Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN

KONSEP STRESS DAN ADAPTASI

Dosen pengampu : Badar, S.ST.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

1. Al Qoraima Adelina Akino (P07224221001)


2. Cindi Savitri (P07224221006)
3. Dhiva Indah Permatasari (P07224221010)
4. Heldha Agustina (P07224221018)
5. Eulalia Lestari Tamba (P07224221014)
6. Khalisa Hanifah Nurmania (P07224221022)
7. Merisa Dwi Hijriah (P07224221026)
8. Rahmi Nuri Suroyya (P07224221030)
9. Vivi Esther Damayanti S (P07224221034)

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN SAMARINDA

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat,
inayah dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya. Semoga makalah ini dapat dipengunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun
pedoman bagi pembaca unutk memperdalam ilmu akan agama.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami sadar bahwa masih
banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh karena itu, kami meminta untuk membertika
masukan bermanfaat sebagai pembangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki
bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Samarinda, 1 September 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................6
A. Definisi Stress dan Stressor.............................................................................................................6
B. Konsep Adaptasi..............................................................................................................................8
BAB II.......................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres merupakan suatu reaksi dari tubuh untuk mempertahankan diri terhadap
stressor.Stressor merupakan suatu keadaan yang menimbulkan stres. Stressor dapat
menghasilkan respon koping adaptif maupun maladaptif tubuh terhadap stresor yang
menyebabkan perubahan pada fungsi normal tubuh yang akan terus menerus memicu respon
seseorang sehingga dapat meningkatkan tekanan darah secara kronis, kambuhnya hipertensi
sampai menurunnya keefektifan kekebalan tubuh.
Stres dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktivasi sistem saraf simpatis yang
mengakibatkan naiknya tekanan darah secara tidak menentu. Pada saat seseorang mengalami
stres, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan meningkatkan tekanan darah
melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan dapat meningkatan denyut jantung. Apabila stres
berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi.
World Health Organitation (WHO) 2015 menyebutkan stres menjadi salah satu faktor
utama dalam peningkatan tekanan darah, hal serupa juga diungkapkan oleh hasil penelitian
Madhumita tahun 2014 yang menemukan bahwa stres memiliki hubungan yang paling tinggi
dalam peningkatan tekanan darah dibandingkan dengan usia, jenis kelamin dan kondisi sosio
demografi penderita. Penelitian diatas menunjukkan bahwa stres menjadi faktor yang paling
berpengaruh dalam meningkatkan tekanan darah. Stres perlu diwaspadai oleh setiap orang
terutama lanjut usia sebagai individu yang rentan akan penyakit dan sebagai kelompok umur
yang paling banyak menderita hipertensi.
Hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Seiring
dengan pertambahan usia seseorang, insiden hipertensi juga

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat terdapat rumusan masalah yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan stress, stressor, adaptasi?

2. Sebutkan Macam-macam adaptasi?

3. Bagaimana cara mengatasi stress?

4. Bagaimana Cara mencegah Stress?

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi stress?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakan dan rumusan masalah diatas dapat diambil tujuannya yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian stress, stressor, dan adaptasi

2. Untuk mengetahui macam-macam adaptasi

3. Untuk mengetahio cara mengatasi stress

4. Untuk mengetahui cara mencegah stress

5. Untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi stress

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Stress dan Stressor

Konsep Stress
Pengertian Stress
Ada beberapa istilah psikologi populer yang sering dikaburkan sebagai “stress”. Pada
hakikatnya, tentunya kata ini merujuk pada sebuah kondisi seseorang yang mengalami tuntutan
emosi efektif semua wilayah kehidupan. Keadaan ini dapat mengakibatjan munculnya cukup
banyak gejala, seperti depresi, kelelahan kronis, mudah marah, gelisah, impotensi, dan kualitas
kerja yang rendah.
Stress merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya dan
apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan depresi merupakan
reaksi kejiwaan terhadap stessor yang dialaminya. Dalam banyak hal manusia akan cukup cepat
untuk pulih kembali dari pengaruh-pengaruh pengalaman stress. Manusia mempunyai suplai
yang baik dan energi penyesuaian dari untuk dipakai dan diisi kembali bilamana perlu.
Stress menurut Sarafino adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu
dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari
situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stess adalah
tekanan internal maupun eksternal serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan. Ardani
(2007) mendefinisikan stress merupakan suatu keadaan tertekan baik itu secara fisik maupun
psikologis.
Menurut Dilawati, stress adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima
tekanan. Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam bentuk mengekalkan
jalinan perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk pencapaian akademil. Kondisi
stress terjadi karena ketidak seimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan
untuk menghadapi tekanan tersebut, Individu membutuhkan energi yang cukup untuk
menghadapi situasi stress agar tidak mengganggu kesejahteraan mereka.

6
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress adalah suatu peristiwa atau
pengalaman yang negatif sebagai sesuatu yang mengancam,ataupun membahayakan dan individu
yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis psikologis dan sosial dari
seseorang.
Stress adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional ketika menghadapi
situasi yang dianggap berbahaya dan mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.

Aspek-Aspek Stress
Pada saat seseorang mengalami stress ada dua aspek utama dari dampak yang ditimbulkan
akibat stress yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis yaitu :
1) Aspek fisik
Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stress sehingga orang tersebut
mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan.
2) Aspek psikologi
Terdiri dari gejala kognisim gejala emosi, dan gejala tingkah laku. Masing-masing gejala
tersebut mempengaruhi kondisi psikolog seseorang dan membuat kondisi psikologisnya
menjadi negatif, seperti nenurunnya daya ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal ini
dipengaruhi oleh berat atau ringannya stress. dapat dilihat dari dalam dan luar diri mereka
yang menjalani kegiatan akademik di kampus.
Berdasarkan teori yang diuraikan diatas maka dapat disimpulkan aspek-aspek stress terdiri
dari aspek fisik dan aspek psikologis, aspek-aspek tersebut dijadikan sebagai indikator alat
ukur skala stres akademik.

1. Pengertian stressor
Stres, yaitu sebagai suatu responm stres dilihat secara sebagian-sebagain suatu respon
terhadap sejumlah stimulus. Sebuah stressor merupakan peristiwa atau situasi eksternal yang
secara potensial mengancam atau berbahaya. Akan tetapi, stres merupakan konsekuensi dari
interaksi antara suatu stimulis lingkungan (suatu stressor) dan respon individual.
Stressor ini mengakibatkan dengan adanya kemunculan stres. Karena di dalam suatu
perusahaan tersebut kadang mempunyai keadaan atau suatu kondisi yang menyebabkan stres
pada karyawan, yaitu yang asalnya dari sumber potensial stres itu sendiri yang tentunya dapat
mengganggu pegawai dalam melakukan aktivitasnya atau kinerja karyawannya.

7
Dapat diuraikan stres, yaitu ketidak mampuan individu untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang dapat mempengaruhi terhadap keseimbangan fisik maupun emosional, sehingga
menimbulkan reaksi fisiologi maupun psikologis. Selain itu disini mempunyai keterkaitan
terjadinya stres mempunya unsur, yaitu seseorang, peristiwa, atau keadaan lingkungan yang
dapat atau menjadikan stres (stressor), kemudian untuk orang yang mengalami stres di
lingkungan akibat dari ketidak bisaan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi fisik
dan hubungan orang yang mengalami stres denga hal yang menjadi penyebab stres beserta hal
yang bersangkutan di dalamnya.

B. Konsep Adaptasi

Pengertian adaptasi
Adaptasi atau penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan lingkunan tetapi juga
mengubah lingkunagan dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan sifatnya pasif (autoplastik), misalnya seorang bidan desa harus dapat menyesuaikan
diri dengan norma-norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat desa tempat ia bertugas.
Sebaliknya, apabila individu berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan
sendiri sifatnya adalah aktif (alloplastis), misalnya seorang bidan desa ingin mengubah perilaku
ibu-ibu di desa untuk menyusui bayi sesuai dengan menajemen laktasi.
Menurut Robbins adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berbaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan adaptasi merupakan pertahanan yang
didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi masalah.
Yaitu secara individu atau kelompok dituntut beradaptasi ketika memasuki suatu lingkunga baru,
misalnya ; keluarga, perusahaan, bangsa, menata atau menanggapi lingkungan nya.

1. Macam-macam Adaptasi
Paling tidak ada tiga macam adaptasi :
1) Adaptasi fungsional, adalah adaptasi yang melibatkan perubahan dalam fungsi sistem organ,
morfologi, komposisi biokimia, anatomi, dan komposisi tubuh manusia.

8
2) Adaptasi epi genetik, adalah adaptasi yang merujuk pada karakteristik turunan tertentu yang
mempunya toleransi dan survival baik secara individu maupun populasi.
3) Adaptasi budaya, adalah adaptasi nonbiologis dalam tingkah laku, sosial serta peralatan
yang merupakan respon non biologis manusia untuk bertahan hidup.

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang hidup dengan berbagai budaya yang mereka
ciptakan berdasarkan pemikiran mereka. Gudykunst memaparkan bahwa adaptasi budaya
merupakan suatu proses panjang penyesuaian diri untuk memperoleh kenyamanan berada dalam
suatu lingkungan yang baru. Adaptasi manusia saat ini bisa jadi tidak akan sama dengan masa
akan datang. Tatapi manusia akan terus belajar untuk menyesuaikan diri terhadap kapasitas
budaya dan biologis mereka. Begitu juga dengan proses adaptasi yang dilakukan dalam sebuah
keluarga, antara keluarga yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda yang disesuaikan dengan
keadaan budaya yang dianut tiap keluarga tersebut.

2. Stress Cara Mengatasi


Beberapa cara untuk mengatasi stress, yakni dengan menerapkan :
1) Prinsip Homeostatis.
Stress merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan cenderung bersifat
merugikan. Oleh karena itu, individu yang mengalaminya pasti berusaha mengatasi masalah ini.
Hal demikian sesuai dengan prinsip yang berlaku pada organisme, khususnya manusia, yaitu
prinsip homeostatis. Menurut prinsip ini organisme selalu berusah mempertahankan keadaan
seimbang pada dirinya. Sehingga bila suatu saat terjadi keadaan tidak seimbang makan akan ada
usaha mengembalikannya pada keadaan seimbang.
Prinsip homeostatis berlaku selama individu hidup. Sebab keberadaan prinsip pada
dasarnya untuk mempertahankan hidup organisme. Lapar, haus, lelah, dan lain-lain. Merupakan
contoh keadaan tidak seimbagn. Keadaan ini kemudian menyebabkan timbulnya dorongan untuk
mendapatkan makanan, minuman, dan untuk beristirahat. Begitu juga halnya dengan terjadinya
ketegangan, kecemasan, rasa sakit, dan seterus nya.

Dorongan individu yang bersangkutan untuk berusaha mengatasi ketidak seimbangan ini.

9
2) Prosen Coping terhadap Stres
Upaya mengatasi atau mengelola stress dewasa ini dikenal dengan proses coping terhadap stress.
Menurut Bart Smet, coping mempunya dua macam fungsi, yaitu :
 Emotional-focused coping, dipergunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.
pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan minuman keras,
bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan dan seterusnya.
 Problem-focused coping, dilakukan dengan mempelajari keterampilan-keterampilan atau
cara-cara baru mengatasi stres.

Menurut Bart Smet, individu akan cenderung menggunakan cara ini bila dirinya yakin dapat
merubah situasi, dan metode ini sering dipergunakan oleh orang dewasa. Berbicara mengenai
upaya mengatasi Stres, Maramis berpendapat bahwa ada bermacam-macam tindakan yang dapat
dilakukan untuk itu, yang secara garis besar dibedakan menjdi dua, yaitu :

 Cara yang berorientasi pada tugas atau task oriented


 Cara yagn berorientasi pada pembelaan ego atau ego defence mechanism.
Mengatasi stres dengan cara berorientasi pada tugas berarti upaya mengatasi masalah
tersebut secara sadarm, realistis, dan rasional. Menurut Maramis cara ini dapat dilakukan dengan
“serangan”, penarikan diri, dan kompromi. Sedangkan cara yang berorientasi pada pembelaan
ego dilakukan secara tidak sadar (bahwa itu keliru), tidak realistis, dan tidak rasional. Cara kedua
ini dapat dilakukan dengan : fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi, regresi, proyeksi,
penyusunan reaksi (reaction formation), sublimasi, kompensasi, salah pindah (displacement).

3. Cara Mencegah Stress


Ada beberapa cara agar kita bisa mencegah stres, yaitu :
1) Berhenti berpikir negatif terhadap diri sendri
Berpikir positif merupakan suatu keterampilan kognitif yang dapat dipelajari melalui
pelatihan. Pada prinsipnya melalui pelatihan berpikir positig ini diharapkan subjek mengalami
proses pembelajaran keterampilan kognitif dalam memandang peristiwa yang dialami. Limbert
dari penelitiannya menyimpulkan bahwa berpikir positif mempunyai peran dapat membuat
individu menerima situasi yang tengah dihadapi secara lebih positif.
2) Terapkan pola hidup sehat

10
Supaya lebih nyaman saat beraktivitas setiap harinya, berikut anjuran pola makan yang bisa
diterapkan untuk membantu mengurangi stres :
 Perbanyak asupan serat
makanan dengan kandungan serat tinggi dalam pola makan harian dapat membantu mengurangi
stres. Karna bakteri yang bersarang di dalam usus bisa membantu menurunkan tingkat
kecemasan serta stres pada tubuh.
Setiap kali kita makan sumber serat, bakteri tersebut akan mengubah serat menjadi asam lemak
rantai pendek.
 Makan sumber karbonhidrat kompleks
Ketika stres melanda, otomatis tubuh akan melepaskan banyak hormon kortisol dan adranalin
guna mempersiapkan tubuh dalam situasi ini. Zat serotoninm yang bertugas untuk memperbaiki
suasana hari, justru menurun.
Untuk mengembalikan kadar serotonin seperti semula, dianjurkan untuk mengomsumsi asupan
karbonhidrat kompleks setiap makan. Seperti roti gandum, biji-bijian, sayuran, maupun buah-
buahan.
 Kurangi asupan lemak
Glukorkortikoid adalah kelompok hormon steroid, yang biasanya berperan dalam mendukung
kerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dalam jumlah yang berlebih, glukokortikoid dapat
menandakan kita sedang mengalami stres akut.
Singkatnya, pola makan tidak sehat, seperti terlalu banyak lemak jenuh dan trans, dapat
berdampatk buruk pada keseimbangan hormon di dalam tubuh. Salah satunya memengaruhi
kadar hormon pemicu dan pengendali stres.
 Perbanyak asupan vitamin dan mineral
Apabila kebutuhan vitamin dan mineral tubuh tidak tercukupi dengan baik, risiko munculnya
tekanan pada psikologis bisa lebih besar. Bahkan, kekurangan asupan zat gizi mikro tersebut bisa
mengacaukan keseimbangan tubuh.
 Penuhi kebutuhan cairan setiap hari
kurang cairan bukan hanya membuat kita haus, tetapi bisa membuat tubuh sampai dehidrasi.
Tanpa sadar, saat anda mengalami dehidrasi maka terjadi peningkatan kadar hormon kortisol.

11
Tinggi nya kadar hormon kortisol merupakan cara tubuh merespon atau memberikan sinyal
ketika sedang kekurangan cairan. Itulah mengapa tidak butuh waktu lama, kita akan merasa
sangat stress dan sulit berpikir jernih.

3) Melakukan aktivitas yang menyenangkan


Cara mengatasi stres terakhir adalah dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti :
 Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
 Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan
 Kembangkan hobi yang bermanfaat
 Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada tuhan
 Berpikir positif
 Tenangkan pikiran dengan relaksasi

4. Faktor yang mempengaruhi stress


Faktor-faktor yang mempengaruhi stres atau stressor menurut Hawari yang dikutip oleh
Muzdalifah M. Rahman disebut psikososial. Psikososial, yaitu setiap keadaan atau peristiwa
yang menyebabkan perusahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang menuntut penyesuaian
terhadap stressor tersebut.
Faktor-fakto yang menyebabkan stres atau disebut stressor diatas distimulus oleh individu
secara berbeda, karena pada dasarnya setiap individu itu memang berbeda. Dalam masa
penyembuhan individu ini mempunyai penyesuaian diri yaitu yang ditempuh dalam jangka yang
panjang maupun yang pendek, karena ada yang rentan terhadap stres dan ada yang tahan
terhadap stres.
Faktor yang mempengaruhi stres diantaranya, yaitu :
 Masalah kesehatan, karena menderita suatu penyakit yang sulit disembuhkan,
 Masalah keluarga, karena bertengkar dengan pasangan atau karna tak kunjung mendapatkan
keturunan,
 Masalah pekerjaan, karena tidak berhubungan baik dengan atasan atau merasa menjadi beban
ditempat kerja,

12
 Masalah kehidupan sosial, karena menjadi korban pelecehan ataupun karna menjalani proses
peradilan.
Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr faktor-faktor yang mengganggu kestabilan
(stres) organisme berasal dari dalam maupun luar. Faktor yang berasal dari dalam diri organisme
adalah :
1) Faktor Biologis, stressor biologis meliputi faktor-faktor genetik, pengalaman hidup, ritme
biologis, tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan, penyakit.
2) Faktor Psikologis, stressor psikologis meliputi faktor persepsi, perasaan dan emosi, situasi,
pengalaman hidup, keputusan hidup, perilaku dan melarikan diri.
3) Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, biotik
dan sosial.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres
seseorang dilihat dari tiga sudut pandang yaitu sudut pandang psikodinamik, sudut pandang
biologis dan sudut pandang kognitif dan perilaku, kemudian ada faktor tambahan berupa
hambatan-hambatan yang dialami individu seperti hambatan fisik, sosial dan pribadi.

13
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Stress merupakan reaksi yang diberikan tubuh Ketika menghadapi ancaman, tekanan, atau
suatu perubahan sehingga Adaptasi perlu dilakukan untuk sebuah penyesuaian terhadap
lingkungan. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu fisik serta melemahkan daya
tahan tubuh. Sehingga diperlukan pola hidup yang sehat untuk kita lakukan.

B. Saran

Berdasarkan materi yang ada Saran yang dapat penulis berikan yaitu diharapkan kita semua
dapat meningkatkan pemahaman mengenai konsep stress dan bagaimana cara mencegah serta
mengatasi stress, agar apa yang kita pelajari dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan tak lupa untuk menerapkan pola hidup yang sehat.

14
Daftar Pustaka

Musradinur. STRES DAN CARA MENGATASINYA DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/download/815/632&ved=2ahUKEwj6vdT0ydzyAhWIbSs
KHdaEDEcQFnoECC4QAQ&usg=AOvVaw1vNqMz3i5fn2vqMsMGFEaS&cshid=1630459524
761 diakses pada tanggal 1 September 2021

Esa Nur Wahyuni. MENGELOLA STRES DENGAN PENDEKATAN COGNITIVE


BEHAVIOR MODIFICATION.http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Tadrib/article/view/1385
diakses pada tanggal 1 September 2021

Marisalael. Teori stress dan adaptasi. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-


marisalael-7626-3-babii.pdf diakses pada tanggal 1 September 2021

15

Anda mungkin juga menyukai