi atau hipertermi. Dalam keadaan normal, suhu berkisar antara 36,5 oC-
37,5oC.
b) Pengukuran antropometri
(c) Telinga simetris atau tidak, ada penumpukan kotoran atau tidak.
(d) Hidung apakah ada pernafasan cupping hidung atau tidak, apakah ada secret atau
tidak.
(f) Leher untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
(g) Dada untuk mengetahui simetris atau tidak , ada retraksi dinding dada atau tidak.
(h) Abdomen untuk mengetahui apakah ada pembesaran hati atau tidak , kembung atau
tidak.
(i) Genetalia untuk mengetahui jenis kelamin dan adanya kelainan atau tidak.
(j) Ekstremitas untuk menilai ada/tidaknya gerakan ekstremitas, asimetris, posisi, dan
gerakan kaki yang abnormal seperti kuku panjang belum melewati ujung jari.
masalah.
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
berikut :
Data dasar :
1) Data subyektif
b) Tanggal lahir
2) Data obyektif
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan dan harus diperhatikan oleh klien
dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapat dengan
melakukan analisa.
masalah potensial yang timbul, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang
timbul dan akan terjadi tetapi juga merumuskan penanganan dan tindakan antisipasi
perinatal saja , tetapi juga selama ibu bersama kondisi klien. Langkah antisipasi
lingkungan sekitarnya.
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang sudah ditetapkan.
Perencanaan asuhan yang menyeluruh berkaitan dengan masalah yang timbul dan
Bila asuhan dibuat di BPM berarti dilakukan sesuai anjuran dokter dan pengkajian
dirumah.
b. Mengatasi kecemasan dan kekhawatiran orang tua dan mengkaji situasi setiap saat
keadaan balita.
6. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah yang kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
diberikan oleh bidan. Mengevaluasi seluruh tindakan penanganan dari asuhan yang
aspek yang sudah dilakukan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang
belum dilakukan.
klinis dan dua langkah terakhir bergantung pada klien dan situasi klinis, maka tidak
C. Landasan Hukum
METODOLOGI
Jenis karya ilmiah yang digunakan dalam proposal adalah studi kasus. Studi
kasus (case study) adalah penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Pada penelitian
Subyek studi kasus adalah sumber utama data. Studi kasus yaitu memiliki
data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subyek pada kasus ini adalah pasien
Waktu pengambilan studi kasus ini adalah rentang waktu yang digunakan
penulis untuk mencari kasus. Dilakukannya data klien mulai bulan November sampai
pemeriksaan fisik.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyususnan studi kasus ini
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dilapangan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan melakukan. Data primer ini
a. Pemeriksaan fisik
b. Wawancara
1) Auto anamnesa yaitu data yangn diperoleh dari wawancara langsung dengan
pasien.
c. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang berencana antara lain meliputi
melihat, mencatat, dan tafar aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder disebut
a) Studi dokumentasi
Suatu cara penyajian atau suatu ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk
b) Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar
belakang suatu penelitian . pada suatu kepustakan ini mengambil hal-hal yang
BAB IV
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 2 tahun
BB / PB : 10 kg / 89 cm
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya sedang sakit demam, batuk, pilek sudah 3 hari.
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
4. Riwayat Persalinan
a. Nutrisi
b. Eliminasi
Warna : kuning
Siang : 3 jam
Malam : 9 jam
d. Kebersihan diri
Mandi : 2x/hari
Keramas : 2x/hari
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
TTV : HR : 120x/menit
RR : 35x/menit
S : 37,5oC
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : mesochepal
Abdomen : kembung.
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
DO : KU : baik
TTV : HR : 120x/menit
RR : 35x/menit
S : 37,5oC
b. Masalah
c. Kebutuhan
ISPA Ringan
IV. ANTISIPASI
Memberikan terapy secara mandiri berupa obat batuk, pilek dan demam.
V. INTERVENSI
2. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada anaknya
anaknya
4. Anjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung An.A jika pilek
5. Anjurkan pada ibu untuk memberikan istirahat yang cukup pada anaknya
6. Berikan therapy
7. Anjurkan pada ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang jika terjadi bahaya pada
anak
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu pada ibu tentang penyakit anaknya, bahwa anaknya mengalami ISPA
ringan
2. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada
anaknya, yaitu menu yang mengandung karbohidrat, seperti (nasi, roti), protein
pepaya) dan mineral seperti (air). Mengkonsumsi makanan pokok 3xsehari, pada
pagi,siang dan malam hari serta menganjukan ibu untuk tetap mengkonsumsi susu.
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjega kebersihan perorangan dan lingkungan pada
anaknya yaitu dengan mandi rutin 2x sehari, pada pagi dan sore hari, dan setelah
4. Menganjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung jika anaknya pilek agar
dengan sapu tangan atau tisu dengan cara menempel pada hidung dan
mengeluarkan sekret, jangan ditekan terlalu dalam agar anak dapat bernafas
dengan lega.
5. Menganjurkan pada ibu untuk anaknya istirahat yang cukup yaitu siang hari selama
Colfin ()
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang, bila terjadi tanda bahaya pada anaknya.
VII. EVALUASI
3. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan pada anaknya.
anaknya.
7. Ibu bersedia untuk kontrol ulang bila terjadi tanda bahaya pada anaknya.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan kebidanan balita sakit dengan
ISPA pada An. A umur 2 tahun dengan pendekatan manajemen 7 langkah menurut
Varney, mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta ada tidaknya kesenjangan
1. Pengkajian
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
Untuk memperoleh data, dilakukan dengan anamnesa. Data yang dikumpulkan guna
Keluhan utama pada waktu datang Ibu mengatakan anaknya panas, demam , pilek
Pada langkah pertama ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
2. Interpretasi Data
pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosa, masalah dan
kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
pengolahan data analisis dengan menggabungkan data satu dengan yang lainnya
a. Diagnosa Kebidanan
b. Masalah
Masalah yang ada pada An.A dengan ISPA yaitu Ibu cemas dengan keadaan
anaknya sekarang.
c. Kebutuhan
Kebutuhan An. A dengan ISPA yaitu Beritahu Ibu agar anak istirahat yang
cukup,Pemberian Antibiotik, Pemberian Amoxcilin (Ambroxol),Pemberian
Paracetamol, TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein), Beritahu ibu agar menjaga
kebersihan lingkungan, Beritahu ibu agar anaknya banyak minum air putih.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus
yang ada dilahan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Pada lngkah ini penulis mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
apabila mungkin dilakukan pencegahan. Pada ISPA terjadi infeksi saluraran
pernafasan.
Pada kasus ini terjadi diagnosa potensial yaitu ISPA ringan, tetapi sudah
dilakukan penatalaksanaan yang benar.
4. Antisipasi
Antisipasi adalah tindakan segera bidan untuk menyelamatkan pasien, tetapi
memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter, atau sesuai
dengan kondisi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lainnya.
Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah diagnosa potensial antara lain :
pemberian antibiotik , cukup istirahat.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan pada psien dengan ISPA ringan antara lain :
a. Beritahu ibu tentang keadaan anaknya
b. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang seimbang pada anaknya
anaknya
d. Anjurkan pada ibu untuk membersihkan hidung An.A jika pilek
e. Anjurkan pada ibu untuk memberikan istirahat yang cukup pada anaknya
f. Berikan therapy
g. Anjurkan pada ibu untuk membawa anaknya kontrol ulang jika terjadi bahaya pada
anak
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
7. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan yang sudah diberikan kepada pasien. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang
ada dilahan. Evaluasi atau hasil dari asuhan yang sudh diberikan sesuai dengan
A. Kesimpulan
terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara
maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena
dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa, penyakit
infeksi akut yang melibatkan organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ
B. Saran
Diharapkan orang tua pasien segera memeriksakan keadaan anaknya yang dialami