Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TUNTUNAN BAGI IBU HAMIL, MELAHIRKAN, BAYI


BARU LAHIR
Makalah Ini Untuk Memenuhi Tugas Ilmiah Pada Mata Kuliah
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu:

ZAINUDDIN M.Pd

Disusun Oleh :

1. Bagus Gumelar
2. Hadis Asep Respiadi
3. Syahid Abdul Jalal

AKADEMI KEPERAWATAN ISTARA NUSANTARA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul TUNTUNAN BAGI IBU
HAMIL, MELAHIRKAN, BAYI BARU LAHIR dengan lancar.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada Bapak Zainuddin
M.Pd Selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam, dan semua pihak yang telah membantu selesainya penyusunan
makalah ini.

Kami sadar bahwa sebagai manusia tentu mempunyai kesalahan


dan kehilafan. Oleh karena itu kamiselaku penulis makalah ini mohon
maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Tanggerang, 20 November 2017

Penulis

iii
2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................4


1.2 Rumusan masalah..................................................................4
1.3 Tujuan penulisan ...................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tuntunan Bagi Ibu Hamil....................................................5


2.3 Tuntunan Ibu Melahirkan..................................................7
2.4 Tuntunan Adat Menyambut Bayi baru lahir....................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...........................................................................13

DAFTAR PUSAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah)
bagi kaum wanita. Hampir semua wanita akan mengalami dua masa yang
cukup “melelahkan” ini, kecuali mereka yang mengalami penyakit
tertentu atau karena faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma dan
ovum tidak mampu bertemu dan berkembang di dalam rahim seorang
wanita. Dan wanita pun kodrat nya tentu sudah pasti akan melahirkan
aank yang ia kandung selama 9 bulan lebih berapa hari dan akan menjadi
seorang ibu yang mendidik anak tersebut agar tumbuh menjadi anak yang
shoolih dan berbakti kepada orang tuanya dan bermanfat bagi sekeliling
nya disaat ia tumbuh berkembang menjadi dewasa.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Tuntunan Bagi Ibu Hamil, Melahirkan, dan
Bayi Baru Lahir ?

1.3 Tujuan Penulis

Makalah ini bertujuan agar menambah wawasan bagi


penulis dan pembaca agar mengetahui seputar tuntunan
bagi ibu hamil, melahirkan, dan menanggapi bayi lahir.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bimbingan Bagi Ibu Hamil, Melahirkan, Bayi Baru Lahir


2.1 TUNTUNAN BAGI IBU HAMIL

Kehamilan dan melahirkan merupakan kodrat alami (Sunnatullah) bagi


kaum wanita. Hampir semua wanita akan mengalami dua masa yang cukup
“melelahkan” ini, kecuali mereka yang mengalami penyakit tertentu atau karena
faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma dan ovum tidak mampu bertemu
dan berkembang di dalam rahim seorang wanita.

Setiap wanita mengalami perkembangan fisik secara bertahap. Walaupun


pada bulan-bulan pertama beban yang dipikul tidak begitu terasa berat dan
melemahkan kekuatan jasmaninya, namun pada beberapa wanita telah
mengalami perubahan fisik yg cukup berat. Ia sering merasa mual, muntah,
pusing dan mengidam. Bagi wanita hamil, perjalanan dari hari ke hari terasa
panjang dan lama. Kondisi ini menjadikan sebagian wanita hamil mengalami
kelelahan, dan kelemahan. Kondisi seperti ini merupakan perkembangan
jasmani yang wajar, Allah SWT tidak menjadikan kehamilan sebagai hukuman
tetapi sebagai karunia dan rahmat. Oleh karena itu, wanita yang sedang hamil
sangat dituntut adanya ketulusan hati, kesediaan menderita, penuh kesabaran
dan ketabahan, kepasrahan penuh pada Allah SWT dan penuh harap akan
rahmat-Nya.

Al-Qur’an sendiri telah menegaskan dalam Surah Luqman:14 , sebagai berikut


: Artinya : ……ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah…….

Begitu juga saat melahirkan anak sangatlah sarat dengan kondisi


menegangkan, penuh dengan kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan dan
kesusahan. Bahkan beberapa kaum wanita yang ditakdirkan untuk “mati
Syahid” ditengah-tengah “medan jihad” melahirkan.

Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu


diperhatikan sebagai suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada di
dalam kandungan agar senantiasa berada dalam keadaan sehat dan seterusnya
menuju kearah mendapatkan anak yang soleh/solehah. Dalam perspektif Islam,
disamping usaha-usaha lahiriah, do’a memegang peran yang penting dan sangat
menentukan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan. Beberapa hal

5
yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama menghadapi
kehamilan, adalah sebagai berikut :

1. Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan


taubat

Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan
berdo’a kepada-Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa sehat dan agar
dimudahkan melahirkan, Do’anya adalah sbb:

”dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasih. Ya Allah,
peliharalah anakku selama didalam kandungan dan sembuhkanlah ia, Engkau
maha Penyembuh, tiada sembuhan melainkan penawar-Mu, sembuh yang tidak
meninggalkan kesan buruk ya Allah, lahirkanlah ia dari kandunganku dengan
kelahiran yang mudah dan sejahterah. Ya Allah jadikanlah ia sehat sempurna,
Ya Allah perbaikilah akhlaknya, fasihkanlah lidahnya dan merdukannlah
suaranya untuk membaca Al-Qur’an dan hadis dengan berkat Nabi Muhammad
S.a.w.”

2. Memperbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan


segala larangan-Nya

Perbanyak melakukan ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan larangan


Allah SWT, seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat, senantiasa menutup
aurat. Sementara suami juga dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa sunat
terutama senin dan kamis.

3. Memperbanyak membaca Al-Qur’an

Wanita hamil dianjurkan Perbanyak membaca Al-Qur’an dan memahami


kandungannya.

Antara surat yang baik dibaca adalah :

Surah Al-Fatihah, Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah


Maryam, Surah Luqman, surah an-Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat
189

Dengan membaca surah dan ayat tersebut, selain sebagai ibadah ia juga bisa
memudahkan dalam menghadapi persalinan, mendapat anak yang sehat dan
sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh dan taat kepada Allah
dan Rasul-Nya.

4. Memperbanyak wirid dan dzikir-dzikir kepada Allah SWT

6
Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan
do’a, wirid-wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan wirid harian ataupun
yang dikhususkan baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan dan
memberikan kekuatan secara “ghaib” bagi kaum wanita dalam menjalani
kehamilan dan menghadapi masa melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat
dijadikan panduan bagi ibu hamil dan hendaknya literatur tsb harus memiliki
rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah Saw, sehingga tidak perlu
ragu-ragu akan terjebak kedalam perbuatan bid’ah yang dilarang, karena telah
melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh Nabiyullahu al-
Mustafa. Salah satu do’a-do’a, wirid-wirid dan dzikir-dzikir yang dianjurkan
adalah membaca Al-Mathurat terutama setiap pagi dan sore.

2.2 TUNTUNAN BAGI IBU MELAHIRKAN

Dzikir dan do’a ketika hampir melahirkan

Amalan berdzikir dan berdo’a amatlah dituntut bagi wanita hamil, karena
dengan berdo’a dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan dapat memupuk
kesabaran ketika dalam kesakitan melahirkan anak nanti. Selain membaca wirid
yang telah biasa diamalkan sejak awal kehamilan, ada beberapa dzikir dan do’a
yang sangat baik diamalkan, diantaranya :

”Ya Tuhan karuniakanlah kepadaku dari sisi-Mu anak yang baik sempurna
(Tidak cacat). Sesunguhnya Engkau senantiasa mendengar dan menerima
rayuan dan doa hamba-Mu”

“Tiada Tuhan yang disembah melainkan Engkau (Allah), Maha suci Ya Allah,
sesunguhnya aku termasuk di kalangan orang-orang yang zalim”

Untuk mendapatkan bakal anak yang sholeh bacalah doa :

“Tuhanku berilah kepadaku (Seorang anak) dari anak-anak yang sholeh”

Dan Apabila hampir melahirkan bacalah doa :

“Allah telah mencukupi sgala sesuatu bagiku dan kepada-Nya lah segalanya
kuserahkan”

Untuk mempermudah bersalin dianjurkan pula membaca ayat Al-Kursi

Lalu diteruskan dengan membaca :

7
Artinya : Bahwasanya Tuhanmu, adalah Allah yang telah menjadikan langit
dan bumi dan yang diantara keduanya didalam enam hari kemudian dia
bersemayam atas Arasy. Dia memasukkan malam kedalam sarang yang
mencarinya dengan cepat. Matahari, bulan dan bintang semuanya ditundukkan
dengan perintah-Nya. Dan ketahui olehmu, Allah yang mempunyai pencipta
dan suruhan. Maha Mulia Allah Tuhan semesta alam.

Seterusnya perbanyak membaca tasbih :

”Maha Suci Allah” “Aku mohon ampun kepada Allah”

2.3 TUNTUNAN ADAB MENYAMBUT BAYI BARU LAHIR

1. Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada


orang yang dikaruniai anak.

Disunnahkan memberi kabar gembira dan mengucapkan selamat kepada orang


yang dikaruniai anak, Allah SWT berfirman :

Artinya : “maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang sabar”

(Ash-Shoffat[37] : 101)

Dan dianjurkan untuk mendo’akan kesejahteraan bagi orang yang dikaruniai


anak dan anak yg baru lahir, antara do’a/ucapannya adalah :

Artinya : Semoga Allah memberkati karunia-Nya syukurilah atas pemberian


ini, penuhilah keperluannya dan rezkikannlah masa depannya.

Kemudian setelah do’a ini diucapkan, maka disunnahkan pula untuk yang
dikaruniai anak menyahutnya dengan ucapan :

Artinya : Mudah-mudahan engkau juga diberkati Allah serta dilimpahi


keberkatan kepadamu

2. Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi

Dalam hadits riwayat timidzi yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata “saya
pernah melihat rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga Hasan bi Ali
takkala dilahirkan oleh Fatimah, seperti adzan shalat”

8
Rahasia/hikmah disyariatkan adzan ini – Wallohu ‘alam — adalah :

1. Supaya yang pertama mengetuk pendengaran manusia, adalah kalimat-


kalimat adzan yang mengandung kebesaran dan keagungan Allah SWT.
2. Sedangkan kalimat sahadat yang terkandung dalan lafaz adzan sebagai
kalimat pertama yang memasukkan orang kedalam Islam merupakan
talqin baginya akan sebah syiar Islam ketika pertama kali ia masuk ke
alam dunia sebagaimana ia juga akan ditalqinkan dengan kalimat tsb
ketika akan meninggal dunia.
3. Hikmah lainnya, larinya syaitan ketika mendengar seruan adzan. Dimana
ia senantiasa mengintai bayi ketika lahir dan menjadi pendampingnya
ketika menghadapi ujian yang Allah kehendaki dan takdirkan.
4. Makna lainnya, agar ajakan terhadap bayi kepada Allah, agama Islam dan
kepada beribadah kepada-Nya mendahului ajakan syaitan.

3. Melakukan taknik

Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : “ aku
dikaruniai seorang anak kemudian aku membawanya kepada Nabiyullahu Saw.
Maka beliau menamainya Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir kurma.”

Mentaknik artinya mengambil kurma, lalu mengunyahnya hingga lembut, lalu


mengambilnya dari mulut dan meletakkan diatas jari telunjuk dan
memasukkannya kedalam dimulut sang bayiserta dengan perlahan-lahan jari itu
digerakkan kekiri dan kekanan didalam mulut bayi.

Adapun orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka yang
taqwa dan sholeh. Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk menguatkan anggota
mulut bayi supaya lebih mampu untuk menghisap susu ibunya.

4. Mencukur rambut dan bersedekah seberat timbangan rambutnya

Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri bayi baru
lahir sebaik-baiknya adalah pada hari ketujuh kelahirannya.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. Bersabda yang bermaksud :

Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : “timbanglah Rambut Husin dan
sedekahkanlah seberat timbangan perak” (HR : Al-Hakim)

Ketika Fatimah melahirkan Hasan, baginda bersabda yang bermaksud :


“cukurlah rambutnya, sedekahlah seberat timbangan (rambutnya) itu dengan
perak” (HR : Ahmad)

9
Hikmahnya adalah :

1. Bisa menguatkan pertumbuhan rambut seterusnya, menghilangkan


selaput kepala (sejenis cairan yang menutupi kulit kepala) dan juga dapat
memberi kekuatan dan ketajaman pada penglihatan mata, bau dan
pendengaran.
2. Dari sudut kemasyarakatan, memberi peluang untuk bersedekah dengan
timbangan rambut tersebut (rambut yang dicukur), disamping itu
menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas karunia-Nya.

5. Berkhitan

Khitan termasuk sunah-sunah, sebagaimana sabda Nabi yang maksudnya :

“Fitrah (kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan, memangkas
rambut, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak” (HR : Bukhori dan
Muslim).

Terdapat beberapa perbedaan pendapat tentang hukum Khitan:

Menurut Imam Abu Hanifa dan Imam Hasan Al-basri bahwa khitan itu sunah
hukumnya, berdasarkan hadits yang maksudnya :

“Bekhitan itu sunnah bagi kaum lelaki dan baik bagi kaum wanita” (HR :
Ahmad)

Sementara Imam Syafie, Imam Hanafi dan setengahnya yang lain mengatakan
bahwa khitan itu hukumnya wajib, berdasarkan hadits yang bermaksud :

“siapa yang menganut Islam, hendaklah ia berkhatan sekalipun ia dari golongan


dewasa”

Sementara khitan bagi perempuan hukumnya adalah suatu kelebihan


(keutamaan), sesuai dengan hadits tersebut diatas (HR : Ahmad)

Sedangkan waktu berkhitan ada yang berpendapat dilakukan sepekan pertama


sejak kelahiran, dan ada juga yang mengatakan sampai mendekati baligh. Yang
lebih afdhol adalah dihari ketujuh, berdasarkan hadits yang bermaksud :

“Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin serta
mengkhatan keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah kelahiran)” (HR :
Baihaqi)

10
6. Memberi nama

Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu menamai anak :
ketika anak lahir, tiga hari setelah kelahiran, menamainya dihari ketujuh
kelahirannya. Perbedaan ini adalah Ikhtilaf Tanawwu (perselisihan pendapat
dengan beberapa alternatif yang sama-sama benar). Dimana ini menunjukkan
bahwa urusan ini longgar dan segala puji hanya milik Alloh robbul’alamin.

Memberi nama adalah hak ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk menolaknya.
Kalau keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan. Sedangkan jika ada
mufakat keduanya, terdapat kelonggaran untuk saling merelakan.

Tentang nama yang disunnahkan, Rosulullah Saw bersabda :

“sesungguhnya kalian akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-nama


kalian dan nama ayah kalian, maka baguskanlah nama kalian” (HR : Abu
Dawud)

Beliau juga bersabda :

“berilah nama dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai Alloh
adalah; ‘Abdulloh dan ‘Abdurrahman. Sedangnkan nama yang paling benar
adalah Harits dan Hamman. Sementara nama yang paling buruk adalah Harb
dan Murroh”

Dalam menamai anak, terdapat beberapa panduan, antara lain :

1. Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang
baik. Sehubungan dengan itu, dilarang menamakan anak dengan maksud
dan pengertian yang buruk yg bisa mengurangi kehormatan atau mungkin
menjadi ejekan dan memalukan anak tsb.
2. Jangan menamakan anak dengan nama yang mencemarkan atau nama
yang susah untuk dimengerti maknanya.
3. Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama
Allah, mis; Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid dsb.jika nama itu akan
diberikan pada anak, hendaknya disertai dengan nama lain didepannya,
mis; Abdurrahman, Abdul Khalid dsb.
4. Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada
selain Allah, mis; abdul Uzza (hamba kepada berhala Uzza), abdul Nabi
(hamba kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah haram
hukumnya.
5. Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-
nama yang menyerupai dengan nama orang yang bukan islam, mis: jhon,
sally, cristin dsb.

11
7. ‘Aqiqah dan hukumnya

Aqiqah adalah amalan Sunnah sesai dengan hadits rosulullah, yang maksudnya
:

Dari Salman bin’Amir Abdh-Dhibbi, ia berkata : Rosulullahu Saw


bersabda,”setiap anak ada Aqiqohnya, maka tumpahkanlah darah karenanya dan
sinngkirkanlah kotoran darinya”

Beliau juga bersabda, “setiap anak tergadai dengan Aqiqohnya; yang


disembelih dihari ketujuh (kelahiran)nya, saat ia diberi nama dan dicukur
rambutnya.” (HR : semua para penyusun kitab sunan dan menurut Imam at-
Tirmizi, hadits hasan-sahih)

Beliau juga bersabda, “untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama besar
dan untuk bayi perempuan satu ekor.” (HR : Ahmad)

Adapun waktu penyembelihan hewan ‘Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika
tidak bisa pada hari keempat belas, jika tidak bisa maka dihari kedua puluh satu,
dan jika belum tersedia bagi mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.

Tujuan ‘Aqiqah adalah menghidupkan salah satu sunnah Rosulullah Saw dan
mengikuti ajaran yan g beliau bawa.

Adapun faedah ‘Aqiqah antara lain,

1. ‘Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus
dengan ‘Aqiqah-nya. Maksud dari tergadai adalah bahwa anak itu
tergadaikan (tertahan) dari memberi syafaat kedua orangtuanya (menurut
Imam Ahmad, Imam Ath’ bin Abu Rabah)
2. ‘Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan
seperti Allah SWT menebus ‘Ismail as. Dengan qibas. Binatang yang
disembelih hendaklah dipersembahkan kepada Allah SWT sebagai suatu
ibadah seperti halnya Qurban

Dalam ‘Aqiqah, disunnahkan pula hal-hal seperti dalam Qurban.


Umpamanya,menyedekahkan dan membagi-bagikan dagingnya. Dengan
demikian sembelihan untuk anak itu memuat arti pendekatan diri kepada Allah
ta’ala, kesyukuran, tebusan, sedekah, memberi makan di saat menerima
kegembiraan besar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah ta’ala dan
menampakkan nikmatnya (anak) yang merupakan tujuan utama pernikahan.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama
menghadapi kehamilan, adalah sebagai berikut : Memperbanyak mengingat
Allah SWT dengan memohon ampun dan taubat, Memperbanyak melakukan
ibadah, berbuat kebaikan dan meninggalkan segala larangan-Nya ,dll.

Hendaknya ibu yang mau melahirkan agar memperbanyak Dzikir dan


do’a ketika hampir melahirkan ,Amalan berdzikir dan berdo’a amatlah dituntut
bagi wanita hamil, karena dengan berdo’a dan berdzikir dapat menentramkan
fikiran dan dapat memupuk kesabaran ketika dalam kesakitan melahirkan anak
nanti. Selain membaca wirid yang telah biasa diamalkan sejak awal kehamilan,
ada beberapa dzikir dan do’a yang sangat baik diamalkan, diantaranya :
Dan Apabila hampir melahirkan bacalah doa : “Allah telah mencukupi
segalasesuatu bagiku dan kepada-Nya lah segalanya kuserahkan” , Untuk
mempermudah bersalin dianjurkan pula membaca ayat Al-Kursi.

Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada


orang yang dikaruniai anak. Disunnahkan memberi kabar gembira dan
mengucapkan selamat kepada orang yang dikaruniai anak, Allah SWT
berfirman : Artinya : “maka kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang sabar”(Ash-Shoffat[37] : 101). Dan dianjurkan untuk mendo’akan
kesejahteraan bagi orang yang dikaruniai anak dan anak yg baru lahir,
Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi, Melakukan taknik, Mencukur
rambut dan bersedekah seberat timbangan rambutnya , Memberi nama,
meng‘Aqiqahkanya .

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Nauroh binti abdurrahman & Ibrohim bin Sholih Al-Mahmud, 2008, Hadiyyah
Lil Ummil Jadiidah (Kado Spesial calon ibu), Al-Qowan Publishing

Nauroh binti abdurrahman, 2006, Al-Ifaadah fii Ma Ja fi wirdi ‘I-wiladah


(Dzikir ibu hamil),Smart Media

Yahya Abdurrahman Al-khatib,2006, Ahkam al-Mar’ah al-Hamil Fi asy-


Syariah al-Islamiyah (Fikih wanita hamil), Qisthi Press

Adi bin Yusuf Al-Azazi, 2005, fath Al-Karim fi Ahkam Al-Hamil wa Al-Janin
(Hamil Siapa Takut), Pustaka Al-Kautsar

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, 2007, Tahfatul-Maudud bi Ahkamil-Maulid (Fikih


Bayi), Fikr robbani Group

Muhammad Baqir Hujjati, 2008, Islam wa Ta’lim wa Tarbiyat (mendidik anak


sejak kandungan),Penerbit Cahaya

Ja’far Al-Mathari bin ‘Abdul Rahman, 2000, Panduan Menyambut Kelahiran


Bayi, Jasmine Interprise

Abdullah Al-Qari bin HJ. Saleh (A.Q.H.A.S), 2007, Amalan dan Wirid Mudah
Bersalin, Al-Hidayah Publisher

Muhammad Thalib, 2008, Ensiklopedi Keluarga Sakinah-Menyambut Sang


Buah Hati, Pro-U Media

http://www.nurmuslimah.com/index.php?view=article&catid

http://www.buyayahya.org/index.php?option=com_fireboard&itemid…

14

Anda mungkin juga menyukai