Anda di halaman 1dari 9

a.

Menopause
1. Definisi menopause

Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata ‘men’ yang Artinya bulan dan kata
‘peuseis’ yang artinya penghentian sementara. Secara Linguistik kata yang lebih tepat adalah
menocease yang berarti masa berhentinya Haid. Menopause merupakan tahap dalam kehidupan
wanita ketika menstruasi berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti.
Wanita dikatakan telah menopause jika sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan sejak
menstruasi terakhir yang disebabkan oleh penurunan fungsi ovarium (Suryoprajogo, 2019).

Untuk lebih memastikan akan dilakukan pemeriksaan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
hormon estrogen. Seorang wanita dikatakan mengalami menopause apabila kadar FSH meningkat,
sedangkan kadar estrogennya rendah. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating
Hormone (TSH) dan Hormon tiroid. Pemeriksaan ini untuk memastikan penderita tidak mengalami
Hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid yang bisa menimbulkan gejala serupa dengan
menopause (Jalilah & Prapitasari, 2020).

Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami yang biasanya terjadi saat wanita
memasuki usia 45–55 tahun. Seorang wanita bisa dikatakan sudah menopause bila tidak lagi
mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.

Menopause tidak hanya ditandai dengan berhentinya menstruasi. Wanita yang telah menopause
juga mengalami banyak perubahan, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, hingga hasrat
seksual. Selain itu, wanita yang sudah menopause juga tidak bisa hamil lagi.

Perubahan tubuh ketika menopause bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba. Periode terjadinya
perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause. Periode ini bisa berlangsung beberapa tahun
sebelum menopause dan umumnya dimulai saat usia 40 tahun, tetapi bisa juga terjadi lebih awal.

Gambar 1.1

Menopause

(Sumber : https://images.app.goo.gl/HNuD4QJ2EAnS2qiU8 27.10.2022 )

b. Penyebab Menopause
Menurut Baziad (2003) dalam Lubis (2016), oogenesis pada wanita akan Berakhir pada saat fetus
berusia 5 bulan dan yang tinggal hanya tujuh juta oosit. Mulai usia lima bulan sampai saat lahir
terjadi pengurangan jumlah primordial Folikel hingga menyisakan 500.000 sampai 1.000.000 dan
dalam perjalanan waktu akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia pada
setiap wanita berbeda - beda. Sebagian wanita pada usia 35 tahun memiliki sebanyak 100.000
folikel, sedangkan wanita lainnya pada usia yang sama hanya memiliki 10.000 folikel. Berkurangnya
jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri yang mana seperti sel tubuh yang lain oosit yang
terkandung dalam folikel primordial juga dipengaruhi oleh stress biologik, kerusakan DNA yang
permanen, dan bertumpuknya bahan kimia akibat proses metabolisme tubuh

Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua. Seiring usia
bertambah, indung telur akan makin sedikit memproduksi hormon kewanitaan. Akibatnya, indung
telur tidak lagi melepaskan sel telur dan menstruasi akan berhenti.

Namun, dalam beberapa kasus, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40
tahun. Menopause dini dapat terjadi akibat:

 Primary ovarian insufficiency

Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung
telur berhenti berfungsi. Primary ovarian insufficiency merupakan kejadian langka yang
hanya terjadi pada 1% populasi wanita di dunia.

 Operasi pengangkatan rahim (histerektomi)


Setelah histerektomi, seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami menopause,
tetapi cenderung mengalami menopause lebih awal. Namun, menopause dapat langsung
terjadi setelah histerektomi apabila indung telur ikut diangkat.

 Pengobatan kanker

Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak indung telur
sehingga memicu menopause dini. Namun, risiko terjadinya menopause dini tergantung
pada obat kemoterapi yang digunakan, lokasi radioterapi, dan usia penderita saat
pengobatan dilakukan.

c. Tahapan menopause

Empat tahapan menopause yang terdapat dalam Riyadina (2019) adalah Sebagai berikut.

a. Pramenopause
Pramenopause adalah masa selama 4 – 5 tahun sebelum terjadi menopause. Singkatnya,
pramenopause adalah seluruh periode masa subur sebelum menopause yaitu periode dari
menarche sampai menopause. Pada fase ini menstruasi mulai tidak teratur, namun belum
muncul tanda klasik gejala menopause, seperti hot flashes atau semburan panas, kekeringan
vagina, dan lain sebagainya. Pramenopause biasanya dialami wanita pada usia 40-an. Wanita
pada fase ini masih subur yang artinya masih bisa hamil.
b. Perimenopause

Perimenopause disebut juga fase peralihan. Perimenopause terjadi sekitar hamil tahun
sebelum menopause sampai sekitar dua tahun setelahnya. Pada fase ini terdapat gejala khas
yakni penurunan fungsi ovarium yang ditandai dengan defisiensi progesterom dan estrogen
sehingga tanda klasik gejala menopause mulai muncul. Perimenopause dialami oleh wanita
pada usia 50-an.

c. Menopause
Menopause adalah keadaan di mana wanita sudah tidak lagi haid yang dihitung dari 12 bulan
sejak haid terakhir. Pada awal menopause terkadang kadar estrogen rendah, namun bisa
sebaliknya pada wanita gemuk. Pada fase ini sudah muncul tanda klasik gejala masa
menopause. Penting untuk mencatat tanggal terakhir menstruasi karena jika terjadi
perdarahan vagina dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal tersebut, dianggap tidak
normal. Oleh karena itu, harus memeriksakan diri ke dokter.

d. Pascamenopause
Pascamenopause adalah fase setelah menopause sampai senium. Fase ini merupakan masa
lima tahun setelah menopause. Di fase ini tanda klasik gejala menopause sudah mulai
menghilang akibat keseimbangan hormon yang telah dicapai tubuh.

D. Patofisiologi menopause

Menopause terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang diikuti dengan penurunan produksi
hormon reproduksi, ini terjadi secara alamiah. Seorang wanita memiliki folikel atau indung telur dari
sejak lahir, folikel–folikel matang ini bekerja untuk menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia
pubertas yang ditandai dengan proses menstruasi. Granulose secara otomatis menghasilkan
estrogen yang merupakan salah satu hormon reproduksi wanita. Estrogen tadi akan memaksa folikel
untuk mengeluarkan sel telur, keluarnya sel telur dari korpus luteum ini akan meningkatkan produksi
estrogen dan progesteron. Progesteron sendiri menyiapkan tempat pembuahan dengan menebalkan
dinding endometrium. Jika setiap bulan sel telur tidak terjadi pembuahan, maka membuat dinding
endometrium yang menebal tadi luruh. Luruhnya dinding endometrium dibuktikan dengan
keluarnya darah melalui lubang vagina dan inilah yang disebut menstruasi. Ketika ovarium tidak lagi
produktif, folikel yang dihasilkan berkurang maka rangsangan produksi hormon estrogen dan
progesteron berangsur– angsur menurun. Kondisi ini yang semakin lama mencapai titik pada masa
klimakterium dengan keadaan menopause (Reid, 2014).

E. Usia menopause

a. Menopause dini

Menurut Sastrawinata (2008) dalam Lubis (2016), menopause dini merupakan menopause yang
terjadi sebelum usia 40 tahun. Diagnosis ini dibuat apabila haid berhenti sebelum waktunya disertai
dengan hot flashes serta meningkatknya kadar Hormon gonadotropin. Faktor yang menyebabkan
menopause dini adalah keturunan, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun, dan penyakit
yang merusak jaringan kedua ovarium.

b. Menopause normal

Suparni & Astutik (2016), mengatakan menopause biasanya dialami oleh Wanita pada rentang usia
45 – 55 tahun. Perubahan hormonal selama masa menopause menimbulkan munculnya perubahan
fisik dan psikologis yang berakibat pada sensitivitas sehingga wanita menopause menjadi lebih
mudah tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, dan mengalami keluhan lainnya.

c. Menopause terlambat

Sastrawinata (2008) dalam Lubis (2016), menjelaskan batas terjadinya Menopause adalah umur 55
tahun. Apabila wanita masih mengalami menstruasi di atas umur tersebut, maka diperlukan
penyelidikan lebih lanjut. Adapun sebab – sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause
terlambat adalah

F. Tanda dan Gejala Menopause


Gejala menopause dimulai ketika wanita memasuki masa perimenopause, yaitu beberapa bulan atau
beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat keparahan gejala yang timbul bisa
berbeda-beda pada tiap wanita.

Gejala atau tanda-tanda menopause dapat berupa:


A. Perubahan siklus menstruasi

Wanita pada masa perimenopause akan mulai mengalami perubahan siklus menstruasi, seperti:

Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya
(oligomenorea). Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak

B. Perubahan penampilan fisik

Perubahan penampilan fisik yang umum dialami wanita perimenopause adalah:

 Rambut rontok
 Kulit kering
 Payudara kendur
 Sendi terasa nyeri dan kaku
 Massa otot dan tulang berkurang
 Berat badan bertambah

C. Perubahan psikologis

Perubahan psikologis yang terjadi pada wanita perimenopause dapat berupa:

 Suasana hati berubah-ubah atau moody


 Sulit berkonsentrasi
 Mudah lelah
 Sulit tidur
 Depresi

D. Perubahan seksual

Wanita perimenopause juga dapat mengalami perubahan seksual, seperti:

 Vagina menjadi kering


 Penurunan libido (gairah seksual)

Selain perubahan-perubahan tersebut, gejala lain yang dapat ditemukan pada wanita
perimenopause adalah:

 Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat (hot flashes)


 Berkeringat di malam hari
 Migrain
 Sakit kepala
 Nyeri sendi
 Jantung berdebar

G. Diagnosis Menopause

Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila telah berhenti menstruasi selama 12 bulan
berturut-turut. Menopause juga didahului dengan munculnya berbagai perubahan pada masa
perimenopause.

Dokter dapat menentukan diagnosis menopause berdasarkan usia, riwayat klinis, dan gejala yang
dialami pasien. Namun, untuk lebih memastikan diagnosis, atau bila dicurigai ada penyebab lain dari
menopause, dokter akan melakukan tes darah guna memeriksa kadar hormon-hormon dalam tubuh,
seperti:

 Estradiol
Hormon ini bisa menunjukkan berapa banyak kadar estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
saat dilakukan uji menopause. Sedikitnya jumlah estrogen dalam darah adalah pertanda dari
menopause.
 Follicle-stimulating hormone (FSH)
Kadar FSH yang meningkat dalam darah adalah sebuah pertanda dari menopause.
 Thyroid-stimulating hormone (TSH)
Pemeriksaan kadar hormon TSH bertujuan untuk memastikan bahwa pasien tidak
mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala
serupa dengan menopause.

H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Masa Menopause

A. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak secara langsung berhubungan dengan kesehatan. Tetapi tingkat pendidikan
secara signifikan mempengaruhi tingkat pengetahuan wanita mengenai menopause, sehingga
mempengaruhi pula pengetahuan wanita mengenai menopause, sehingga mempengaruhi pula
respon wanita (Lewina S, 1996). Wanita yang berpendidikan tinggi lebih mudah menerima informasi
tentang masalah kesehatan, dimana pengetahuan yang lebih tentang menopause akan membantu
wanita dalam memahani dan mempersiapkan dirinya menjalani masa menopause serta akan
membantu wanita dalam melakukan pencegahan terhadap keluhan-keluhan yang muncul (Kasdu,
2002).

B. Tingkat Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi memengaruhi faktor fisik, kesehatan, dan lingkungan. Apabila faktor-faktor
diatas cukup baik akan mengurangi beban fisiologis dan psikologis seorang wanita. Keadan ekonomi
uga berkontrubusi secara tidak langsung terhadap kesakitan wanita pada masa-masa menopause
(Lewina S, 1996).

c. Gaya Hidup

1. Merokok

Nikotin dalam rokok dapat memengaruhi metabolisme estrogen, sebagai hormon yang salah satu
tugasnya mengatur siklus haid, kadar estrogen harus cukup dalam tubuh. Gangguan pada
metabolisme akan menyebabkan haid tidak teratur dan lebih cepat memasuki masa menopause
(Noerpramana, 2002).

I. Komplikasi Menopause

Menopause ditandai dengan penurunan kadar hormon, seperti hormon estrogen. Kondisi tersebut
dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu:

 Osteoporosis
 Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)
 Inkontinensia urine atau urine keluar tidak terkontrol
 Gangguan fungsi seksual, seperti vagina kering atau kehilangan elastisitas vagina
 Perubahan suasana hati, misalnya mudah murung atau mudah tersinggung
 Gangguan tidur akibat hot flashes, yaitu panas dan gerah secara tiba-tiba di leher dan dada
yang membuat penderitanya mudah berkeringat dan merasa tidak nyaman
 Kenaikan berat badan, yang dimulai saat masa perimenopause hingga masa menopause

J. Pencegahan Menopause

Menopause adalah proses alami pada tubuh wanita yang tidak membutuhkan penanganan khusus.
Namun, ada upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah gejala menopause agar tidak bertambah
parah, yaitu:

 Menghindari makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol


 Menciptakan lingkungan rumah yang sejuk dan nyaman
 Mengenakan pakaian berbahan katun agar tubuh terasa sejuk
 Menerapkan teknik relaksasi, antara lain dengan meditasi, pengaturan napas, yoga, serta
taichi
 Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air
Selain itu, untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat menopause, wanita disarankan untuk
menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:

 Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap hari


 Beristirahat yang cukup
 Tidak merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol
 Menerapkan pola makan yang sehat dan memperbanyak asupan serat dari buah dan
sayuran
 Membatasi asupan lemak, gula, dan minyak
 Berkonsultasi ke dokter mengenai perlunya mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D

Anda mungkin juga menyukai