Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MAKUL KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI MENOPAUSE”

Dosen pembimbing:

Ns. Diena Juliana M,Kep

Disusun oleh kelompok; 5

Fitra erdiansyah : 841214003

Putri nadia: 841214014

Sandi : 841211005

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM PONTIANAK

TAHUN 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
(Suastrawan et al., 2021)
Menopause adalah kondisi berhentinya menstruasi secara permanen akibat hila
ngnya aktivitas ovarium. Pada wanita yang masa kesuburannya menurun akan sering t
erjadi menopause, Menurut Yuli & Suparni (2016) dalam jurnal Astikasari et al 2019,
data statistik menopause dini dari Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012,
menunjukkan bahwa wanita berusia 30-34 tahun mengalami menopause dini sebanya
k 11,4%, dan wanita yang berusia 35- 39 sebanyak 13,6%.Menopause dapat diketahui
dari tanda fisik dapat berupa hot flash, keringat malam, vagina dan saluran uretra men
jadi kering dan kurang elastis, perubahan fisik berupa peningkatan berat badan, perub
ahan pada indera peraba, adanya gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pele
baran pembuluh darah, pusing dan sakit kepala, gangguan saraf, perubahan payudara
berupa penurunan ukuran dan bentuk payudara. Hal ini terkait dengan penurunan kada
r estrogen
Menopause terjadi secara alami setelah usia 45 tahun. Saat menopause,
seorang wanita akan mengalami berbagai macam perubahan dalam dirinya perubahan
perubahan yang muncul, baik dari segi fisik maupun psikologis seperi keccemasan
dapa menganggu kehidupan sehari hari seorang wanita sehingga hal tersebut dapat
menimbulkan kecemasan bagi wanita dalam menghadapi menopause.
Peran dalam mengatasi kecemasan dalam pasien yang mengalami menopause
salah satu cara untuk menurunkan kecemasan adalah menggunakan teknik distrasi”
terapi music klasik “

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat/ pembaca tentang kondi
si seseorang yang mengalami menopause
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang tanda / kondisi seseorang menga
lami menopause
b. Mahasiawa/i mampu menjelaskan penyebab dari menopause
c. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tahapan-tahapan menopause
d. Mahasiswa/i mampu menjelaskan keluhan fisik dan spikologis masa
menopause
e. Mahasiswa/i mampu menjelaskan factor yang berhungan dengan keluhan
menopause
f. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada
menopause

C. Metode
Dalam penulisan makalah ini kelompok menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah yang ada dengan menggunakan study kasus jurnal dan artikel ilmi
ah yang bersumber internet
D. Ruang lingkup
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan ya
ng meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu Batasan masalah, Adap
un ruang lingkup pemasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini yaitu h
anya pada lingkup seputar menopause ruang lingkup yang dibahas dalam makalah ini
mengenai untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar menopause

E. Sistematika penulisan
Dalam makalah ini dipergunakan sistematikan penulisan sebagai berikut
Bab I pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang , tujuan umum dan tujuan khusus , ruang lingkup,
metode penulisan serta sistematika penulisan yang digunakan
Bab II pembahasan
Bab ini berisi tentang konsep dasar menopause
Bab III Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari aplikasi system pakar yang te
lah dibuat serta pengembangan yang lebih lanjut
Halaman terakhir daftar pusaka
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian menopause
Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata ‘men’ yang artin
ya bulan dan kata ‘peuseis’ yang artinya penghentian sementara. Secara linguistik kat
a yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya haid. Menopause
merupakan tahap dalam kehidupan wanita ketika menstruasi berhenti, dengan demikia
n tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti. Wanita dikatakan telah menopause jik
a sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan sejak menstruasi terakhir yang d
isebabkan oleh penurunan fungsi ovarium (Suryoprajogo, 2019),(RONALDO, 2022)
Untuk lebih memastikan akan dilakukan pemeriksaan Follicle Stimulating Hor
mone (FSH) dan hormon estrogen. Seorang wanita dikatakan mengalami menopause
apabila kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogennya rendah. Selain itu dilaku
kan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating Hormone (TSH) dan hormon tiroid. Pemeri
ksaan ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan
hormon tiroid yang bisa menimbulkan gejala serupa dengan menopause (Jalilah & Pra
pitasari, 2020)(RONALDO, 2022)

B. Penyebab menopause
Dalam penelitian (RONALDO, 2022) Menurut Baziad (2003) dalam Lubis (20
16), oogenesis pada wanita akan berakhir pada saat fetus berusia 5 bulan dan yang tin
ggal hanya tujuh juta oosit. Mulai usia lima bulan sampai saat lahir terjadi penguranga
n jumlah primordial folikel hingga menyisakan 500.000 sampai 1.000.000 dan dalam
perjalanan waktu 9 akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersed
ia pada setiap wanita berbeda - beda. Sebagian wanita pada usia 35 tahun memiliki se
banyak 100.000 folikel, sedangkan wanita lainnya pada usia yang sama hanya memili
ki 10.000 folikel. Berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri yan
g mana seperti sel tubuh yang lain oosit yang terkandung dalam folikel primordial jug
a dipengaruhi oleh stress biologik, kerusakan DNA yang permanen, dan bertumpukny
a bahan kimia akibat proses metabolisme tubuh
Husniawati (2010) dalam Suparni & Astutik (2016), menjelaskan bahwa pada
tiap siklus haid, 20 – 30 folikel primordial dalam proses perkembangan dan sebagian
besar diantaranya mengalami atresia atau kerusakan. Selama masa reproduksi kurang
lebih 400 oosit mengalami proses pematangan dan sebagian lagi hilang spontan akibat
usia yang bertambah. Pada waktu menopause tinggal beberapa ribu buah. Produksi est
rogen pun berkurang. Folikel yang tersisa lebih resistan terhadap rangsangan gonadotr
opin. Sehingga siklus ovarium yang terdiri dari pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pem
bentukan korpus luteum lama - kelamaan berhenti. Hilangnya folikel secara terus men
erus setelah kelahiran, hanya menyisakan kurang lebih beberapa ratus folikel pada saa
t menopause yang menimbulkan gejala amenore dan ketidakteraturan haid

C. Tahap tahapan menopause


Empat tahapan menopause yang terdapat dalam Riyadina (2019) dalam
penelitian (RONALDO, 2022) adalah sebagai berikut:
1. Pramenopause
Pramenopause adalah masa selama 4 – 5 tahun sebelum terjadi menopa
use. Singkatnya, pramenopause adalah seluruh periode masa subur sebelum m
enopause yaitu periode dari menarche sampai menopause. Pada fase ini menstr
uasi mulai tidak teratur, namun belum muncul tanda klasik gejala menopause,
seperti hot flashes atau semburan panas, kekeringan vagina, dan lain sebagainy
a. Pramenopause biasanya dialami wanita pada usia 40-an. Wanita pada fase i
ni masih subur yang artinya masih bisa hamil.
2. Perimenopause
Perimenopause disebut juga fase peralihan. Perimenopause terjadi sekit
ar dua tahun sebelum menopause sampai sekitar dua tahun setelahnya. Pada fa
se ini terdapat gejala khas yakni penurunan fungsi ovarium yang ditandai deng
an defisiensi progesterom dan estrogen sehingga tanda klasik gejala menopaus
e mulai muncul. Perimenopause dialami oleh wanita pada usia 50-an
3. Menopause
Menopause adalah keadaan di mana wanita sudah tidak lagi haid yang
dihitung dari 12 bulan sejak haid terakhir. Pada awal menopause terkadang ka
dar estrogen rendah, namun bisa sebaliknya pada wanita gemuk. Pada fase ini
sudah muncul tanda klasik gejala masa menopause. Penting untuk mencatat ta
nggal terakhir menstruasi karena jika terjadi perdarahan vagina dalam jangka
waktu satu tahun sejak tanggal tersebut, dianggap tidak normal. Oleh karena it
u, harus memeriksakan diri ke dokter
4. Pascamenopause
Pascamenopause adalah fase setelah menopause sampai senium. Fase i
ni merupakan masa lima tahun setelah menopause. Di fase ini tanda klasik gej
ala menopause sudah mulai menghilang akibat keseimbangan hormon yang tel
ah dicapai tubuh

D. Faktor yang berhubungan dengan keluhan masa menopause


(Kusworo & Purwati, 2011).
1. Usia menopause
Usia menopause adalah usia di saat wanita mengalami menopause. Usi
a menopause terdiri dari menopause dini, menopause normal, dan menopause t
erlambat. Suparni & Astutik (2016), mengatakan menopause normal merupaka
n menopause yang biasanya dialami oleh wanita pada rentang usia 45 – 55 tah
un. Usia menopause mempengaruhi kesiapan wanita dalam menghadapi meno
pause. Wanita dengan usia menopause normal tentu lebih dewasa pemikiranny
a dan lebih siap dalam menghadapi menopause.

Penelitian oleh (Juliana et al., 2021), bahwa bahwa sebagian besar


responden mengalami menopause menopause normal (40-55 tahun)
sebanyak 87 responden (90,6%), tingkat pendidikan responden sebagian
besar berpendidikan tinggi sebanyak 73 responden (76,0%), tingkat
pengetahuan responden sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 67
responden (69,8%), sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak
60 responden (62,5%), dan sebagian besar responden tidak memiliki
riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal sebanyak 50 responden (52,1).

Penelitian oleh (Juliana et al., 2021) bahwa keluhan menopause lebih b


erat dialami oleh wanita dengan usia menopause tidak normal (44,4%) dibandi
ngkan wanita dengan usia menopause normal (12,6%). Penelitian yang dilaku
kan Avis et al. (2001) menyatakan usia menopause memiliki hubungan yang si
gnifikan dengan keluhan psikomatik pada masa menopause. Keluhan psikolog
is seperti kecemasan, bingung, cepat sedih, dan depresi lebih sering dialami ol
eh wanita yang mengalami menopause dini (Syalfina, 2017).

2. Lama menopause
Lama menopause dihitung sejak usia saat mengalami menopause samp
ai ketika penelitian ini dilakukan. Lama menopause mempengaruhi adaptasi fi
sik dan psikologis wanita terhadap perubahan pada masa menopause. Semakin
lama mengalami menopause maka tubuh telah beradaptasi dengan baik terhad
ap penurunan kadar estrogen yang menimbulkan perubahan pada fisik serta psi
kologis yang memunculkan berbagai keluhan masa menopause (Syalfina, 201
7)

3. Pekerjaan
Pekerjaan menggambarkan bagaimana seorang wanita menopause berk
ecimpung dalam sosialnya dan untuk memprediksi adanya kecenderungan stre
ss yang dialami. Wanita menopause yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
tangga tentunya kesibukan dirinya adalah pekerjaan rumah tangga yang cender
ung lebih berisiko mengalami kejenuhan. Sedangkan wanita menopause yang
selain menjadi ibu rumah tangga tetapi juga bekerja, mereka lebih bisa mencar
i solusi untuk menghilangkan kejenuhan dengan bercanda dengan teman kerja
nya. Namun, secara waktu lebih sempit dan cenderung berisiko mengalami str
es akibat pekerjaan (Indarwati & Maryatun, 2019).

E. Usia usia pada menopause


Menurut Lubis (2019),(RONALDO, 2022) usia menopause dibagi menjadi :
1. Menopause dini
Menurut Sastrawinata (2008) dalam Lubis (2016), menopause dini mer
upakan menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Diagnosis ini dibuat ap
abila haid berhenti sebelum waktunya disertai dengan hot flashes serta mening
katknya kadar hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala ini tidak ada, maka
perlu dilakukan penyelidikan terhadap sebab lain dari terganggunya fungsi ova
rium.
Faktor yang menyebabkan menopause dini adalah keturunan, ganggua
n gizi yang cukup berat, penyakit menahun, dan penyakit yang merusak jaring
an kedua ovarium. Menopause dini tidak membutuhkan terapi, namun diperlu
kan pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan. Faktor lain yang
bisa menyebabkan seorang wanita mengalami menopause dini adalah merokok
2. Menopause normal
Suparni & Astutik (2016), mengatakan menopause biasanya dialami ol
eh wanita pada rentang usia 45 – 55 tahun. Perubahan hormonal selama masa
menopause menimbulkan munculnya perubahan fisik dan psikologis yang bera
kibat pada sensitivitas sehingga wanita menopause menjadi lebih mudah tersin
ggung, mudah marah, kurang percaya diri, dan mengalami keluhan lainnya.

3. Menopause terlambat
Sastrawinata (2008) dalam Lubis (2016), menjelaskan batas terjadinya
menopause adalah umur 55 tahun. Apabila wanita masih mengalami menstrua
si di atas umur tersebut, maka diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Adapun se
bab – sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat adalah kon
stitusional, fibromioma uteri, dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen
(Lubis, 2016)

E. . Keluhan fisk dan psikologis masa menopause


1. Keluhan fisik
Menurut Kasdu (2004) dalam Nurlina (2021), dalam penelitian
(RONALDO, 2022), keluhan fisik pada masa menopause adalah sebagai berik
ut.
a. Hot flashes (semburan panas)
Hot flashes merupakan suatu kondisi ketika tubuh mengalami r
asa panas yang menyebar dari wajah hingga ke seluruh tubuh. Hot flas
hes dapat berlangsung selama satu sampai dua tahun setelah menopaus
e atau dalam beberapa kasus dapat berlanjut sampai 10 tahun atau lebih
(Riyadina, 2019). Siregar (2014) dalam Zolekhah & Sholihah (2018),
mengatakan hot flases berkaitan dengan vasodilatasi dan peningkatan s
uhu tubuh yang menghasilkan keringat serta peningkatan konduktansi
kulit akibat penurunan kadar hormon estrogen. Kondisi ini tidak berba
haya namun menimbulkan rasa tidak nyaman
Hot flashes yang terjadi selama tidur disebut night sweat atau k
eringat malam Kemunculan Hot flashes berhubungan erat dengan cuac
a panas dan lembab, ruang sempit, kafein, alkohol, makanan pedas, pa
kaian yang telalu ketat atau tidak menyerap keringat sehingga hal terse
but perlu dihindari agar tidak memperparah hot flashes. Keluhan hot fl
ashes akan berkurang seiring dengan tubuh yang menyesuaikan dengan
kadar estrogen yang rendah (Hekhmawati, 2016)
b. Vagina kering
Penelitian oleh David (2014) dalam Hekhmawati (2016), meng
atakan penurunan hormon estrogen pada masa menopause mengakibat
kan perubahan 13 pada vagina. Vagina akan menjadi atrofi, kering, gat
al, dan panas sehingga nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seks.
Untuk mengatasi hal ini, wanita menopause dapat menggunakan pelum
as vagina atau krim sebagai pengganti hormon estrogen dengan mengu
sapkannya pada vagina atau melakukan foreplay lebih lama
c. Uretra mengering,
menipis, kurang elastis Uretra adalah saluran yang menyalurka
n air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada masa menopause, ka
dar estrogen menurun hal ini menyebabkan dinding dan lapisan otot po
los uretra mengering, menipis, elastisitasnya berkurang, serta mengala
mi gangguan pada penutupan uretra sehingga terjadi inkontinensia urin
e, perubahan pola aliran urine, serta mudah terjadi infeksi pada saluran
kemih bagian bawah (Widjayanti, 2016)
d. Hilangnya jaringan
penunjang Kadar estrogen yang rendah juga berpengaruh pada
kolagen yang merupakan bagian dari jaringan penunjang. Hilangnya k
olagen menyebabkan kulit kering dan keriput, rambut rontok, gigi mud
ah goyang, gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, dan rasa nyeri pada pe
rsendian
e. Penambahan berat badan
Sebanyak 29% wanita pada masa menopause mengalami kenai
kan berat badan dan 20% diantaranya memperlihatkan kenaikan yang
mencolok. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan gang
guan pertukaran zat dasar metabolisme lemak. Selain itu juga disebabk
an oleh kurangnya aktivitas wanita pada usia menopause
f. Gangguan pada tulang dan persendian
Hormon estrogen sangat berperan dalam mempertahankan kese
imbangan kerja osteoblast (pembentukan tulang) dan osteoklast (penye
rapan tulang). Estrogen akan berikatan dengan reseptor estrogen pada o
steoblast yang secara langsung memodulasi aktivitas osteoblastik dan s
ecara tidak langsung mengatur pembentukan osteoklast yang bertujuan
menghambat resorpsi tulang sehingga apabila kadar estrogen turun ma
ka tidak ada yang menghambat resorpsi tulang yang mengakibatkan ga
ngguan pada proses tulang tersebut yang kemudian menyebabkan peng
eroposan tulang sehingga timbul rasa tidak nyaman pada tulang dan pe
rsendian (Widjayanti, 2016)
g. Penyakit
Perubahan hormonal masa menopase akan menyebabkan wanit
a menopause lebih rentan terserang kanker dan penyakit degeneratif se
perti diabetes serta penyakit jantung. Faktor genetik dan gaya hidup ju
ga berpengaruh. Hipertensi atau demensia tipe alzheimer juga ditemuk
an pada masa menopause yang mana penurunan kadar hormon seks ste
roid menyebabkan perubahan neuroendokrin sistem susunan saraf pusa
t maupum biokimiawi otak. Di kondisi ini, terjadi proses degeneratif se
l neuro di hampir semua bagian otak yang berkaitan dengan fungsi ing
atan yang mana hal ini menyebabkan sulit berkonsentrasi dan hilangny
a fungsi memori jangka pendek
2. Keluhan psikologis
Menurut Kasdu (2004) dalam Nurlina (2021),(RONALDO, 2022),kelu
han psikologia pada masa menopause adalah sebagai berikut.
a. Kecemasan
Penelitian oleh Joyce (2013) dalam Hekhmawati (2016), menga
takan sebanyak 51% wanita menopause mengalami kecemasan yang di
sebabkan oleh perubahan fisik masa menopause yang menimbulkan pe
rasaan tidak berharga yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan o
rang yang dicintai akan berpaling dan meninggalkannya.
b. Kelelahan mental
Kelelahan mental berupa lebih mudah marah atau tersinggung
dan perubahan suasana hati yang begitu cepat. Biasanya hal ini tidak di
sadari oleh wanita dan tidak jarang orang di sekitarnya dibuat bingung.
Maka dari itu diperlukan pendekatan khusus seperti mengobrol ringan
dengan sahabat atau siapa saja yang pernah mengalami hal yang sama
sehingga dapat menjadi dukungan emosi.
c. Kurang tidur (insomnia)
Penelitian oleh Tao (2016) dalam Hekhmawati (2016), menemu
kan sebanyak 42,2% wanita menopause mengalami gangguan tidur. Ins
omnia pada masa menopause biasanya disebabkan oleh hot flashes yan
g menimbulkan rasa panas, wajah memerah, serta keringat di malam ha
ri yang menjadikan tidur terasa tidak nyaman.
d. Daya ingat menurun
Penelitian oleh Chou (2013) dalam Hekhmawati (2016), menga
takan sebagian wanita menopause (48%) mengalami penurunan daya i
ngat sehingga sesuatu yang harus diingat harus di ulang – ulang terlebi
h dahulu. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dalam sist
em saraf pusat yang mana estrogen mempengaruhi fungsi kognitif yan
g artinya berpengaruh terhadap fungsi otak. Selain itu, kemampuan ber
pikir juga mengalami penurunan
e. Depresi
Pada masa menopause wanita dapat mengalami perasaan tertek
an, terpuruk, dan merasa hidupnya tidak berguna lagi. Di masa menopa
use, anak – anaknya sudah tumbuh dewasa dan biasanya sibuk dengan
urusan masing – masing. Di saat inilah wanita benar – benar kehilanga
n perannya. Gejala depresi meliputi lelah terus menerus, murung, sedih,
sulit tidur pulas terutama menjelang dini hari, sulit membuat keputusa
n, dan dorongan untuk menangis.
G. Konsep Dasar Keperawatan pada Menopause
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada lansia dengan menopause (Proverawat
i & Sulistyawati,)
Data subjektif dapat ditemukan dari:
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama: mengetahui masalah kesehatan lansia yang berkaitan d
engan
menopause, hal yang dirasakan selama mengalami menopause\
c. Riawayat kesehatan: Riwayat kesehatan sekarang, dahulu dan riwayat
keluarga
d. Riwayat Obsterti: riwayat haid: makin dini menarche terjadi, makin la
mbat
menarche terjadi. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.
e. Riwayat perkawinan: oaring yang menikah pada umumnya terus mela
njutkanaktivitas seksual sampai masa tuanya. Bagi mereka yang tidak
memiliki pasangan atau bercerai kurang memiliki dorongan seksual ya
ng cukup kuat.
f. Riwayat KB
g. Pola kebutuhan sehari hari, seperti: nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirah
at, pola seksual. Dari pola tersebut dapat mengalami masalah yang mas
ing-masing dialami lansia, mulai dari kurang istirahat, cemas menghad
api menopause, nutrisi tidak terpenuhi dengan baik, eliminasi yang terg
anggu, aktivitas yang menurun.
h. Data Psikososial, spiritual, kultural
Data objektif dapat ditemukan dari:
1. Keadaan umum: untuk mengetahui status kesehatan pasien
2. Tingkat kesadaran dan vital sign
3. Pemeriksaan fisik: dilakuan pemeriksaan secara head to toe
Terutama bagian abdomen dikaji untuk mengetahui bentuk abdo
men, adanya retraksi, benjolan serta ketidaksimetrisan, sedangka
n genetalia bertujuan untuk mengetahui vagina akan terasa kering.
Gatal, mudah luka, sering terjadi keputihan nyeri pada senggama
atau perdarahan pasca senggama.

2. Diagnosis
Diagnosis yang dapat timbul pada wanita yang menopause (PPNI, 2017,)
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi,
krisis maturasional
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur atau fungsi
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kekurangan terpapar informasi

3. Rencana Tindakan

SDKI SLKI SIKI


Standar diagnosa Standar luaran Standar intervensi
keperawatan indonesia keperawatan indonesia keperawatan Indonesia

1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Obersevasi


dengan krisis situasional, 3X 24 jam diharapkan - Identifikasi
kebutuhan tidak terpenuhi, dengan kriteria hasil: penurunan tingka
krisis maturasional - Perilaku energy, ketidak
kebigungan mampuan
menurun berkonsetrasi , atau
- Perilaku tegang gejala lain yang
menurun menganggu
- Verbalisasi kemampuan kognitif
kebingungan Teraupetik
menurun - Ciptakan lingkungan
- Verbalisasi yang tenang dan
khawatir akibat tanpa gangguan
kondisi yng ringan pencahayaan
dihadapi menurun dan suhu ruang
nyaman , jika
memungkinkan
Edukasi
- Jelaskan tujuan ,
manfaat , batasan,
dan jenis relaksasi
yang tersedia( Mis
music, meditasi ,
nafas dalam relaksasi
otot progesif

2. Disfungsi seksual be Setelah dilakukan Oberservasi


rhubungan dengan p tindakan 3X 24 jam - Indetfikasi
erubahan struktur at diharapkan dengan pengetahuan,
au fungsi kriteria hasil: masalah sistem
- Kepuasan rekproduksi ,
hubungan seksual masalah
meningkat seksualitas dan
- Mencari informasi penyakit menular
untuk mencapai seksual
seksual meningkat Teraupetik
- Berikan
kesempatan kepada
pasangan untuk
menceritakan
msalah seksual
Edukasi
- Informasikan
penting nya
modifikasi pada
aktivitas seksual
3. Gangguan rasa nya Setelah dilakukan tindakan Observasi
man berhubungan d 3X 24 jam diharapkan - Identifikasi teknik
engan gejala penyak dengan kriteria hasil relaksasi yang
it - Status kenyamanan pernah efktif
kelohan kenyaman digunakan
menurun Terapeutik
- Gelisah menurun - Gunakan pakaian
- Keluhan sulit tidur longgar
menurun Edukasi
- Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi relaksasi
4. Deficit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan Observasi
berhungan dengan selama 3x24 jam - Identifikasi factor-
kurangnya informasi diharapkan dengan kriteria faktor yang dapat
hasil : meningkatkan
- Ferbalisasi minat menurunkan
dalam belajar motifasi prilaku
meningkat hidup bersih dan
- Kemampuan sehat
menggambarkan Terapeutik
pengalaman - Sediakan materi
sebelumnya yang dan media
sesuai dengan topic pendidikan
meningkat kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
dengan
kesepakatan
- Berikan
kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan prilaku
hidup bersih dan
sehat

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Wanita menopause mengalami depresi karena merasa tertekan dimana kehilan
gan seluruh peran nya sebagai wanita, kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, k
ehilangan daya tarik dan mereka merasa belum siap menerima keadaan yang dialamin
ya, bahkan tidak mengerti dengan perubahan pada dirinya. Gejala depresi pada
menopause meliputi gejala fisik dan psikis. Penanggulangan yang dilakukan adalah
pengobatan, konsling dan terapi hormone.

B. Saran
Agar masyarakat memahami gejala depresi serta terapinya sehungga bisa
meminimalkan akibat yang terjadi, dan diharapkan mereka bisa menjalani masa tua
nya dengan kualitas hidup yang optimal. Selain itu lingkungan sekitarnya terutama
pihak keluarga diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat
penderitaan merasa dikuculkan atau disia-siakan.

DAFTAR PUSAKA

Juliana, D., Anggraini, D., & Amalia, N. (2021). Hubungan antara Karakteristik Wanita deng
an Keluhan pada Masa Menopause di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Perumnas II Ponti
anak. Borneo Nursing Journal (BNJ), 3(1), 33–38.

Kusworo, A., & Purwati, Y. (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menopause T
erhadap Tingkat Kecemasan Ibu Usia 40-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause Di
RT08 Pedukuhan IX Ngestiharjo Kasihan Bantul. STIKES’Aisyiyah Yogyakarta.

RONALDO, R. (2022). PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETA


HUAN TENTANG MENOPAUSE DI DESA RANTAU DODOR KABUPATEN EMPAT L
AWANG TAHUN 2022. STIK Bina Husada Palembang.

Suastrawan, P. G. P., Saputra, I. K., & Yanti, N. (2021). Hubungan Pengetahuan Pertolongan
Pertama dengan Motivasi Menolong Korban Kecelakaan Lalu Lintas pada Masyarakat d
i Jalan Prof. Dr. Ida. Bagus Mantra Bali. COPING: Community of Publishing in Nursing,
9(2), 236–242.

Anda mungkin juga menyukai