Anda di halaman 1dari 12

Pengantar

Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh
perusahaan dalam melaksanakan SMK3, Permenaker N0.5 tahun 1996, dan untuk Kementerian
Pekerjaan Umum menggunakan Permen N0.09 tahun 2008, dengan terbitnya peraturan
pemerintah ini, seyogianya semua peraturan yang bersifat sektoral segera disesuaikan.

Adapun PP 50 tahun 2013 ini didasarkan kepada Undang-Undang N0.01 tahun 1970, dan
diamanatkan oleh Undang-Undang No. 13 tahun 2003.

Pelaksanaan Sistim Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) Peraturan Pemerintah No.


50 Tahun 2012

Seperti diketahui tujuan penerapan Sistim Manajamen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja(SMK3) ini adalah dalam rangka :

1. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan K3 dengan cara : terencana, terukur,


terstruktur, terintegrasi
2. Untuk mencegah kecelakaan kerja dan mengurangi penyakit akibat kerja, dengan
melibatkan : manajemen, tenaga kerja/pekerja dan serikat pekerja

SMK3 diwajibkan bagi perusahaan, mempekerjakan lebih dari 100 org dan mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi. Untuk itu perusahaan diwajibkan menyusun Rencana K3, dalam
menyusun rencana K3 tersebut, pengusaha melibatkan Ahli K3, Panitya Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja(P2K3), Wakil Pekerja dan Pihak Lain yag terkait

A. PENGENDALIAN

Dalam proses operasional dilakukan pengendalian, pengendalian meliputi: kegiatan, produk,


barang dan jasa.

Sementara itu, untuk cakupan pengendalian meliputi : bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara
kerja, sifat kerja dan proses kerja.

B. POTENSI TERJADI KECELAKAAN KERJA

Bila dilakukan identifikasi potensi bahaya, sehingga terjadi kecelakaan kerja maka dapat
dikatagorikan ada dua penyebab yang dominan , yaitu tindakan tidak aman dan kondisi yang
tidak aman.

1. Tindakan tidak aman (unsafe action) disebabkan: kelelahan karena kurang istirahat,
jam kerja melampui ketentuan yang sudah diatur dalam undang-undang, kekurangan gizi
yaitu ketidak seimbangan antara asupan makanan dibanding dengan tenaga yang
dibutuhkan dalam bekerja , tidak kompeten karena tidak terlatih dan bekerja hingga
larut malam terus-menerus , bahkan menjelang pagi
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition) disebabkan : cuaca ekstrim yaitu hujan badai
dan panas yang luar biasa, ruang bekerja sempit tanpa tersedianya udara segar yang
memadai, peralatan kadaluarsa yang tetap digunakan dan penerangan kurang memadai
sehingga pekerja terpaksa bekerja remang-remang dan mengakibatkan kerusakan mata.

C. PENGAWASAN

Untuk melakukan pengawasan terhadap berjalannya pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini


dilaksanakan secara berjenjang yaitu :

1. Kementerian Tenaga Kerja di Pusat,


2. Dinas Tenaga Kerja di Provinsi dan,
3. Suku Dinas di Kabupaten/Kota

Dalam pengawasan dilakukan pemeriksaan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Bagiamana komitmen manajemen perusahaan tentang pelaksanaan K3, apakah ada visi,
misi dan kebijakan K3 ?
2. Bagaimana bentuk organisasi, apakah P2K3 sudah dimasukkan atau terintegrasi dalam
organisasi perusahaan ?
3. Sumber daya manusia, apakah sudah diberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai K3 ?
4. Apakah pelaksanaan undang-undang K3, dilaksanakan secara konsisten ?
5. Setiap tenaga kerja, apakah keamanan bekerja sudah dijamin ?
6. Dilakukan pemeriksaan, dan dilakukan pengujian dan dan diukur apakah SMK3 telah
dilakukan secara baik dan benar
7. Apakah Pengendalian Keadaan darurat & bahaya industri sudah dilakukan ?
8. Apakah kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja dibuat pelaporannya dan
dilakukan perbaikan, agar dapat dicegah kejadian yang sama.
9. Apakah tindak lanjut dari hasil audit, dilakukan, sehingga dapat dilakukan pencegahan
dan terjadi perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan.

D. OVERVIEW

I. Pendahuluan

Pengertian pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah :

 Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
 mengendalikan atau meniadakan potensi bahaya untuk mencapai tingkat risiko yang
dapat diterima dan sesuai dengan standard yang ditetapkan.

II. Pengertian Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( SMK3 )

Pengertian manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah :


Proses mengintegrasikan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja kedalam

operasi perusahaan

Definisi :

SMK3 adalah : Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.( Peraturan Pemerintah No.50/2012)

III. Komparasi Permennaker No. 05/1996 dan Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1. Dasar Hukum yang digunakan :

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1) UU No.14 th1969 tentang Ketentuan- 1) UU No. 13 th 2003 ttg Ketenagakerjaan


ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
2) UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja
2) UU No. 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja

2. Tujuan penerapan SMK3

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

Menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja a) Meningkatkan efektivitas perlindungan


kerja dgn melibatkan unsur manajemen, tenaga K3 yg terencana, terukur dan teintegrasi;
kerja, kondisi dan lingkungan kerja yg
terintegrasi dalam rangka mencegah dan b) Mencegah dan mengurangi kec.kerja dan
mengurangi kecelakaan dan PAK serta PAK dgn melibatkan unsur manajemen,
terciptanya tempat kerja yang aman, effisien pekerja/ buruh, dan/atau SP/SB;
dan produktif.
c) Menciptakan tempat kerja yg aman,
nyaman dan efisien utk mendorong
produktivitas

3. Dasar Penerapan SMK3


Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

Ditetapkan melalui ketentuan-ketentuan sebagai Dilakukan berdasarkan KEBIJAKAN


pedoman dalam penerapan SMK3. NASIONAL ttg SMK3 sebagai pedoman
perusahaan dalam menerapkan SMK3.

4. Ketentuan Penerapan SMK3,

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1) Kebijakan K3 dan Komitmen 1) Penetapan kebijakan K3


penerapan SMK3
2) Perencanaan K3
2) Perencanaan pemenuhan kebijakan
3) Pelaksanaan rencana K3
3) Penerapan kebijakan K3
4) Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
4) Pengukuran, pemantauan dan eveluasi
kinerja K3 5) Peninjauan dan peningkatan kinerja
SMK3
5) Tinjauan ulang dan perbaikan terus
menerus

5. Ketentuan Penilaian SMK3 :

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1. 1. Elemen Audit : 12 elemen dan 41 sub 1. Elemen Audit : 12 elemen dan 44 sub
elemen; dan 166 kriteria
elemen; dan 166 kriteria

1. 2. Audit dilakukan oleh Badan Audit yg


ditunjuk Menteri 1. Audit dilakukan Lembaga Audit
Independen yg ditunjuk Menteri atas
permohonan perusahaan.

1. 3. Direktur berwenang menetapkan


persh yg wajib utk di audit

1. Perusahaan yg berpotensi bahaya tinggi


wajib melakukan penilaian penerapan
1. 4. Audit dilaksanakan 3 th sekali SMK3

6. Laporan Audit SMK3

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

1. 1. Laporan Audit disampaikan kpd 1. 1. Hasil Audit dilaporkan kpd


Direktur dan pengurus tempat kerja Menteri
2. 2. Direktur melakukan evaluasi dan 2. 2. Laporan Audit, tembusan
penilaian laporan audit disampaikan kpd :
3. 3. Berdasrkan hasil evaluasi dan
penilaian ditetapkan pemberian  Menteri pembina sektor
sertifikat/ bendera penghargaan dan  Gubernur
menginstruksi utk tindakan hukum jika  Bupati/Walikota
terdpt pelanggaran.
untuk peningkatan SMK

7. Tingkat Penilaian SMK3

Tingkat Pencapaian Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No.


50/2012
Penerapan

0-59% dari total kriteria Tindakan hukum Tingkat penilaian Penerapan


Kurang
60-84% dari total kriteria Sertifikat dan bendera perak Tingkat penilaian Penerapan
Baik
85-100% dari total kriteria Sertifikat dan bendera emas Tingkat Penilaian Penerapan
Memuaskan

8. Obyek Pengawasan

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012

Prinsip-prinsip Penerapan SMK3 1. 1. Pembangunan dan terjaminnya


pelaksanaan komitmen;
1. Organisasi;
2. Sumber Daya Manusia
3. Pelaksanaan Perat Peruu K3;
4. Keamanan Bekerja;
5. Pemeriksaan, pengujian dan
pengukuran penerapan SMK3;
6. Pengendalian keadaan darurat dan
bahaya industri;
7. Pelaporan dan perbaikan
kekurangan; dan
8. Tindak lanjut audit

IV. Tinjauan Ulang Peningkatan Kinerja Penerapan SMK3

Tujuan Tinjauan Ulang adalah :

1. Mengevaluasi strategi SMK3 untuk menentukan apakah telah memenuhi tujuan yang
direncanakan;
2. Mengevaluasi kemampuan SMK3 untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan para
pemangku kepentingan, termasuk para pekerja;
3. Mengevaluasi kebutuhan perubahan pada SMK3, termasuk kebijakan dan sasaran;
4. Mengevaluasi kemajuan dalam pencapaian tujuan organisasi dan tindakan korektif;
5. Mengevaluasi efektivitas tindak lanjut dari tinjauan ulang sebelumnya;
6. Mengidentifikasi tindakan apa yang diperlukan untuk memperbaiki setiap kekurangan
dalam waktu yang tepat, termasuk adaptasi terhadap aspek2 yang berkaitan dengan
struktur manajemen dan pengukuran kinerja perusahaan;
7. Memberikan arahan terhadap umpan balik, termasuk penentuan prioritas, perencanaan
yang bermakna dan perbaikan berkesinambungan;

Tinjauan Ulang SMK3 harus mempertimbangkan :

1. Perubahan peraturan perundangan;


2. Incident data (cidera, sakit akibat kerja, rekomendasi hasil investigasi kecelakaan kerja);
3. Hasil pemantauan dan pengukuran kinerja, dan laporan kegiatan audit;
4. Masukan yang berasal dari internal dan eksternal perusahaan;
5. Perubahan organisasi yang dapat mempengaruhi SMK3;
6. Perubahan kegiatan perusahaan (penggunaan teknologi, proses dsb.)
7. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi;
8. Tuntutan pasar;

Tinjauan Ulang SMK3 dicatat dan dikomunikasi secara formal kepada :


1. Petugas/unit kerja yang bertanggungjawab terhadap elemen SMK3 yang relevant
sehingga mereka dapat menindaklanjuti dengan tepat;
2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), pekerja dan/atau Serikat
Pekerja;

V. Implementasi Audit SMK3

Proses yg sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi.

Kriteria Audit SMK3, adalah seperangkat : Kebijakan, Prosedur, Persyaratan Digunakan


sebagai acuan pembanding terhadap bukti audit.

Bukti Audit adalah Rekaman, pernyataan mengenai fakta atau informasi lain yang terkait
dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi; dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif.

Rekaman K3 berupa :

 Data pelatihan dan pendidikan K3, pelaksanaan, peserta dan evaluasi.


 Kebijakan K3 dan kebijakan khusus lainnya
 Laporan inspeksi K3, pelaksanaan dan tindak lanjut
 Laporan Audit SMK3, internal dan eksternal
 Rekaman kegiatan rapat-rapat P2K3
 Laporan Kecelakaan Kerja
 Laporan tindak lanjut rekomendasi investigasi kecelakaan
 Laporan Konsultasi K3
 SOP, instruksi kerja, juklak, juknis
 Data penggunaan bahan kimia berbahaya dan LDKB
 Maintenance record
 Feedback dari staff, pekerja, pemasok, kontraktor
 Data pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, awal, berkala dan khusus
 Laporan monitoring lingkungan kerja; spt : kebisingan, udara lingkungan kerja, iklim
kerja
 Data APD, penyediaan, pengadaan, pelatihan, distribusi, perawatan
 Laporan pelatihan keadaan darurat
 Sertifikasi peralatan, mesin, instalasi, pesawat
 Sertifikasi kompetensi personel, SIO, SKP
 Laporan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
 Laporan monitoring dan tinjauan ulang pengendalian risiko
 Data peralatan pengaman, spt. APAR, alat deteksi dini, rambu K3
 dll
* Audit SMK3 adalah :

“ Pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di perusahaan” (PP 50 th 2012 ttg SMK3)

* Tujuan Program Audit adalah didasarkan pada pertimbangan :

 Prioritas manajemen;
 Tujuan komersial;
 Persyaratan sistem manajemen;
 Persyaratan peraturan peruu;
 Persyaratan kontrak;
 Kebutuhan utk evaluasi pemasok;
 Persyaratan pelanggan;
 Kebutuhan pihak lain yg berkepentingan;
 Risiko terhadap organisasi.

* Lingkup Audit SMK3 yaitu :

 Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen


 Strategi Pendokumentasian
 Peninjauan Ulang dan Kontrak
 Pengendalian Dokumen
 Pembelian
 Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
 Standar Pementauan
 Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
 Pengelolaan Material dan Perpindahannya
 Pengumpulan dan Penggunaan Data
 Audit SMK3
 Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

Demikian sekilas gambaran dari SMK3 versi PP 50/2012, untuk pendalaman dan bimbingan di
perusahaan/industry lebih lanjut, dapat menghubungi : A2K4-Indonesia ph.021.7884886 dan
021.98495513 atau dengan Zainal Bakti 081617377315 atau email a2k4ina@gmail.com dan
zainalbakti28@yahoo.co.id.

Daftar Pustaka :

1. Undang-Undang No.01/1970
2. Undang-Undang No.13/2003 tentang Ketenaga-Kerjaan
3. Permenaker No.5/1996 tentang SMK3
4. Permen.PU No.8/2009 tentang SMK3 di Pekerjaan Umum
5. Peraturan Pemerintah No. 50/2012 tentang SMK3
6. Makalah Workshop Nasional K3 dengan tema : Penyesuaian SMK3 sesuai dengan PP
50/2012 pada tanggal : 26-27 September 2012 Penyelenggara : Indonesian Management
Centre ( IMAC )Bertempat di Grand Cempaka Hotel Cempaka Putih Jakarta
ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 =
Standar Kualitas, Lingkungan, dan
Keselamatan & Kesehatan
Saat meilihat lowongan Health, Safety, dan Environment (HSE) di berbagai
macam perusahaan seringkali kita melihat persyaratan pemahaman dan pengalaman
dalam sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Bagi yang sudah
berpengalaman dan profesional mungkin sudah tidak asing dengan ketiga sistem
manajemen tersebut. Namun bagi pelajar / mahasiswa atau freshgraduate mungkin
masih agak asing dengan hal tersebut atau masih belum terlalu mendalami atau hanya
tahu beberapa dari ketiga sistem manajemen tersebut dan masih bingung apa
hubungan ketiga sistem manajamen tersebut satu sama lain.

ISO 9001 = Standar Kualitas / Mutu

Meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan-perusahaan akan


mutu. Arti mutu atau kualitas yang semula bersifat netral kini telah mengarah ke positif.
Semakin kritisnya pelanggan dalam menyikapi mutu produk semakin meningkatkan
kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan mutu. ISO 9001 telah menjadi salah satu
persyaratan dalam perdagangan dunia sebagai salah satu wujud jaminan terhadap
mutu produk yang dijual, bahkan persyaratan ini telah menjadi persyaratan yang mutlak
dari pelanggan negara-negara maju khususnya Amerika, Eropa, Jepang, hal ini menjadi
tantangan bagi perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem
Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi
perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen
secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat
diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel
untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan
efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari
pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan
internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.
ISO 9001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan. Pada bidang ekonomi dan
ergonomi (teknik industri), sistem manajemen ini banyak ditemui di kuliah total quality
management (TQM).

ISO 14001 = Standar Lingkungan


Perkembangan perusahaan dan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis
lingkungan dan energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan
industri dituntut untuk meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi
lingkungan. Berdasarkan kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap
pertanggungjawaban organisasi dan industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi
meningkat. Konservasi lingkungan telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju
yang secara sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan
sejak dini untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan, maka
berdasarkan kesepakatan international pada tahun 1996 International Organization for
Standardization meluncurkan suatu standar untuk mengelola lingkungan secara
professional di dalam organisasi dan industri, standar tersebut disebut Sistem
Manajemen Lingkungan ISO 14001.
ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum”
ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak
ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga
mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah
manajemen limbah industri.

OHSAS 18001 = Standar Keselamatan dan Kesehatan


Perkembangan perusahaan dan industri mempunyai korelasi dengan pekerja,
Banyak Industri yang prosesnya berdampak negatif terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerjanya seperti industri bahan kimia, jasa konstruksi, plastik, besi baja,
dsb. Hal tersebut dapat berpengaruh pada meningkatnya biaya pekerja dan
berpengaruh pada citra. Sejalan dengan hal ini maka industri-industri yang berdampak
bagi pekerjanya harus mengelola lingkungan kerja nya agar dapat menurunkan
dampak. Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang beresiko ke
pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi pekerjanya. Latar
belakang inilah yang melandasi pembentukan OHSAS 18001. OHSAS 18001
diakomodasikan untuk pengendalian operasional proses yang aman bagi pekerja.
OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak
organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang
mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko
bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki
kinerja dan citra perusahaan. OHSAS 18001 dipelajari di bidang ergonomi (teknik
industri) terutama pada kuliah K3 atau sistem keselamatan kerja atau semacamnya.

Hubungan Kualitas, Lingkungan, dan Keselamatan & Kesehatan


Untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutan, adalah penting bagi
perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan resiko keselamatan dan kesehatan
kerja, lingkungan dan kualitas. Untuk mengelola ketiga hal tersebut (kualitas,
lingkungan, dan keselamatan & kesehatan), banyak perusahaan sudah mulai
menerapkan manajemen berbagai sistem, termasuk yang telah disebutkan di atas yakni
ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk
menangani ketiga sistem manajemen tersebut secara terpisah dan untuk memastikan
keberpihakan mereka dengan strategi organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak
yang mengintegrasikan QMS (Quality Management System) dalam hal ini ISO 9001,
EMS (Environment Management System) dalam hal ini ISO 14001, dan OHSAS
(Occupational Health & Safety Assessment Series) dalam hal ini OHSAS 18001
menjadi suatu sistem manajemen terpadu karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut
memiliki struktur yang sama dan sistem yang mirip.
Sejalan dengan itu banyak perusahaan yang sudah mengintegrasikan bagian-
bagian kerja tersebut (bagian kerja kualitas dan bagian kerja keselamatan & kesehatan
kerja dan lingkungan hidup atau HSE) menjadi satu bagian yakni QHSE (Quality,
Health, Safety, dan Environment). Hal tersebut sangat penting karena operasional yang
peduli pada aspek mutu, lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja semakin
mendapat perhatian dan sorotan yang serius dari kalangan bisnis. Jika ketiga sistem
manajemen tersebut diimplementasikan secara terpisah akan ada banyak duplikasi
standar kerja, prosedur dan sistem kerja, dan bisa mengakibatkan biaya tambahan dan
bahkan konflik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Dokumen44 halaman
    Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Dokumen44 halaman
    Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Dokumen44 halaman
    Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • San Man
    San Man
    Dokumen2 halaman
    San Man
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • PAK
     PAK
    Dokumen6 halaman
    PAK
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Makalah PAK
    Makalah PAK
    Dokumen10 halaman
    Makalah PAK
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Pak 02
    Pak 02
    Dokumen12 halaman
    Pak 02
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • KEHUMASAN
    KEHUMASAN
    Dokumen1 halaman
    KEHUMASAN
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Air Bersih
    Air Bersih
    Dokumen18 halaman
    Air Bersih
    Ludovino da costa
    Belum ada peringkat
  • Pengolahan Limbah Cair Pada Restoran
    Pengolahan Limbah Cair Pada Restoran
    Dokumen11 halaman
    Pengolahan Limbah Cair Pada Restoran
    ayu lestari
    Belum ada peringkat
  • Kel 4 Berilium-1
    Kel 4 Berilium-1
    Dokumen24 halaman
    Kel 4 Berilium-1
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Arkl Adkl
    Arkl Adkl
    Dokumen18 halaman
    Arkl Adkl
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • BAB II - Amdal
    BAB II - Amdal
    Dokumen8 halaman
    BAB II - Amdal
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • COVER Makalah
    COVER Makalah
    Dokumen1 halaman
    COVER Makalah
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • AKL Pertemuan Ke 2
    AKL Pertemuan Ke 2
    Dokumen1 halaman
    AKL Pertemuan Ke 2
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Vasektomi Dan Tubektomi: Zella Engelya Otiva
    Vasektomi Dan Tubektomi: Zella Engelya Otiva
    Dokumen22 halaman
    Vasektomi Dan Tubektomi: Zella Engelya Otiva
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen13 halaman
    Makalah
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Kelmpk
    Kelmpk
    Dokumen2 halaman
    Kelmpk
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak1
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustak1
    Daftar Pustak1
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustak1
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen23 halaman
    Tugas
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKa
    DAFTAR PUSTAKa
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKa
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • PP Kel
    PP Kel
    Dokumen16 halaman
    PP Kel
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Tugas Asneo
    Tugas Asneo
    Dokumen17 halaman
    Tugas Asneo
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • Kelmpk
    Kelmpk
    Dokumen2 halaman
    Kelmpk
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat
  • COVER Makalah
    COVER Makalah
    Dokumen1 halaman
    COVER Makalah
    Zella Angelya Otiva
    Belum ada peringkat