Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan hal yang normal dan menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Rasa
kekhawatiran, ketakutan maupun cemas akan muncul pada saat memasuki persalinan. Bidan
merupakan pendamping yang diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan
dukungan selama persalinan. Maka dari itu untuk mengurangi rasa kekhawatiran ibu dan
keluarga perlunya persiapan dari masing-masing pihak itu sangat di butuhkan, baik
kebutuhan fisik maupun psikologisnya. Asuhan yang mendukung selama persalinan
merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah
bersifat aktif dan ikut serta selama proses berlangsung. Kebutuhan dasar ibu selama
persalinan menurut Lesser dan Kenne meliputi, asuhan fisik dan psikologis. Kehadiran
seorang pendamping secara terus-menurus, pengurangan rasa sakit, penerimaan atas sikap
dan perilakunya, informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman. Adapun kebutuhan
dasar ibu selama persalinan yang akan kita bahas adalah pemenuhan kebutuhan fisik dan
psikologi ibu dan keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga?
2. Apa kebutuhan dasar fisik dan psikologis ibu dan keluarga?
3. Apa saja bentuk pemenuhan kebutuhan fisik ibu serta keluarga?
4. Apa saja bentuk pemenuhan kebutuhan psikologis ibu dan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kebutuhan fisik dan psikologis ibu dan keluarga.
2. Untuk mengetahui bentuk pemenuhan kebutuhan dasar fisik ibu serta keluarga.
3. Untuk mengetahui bentuk kebutuhan fisik ibu dan keluarga.
4. Untuk mengetahui bentuk kebutuhan psikologis ibu dan keluarga.

1|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebutuhan Fisik dan Psikologis
A. Kebutuhan Fisik
Merupakan berhubungan dengan keadaan jasmani atau fisik seseorang terhadap
barang dan jasa. Contoh yang termasuk ke dalam kebutuhan jasmani dalam bentuk barang
antara lain pakaian, makanan, minuman, obat-obatan, dan vitamin. Adapun yang yang
termasuk ke dalam kebutuhan jasmani dalam bentuk jasa antara lain kebutuhan rekreasi,
mendengarkan musik, dan menonton televisi dan bioskop.
A. Kebutuhan Psikologis
1. Kebutuhan Rasa Aman
Disebut juga dengan “safety needs”. Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu
terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan
hidup seseorang.
2. Kebutuhan akan Rasa Cinta dan memiliki atau Kebutuhan Social
Disebut juga dengan “love and belongingnext needs”. Pemenuhan kebutuhan ini cenderung
pada terciptanya hubungan social yang harmonis dan kepemilikan.
3. Kebutuhan Harga diri
Disebut juga dengan “self esteem needs”. Setiap manusia membutuhkan pengakuan secara
layak atas keberadaannya bagi orang lain. Hak dan martabatnya sebagai manusia tidak
dilecehkan oleh orang lain, bilamana terjadi pelecehan harga diri maka setiap orang akan
marah atau tersinggung.
4. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Disebut juga “self actualization needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu
pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat
mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.

2.2 Kebutuhan Dasar Ibu dan Keluarga


Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan.
Asuhan kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan
yang sayang ibu ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan
kelahiran.

2|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
a. Konsep Asuhan Sayang Ibu.
Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut.
b. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan
hidup ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga
privasi, memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.
c. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan,
menghargai kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu
dan keluarga dalam pengambilan keputusan.
d. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.
e. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.
f. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa
yang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.

Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe Motherhood


Intiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang ibu sebagai
berikut:
1. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk mendapatkan dukungan
emosional dan fisik secara berkesinambungan.
2. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.
3. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.
4. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan
yang nyaman bagi ibu.
5. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang
berkesinambungan.
6. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian
ilmiah tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena,
menunda kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.
7. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/
tanpa obat-obatan.
8. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.

3|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
9. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.
Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan.


Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama
proses berlangsung. Kebutuhan dasar ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne
meliputi:
1. Asuhan fisik dan psikologis

2. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus

3. Pengurangan rasa sakit

4. Penerimaan atas sikap dan perilakunya dan

5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman

2.3 Asuhan Tubuh dan Fisik

Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses persalinan hal ini juga
yang akan menghindari ibu dari infeksi. Adapun asuhan yang dapat di berikan adalah sebagai
berikut:

1. Menjaga Kebersihan Diri


a. Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah BAK atau BAB dan
menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal ini dapat menimbulkan kenyamanan dan
relaksasi serta menurunkan resiko infeksi karena adanya kombinasi anatar bloody show,
keringat, cairan amnion, larutan untuk pemeriksaan vagina dan juga veses dapat membuat
ibu bersalin merasa tidak nyaman dan sangat menyengsarakan ibu. Oleh karena itu,
gunakan kipas atau bisa juga dengan kertas atau lap yang dapat di gunakan sebagai kipas.
b. Mandi di bak atau shower dapat menjadi sangat menyegarkan dan menimbulakn rasa
santai, dan merasa sehat. Jika fasilitas tidak memungkinkan, mandi di tempat tidur juga
bisa menimbulakn efek menyegarkan.
2. Berendam
Air telah dihubungkan dengan suatu perasaan sejahtera selama berabad-abad yang lalu.
Ketertarikan terhadap air dalam proses persalinan dan kelahiran bayi ini telah
berkembang.

4|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
Beberapa wanita memilih untuk menggunakan kolam hanya untuk berendam
pada kala I dan beberapa wanita memilih untuk melahirkan di dalam air, dan yang lainnya
telah memberikan komentar tentang betapa rileksnya mereka selama berada di dalam air.
Berendam dapat menjadi tindakan pendukung dan kenyamanan yang paling menenangkan.
Diperlukan bak yang cukup dalam agar air dapat menutup abdomen ibu. Hal ini merupakan
suatu bentuk hidroterapi dan kegembiraan yang akan meredakan dan membantu konstraksi
pada ibu bersalin.
3. Perawatan mulut
Ibu yang sedang ada dalam proses persalian biasanya nafasnya bau, bibir kering dan
pecah-pecah, tenggorokan kering terutama jika dalam persalinan selama beberapa jam
tanpa cairan oral dan tanpa perawatan mulut. Hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman dan
tidak menyenangkan bagi orang di sekitarnya. Hal diatas dapat di hindari jika ibu mampu
mencerna cairan selama persalinannya.
Perawatan yang dapat di berikan adalah sebagai berikut:
a. Menggosok gigi, ibu bersalin harus di ingatkan untuk membawa sikat dan pasta gigi
kerumah sakit atau rumah bersalin untuk digunakan selama persalinan.
b. Mencuci mulut, dengan pemberian produk pencuci mulut sebagai tindakan untuk
menyegarkan nafas
c. Pemberian gliserin untuk mengindari terjadinya kekeringan pada bibir, dapat di
gunakan gliserin dengan cara mengusapkannya.
d. Pemberian permen untuk melembabkan mulut dan tenggorokan, untuk mencegah
aspirasi sebaiknya anjurkan untuk mengkonsumsi permen lolipop.
4. Pengipasan
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak mengeluarkan keringat,
bahkan pada ruang persalinan dengan kontrol suhu terbaik pun mereka akan mengeluh
berkeringat pada beberapa waktu tertentu. Tempat persalinan yang tidak menggunakan
pendingin akan menyebabkan perasaan tidak nyaman dan sangat menyengsarakan ibu
oleh karena itu gunakan kipas atau bisa juga dengankertas atau lap yang digunakakan
sebagai pengkipas aman.

5|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
2.4 Kehadiran Seorang Pendamping

Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu mengurangi rasa
sakit, membuat waktu persalinan lebih singkat, dan menurunkan kemungkinan persalian
denga operasi. Kebanyakan ibu bersalin sulit mengemukakan pertanyaan secara langsung
pada penolong persalinan pada saat bersalin. Kehadiran seorang pendamping memungkinkan
ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya secara langsung atau
melalui pendamping.

Dukungan membawa dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik atau emosional.
Dukungan tersebut juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti menggosok-gosok
punggung ibu atau memegang tangannya, mempertahankan kontak mata, ditemani oleh
orang-orang yang ramah dan di beri kepastian, bahwa ibu yang berada dalam persalinan tidak
akan di tinggal sendiri. Penelitian juga menunjukan bukti bahwa kehadiran seorang
pendamping pada saat persalian dpat menimbulkan efek positif terhadap persalinan dalam arti
dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan
menurunnya persalinan dengan operasi; selain itu kehadiran seorang pendamping persalinan
dapat menimbulakn rasa nyaman, aman, semangat dukungan emosional dan dapat
membesarkan hati ibu.

Beberapa penelitian membandingkan dukungan pendamping persalinan yang terus


menerus denga yang hadir sewaktu-waktu, baik oleh tenaga profesional maupun non
profesional. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa dukungan pendamping dari non
profesional yang terus menerus lebih penting di bandingkan dukungan yang hanya hadir
sewaktu-waktu. Alasannya adalah memantapkan rasa percaya diri ibu.

Pendamping persalinan bisa di lakukan oleh suami, anggota keluarga, atau teman yang
dia inginkan selama proses persalinan menganjurkan mereka (pendamping) untuk melakukan
peran aktif dalam mendukung ibu dan mengidentifikasi langkah-langkah yang mungkin
sangat membantu masalah kenyamanan ibu. ( Rohana, Reny Saswita, Marisah.2011.42)

Seorang bidan harus menghargai keinginan ibu untuk menghadirkan teman atau saudara
yang khusus menemaninya. Adapun dukungan yang dapat di berikan pendamping adalah
sebagai berikut:

1. Pengusap keringat
2. Menemani atau membimbing ibu jalan-jalan
3. Memberikan minum
6|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan
Kala Persalinan
4. Mengubah posisi
5. Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan melakukan tindakan yang bermanfaat
lainnya.
6. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman
7. Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi
8. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memeberikan pujian kepada ibu
Dalam buku cocrane database, suatu kajian ulang sistemmatik dari 14 percobaan yang
melibatkan 5000 wanita, memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus
menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan hal sebagai berikut:

1. Kelahiran dengan bantuan vakum dan forsep sebagai semakin kecil


2. Tindakan pembedahan untuk membantu kelahiran berkurang
3. APGAR skor kurang <7 lebih sedikit
4. Durasi persalinan semakin pendek
5. Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka.

2.5 Pengurangan Rasa Nyeri

Metode pengurangan nyeri yang di berikan oleh pendamping persalinan secra terus
menerus, sebagai berikut:

1. Sederhana
2. Efektif
3. Biaya rendah
4. Resiko rendah
5. Kemajuan persalinan
6. Hasil kelahiran bertambah baik
7. Bersifat sayang ibu
Menurut Varney Midwifery, pendekatan yang dapat dilakukan untuk mnegurangi rasa sakit
adalah sebgai berikut:
1. Menghadirkan seseorang yang dapat mendukung persalinan
2. Pengaturan posisi
3. Relaksasi dan latihan pernafasan
4. Istirahat dan privasi
5. Penjelasan mengenai proses atau kemajuan persalinan dan prosedur tindakan
6. Asuhan tubuh 7. Sentuhan
7|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan
Kala Persalinan
Penny Simpkin, mengemukakan cara untuk mengurangi rasa sakit dengan cara sebagai
berikut:

1. Mengurangi rasa sakit pada sumbernya


2. Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
3. Mengurangi reaksi mental negatif, emosional, dan reaksi ibu terhadap rasa sakit.

Nyeri dalam persalinan dapat di kendalikan dengan dua metode yaitu nonfarmakologis dan
farmakologis:

Nonfarmakologis

1. Satu kompres panas


Sebuah studi kecil mengenai kompres panas yang di letakkan di fundus, menemukan
bahwa tindakan ini akan meningkatkan aktivitas rahim . Kompres panas meningkatkan
suhu kulit lokal, mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri. Hal yang
harus di perhatikan oleh pendamping persalinan adalah panas dari alat kompres harus
dapat di rasakan senyaman mungkin oleh ibu, karena kemungkinan pada saat persalinan
ibu tidak dapat bereaksi terhadap panas yang berlebihan.

Cara pemberian kompres panas:


a. Bungkus sumber panas dengan satu atau du lapis handuk untuk memastikan sumber tidak
terlalu panas
b. Letakkan handuk basah hangat, bantalan panas, kantung pasta silika yang di panaskan,
atau botol air panas di perut bagian bawah, paha, punggung bawah, nahu, atau perineum.
Kompres panas tidak dapat di gunakan jika ibu melaporkan rasa tidak nyaman dengan
panas atau sedang demam, dan ketika bidan merasa khawatir terhadap kemungkinan terjadi
bahaya akibat panas tersebut.

2. Kompres dingin
Kompres dingin berguna untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi dan otot, mengurangi
pembengkakan , dan menyejukan kulit. Kompres dingin akan membuat baal daerah yang
terkena dengan memoperlambat transmisi nyeri melalui neuron-neuron sensorik.

8|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
Cara pemberian kompres dingin:
a. Bungkus sumber dingin dengan satu atau dua lapis handuk untuk memastikan sumber
tersebut tidak terlalu dingin dan menghindari rasa tidak nyaman mendadak yang akan terjadi
jika benda dingin langsung di letakkan pada kulit dan kemungkinan toleransi dari rasa sejuk
menjadi rasa dingin.
b. Letakkan sumber kompres dingin pada punggung bawah atau perineum (kantong es,
kantong jeli, kain basah yang diinginkan, atau botol plastik beku)

c. Pasang sabuk kantong jeli di punggung bawah sehingga memungkinkan ibu dapat
bergerak bebas

d. Kompres dingin pada rektum membantu mengurangi rasa nyeri yang tejadi karena
hemoroid
Kompres dingin tidak dapat di gunakan jika ibu tidak menginginkanya dan ketika ibu
mengatakn bahwa penggunaan kompres dingin tidak membantu atau justru malah
mengganggu.

3. Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, nyeri sendi. Hidroterapi juka dapat
mengurangiefek grafitasi bersama ketidaknyamanan yang berkaitan dengan tekanan pada
panggul dan struktur lain, tekanan yang merata pada daerah tubuh yang terendam, dan
kehangatan seringkali menghasilkan penurunan nyeri dan kemajuan persalinan aktiv
yang lebih cepat.

Jika menggunakan bak mandi, pastikan bahwa air yang di gunakan berkisar antara 37-
37,50C, karena air yang lebih hangat dapat meningkatkan suhu tubuh ibu dan mengakibatkan
trakikardi.
Pemantuan janin pada hidroterapi di lakukan dengan menggunakan doppler genggam
yang kedap air. Hidroterapi tidak dapat digunakan jika keseimbangan atau kemampuan
berdiri ibu tidak memadai-karena pengaruh obat-obatan atau sebab-sebab lain, terjadi
perdarahan atau gawat janin pada saat pembukaan lengkap dan tidak ada rencana untuk
melahirkan di dalam air, atau jika wanita sudah mendapatkan anastesi epidural untuk
mengatasi nyeri.

9|Mengetahui Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Sesuai Dengan


Kala Persalinan
4. Counterpressure
Tekanan yang terus menerus selama kontraksi di lakukan pada tulang sakrum wanita
atau kepalan salah satu tangan, atau pemerasan pada kedua pinggul. Hal tersebut dapat
membantu mengurangi nyeri punggung yang dirasakan oleh wanita melahirkan. Belum jelas
bagaimana ini dapat membantu, tetapi penekanan ini sangat membantu dalam mengurangi
nyeri yang dirasakan. Remasan panggul dapat mengurangi peregangan yang terjadi pada
sakro iliaka sehingga mengurangi tegangan-tegangan yang terjadi akibat penekanan internal
dari kepala janin. Counterpressure tidak dapat diteruskan jika wanita merasa penekanan tidak
dapat menolong dalam mengurangi rasa nyeri yang dideritanya.

5. Penekanan Lutut
Tekanan langsung melalui tulang paha kearah satu atau du asendi pinggul melepaskan
sendi sakro iliaka dari ketegangan dan dapat mengurangi rasa nyeri. Penekanan lutut tidak
dapat dugunakan jika ibu mengalami nyeri sendi, peradangan, atau kerusakan pada lutut, dan
ketika ibu mengalami penekanan lutut tidak membantu mengurangi rasa nyeri.
Penekanan lutut di lakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Wanita dengan posisi duduk
Wanita duduk tegak di kursi dengan kaki ditempatkan di lantai , jika tidak sampai,
gunakan buku atau penyasngga lain sehingga kaki bisa menapak. Pendamping atau bidan
berlutut di depan ibu sambil memegang lutut dan menekannya sepanjang kontraksi .
Wanita akan merasakan punggung terasa lega dan nyeri berkurang.
b. Wanita dengan posisi berbaring miring dengan satu atau dua bantal menyangga lutut.
Diperlukan 2 orang, tekanan hanya pada lutut yang terletak di bagian atas, wanita
menekuk lutut atas dan sendi pinggul sampai membentuk sudut 90 derajat. Satu orang
menekan sakrum wanita selama kontraksi untuk menstabilaknannya dan yang lainnya
menekan lutut atas langsung kearah sendi pinggul wanita.
6. Gerakan
Menggerak-gerakan tubuh secara berirama merupakan salah satu cara yang alamiah
untuk mengkoping persalianan dengan baik. Gerakan tubuh yang berirama adalah berdiri
dan berayaun pada sebuah meja, berlutut sambil bergoyang dengan di sangga pasangan,
atau dengan bantuan sebuah bola besar yang mampu menhan bebab sampai dengan 136

10 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
kg. Jika sangga pasangan, maka akan mengurangi produksi ketoklamin sehingga
meningkatkan perasaan sejahtera
Bentuk bulat dari bola memungkinkan ibu untuk berayun tanpa usaha. Hal yang perlu
di perhatikan adalah wanita sebaiknya berpegangan pada tempat tidur atau pada pasangannya
sampai ia merasa seimbang. Bola ini juga dapat digunakan untuk meringankan beban
punggung orang tua saat mereka harus menggendong bayinya di bandingkan dengan berjalan
dengan dengan menggendong bayinya.
Meskipun sudah dialami oleh sebagian besar wanita, rasa nyeri saat persalinan
bersifat unik dan berbeda pada tiap individu. Rasa nyeri memiliki karakteristik tertentu yang
sama atau bersifat umum. Pengendalian rasa nyeri berhubungan dengan keputusan untuk
mengimplementasikan atau memberikan pengendalian rasa nyeri tersebut.

Rasa nyeri pada persalinan yang di alami saat persalinan di sebabkan oleh kontraksi
uterus, dilatasi serviks, dan distensia perineum; yang terjadi pada akhir kala I dan II dengan
peregangan vagina dan dasar panggul untuk mengakomodasikan bagian terendah janin.

Adapun tindakan pendukung yang dapat diberikan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan posisi
Faktor penting saat seorang wanita dalam persalinan adalah bukan saat ia akhirnya
melahirkan, tetapi saat ia tetap mampu bergerak dengan gelisah selama persalinan. Mobilisasi
akan membantu ibu untuk merasa terkendali.
Membiarkan ibu bersalin ountuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan,
misalnya mengurangi rasa tidak nyaman; mengurangi trauma perineum, dan menjadi lebih
mudah meneran. Posisi juga merupakan salah satu dsar yang mempengaruhi keutuhan
perineum. Oleh karena itu, ibu bersalin harus diperolehkan memilih posisi mereka sendiri
saat persalinan.
Posisi yang di terapkan saat persalinan harus dapat menghindari terjadinya hipoksia pada
janin, menciptakan pola kontraksi uterus yang efisien, meningkatkan dimensi pelvis,
memudahkan pengamatan janin, memebrikan paparan perineum yang baik, menyediakan
daerah yang bersih untuk melahirkan, dan menimbulkan perasaan yang nyaman bagi ibu.
a. Posisi berbaring terlentang
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring kekiri atau kekanan. Salah satu kaki diangkat,
sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi yang disebut posisi lateral ini,
umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat.
11 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
Normalnya, posisi ubun-ubun bayi berada didepan jalan lahir. Posisi bayi dikatakan tidak
normal jika posisi ubun-ubunnya berada dibelakangnya atau disamping. Dalam kondisi
tersebut biasanya dokter akan mengarahkan ibu untuk mengambil posisi miring. Arah posisi
ibu tergantung pada letak ubun-ubun bayi. Jika berada dikiri, maka ibu dianjurkan untuk
mengambil posisi miring kekiri sehingga bayi diharapkan bisa berputar,demikian pula
sebaliknya.
Keuntungan posisi berbaring miring adalah:
 Peredaran darah balik ibu berjalan lancar,sehingga pengiriman oksigen dalam darah dari
ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu.
 Kontraksi uterus lebih efektif
 Memudahkan bidan dalam memberikan petolongan persalinan
 Karena tidak terlalu menekan, proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan –
lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman

Posisi berbaring adalah:


 Memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan ibu

b. Jongkok
Posisi ini sudah dikenal sebagai posisi bersalin yang alami.
Keuntungan posisi jongkok adalah :
 Memperluas rongga panggul, diameter transversal bertambah 1 cm dan diameter
anteroposterior bertambah 2 cm
 Proses persalinan lebih mudah
 Posisi ini menggunakan gaya gravitasi untuk membantu turunya bayi
 Mengurangi trauma pada perineum
Kekurangan posisi jongkok adalah:

 Memungkinkan timbul cedera pada kepala bayi,karena tubuh bayi yang berada dijalan
lahir bisa meluncur dengan cepat. Untuk menghindari cedera, biasanya ibu berjongkok
diatas bantalan empuk yang berguna menahan kepala bayi

12 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
c. Merangkak
Pada posisi ini ibu merebahkan badan dengan posisi merangkak , kedua tanggan menyanggah
tubuh dan kedua kaki ditekuk sambil dibuka.
Keuntungan posisi merangkak adalah:
 Posisi merangkak seringkali merupakan posisi paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri
punggung saat persalinan
 Mengurangi rasa sakit
 Mengurangi keluhan hemoroid
d. Semi duduk
Posisi ini merupakan posisi yang paling umum diterapkan di RS/RSB di indonesia. Pada
posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar pada bantal, kaki ditekuk, dan paha dibuka
kearah samping. Posisi ini cukup dapat membuka ibu merasa nyaman.
Kentungan posisi semi duduk adalah :
 Memudahkan melahirkan kepala bayi
Kerugian posisi semi duduk adalah :

 Titik berat berada pada tulang sakrum, sehingga tulang koksigis akan terdorong kedepan,
dan akan menyebabkan rongga menjadi lebih sempit.

e. Duduk
Pada posisi ini, duduklah diatas tempat tidur dengan disangga beberapa bantal atau bersandar
pada tubuh pasangan. Kedua kaki ditekuk dan dibuka, tangan memegang lutut, dan tangan
pasangan membantu memegang perut ibu
Keuntungan posisi duduk adalah :
 Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu turunya bayi
 Memberi kesempatan untuk istirahat diantara dua kontraksi
 Memudahkan melahirkan kepala bayi

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih posisi persalinan.

a. Keamanan
Posisi yang baik idealnya tidak menimbulkan cedera. Walaupun ada faktor penyulit
yang memungkinkan cedera pada ibu maupun bayinya. Paling tidak kemungkinan

13 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
tersebut diminimalkan. Cedera yang umumnya terjadi pada ibu antara lainsobeknya
rahim, perdarahan hebat, dan robekan jalan lahir, sedangkan trauma pada bayi di
antaranya trauma kepala, patah kaki atau patah tangan.

b. Kenyamanan
Tidak bisa dipungkiri bahwa persalinan merupakan kerja keras dan perjuangan bagi ibu
maupun tim medis yang menanganinya. Oleh karena itu ibu berhak mendapatkan
pelayanan terbaik, termasuk tempat bersalinyang nyaman. Tempat tidur dan segala
keperluannya haruslah memenuhi standart higine guna meminimalkan resiko bayi
maupun ibu terkena infeksi.
c. Bantuan medis
Apapun kondisi pesalinan yang dipilih, prosesnya haruslah dbantu oleh tim medis yang
ahli dan terlatih. Dokter, bdan, dokter anak serta perawat yang membantu harus bener-
benar memahami tugasnya dalam memimpin damn mendampingi ibu menjalani proses
persalinan. Dengan deikian, resiko terjadinya cedera bisa diminimalkan.

Pengaturan posisi juga melibatkan penempatan bantal, ibu bersalin memerlukan bantal
dibawah kepalanya untuk dapat meningkatkan relaksasi, mengurangi tekanan otot, dan
mengeliminasi titik-titik tekanan. Beberapa hal dibawah ini juga dapat mengurangi rasa nyeri
pada ibu diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Anjurkan ibu mencoba posisi yang nyaman
b) Ibu boleh berjalan, berdiri ,duduk, ataupun jongkok ,berbaring, miring atau merangkak
c) Jangan menempatkan ibu pada posisi terlentang karena dapast menyebabkan supine
hypotensi sindrome.

2. Relaksasi dan latihan pernafasan


Bernafas dalan dengan rileks sewaktu ada his, dengan cara meminta ibu untuk
menarik nafas panjang, tahan nepas sebentar , kemudian lepaskan dengan cara meniup
sewaktu ada his. Akan tetapi hal tersebut sudah tidak dianjurkan lagi sekanrang ibu
dianjurkan untuk bernapas seperti biasa dan meneran pada pada saat ibu merasakan adanya
dorongan.

14 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
3. Usapan di punggung atau abdomen
Jika ibu suka, lakukan pemijatan dipunggung atau mengusap perut dengan lembut.
Hal ini dapat memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu bersalin sehingga akan
mengurangi rasa sakit.

4. Pengosongan kandung kemih


Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin. Kandung kemih yang penuh akan
menyebaban nyeri pada bagian abdominal juda menyebabkan sulit turunya bagian terendah
dari janin. ( Rohana, Reny Saswita, Marisah.2011.47-54)

Metode pengendalian nyeri punggung persalinan secara farmakologis:


1. Sedatif, misalnya golongan barbitural
2. Opiod, misalnya morfin

2.6. Penerimaan Terhadap Kelakuan dan Tingkah Lakunya


Penerimaan akan tingkah laku dan sikap, juga kepercayaannya mengenai apapun yang
ibu lakukan merupakan hal terbaik yang mampu ia lakukan pada saat itu. Biarkan sikap dan
tingkah lakunya,beberapa ibu mungkin akan berteriak pada puncak kontraksi, berusaha untuk
dim, dan ada pula yang menangis. Itu semua merupakn tingkah laku yang pada saat itu dapat
dilakukannya. Sebagai seorang bidan yang dapat dilakukan adalah dengan menyemangatinya
dan bukan memarahinya.
Persalinan dan kelahiran merupan hal yang fisiologis namun banyak wanita yang
tidak siap untuk menghadapi persalinanya. Wanita biasanya membutuhkan perhatian lebih
dari suaminya dan keluarganya, bahkan bidan sebagai penolong persalinan\.
Asuhan yang harus diberikan adalah pemberian dukungan mental dan penjelasan
kepada ibu bahwa rasa sakit ini alami selma persalinan merupakan suatu proses yang harus
dilalui dan diharapkan ibu tenang dalam menghadapi persalinan.

2.7 Informasi dan Kepastian Tentang Hasil Persalinan Yang Aman


Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya, sehngga ia
mampu mengambil keputusan dan ia juga perlu diyakinkan bahwa kwmajuan persalinananya

15 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
normal. Kita hendaknya menyadari bahwa kata –kata menpunyai pengaruh yang sangat kuat,
baik positif maupun negatif.

Setiap ibu bersalin selalui ingin mengetahui apa yang terjadi pada tubuhnya:

1. Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan. Wanita yang telah siap
mempunyai anak biasanya mengetahui proses-proses persalinan dan merasa ingin
diinformasikan mengenai perkembangannnya, dsedangkan pada ibu yang belum siap
biasanya mereka ingi mengetahui apa saja yang terjadi pada tubuhnya.
2. Jelaskan semua hasil pemeriksaan.menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan akan
mengurangi kebingungan pada ibu, ingat bahwa pada setiap tindakan yang akan kita
lakukan harus memperoleh persetujuan.
3. Pengurangan rasa takut akan menurunkan nyeri akibat ketegangan dari rasa takut.
4. Penjelasan tentang prosedur dan adanya pembatasan hal ini memungkinkan ibu
bersalin merasa aman dan dapat mengatasinya secara efektif. Ibu bersalin harus
menyadari bahwa prosedur dan keterbatasan prosedur merupakan salah satu hal yang ia
perlukan dan akan membantunya.

16 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu yang sangat
mempengaruhi angka kesakitan dan kematian ibu pada bayi baru lahir, karena dengan
dilakukannya suhan intrapartum yang tepat akan mencegah sebagian besar penyebab
kesakitan dan kematian ibu.
Oleh karena itu dalam suatu persalinan seorang wanita membutuhkan dukungan baik
secara fisik maupun emosional untuk mengurangi rasa sakit maupun ketegangan, yaitu
dengan mengatur posisi yang nyaman dan aman bagi ibu dan bayi. Persalinan adalah saat
yang menegangkan yang mengungkah emosi ibu dan keluarganya, bahkan menjadi saat hal
yang menyakitkandan menakutkan bagi ibu. Agar dapat meringankan kondisi tersebut,
seorang wanita memerlukan dukungan selama persalinan: karena dukungan emosional
selama persalinan akan menjadikan waktu persalinan menjadi lebih pendek, meminimalkan
interfensi, dan menghasilkan persalinan yang baik
Asuhan yang sifatnya memberikan dukungan selama persalinan merupakan suatu
standart pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dukungan fisik dan emosional yang diberikan oleh
bidan harus memperhatikan prinsip-prinsip asuhan sayang ibu.

3.2 Saran
Sebaiknya ibu dan keluarga mengikuti saran tenaga kesehatan karena demi keselamatan ibu
dan keluarga pada saat menjelang persalinan. Dan juga sebaiknya bidan dalam memberikan
saran kepada ibu dan keluarga harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti untuk ibu
dan keluarganya.

17 | M e n g e t a h u i K e b u t u h a n D a s a r I b u B e r s a l i n S e s u a i D e n g a n
Kala Persalinan

Anda mungkin juga menyukai