PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu mens dan pause. Mens yang berarti siklus
menstruasi dan pause yang berarti berhenti. Menopause berarti masa berhentinya menstruasi
yang merupakan bagian universal dan ireversibel dari keseluruhan proses penuaan yang
melibatkan sistem reproduksi. Menopause terjadi beberapa hari pada kehidupan seorang wanita,
sehingga dalam pandangan luas, menopause merupakan suatu masa perubahan pada diri wanita,
yang meliputi perubahan social, sosiologis dan psikologis yang terjadi beberapa bulan sampai 1
tahun. Usia pertengahan pada wanita ini dimulai dari umur 40-60 tahun. Tanda yang paling
penting pada masa ini adalah menopause. Usia rata-rata menopause di Amerika Serikat adalah 51
Tahun dengan kisaran normal 40-60 tahun. Akibat bertambahnya harapan hidup, kurang lebih
sepertiga dari kehidupan wanita dihabiskan dalam tahun-tahun pasaca menopause. Menopause
bisa alamiah, akibat pembedahan, atau pengaruh-pengaruh lain seperti terapi radiasi atau
kemoterapi. Menopause terjadi rata-rata 2 tahun lebih awal pada perokok daripada bukan
perokok. Menopause berarti berhentinya menstruasi tetapi kata ini umumnya digunakan
mencakup masa premenopause dan 10 tahun atau lebih setelah berhentinya menstruasi. Masa ini
lebih tepat disebut masa klimakterium.
Klimaterium adalah proses perubahan dari keadaan yang reproduktif. Proses ini
berlangsung dalam masa waktu 3-5 tahun dan kadang-kadang disebut masa perimenopause.
Klimaterium juga berarti masa penuaan, merupakan peralihan dari masa reproduksi le
nonreproduksi. Fase ini mencakup perimenopause dengan memperpanjang periode sebelum dan
sesudah perimenopause. Pengetahuan bahwa klimakterium adalah suatu proses dan bukan suatu
peristiwa adalah penting secara efektif dapat menangani permasalahan yang dihadapi wanita
dalam masa-masa ini. Proses klimakterium disebabkan oleh kehabisan oosit.
Jumlah oosit mencapai puncak pada usia kehamilan 20 minggu. Sebagian besar dari
mereka mengalami atresia menjelang waktu kelahiran. Pada usia menjelang 40 tahun, mereka
lebih sulit direkrut untuk menjadi matang yang berakhir dengan anovulasi dan haid yang tidak
teratur. Folikel-folikel yang tersisa menghasilkan sedikit esterogen yang menyebabkan kadar
FSH meningkat. Kadar esterogen yang lebih rendah menyebabkan gejala-gejala klimakterium.
Untuk kejelasan pengertian, perlu disampaikan dahulu beberapa istilah yang sering
berkaitan dengan menopause. International Menopause Society (IMS) pada 1999 menyampaikan
rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996) sebagai berikut:
Menopause dimulai dengan menurunnya fungsi alat reproduksi dan organ pertama yang
terkena adalah ovarium berupa perubahan struktur dan fungsinya. Menjelang menopause terjadi
perubahan hubungan hormone ovarium dan hipofise yang terbalik di mana hormone ovarium
menurun dan hipofise meninggi.
Dari usia rata-rata 40 (±5 tahun), ovarium wanita kurang reseptif terhadap efek FSH dan
LH, baik karena jumlah tempat pengikatan reseptor pada masing-masing folikel berkurang
maupun karena semakin banyaknya folikel yang hilang ataupun karena kedua-duanya. Efeknya
sekresi estrogen menurun dan berfluktuasi sehingga anovulasi menjadi lebih sering. Fluktasi
merupakan faktor utama yang menyebabkan gangguan menstruasi pada beberapa wanita dalam
tahun-tahun sebelum menopause. Tambahan pula, umpan balik negatif terhadap hipotalamus dan
kelenjar hipofis kurang efektif sehingga kadar FSH mulai meningkat.
Semakin lanjut, jumlah folikel makin sedikit tersisa di dalam ovarium dan kadar
esterogen mulai menurun dengan cepat. Ketika hal ini terjadi, kadar FSH terus-menerus
meningkat. Demikian juga LH dan mencapai puncaknya pada pascamenopause. Kadar
gonadotropin sirkulasi yang tinggi menetap mulai saat itu.
Sisa folikel ovarium menjadi lebih resisten terhadap kadar FSH yang tinggi dan sekresi
esterogen semakin berkurang hingga terjadi oligomenore dan kemudian amenore. Jika amenore
menetap selama 6 bulan dengan atau tanpa gejala menopause, berarti telah terjadi menopause.
Jika dokter ragu-ragu apakah telah terjadi menopause, diagnosis dapat dikonfirmasi dengan
mengukur FSH serum beberapa kali. Kadar >40IU/L menunjukkan menopause. Pengukuran
kadar estrogen tidak bermanfaat karena kadar estron, estradiol dan estriol juga berfluktuasi
sekalipun setelah menopause terutama dalam 12 bulan pertama. Terjadi perubahan rasio
estradiol, estron. Estron merupakan bagian estrogen yang dominan dalam darah. Setelah
menopause, setiap estrogen sirkulasi yang terdeteksi disintesis didalam lemak perifer dengan
aromatisasi androstenedion yang terutama berasal dari korteks adrenal dan sedikit berasal dari
stroma ovarium.
Penurunan estrogen sirkulasi sampai pada
kadar yang rendah setelah menopause
menyebabkan atrofi organ pada traktus
genitalis dan payudara. Ovarium, tuba fallopi
dan uterus mengalami atrofi secara progresif.
Di dalam uterus, serabut otot diubah menjadi
jaringan fibrosa dan setiap mioma yang ada
menjadi atrofik.
Epitel vagina menjadi lebih tipis dan rugae berkurang. Sel intermediate menggantikan sel
superficial. Sekresi vagina dan keasaman vagina berkurang sehingga pertumbuhan organisme
patogen lebih mudah terjadi. Mukosa uretra mungkin menjadi atrofik. Genitalia luar perlahan-
lahan menjadi atrofik dan pada usia lanjut lemak labia mayora hilang sehingga menampakkan
labia minora.
Wanita pada masa klimakterium dan menopause dapat mengalami berbagai gangguan,
seperti gangguan endokrin. Kelenjar endokrin bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi
internal tubuh. Kelenjar endokrin memproduksi banyak hormone, yaitu pituitary, hipotalamus,
tiroid, dan adrenal.Keadaan tersebut mempunyai dampak yang signifikan pada seksual wanita.
Pada dasarnya, fase-fase kehidupan seorang wanita berhubungan dengan fungsi organ
reproduksinya. Wanita akan mengalami perubahan besar dalam tubuhnya, sejak sebelum haid,
saat haid dan berhentinya haid. Hal ini akan mempengaruhi fisik maupun psikis seorang wanita
secara keseluruhan.
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya sel telur dalam ovarium, maka hormone
estrogen dan progesterone mengalami peningkatan dan penurunan. Demikian seterusnya kerja
ovarium mempengaruhi kerja organ reproduksi lainnya, termasuk hormone tubuh dalam siklus
bulanan seorang wanita sampai berakhirnya masa reproduksi, yaitu menopause.
1. Gangguan pada Klimakterium
a. Gangguan neurovegetatif/ gangguan vasomotorik
Muncul berupa gejolak panas (hot flush), keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dada
berdebar-debar, susah bernapas, jari-jari atrofi, dan gangguan usus atau pencernaan.
b. Gangguan Psikis
Berupa depresi, kelelahan, mudah tersinggung, gairah seksual berkurang, dan susah tidur.
c. Gangguan Somatik
Selain berupa gangguan haid atau amenorea, mencakup pula gangguan kolpitis atrofikans,
ektropium ekstropion, osteoporosis, atritis, aterosklerosis, sclerosis coroner, dan adipositas.
2. Gangguan Menopause
a. Menopause premature/ menopause precock
Menopause premature adalah gangguan jadwal menopause premature bila:
1. Haid berhenti pada umur 40 tahun.
2. Terjadi gejala premenopause berupa hot flush dan kenaikan gonadotropin.
b. Menopause terlambat
Gangguan jadwal menopause berupa menopause terlambat bila:
1. Haid berhenti setelah berumur 55 tahun.
2. Muncul gejala menopause di umur tersebut.
Efek jangka panjang defisiensi estrogen dapat mengurangi umur harapan hidup dan kualitas
hidup. Keadaan ini dapat meningkatkan resiko penyakit jantung iskemik dan osteoporosis.
a. Penyakit Jantung Iskemik
Selama masa hidupnya, seorang wanita mempunyai angka mortalitas oleh penyakit
kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Pada pasca menopause,
kesengajangan ini semakin dekat. Hasil-hasil pengamatan ini member kesan bahwa
estrogen memberikan proteksi tertentu terhadap timbulnya penyakit jantung.
b. Osteoporosis
Ketika seorang wanita dan laki-laki menjadi semakin tua, terdapat peningkatan
kecenderungan tulang-tulang mereka menjadi osteopenik dan terjadi fraktur spinal yang
menyebabkan gejala nyeri punggung dan pemendekan tinggi badan. Wanita lain
mengalami fraktur pada pergelangan tangan atau panggul akibat terjatuh yang
sebelumnya dianggap ringan. Wanita ini menderita osteoporosis. Wanita
pascamenopause yang kehilangan estrogen mengalami osteoporosis lebih dini daripada
laki-laki yang terlindungi sekurang-kurangnya hingga usia 75 oleh testosterone sirkulasi.
3.2 Saran
Menjadi tua dan keriput memanglah hal yang sering ditandai oleh para wanita. Namun
hal ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaanya, Justru seharusnya sadar bahwa
wanita yang mengalami menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang
dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause
akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh karena itu, masa menopause merupakan masa yang
membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak terutama keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Raybun William F, Carey Christoper J. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya
Medika.