Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
  Monopouse atau penuaan bukanlah mitos. Keduanya merupakan kenyataan. Pengalaman
perempuan dengan kedua kenyataan tersebut apakah penuh penderitaan atau tidak, tergantung
bagaimana perasaan perempuan mengenai dirinya sendiri.
Setiap perempuan pasti mengalami menopause memasuki usia 50 tahun. Namun dalam
perkembangannya, perempuan berusia 35 tahun pun bisa mengalami menopause atau yang
dikenal dengan istilah menopause dini.
Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang akan menginjak
umur 44 tahun ke atas dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap untuk
menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang telah
mendapatkan/ mengalami menopause gairah seksualnya juga akan menurun. Keadaan demikian
dipahami sebagian masyarakat kita terutama pada generasi tua bahwa pada keadaan menopause,
wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seks. Hal ini merupakan sebuah mitos di
masyarakat kita.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua.
Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada
tahun 1950 pada umur yng mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina pada tahun 1982 di
Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah mengalami
menopause. Dan hal ini yang dikhawatirkan oleh pasangan suami istri pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Menopause dan jenis-jenisnya?
2.       Apa penyebab dan gejala-gejala menopause?
3.       Apa saja tahap-tahap dari menopause?
4.      Apa saja tanda awal menopause?
5.      Apa saja gangguan pada menopause?
6.      Apa saja komplikasi dari monopause?
7.      Bagaimana pengobatan pada menopause?
8.      Bagaimana pola makan sehat menuju menopause?
9.      Bagaimana  cara berolahraga pada saat menopause?

C. Tujuan
1.      Mengetahui menopause dan jenis-jenisnya.
2.       Mengetahui penyebab dan gejala-gejala menopause.
3.      Mengetahui tahap-tahap dari menopause.
4.      Mengetahui tanda awal menopause.
5.      Mengetahui gangguan pada menopause.
6.      Mengetahui komplikasi dari monopause.
7.      Mengetahui pengobatan pada menopause.
8.      Mengetahui pola makan sehat menuju menopause.
9.      Mengetahui cara berolahraga pada saat menopause

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menopouse dan jenis-jenisnya
     Monopause berasal dari bahasa yunani yaitu “Mens” yang artinya siklus mentruasi dan
“pausis” yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan menopause merupakan masa berhentinya
siklus mentruasi seorang wanita. Monopause merupakan pengertian dari berhentinya masa
kesuburan dan masa reproduksi wanita ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus
bulanan seiring bertambahnya usia dan penurunan hormon. Diagnosis menopause dibuat setelah
terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun atau tidak mengalami mentruasi selama satu
tahun.

Monopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan mentruasi
seorang wanita yang terjadi dipertengahan usia 40 tahun ke atas. Selama masa transisi ini,
ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari
horman esterogen dan progesteron.

Hormon esterogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat induk telur mulai
melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan menggembangkan payudara wanita serta rahim.
Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik
maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi mentruasi dan
mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.

Monopause rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch terjadi, maka
lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat menarch terjadi, makin cepat menopause
timbul. Pada abad ini umumnya Nampak bahwa menarch makin dini timbul dan menopause
makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang. Walaupun demikian di
negara-negara maju rupaya menarch tidak lagi bergeser ke umur yang lebih mudah, tampaknya
batas maksimal telah tercapai. Monopause yang artificial karena operasi atau radiasi pada
umumnya menimbilkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan menopause alamiah.
Jenis-jenis Monopause

Monopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause
premature (dini).
1.      Monopause Alamiah
Monopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Monopause alamiah
terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun.
Meskipun seluruh prose situ kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu
mentruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Mentruasi datang
secara fluktuatif. Lama intensitasnya dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita
yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak
membutuhan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik.
Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause.

2.      Monopause Dini
     Monopause dini ini terjadi sebelum usia 45 tahun dianggap sebagai menopause yang cepat,
tetapi menopause dini biasanya didefenisikan sebagai menopause yang terjadi sebelum usia 40
tahun. Kadang-kadang, menopause dini juga disebut sebagai kegagalan ovarium dini (premature
ovarian failure, POF), karena hal tersebut adalah masalah yang telah menyebabkan menopause
dating lebih cepat. Namun demikian, sangat penting untuk mencatat bahwa POF dan menopause
dini tidak selalu merupakan hal yang sama. Tidak semua kasus POF adalah permanen pada
beberapa kasus, fungsi ovarium dapat dipulihkan dan mentruasi dapat berlangsung kembali.
Seperti yang kita ketahui, menopause ditentukan oleh masa mentruasi yang paling akhir, dan hal
ini hanya dapat terjadi jika POF bersifat permanen.

     Monopause ini disebabkan oleh gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman
beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolahraga. Gejala menopause dini dengan
menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang
sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak  lebih parah. Ini
terlihat dari keluhan-keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung
koroner yang dating lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai.

B.Penyebab dan  Gejala-gejala Menopouse


Untuk memahami mengapa terjadi menopause, mengapa dan bagaimana menopause itu
mempengaruhi perempuan, pertama-tama kita harus memiliki pemahaman dasar tentang sistem
endokrin perempuan. Sistem endokrin adalah sistem yang mengatur semua zat penting didalam
tubuh perempuan yang dikenal sebagai hormon. Dua hormon penting yang dihasilkan perempuan
adalah esterogen dan progesteron. Salah satu bagian tubuh perempuan yang menghasilkan
hormon estrogen adalah indung telur. Keduanya berfungsi dan diperlukan untuk pelepasan
jaringan dinding rahim. Meskipun saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain hormon-
hormon ini berbeda. Salah satu hal istimewa mengenai tubuh perempuan ialah jika salah satu
organ melemah maka organ yang lain akan membantu. Itu pula yang terjadi dengan persediaan
esterogen perempuan. Ketika indung telur, yang merupakan bagian tubuh yang berhubungan erat
dengan produksi esterogen, kehilangan sel-selnya (sama halnya dengan bagian-bagian lain dari
tubuh kita sejalan dengan bertambahnya usia) maka kelenjar-kelenjar adrenalin akan mengambil
alih sebagian produksi. Oleh karenanya seorang perempuan yang mengalami menopause bukan
berarti otomatis/ langsung menurun gairah seksualnya.
            Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik dalam awal pertama
kali terjadi, dalam siklus, jumlah darah yang keluar, maupun dalam gejala-gejala yang
menyertainya. Demikian pula ketika terjadi menapause akan menimbulkan gejala-gejala yang
berbeda pada tiap orang. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala
menopause dapat berupa antara lain; insomnia, rasa panas (hot flash), banyak berkeringat,
depresi, berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia). Gejala
lain yang menjadi tand menopause adalah gangguan sembelit, ganguan punggung dan tulang
belulang, bengkak, linu serta nyeri. Karena sifat gejala yang berbeda-beda pada tiap orang itu
maka ada baiknya jika anda mencatat tanggal-tanggal haid anda serta gejala-gejala “yang tidak
biasa” yang mungkin terjadi, setelah anda mencapai atau melampaui usia 40 tahun.

C.Tahap-tahap Menopouse
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause, menopause, dan
pasca menopause.
1.      Pramenopause
        Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala
menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan masa siklus haid benar-
benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang
berarti.
2.      Monopause
        Masa monopause menandakan menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause
hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun.
3.      Pascamenopause
           Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya keadaan fisik dan psikologisnya
sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan hormonalnya.

D.Tanda Awal Menopouse


1.      Perubahan kejiwaan
Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah merasa tua, mudah
tersinggung, mudah kanget sehingga jantung berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan
seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit
mencapai kepuasan, dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu.
2.      Perubahan fisik
   Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit
menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar
matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik-bintik
hitam, kelenjer kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Karena
menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan
mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka
akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi

E.Gangguan Pada Menopouse


Gangguan menopause ialah jadwal menopause.
1.      Monopause premature
   Terhentinya haid pada umur 40 tahun. Terdapat gejala premonopause hot flushes (rasa panas),
dan gonadotropin.
2.      Monopause terlambat
   Pada kira-kira usia 45 tahun, empat dari lima wanita akan mengalami menopause. Akan tetapi,
jika menopause tertunda sampai setelah usia 55 tahun, maka hal tersebut dianggap terlambat.
Kemungkinan disebabkan oleh kelebihan berat badan.
   Seperti yang kita ketahui, sebagian besar estrogen juga dibuat didalam ovarium. Akan tetapi,
sejumlah kecil estrogen juga dibuat dibagian dibagian tubuh lain, termasuk di sel-sel lemak.

F. Komplikasi dari menopause


Banyak wanita melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk
menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi,perubahan kadar hormone (khususnya estrogen)
yang member ciri menopause dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi dikemudian hari.
Komplikasi yang menyertai menopause seperti berikut:
1.Osteoporosis
    Merupakan pengeroposan tulang yang membuat rasa nyeri dan berpotensi mengalami patah
tulang.
2. Masalah urogenital
   Merupakan masalah seksual, ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil
(inkontinensia), dan infeksi dalam saluran kemih selama masa perimonopause, tetapi tidak
seperti gejala menopause lainnya, hal ini mungkin menjadi masalah kesehatan jangka panjang
setelah munculnya menopause, oleh karena itu perlu ditangani dengan baik.
3.  Penyakit Kardiovaskular
   Merupakan permasalahan yang meliputi jantung dan sistem pembuluh darah yang memasok
darah keseluruh tubuh. Di dalamnya termasuk permasalahan seperti vangina, serangan jantung,
dan stroke. Dan kemungkinan bisa juga mengalami peningkatan kadar kolesterol setelah
menopause, dan penumpukan kolesterol LDL (dikenal sebagai kolesterol ‘jahat’) yang dapat
mempersempit dan menyumbat pembuluh arteri sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit
kardiovaskuler.
4. Obesitas
   Memasuki menopause mengubah cara tubuh untuk menyimpan lemak. Sebelum menopause,
wanita biasanya menyimpan kelebihan lemak di sekitar panggul dan paha, yang menyebabkan
bentuk tubuh wanita seperti “buah pear”. Namun demikian, setelah menopause kelebihan lemak
disimpan di sekitar pinggang dan perut, yang menyebabkan bentuk tubuh seperti “buah apel”.
Bentuk tubuh seperti “buah apel” ini diikuti dengan peningkatan resiko terkena penyakit jantung,
diabetes tipe 2, dan kanker tertentu (misalnya kanker payudara).
5. Demensia
   Hubungan antara menopause dengan masalah memori tidak sepenuhnya jelas, tetapi
tampaknya hormon-hormon wanita memainkan beberapa peran dalam fungsi otak yang normal.
Meskipun demensia secara normal tidak mempengaruhi wanita sampai mereka berada pada masa
pascamenopause, munculnya menopause bisa jadi memiliki peran dalam kemunduran memori.

G. Pengobatan pada Menopouse


Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala menopause dan
mengurangi resiko masalah kesehatan dimasa depan adalah terapi sulih hormon (hormone
replacement therapy, HRT). Akan tetapi, seperti yang mungkin pernah didengar, ada beberapa
resiko yang menyertai pengobatan HRT ini, khususnya jika digunakan untuk jangka waktu yang
lama.
Efek-efek yang berpotensi terjadi dalam pengobatan jangka panjang dengan HRT adalah:
1. Peningkatan resiko tersamar
a. Kanker payudara
b. Masalah penyumbatan
c. Pembuluh darah (misalnya stroke)
d. Penyakit jantung koroner
2. Penurunan resiko tersamar
a. Kanker kolorektal (usus besar)
b. Osteoporosis dan patah tulang

Beberapa pilihan pengobatan untuk menopause adalah:


1.  Perubahan gaya hidup
a.Pola makan yang sehat dan seimbang
b.Olahraga (misalnya latihan ketahanan tubuh seperti jalan kaki atau jogging, olahraga dengan
menggunakan beban).
c.Menghindari hal-hal yang dapt memicu timbulnya gejala.

2. Pengobatan berbasis hormon


a. HRT (terapi estrogen tunggal, yang dikombinasikan secara sekuensial atau berkelanjutan.
b.Tibolone (livial)
c. Fitoestrogen (zat kimia alami yang diperoleh dari makanan herbal.
d. Testosteron.

3.  Obat-obatan untuk mengurangi hot flushes (rasa panas) dan keringat


a. Clonidine (Dixarit, Catapres)
b. Selective serotonin receptor inhibitor (SSRI)

4. Terapi komplementer
a. Obat-obatan herbal
b. Homeopati
c. Refleksiologi
d.  Hipnosis
e. Akupuntur
f. Aromaterapi
g. Yoga

5. Pengobatan untuk monorrhagia (mentruasi teratur tetapi sangat bnnyak, yang dialami oleh
banyak wanita pada masa menjelang menopause)
a. Obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
b. Tranexamic acid (Cyklokapron)
c. Etamsylate (Diccynene, Dicynone)
d. Terapi progestogen-tunggal (Mirena)
e. Pembedahan (Misalnya histerektomi)
6. Pengobatan untuk gejala psikologis
a. Psikoterapi, konseling
b. Obat-obatan antidepresan
7.  Pengobatan untuk gejala urogenital (gejala fisik yang mempengaruhi sistem saluran kemih
dan organ genital).
a. Pelicin/pelembab vagina (KY Jelly atau Replens)
b. Obat-obatan untuk mengatasi ketidakmampuan untuk mengendalikan (inkontiinensia)
c. Antibiotika untuk infeksi kandung kemih.

H. Pola Makan Sehat Menuju Menopouse


  Monopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah
berbagai keluhan yang mungkin terjadi dimasa menopause yang disebabkan oleh kekurangan
hormone estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu
jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormone estrogen pada tubuh. Hal ini
merupakan alternative alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak
terkandung pada sejumlah bahan pangan.

         Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak
begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel dikalori dapat lebih
mudah selama fase kehidupan ini dan factor resiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak
mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak tidak mengkonsumsi minuman berakohol juga
minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskuler yang sehat dan membantu
untuk mengurangi resiko kondisi seperti kanker dan diabetes.

         Mengganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan the hijau tanpa
kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet.
Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang menggandung kafein
atau apapun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi.

         Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur
kimianya mirip dengan hormone estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja
estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen
adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir
semua jenis sereal sayuran, papaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium.
         Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain
tahu sutera. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut,
seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewanI,
Dan susu kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel
diolah menjadi dessert yang menggugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang,
dan agar-agar rumput laut.

I. Berolahraga Teratur Menjelang Menopouse


Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar
lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga membantu mengandalikan
berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut:
a.       Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
b.      Menjaga kepadatan tulang.
c.       Menjaga masa otot.
d.      Membakar kalori lemak
e.       Mengurangi stress
f.       Mengurangi gejala menopause misalnya meriang
g.       Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia.

BAB III
PENUTUP

             KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas yaitu bahwa menopause adalah
berhentinya masa manstruasi pada wanita yang rata-rata umurnya mencapai 50 tahun dengan
rentang antara 48 dan 52 tahun. Dan menopause mempunyai 2 jenis yaitu menopause alamiah
dan menopause dini.  Dan menopause terdiri dari 3 tahap yaitu, pramenopause, menopause, dan
pascamenopause.

Penyebab dari menopause meliputi adanya degenerasi atau penuaan secara alamiah pada
organ reproduksi wanita. Dan adapun gejala-gejala menopause terdiri dari gejala-gejala fisik,
psikologis, dan seksual. Dan menopause pun bisa terjadi komplikasi pada osteoporosis, masalah
urogenital, penyakit kardiovaskuler, obesitas, dan demensia.

Pengobatan menopause mempunyai banyak pilihan meliputi perubahan gaya hidup.


Pengobatan berbasis hormone, obat-obatan untuk mengurangi hot flushes (rasa panas) dan
keringat, terapi komplementer, pengobatan untuk monorrhagia, pengobatan untuk gejala
psikologis, dan pengobatan untuk gejala urogenital.

SARAN

  Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal ini
bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita
yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai wanita yang matang
dalam berfikir

Berikut beberapa tips supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu:
a. Tidak merokok
b. Tida minum alcohol
c. Sering berolahraga secara teratur
d. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai sebagai             
sumber fitoestrogen.
e.  Cukup terkena cahaya matahari
 DAFTAR PUSTAKA

www.thesimpleguides.com
Owen, E. 2005. Panduan Kesehatan bagi wanita. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.
Baziad, A. 2003. Monopause dan Andropause. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
Jakarta

Komunikasi dan Konseling antara Bidan dan Pasien (Menopause)


Pada suatu hari pagi yang cerah, datanglah seorah pasien ke BPS ke bidan, untuk memeriksakan
kandunganya.
Pasien : “Assalaamualaikum Bu Bidan.”
Bidan  : “Waalaikumsalam, iya Bu silahkan masuk dan silahkan duduk.”
Pasien : “Iya terimakasih Bu.”
Bidan  : “Maaf sebelumnya nama ibu siapa dan ada yang bisa saya bantu ?”
Pasien : “Iya nama saya Sintia umur saya 35 tahun, begini Bu saya sudah 10 bulan
tidak    menstruasi."
Bidan  : “apakah Ibu merasakan gejala-gejala susah tidur atau sering marah-marah ?”
Pasien : “Iya Bu saya merasa gelisah saat tidur, dirumah pun marah-marah terus dan kenapa
payudara saya mengecil. Sebenarnya penyakit apa yang saya alami ?”
Bidan  : “Begini Bu , dari gejala-gejala yang ibu alami tersebut menunjukkan tanda
menopause.”Pasien : “Menopause itu apa Bu ?”
Bidan  : “Menopause adalah berhentinya menstruasi dan kesuburan secara permanen yang biasa
terjadi pada tingkat lanjut usia perempuan.”
Pasien : “Apakah itu berbahaya Bu Bidan ?”
Bidan  : “Tidak Bu, ini sering terjadi pada wanita diatas umur 35 tahun, 40 tahun. Jadi ibu tidak
perlu khawatir.”
Pasien : “Kalau begitu saya harus bagaimana Bu Bidan ?”
Bidan  : “Ibu harus rajin olahraga , manfaat olahraga ini agar dapat menjaga berat badan ibu tetap
stabil, mengurangi rasiko kanker payudara dan memperkuat tulang Ibu.”
Pasien : “Kalau begitu waktu yang efektif untuk olahraga tersebut bagaimana ya Bu Bidan ?”
Bidan  : “Dianjurkan 60 menit Ibu lakukan aerobik yang kuat minimal 2x dalam seminggu ya.”
Pasien : “Iya Bu Bidan, terimakasih atas penjelasannya. Saya sudah merasa jelas, saya pamit ya Bu
Bidan.”

Bidan  : “Iya Bu Sintia datang kembali jika ada keluhan lagi.”

Pasien : “Iya Bu Bidan permisi ya. Assalaamualaikum.”

Bidan  : “Waalaikumsalam wr wb.”

Anda mungkin juga menyukai